Home / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dewi Medis Kesayangan Kaisar: Chapter 11 - Chapter 20

210 Chapters

Bab 11 - Mencari Sekutu

A-Yao meletakkan mangkuk besar berisi air hangat di atas meja di samping ranjang tidur Xie Yinlan. Dia juga mengambil handuk kecil dari dalam lemari. “Selir, bersihkan lukamu. Itu mungkin menyakitkan, tapi jika tidak dibersihkan, lukamu mungkin bisa menyebabkan infeksi,” ucap A-Yao, yang segera mencelupkan handuk ke air hangat. Xie Yinlan justru termenung akan sesuatu. Dua kata yang diucapkan Liu Xingsheng sebelum mereka berpisah di Aula Pertemuan tadi pagi. “Dia memanggilku Yang Mulia?” Yinlan bergumam, membuat A-Yao menghentikan aktivitasnya. “Tabib Liu adalah orang baik, Selir. Ibu Suri saja bahkan sangat memercayainya. Lalu kenapa jika orang baik sepertinya memanggilmu Yang Mulia?” Yinlan mendengus, menatap malas ke arah A-Yao. “A-Yao, apakah kau bukan orang baik?” A-Yao menautkan alisnya bingung, “Maksudmu apa, Selir?” “Dengar, kau yang sangat dekat denganku bahkan hanya memanggilku Selir Xian. Kau bukan orang baik ya, A-Yao? Karena kau tidak memanggilku Yang Mulia.” Yinla
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 12 - Jangan Tidak Tahu Terima Kasih

Suasana ramai menghiasi jalanan Ibu Kota. Berbagai jenis kios terbuka dan pengunjung ramai mencari barang yang ingin dibeli. Di salah satu bangunan tinggi dan mewah di jalanan ramai itu, Xie Qingyan duduk tenang di tepi jendela lantai dua, menyeruput teh sambil menikmati angin sore yang sejuk, mantel bulu rubah miliknya sengaja dilepas, membiarkan kulit putih halusnya diterpa angin musim gugur. Ning'er membuka pintu ruangan eksklusif di Restoran Qiwu itu. Mempersilakan seseorang masuk ke dalam. Tamunya adalah seorang wanita yang memakai pakaian hitam-hitam, seluruh kepalanya tertutup topi dengan kain tipis yang menjuntai ke bawah. Begitu memasuki ruangan, dia melepas topi itu. Wajah cantik dengan bekas luka dalam di pipinya itu terlihat. Dia mungkin tampak lebih cantik jika bekas luka itu dihilangkan. Dialah Xi Feng. Tabib Racun yang dulu terkenal di dunia persilatan. Kini mengambil pekerjaan di Istana, entah karena apa alasannya Jing Xuan merekrut tabib persilatan ini ke wilayah
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 13 - Aku Akan Membantumu

Usai bertemu dengan Xi Feng sore ini, Xie Qingyan kembali ke Istana Mingyue dari gerbang belakang. Ning'er segera memimpin jalan, memastikan tidak ada orang yang melihat Permaisuri pergi keluar tanpa izin Kaisar. Namun usaha itu sia-sia setelah mereka tiba di Istana Mingyue. Xie Qingyan sampai menghentikan langkahnya saat melihat Mao Lian berada di depan kediamannya. Dengan pikiran panik, dia berusaha tetap tenang, tersenyum menatap Mao Lian, “Tuan Mao. Kau datang bersama Yang Mulia?” Xie Qingyan menatap dengan tenang. Mao Lian membungkuk. “Yang Mulia sudah menunggu sejak satu jam yang lalu.” Xie Qingyan menelan ludah, melangkah masuk ke dalam kediamannya. Dia melihat Jing Xuan duduk di tepi ranjangnya, sedang membaca buku. Pemandangan ini …, sangat jarang ia temui. Sudah berapa minggu Kaisar tidak mengunjungi istananya? Jelas Xie Qingyan jadi merasa canggung dan merasa mungkin ada sesuatu yang akan terjadi. “Yang Mulia …, selamat malam.” Xie Qingyan membungkuk. Kaisar menurunk
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 14 - Berkunjung Ke Rumah Orang Tua

