Beranda / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 12 - Jangan Tidak Tahu Terima Kasih

Share

Bab 12 - Jangan Tidak Tahu Terima Kasih

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-10 10:10:23

Suasana ramai menghiasi jalanan Ibu Kota. Berbagai jenis kios terbuka dan pengunjung ramai mencari barang yang ingin dibeli.

Di salah satu bangunan tinggi dan mewah di jalanan ramai itu, Xie Qingyan duduk tenang di tepi jendela lantai dua, menyeruput teh sambil menikmati angin sore yang sejuk, mantel bulu rubah miliknya sengaja dilepas, membiarkan kulit putih halusnya diterpa angin musim gugur.

Ning'er membuka pintu ruangan eksklusif di Restoran Qiwu itu. Mempersilakan seseorang masuk ke dalam.

Tamunya adalah seorang wanita yang memakai pakaian hitam-hitam, seluruh kepalanya tertutup topi dengan kain tipis yang menjuntai ke bawah. Begitu memasuki ruangan, dia melepas topi itu.

Wajah cantik dengan bekas luka dalam di pipinya itu terlihat. Dia mungkin tampak lebih cantik jika bekas luka itu dihilangkan.

Dialah Xi Feng. Tabib Racun yang dulu terkenal di dunia persilatan. Kini mengambil pekerjaan di Istana, entah karena apa alasannya Jing Xuan merekrut tabib persilatan ini ke wilayah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 13 - Aku Akan Membantumu

    Usai bertemu dengan Xi Feng sore ini, Xie Qingyan kembali ke Istana Mingyue dari gerbang belakang. Ning'er segera memimpin jalan, memastikan tidak ada orang yang melihat Permaisuri pergi keluar tanpa izin Kaisar. Namun usaha itu sia-sia setelah mereka tiba di Istana Mingyue. Xie Qingyan sampai menghentikan langkahnya saat melihat Mao Lian berada di depan kediamannya. Dengan pikiran panik, dia berusaha tetap tenang, tersenyum menatap Mao Lian, “Tuan Mao. Kau datang bersama Yang Mulia?” Xie Qingyan menatap dengan tenang. Mao Lian membungkuk. “Yang Mulia sudah menunggu sejak satu jam yang lalu.” Xie Qingyan menelan ludah, melangkah masuk ke dalam kediamannya. Dia melihat Jing Xuan duduk di tepi ranjangnya, sedang membaca buku. Pemandangan ini …, sangat jarang ia temui. Sudah berapa minggu Kaisar tidak mengunjungi istananya? Jelas Xie Qingyan jadi merasa canggung dan merasa mungkin ada sesuatu yang akan terjadi. “Yang Mulia …, selamat malam.” Xie Qingyan membungkuk. Kaisar menurunk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 14 - Berkunjung Ke Rumah Orang Tua

    “Aku bisa membantumu.” “Xie Qingyan?” Yinlan berseru tertahan dengan mata membulat. Xie Qingyan tersenyum, mendekati keduanya. “Adikku yang baik, aku bisa membantumu menghadiri Perburuan Musim Gugur.” Yinlan menatap penuh selidik, “Kenapa kau mau membantuku?” “Karena kau layak untuk menghadirinya.” ‘Cih, penipu.’ “Aku bisa menghadiri acara itu tanpa bantuan darimu, Yang Mulia Permaisuri.” Xie Yinlan berdiri, menatapnya dengan sangat serius. “Oh ya?” Xie Qingyan menatap remeh, seolah tak percaya. “Kalau begitu, lakukan saja. Adikku yang baik, saat kau membutuhkan bantuanku, aku bisa membantumu membujuk Kaisar agar dia membawamu dalam acara perburuan itu.” Yinlan mengepalkan tangan, menatap punggung Xie Qingyan yang berjalan menjauh hingga hilang ditelan kegelapan malam. A-Yao menghela napas berat, “Bagaimana ini, Selir? Apakah kita bisa membujuk Kaisar sendiri tanpa bantuan Permaisuri?” Yinlan melotot ke arahnya, “Kau begitu tidak percaya pada majikanmu ini, heh? Meman

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 15 - Putriku Tidak Sopan

    “Ini kamarku?” Yinlan menatap tak percaya. A-Yao mengangguk ragu, “Selir …, kau tidak mungkin melupakan ini juga, kan?” Yinlan menggeleng tak percaya, “Aku ingat atau tidak itu tidak penting sekarang, A-Yao. Tapi yang jelas kamar ini tidak layak ditempati.” Yinlan melotot kesal. “Aku akan lapor pada Ayah saja!” “Jangan Selir, jangan!” A-Yao menahannya dengan memegangi kedua lengannya. “Kenapa?” Yinlan memutar bola matanya malas. A-Yao menunduk, “Tuan Besar tidak akan mau mendengarkanmu, lebih baik, kau tunggu sebentar saja, aku akan merapikannya untukmu.” Yinlan mendengus, “Ayolah, A-Yao. Berhenti bersikap seolah-olah aku adalah orang bodoh yang bisa ditindas sesukanya. Bisa-bisanya aku diam saja melihat bagaimana orang-orang kediaman ini memperlakukanku.” Dia berjalan keluar dari paviliun kecil itu. Benar-benar hendak menemui Adipati Xie yang sedang berbincang dengan Jing Xuan.Pintu aula terbuka lebar, menampilkan Xie Yinlan yang marah, masuk begitu saja. Adipati Xie sampai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 16 - Festival Pertengahan Musim Gugur

