Home / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dewi Medis Kesayangan Kaisar: Chapter 21 - Chapter 30

212 Chapters

Bab 21 - Penyelidikan

Dua hari berlalu dengan begitu cepat. Cuaca semakin dingin, para pelayan mengganti pakaiannya dengan yang lebih tebal, para majikan mereka tidak pernah melepaskan mantel berbulu yang mahal. Termasuk Yinlan. Belakangan ini, dia sibuk terkurung di dapur kediamannya, meracik berbagai macam obat. Obat-obatan ini kelak akan dijual ke luar istana, untuk menghasilkan keuntungan demi dirinya sendiri. Tentu saja, siapa yang menyuruh dia adalah selir yang tak pernah diperhatikan? Jadi dia harus mencari nafkah untuk dirinya sendiri hari ini dan di masa depan. Setidaknya resep obat yang sedikit digabungkan dengan teknik pengobatan modern ini cukup membantu warga-warga Ibukota di luar sana. Mungkin kelak dia bisa merangkap profesi sebagai tabib juga.Dia meminta A-Yao mencarikan toko obat besar untuk menjual obat-obatannya yang mahal ini. Kelak setelah bisa leluasa keluar masuk istana, ia akan mencari bahan obat sendiri, tidak perlu diam-diam menimbunnya dari Gudang Balai Kesehatan Istana. Su
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

Bab 22 - Niat Baik Kaisar dan Permaisuri

Dia membiarkan A-Yao bekerja sendirian, karena memang tidak banyak pekerjaan yang harus dilakukan selain membereskan dapur yang kacau. Apalagi, memang tidak ada pelayan yang mau membantu A-Yao merapikan kediaman Xie Yinlan yang terbelakang ini. Harem sangat besar. Di dalamnya ada Istana Chengzhi, tempat tinggal Selir Agung Qin yang adalah ibu kandung Pangeran Ming yang berada di sebelah Utara, dan Istana Mingyue, tempat tinggal Permaisuri yang berada di sebelahnya.Di belakang kedua tempat tinggal itu, ada sungai buatan yang panjang dan besar, ini adalah sumber air terbesar yang menghidupi seluruh istana, terkait dengan puluhan ruangan besar di kompleks istana yang luar biasa besar ini. Barulah di belakang tempat tinggal keduanya terdapat tempat tinggal Xie Yinlan. Kediamannya tidak sebesar Istana Mingyue, hanya seperempatnya saja. Terdiri dari satu ruangan utama, dua kamar dan satu dapur, dan sebuah halaman luas dan kolam teratai dengan diameter lima meter. Xie Yinlan mencuci baju
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

Bab 23 - Bukan Hanya Buku Tentang Wanita

“Bagaimana mungkin?” Yinlan berseru tak percaya, memeriksa pakaian itu sekali lagi. Dan memang sangat normal, ini pakaian biasa, tidak ada zat berbahaya yang tersembunyi di dalamnya. Dia terdiam cukup lama. “Xie Qingyan benar-benar memberikannya tanpa maksud apa pun? Tak ada niat mencelakai? Tak ada niat membunuh?” Tapi mungkin saja zat berbahaya itu tidak menimbulkan bau dan warna. Tak terlihat. Yinlan tetap harus waspada, tapi dia memutuskan untuk tetap memakainya meski ada perasaan ragu. “Apa itu, Selir?” A-Yao tiba-tiba muncul dan mengejutkannya. Dia melotot dengan tangab mengelus dada. “Bisakah datang baik-baik? Tak perlu mengejutkan seperti ini.” A-Yao menyeringai lebar, mengambil posisi duduk di sebelah Yinlan. “Apa itu, Selir?” “Ini pakaian berlatih untuk perburuan besok.” “Pakaian berlatih? Kaisar yang memberikannya?” A-Yao memasang wajah terkejut. Yinlan menggeleng, “Dari Xie Qingyan.” Suasana mendadak tegang setelah Xie Yinlan mengatakan itu. A-Yao menelan ludah,
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Bab 24 - Kau Berurusan Dengan Orang Yang Salah