“Aku bisa membantumu.” “Xie Qingyan?” Yinlan berseru tertahan dengan mata membulat. Xie Qingyan tersenyum, mendekati keduanya. “Adikku yang baik, aku bisa membantumu menghadiri Perburuan Musim Gugur.” Yinlan menatap penuh selidik, “Kenapa kau mau membantuku?” “Karena kau layak untuk menghadirinya.” ‘Cih, penipu.’ “Aku bisa menghadiri acara itu tanpa bantuan darimu, Yang Mulia Permaisuri.” Xie Yinlan berdiri, menatapnya dengan sangat serius. “Oh ya?” Xie Qingyan menatap remeh, seolah tak percaya. “Kalau begitu, lakukan saja. Adikku yang baik, saat kau membutuhkan bantuanku, aku bisa membantumu membujuk Kaisar agar dia membawamu dalam acara perburuan itu.” Yinlan mengepalkan tangan, menatap punggung Xie Qingyan yang berjalan menjauh hingga hilang ditelan kegelapan malam. A-Yao menghela napas berat, “Bagaimana ini, Selir? Apakah kita bisa membujuk Kaisar sendiri tanpa bantuan Permaisuri?” Yinlan melotot ke arahnya, “Kau begitu tidak percaya pada majikanmu ini, heh? Meman
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 15 - Putriku Tidak Sopan

“Ini kamarku?” Yinlan menatap tak percaya. A-Yao mengangguk ragu, “Selir …, kau tidak mungkin melupakan ini juga, kan?” Yinlan menggeleng tak percaya, “Aku ingat atau tidak itu tidak penting sekarang, A-Yao. Tapi yang jelas kamar ini tidak layak ditempati.” Yinlan melotot kesal. “Aku akan lapor pada Ayah saja!” “Jangan Selir, jangan!” A-Yao menahannya dengan memegangi kedua lengannya. “Kenapa?” Yinlan memutar bola matanya malas. A-Yao menunduk, “Tuan Besar tidak akan mau mendengarkanmu, lebih baik, kau tunggu sebentar saja, aku akan merapikannya untukmu.” Yinlan mendengus, “Ayolah, A-Yao. Berhenti bersikap seolah-olah aku adalah orang bodoh yang bisa ditindas sesukanya. Bisa-bisanya aku diam saja melihat bagaimana orang-orang kediaman ini memperlakukanku.” Dia berjalan keluar dari paviliun kecil itu. Benar-benar hendak menemui Adipati Xie yang sedang berbincang dengan Jing Xuan.Pintu aula terbuka lebar, menampilkan Xie Yinlan yang marah, masuk begitu saja. Adipati Xie sampai
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 16 - Festival Pertengahan Musim Gugur

Malam Festival Pertengahan Musim Gugur, Xie Yinlan membawa A-Yao keluar dari kediaman untuk berkeliling Ibu Kota. “Aku mendengar ada banyak kegiatan yang bisa kita lakukan di luar selama festival berlangsung,” begitu katanya. “Selir, aku akan membawamu ke Balai Opera Jiulu.” A-Yao tersenyum lebar, menarik tangannya agar berlari bersama.“Tempat apa itu, A-Yao?” tanya Yinlan, masih mengikutinya berlari kecil sepanjang jalan. “Itu adalah balai opera terbesar di Ibu Kota, Selir. Kelompok opera mereka sangat hebat, bahkan golongan pejabat saja berani memberikan harga tinggi untuk menyewa aktor mereka selama satu jam.” A-Yao menjelaskan dengan senang hati, sudah seperti pemandu wisata profesional. “Sehebat itu?”A-Yao mengangguk semangat, “Beberapa tahun yang lalu, Kaisar terdahulu mengundang kelompok opera ini untuk menghibur keluarga Kekaisaran di hari ulang tahun Pangeran Ming. Kudengar saat itu, seluruh Ibu Kota berpesta di Istana. Hanya saja …, kita berdua tidak menghadirinya.” Y
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 17 - Mungkinkah Seseorang Mengetahui Rahasia Terbesarku?

Setibanya di rumah, Yinlan jadi sedikit pendiam dari pada sebelumnya. Pada awalnya memang pendiam, tapi setelah jiwa modern ini menempati raga pendiam itu, sifat pendiamnya mendadak hilang nyaris tak berbekas. Tapi setelah bertemu Liu Xingsheng beberapa saat lalu, dia kembali menjadi pendiam. Dia mengurungkan niatnya yang hendak berkeliling lebih lama. Bahkan benar-benar diam saja saat mendengar sekumpulan pelayan sedang menggunjingkan dirinya. A-Yao menatap penuh khawatir, dia bahkan menyentuh dahi Yinlan dan membandingkan suhu tubuh Yinlan dengan suhu tubuhnya. Dia bertanya cemas, “Selir, kau tidak demam, tapi kenapa?” “A-Yao, mungkinkah seseorang telah mengetahui rahasia terbesarku?” Yinlan bergumam pelan, sungguh masih tidak memercayainya. “Apa maksudmu, Selir?” A-Yao menatapnya bingung. Tentu saja A-Yao tidak mengerti. Hal-hal yang sangat sulit dipercayai akal sehat itu, siapa yang mau memercayainya? Apalagi jika menanyakan apakah ada seseorang yang mengetahui proses perpin
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Bab 18 - Semuanya Berkaitan Dengan Balai Kesehatan Istana