    Malam Festival Pertengahan Musim Gugur, Xie Yinlan membawa A-Yao keluar dari kediaman untuk berkeliling Ibu Kota. “Aku mendengar ada banyak kegiatan yang bisa kita lakukan di luar selama festival berlangsung,” begitu katanya. “Selir, aku akan membawamu ke Balai Opera Jiulu.” A-Yao tersenyum lebar, menarik tangannya agar berlari bersama.“Tempat apa itu, A-Yao?” tanya Yinlan, masih mengikutinya berlari kecil sepanjang jalan. “Itu adalah balai opera terbesar di Ibu Kota, Selir. Kelompok opera mereka sangat hebat, bahkan golongan pejabat saja berani memberikan harga tinggi untuk menyewa aktor mereka selama satu jam.” A-Yao menjelaskan dengan senang hati, sudah seperti pemandu wisata profesional. “Sehebat itu?”A-Yao mengangguk semangat, “Beberapa tahun yang lalu, Kaisar terdahulu mengundang kelompok opera ini untuk menghibur keluarga Kekaisaran di hari ulang tahun Pangeran Ming. Kudengar saat itu, seluruh Ibu Kota berpesta di Istana. Hanya saja …, kita berdua tidak menghadirinya.” Y

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 17 - Mungkinkah Seseorang Mengetahui Rahasia Terbesarku?

    Setibanya di rumah, Yinlan jadi sedikit pendiam dari pada sebelumnya. Pada awalnya memang pendiam, tapi setelah jiwa modern ini menempati raga pendiam itu, sifat pendiamnya mendadak hilang nyaris tak berbekas. Tapi setelah bertemu Liu Xingsheng beberapa saat lalu, dia kembali menjadi pendiam. Dia mengurungkan niatnya yang hendak berkeliling lebih lama. Bahkan benar-benar diam saja saat mendengar sekumpulan pelayan sedang menggunjingkan dirinya. A-Yao menatap penuh khawatir, dia bahkan menyentuh dahi Yinlan dan membandingkan suhu tubuh Yinlan dengan suhu tubuhnya. Dia bertanya cemas, “Selir, kau tidak demam, tapi kenapa?” “A-Yao, mungkinkah seseorang telah mengetahui rahasia terbesarku?” Yinlan bergumam pelan, sungguh masih tidak memercayainya. “Apa maksudmu, Selir?” A-Yao menatapnya bingung. Tentu saja A-Yao tidak mengerti. Hal-hal yang sangat sulit dipercayai akal sehat itu, siapa yang mau memercayainya? Apalagi jika menanyakan apakah ada seseorang yang mengetahui proses perpin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 18 - Semuanya Berkaitan Dengan Balai Kesehatan Istana

    Jing Xuan meringis, merasakan sakit luar biasa di bagian dada. Mao Lian segera membantunya mengambilkan air. Dan melapisi pakaiannya dengan jubah tebal. “Yang Mulia, bagaimana?” tanya Mao Lian yang merasa khawatir. Dia menghela napas pelan, “Tubuhmu semakin rapuh menjelang musim dingin. Yang Mulia, bisakah kau tidak perlu turun tangan lagi di masalah perburuan kali ini? Beristirahatlah lebih banyak.” Jing Xuan menggeleng, dia mengulurkan tangan, “Mana obatnya?” Mao Lian refleks memegang pinggangnya, tergantung sebuah botol kecil berisi pil yang biasa Jing Xuan konsumsi ketika sakitnya kambuh. “Yang Mulia, Xi Feng sudah bilang obat ini berbahaya jika dikonsumsi terlalu sering. Memang bisa mengurangi rasa sakit, tapi perlahan ia bisa merusak tubuhmu, dan mungkin …, memperpendek usiamu.” Mao Lian menggeleng tegas, menolak memberikan obat itu pada majikannya. “Obat!” Jing Xuan berseru dengan geraman mengerikan, dia mengepalkan tangan, sesuatu yang sangat dingin seperti mencekik leher

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 19 - Kenapa Kau Menyelamatkanku?