Pagi hari yang dingin, kabut masih menguasai sebagian besar ruang di langit, pucuk-pucuk pepohonan yang tinggi tak terlihat. Angin pagi yang segar dan dingin ini membuat orang-orang merapatkan mantel tebal mereka. Termasuk Xie Qingyan yang sudah duduk di tandu permaisuri, mantel bulu rubahnya tampak menawan dan elegan, dia mengenakan gaun serba putih bersih yang indah, terbuat dari kain berkualitas tinggi. Hiasan kepalanya tidak banyak, namun tetap terlihat mewah. Xie Yinlan mendengus, dia menguap lebar, tidak menyangka akan mendaki gunung sepagi ini. Dia berdiri dengan mata yang baru separuh terbuka, menatap rombongan keluarga kekaisaran yang berjalan di depannya. Bayangkan saja, matahari belum sempurna menampakkan diri, udara masih sangat dingin dan kabut masih sangat tebal, warga Ibu Kota belum memulai aktivitas dan toko-toko masih tutup. Ini masih pukul enam kurang. Dan orang-orang di istana sudah berkumpul di gunung belakang. Wilayah ini sangat jarang dikunjungi, selain ketik
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Bab 25 - Jenderal Muda Yang Berbakat

Pukul sembilan pagi, suasana lokasi perburuan mulai ramai. Pejabat mulai berdatangan, membawa putra-putra mereka yang berbakat. A-Yao bilang, yang paling menonjol adalah Tuan Muda Gu, putra Menteri Personalia dan sahabatnya Tuan Muda Ketiga Sima, putra Adipati Agung, keponakan Ibu Suri. Dia berbicara sambil menunjuk dua orang yang tak pernah terpisah sejak baru datang beberapa saat lalu. “Kenapa pemuda di sini tampan-tampan semua?” Yinlan menatap keduanya dengan mata berbinar. Lalu datang Pangeran Chi dan Pangeran Ming yang menyapa keduanya.“Mereka berdua adalah teman belajar Pangeran Ming dan Pangeran Chi di akademi Kekaisaran. Jadi memang cukup akrab.”A-Yao menjawab tatapan penasaran Xie Yinlan ketika melihat kedua pangeran itu mendekati mereka. “Omong-omong, Selir. Apakah kau hanya menyukai pria tampan?”Yinlan merapikan pakaiannya, lalu memberikan mantel bulunya pada A-Yao. “Jangan berbicara terlalu keras, A-Yao, akan memalukan jika terdengar oleh orang lain.” Dia mengamati per
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Bab 26 - Kematian Kedua

Matahari tepat berada di atas kepala, kesiur angin dingin membuat Yinlan harus merapatkan mantel bulunya. Dia mendongak menatap sejauh mata memandang, langit biru yang bersih tanpa awan, dengan kicauan burung musim gugur yang menenangkan hati. Terkadang dia mendengar lenguhan hewan liar yang tertusuk tombak atau panah peserta perburuan, terdengar menyedihkan dan pilu, sama sepertinya. Yinlan menghela napas pelan, teringat kehidupan masa lalunya. Dia menatap tebing yang jauh di depan sana, tak berani mendekat, perasaan takut akan mati kembali membayangi dirinya. Jing Xuan melihatnya dari kejauhan, gadis yang pernah dia campakkan itu duduk sendirian di atas batang pohon yang tumbang, terlihat kesepian. Beberapa saat yang lalu, dia melihat Xie Yinlan keluar dari pos perburuan dan dia memutuskan untuk mengikutinya.Setelah menyadari kepribadian gadis itu tak terlalu bermasalah, dan sejak membawanya ke perburuan hari ini, Jing Xuan sudah memutuskan untuk tak lagi membatasinya dalam ban
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Bab 27 - Mimpi Buruk

Matahari telah tergelincir dari titik tertingginya. Angin berhembus semakin dingin begitu cahaya jingga menyelimuti gunung ini. Kicauan burung tak lagi terdengar. Ini jauh masuk ke dalam hutan setelah mereka meluncur deras dari atas tebing. Jing Xuan duduk bersandar batuan tebing, dia memegangi lengannya yang lebam, meringis pelan, matanya menatap Yinlan yang tak kunjung bangun. Dia memutuskan untuk menghidupkan api unggun. Kemudian membiarkan Yinlan berbaring sedikit dekat dengan api agar tak kedinginan. Dia juga menyelimuti Yinlan dengan mantel bulunya. Jing Xuan menatapnya lamat-lamat, “Mungkinkah gadis kecil itu benar-benar kau? Dan aku telah salah paham padamu selama ini?” dia berguman pelan. “Jika iya …. Bagaimana mungkin aku melupakanmu seperti tergiur pada kecantikan duniawi.”“Xie Yinlan. Jika kau benar-benar bisa menyembuhkanku, maka ramalan itu pasti benar adanya.” ***“Chu Xia, kau bodoh sekali.” “Aku tidak akan mencintaimu jika kau tak kaya, hahaha …!”“Aku hanya men
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Bab 28 - Kamu Diracuni?