Jing Xuan meringis, merasakan sakit luar biasa di bagian dada. Mao Lian segera membantunya mengambilkan air. Dan melapisi pakaiannya dengan jubah tebal. “Yang Mulia, bagaimana?” tanya Mao Lian yang merasa khawatir. Dia menghela napas pelan, “Tubuhmu semakin rapuh menjelang musim dingin. Yang Mulia, bisakah kau tidak perlu turun tangan lagi di masalah perburuan kali ini? Beristirahatlah lebih banyak.” Jing Xuan menggeleng, dia mengulurkan tangan, “Mana obatnya?” Mao Lian refleks memegang pinggangnya, tergantung sebuah botol kecil berisi pil yang biasa Jing Xuan konsumsi ketika sakitnya kambuh. “Yang Mulia, Xi Feng sudah bilang obat ini berbahaya jika dikonsumsi terlalu sering. Memang bisa mengurangi rasa sakit, tapi perlahan ia bisa merusak tubuhmu, dan mungkin …, memperpendek usiamu.” Mao Lian menggeleng tegas, menolak memberikan obat itu pada majikannya. “Obat!” Jing Xuan berseru dengan geraman mengerikan, dia mengepalkan tangan, sesuatu yang sangat dingin seperti mencekik leher
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Bab 19 - Kenapa Kau Menyelamatkanku?

Paginya, Yinlan kembali datang ke ruang baca Kaisar, dia pikir Jing Xuan masih mengingat bahwa malam itu dia sempat memanggilnya untuk menghadap, namun batal karena Xie Yinlan tanpa sengaja mendengar perbincangan Jing Xuan dengan Mao Lian. Saat ini dia sedang dibingungkan oleh sesuatu. Jika Jing Xuan bertanya kenapa semalam tidak datang, entah dia bisa menyebutkan alibi semacam apa untuk menutupi bahwa dia telah mengetahui semuanya. Setelah tiba, kasim di depan ruang baca memintanya menunggu sebentar, lalu kasim itu masuk dan melaporkan pada Kaisar bahwa Selir Xian sudah menunggu di depan. “Biarkan dia masuk.” Jing Xuan menjawab datar, melambaikan tangan pelan. Kasim itu membungkuk dan berjalan mundur hingga tiba di pintu, dia membuka pintu dan membiarkan Xie Yinlan masuk, kemudian undur diri kembali ke tempatnya. Xie Yinlan tampak menghela napas, mulutnya seperti mengucapkan sesuatu namun tak terdengar oleh siapa pun. Dia berlutut di depan Jing Xuan. “Selamat pagi, Yang Mulia.
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Bab 20 - Xi Feng

Yinlan melangkah gontai memasuki kediamannya, dia menguap lebar, memegangi pergelangan tangan kanannya yang masih merah. A-Yao yang sedang menyapu halaman langsung tahu bahwa suasana hati Yinlan menjadi buruk karena bertemu Kaisar. Dia tersenyum lebar, “Selir, kau belum sarapan, kan? Aku sudah membuatkan kue bunga persik kesukaanmu. Makanlah, setelah itu, aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu, tentang apa yang aku temukan setelah menyelinap semalam.” Raut wajah Xie Yinlan mendadak berubah menjadi cerah bagaikan matahari pagi, dia menyeringai, “Kau memang orangku. Semakin pandai saja menyelinap mencuri sesuatu. Sepertinya besok, aku bisa menyuruhmu menyelinap ke Istana Mingyue untuk mencuri beberapa emas untuk dijual.” “Kalau untuk hal itu, aku tak seberani itu, Selir, hehe ….” A-Yao menyeringai lebar, melanjutkan kegiatannya, menyapu halaman. ***A-Yao duduk di hadapan Xie Yinlan, bersiap menumpahkan segala informasi yang dia dapatkan untuk majikannya. Hal pertama yang dia kel
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more
PREV
123456
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status