“Kamu diracuni?” Xie Yinlan bertanya serius. Perkataan itu jelas mengundang tanda tanya bagi Jing Xuan. Wanita ini jelas mengetahui kejadian belasan tahun lalu, karena dialah yang menyelamatkannya pertama kali dari racun itu. Dia lupa, atau memang tidak pernah mengalaminya? “Yinlan, kau tidak mengingatnya, atau tidak pernah mengalaminya?” Jing Xuan bertanya datar, dia bersiap-siap akan membunuhnya sekarang jika terbukti sekali lagi bahwa Xie Yinlan ternyata bukan orang yang bisa menyembuhkannya. Ketika melihat sorot mata yang tiba-tiba mencekam itu, Yinlan terdiam dengan gusar, dia salah bertanya seperti itu? Sepersekian detik berikutnya, ingatan-ingatan aneh kembali merambat di pikirannya. Separuh dari ingatan itu sama seperti yang pernah dia lihat saat pertama kali tiba di sini. Dia meringis sambil memegangi kepala, lalu dia sudah mengingat semuanya dengan jelas. Dia mendongak, menatap Jing Xuan yang tampak seperti binatang buas yang siap melahapnya bulat-bulat. “Aku ingat …,
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

Bab 29 - Kau Juga Istrinya

Akhirnya, perburuan itu dimenangkan oleh Jenderal Yi Xuan dengan empat ekor serigala dan dua ekor elang sebagai buruan unggulannya. Kaisar menghadiahinya sebuah keinginan yang segera tercapai dan kotak berisi seribu tahil emas. Itu adalah hadiah yang besar sekali, sepadan dengan buruan yang dia dapat. Semua orang memujinya dan memberinya ucapan selamat. Termasuk Tuan Muda Gu dan Tuan Muda Ketiga Sima. Jenderal Yi Xuan menginginkan tugasnya dipindah ke wilayah Qingzhou. Jing Xuan menyetujuinya, memberinya gelar Jenderal Pelindung Qingzhou dan akan ditempatkan di Kediaman Jenderal di Qingzhou. Xie Yinlan tersenyum sambil menatapnya, “Dia punya wibawa yang hebat, cocok sekali menjadi pemimpin negara.” Setelah pengumuman kemenangan, semua orang kembali ke kediaman masing-masing, Kereta kuda mengangkut pemiliknya. Yang paling besar dan mewah adalah kereta kuda Kekaisaran. Di antara empat kereta kuda Kekaisaran, Xie Yinlan menaiki yang paling belakang bersama A-Yao. Sebelum pergi, Jing
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Bab 30 - Sesuatu Mungkin Terjadi Padanya

Tiga hari kemudian, saat dia berniat mengunjungi Jing Xuan di ruang bacanya, dia justru malah secara tak sengaja melihat Xie Qingyan keluar dari istana bersama pelayannya, Ning'er. Tak perlu berpikir panjang, Yinlan langsung mengikutinya, dia bahkan keluar secara terang-terangan, dan tidak ada penjaga yang menanyai ke mana dia akan pergi. Saat itu, dia tak cukup memikirkan kecerobohannya, dia hanya sangat ingin mengikuti Xie Qingyan yang mungkin dalam perjalanan menemui Xi Feng yang baru pulang dari perbatasan. Rasa penasaran itu terjawab beberapa menit kemudian. Saat Xie Qingyan menghentikan langkahnya di depan Pengunapan Yuelai. “Bertemu di penginapan?” Xie Yinlan bergumam, “Kenapa tidak di tempat yang lebih mencolok saja?” dia mendengus malas. Penginapan terlalu sepi dibandingkan restoran mewah. Sulit baginya untuk bersembunyi dan mencuri dengar. perbincangan mereka. “Aku sudah berada di sini, mau tidak mau harus tetap melangkah maju. Semoga ini tak menimbulkan masalah besar
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more
PREV
123456
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status