    Paginya, Yinlan kembali datang ke ruang baca Kaisar, dia pikir Jing Xuan masih mengingat bahwa malam itu dia sempat memanggilnya untuk menghadap, namun batal karena Xie Yinlan tanpa sengaja mendengar perbincangan Jing Xuan dengan Mao Lian. Saat ini dia sedang dibingungkan oleh sesuatu. Jika Jing Xuan bertanya kenapa semalam tidak datang, entah dia bisa menyebutkan alibi semacam apa untuk menutupi bahwa dia telah mengetahui semuanya. Setelah tiba, kasim di depan ruang baca memintanya menunggu sebentar, lalu kasim itu masuk dan melaporkan pada Kaisar bahwa Selir Xian sudah menunggu di depan. “Biarkan dia masuk.” Jing Xuan menjawab datar, melambaikan tangan pelan. Kasim itu membungkuk dan berjalan mundur hingga tiba di pintu, dia membuka pintu dan membiarkan Xie Yinlan masuk, kemudian undur diri kembali ke tempatnya. Xie Yinlan tampak menghela napas, mulutnya seperti mengucapkan sesuatu namun tak terdengar oleh siapa pun. Dia berlutut di depan Jing Xuan. “Selamat pagi, Yang Mulia.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 20 - Xi Feng

    Yinlan melangkah gontai memasuki kediamannya, dia menguap lebar, memegangi pergelangan tangan kanannya yang masih merah. A-Yao yang sedang menyapu halaman langsung tahu bahwa suasana hati Yinlan menjadi buruk karena bertemu Kaisar. Dia tersenyum lebar, “Selir, kau belum sarapan, kan? Aku sudah membuatkan kue bunga persik kesukaanmu. Makanlah, setelah itu, aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu, tentang apa yang aku temukan setelah menyelinap semalam.” Raut wajah Xie Yinlan mendadak berubah menjadi cerah bagaikan matahari pagi, dia menyeringai, “Kau memang orangku. Semakin pandai saja menyelinap mencuri sesuatu. Sepertinya besok, aku bisa menyuruhmu menyelinap ke Istana Mingyue untuk mencuri beberapa emas untuk dijual.” “Kalau untuk hal itu, aku tak seberani itu, Selir, hehe ….” A-Yao menyeringai lebar, melanjutkan kegiatannya, menyapu halaman. ***A-Yao duduk di hadapan Xie Yinlan, bersiap menumpahkan segala informasi yang dia dapatkan untuk majikannya. Hal pertama yang dia kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14

Bab terbaru

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 158 - Separuh Suram, Separuh Cerah

    Xi Feng mengangguk setuju. “Sejak dulu, Shangguan Zhi hanyalah nona keluarga kaya yang manja dan bergantung pada pelayannya. Sedangkan aku dan Liu Xingsheng sudah terbiasa hidup sendiri dan tidak pernah bergantung pada siapa pun, termasuk keluarga.”“Bukankah Tabib Liu itu orang kaya, ya?” Xi Feng juga mengangguk, “Ayahnya bupati di Nanzhou. Liu Yanran, adik Liu Xingsheng dianugerahi gelar Xianzhu (Putri Kabupaten) setelah ayahnya berjasa mempertahankan Heyang dari suku bar-bar di prefektur selatan Nanzhou.” “Tapi Liu Xingsheng sudah tinggal bersama Biksu Baiyuan sejak usianya lima tahun. Dia mempelajari banyak teknik pengobatan, hingga jimat dan ramalan dari Biksu Baiyuan.” “Sementara Biksu Baiyuan mengadopsi seorang anak perempuan yang usianya lebih tua dari Liu Xingsheng. Anak perempuan itu Ye Yunshang. Kudengar dia sudah tidak diasuh Biksu Baiyuan lagi sejak Liu Xingsheng belajar di sana.”“Lalu aku hanya seorang pengembara Dunia Persilatan yang tak memiliki rumah. Biksu Baiyua

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 157 - Tidak Pernah Satu Pendapat

    Mao Lian mengangguk, “Sepanjang perjalanan, kami berhenti di banyak tempat. Yang pertama kami datangi tepat setelah Ning'er kabur dari Biro Pusat Keamanan adalah Rumah Lianhong.”“Kami mendapatkan kesaksian dari Nona Mu Dan. Yang mengatakan ada seorang pria aneh yang datang tepat saat terjadi kebakaran di Biro Pusat Keamanan.”“Pria itu meminta tolong padanya untuk dipinjamkan surat jalan atas namanya, dia berkata akan pergi ke Tingzhou.” “Lalu kami melakukan perjalanan menuju Tingzhou. Bertemu lima saksi lain yang melihat pria muda, atau wanita paruh baya, bahkan seorang nenek tua yang datang ke tempat-tempat tertentu sesuai perkiraan waktu kami.” “Xi Feng berkata kalau Penyihir Hitam selalu menyamar menjadi orang lain sepanjang jalan. Jadi kami mengikuti petunjuk itu, mencurigai nenek tua, wanita paruh baya, hingga seorang pria muda yang datang di waktu yang sesuai dengan perkiraan kami.”“Ternyata dugaan itu tepat. Nenek tua muncul setelah kami kehilangan wanita paruh baya. Juga

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 156 - Bekas Pertarungan di Gunung Tingzhou

    bab 156Tepat setelah rapat pagi dibubarkan, Jing Xuan kembali ke Istana Guanping untuk menemui dua tamu yang sudah ia undang. Di belakangnya, Mao Lian san Xi Feng tampak mengikuti. Masih memakai pakaian ringkas yang nyaman dikenakan saat bepergian. Sepertinya, mereka berdua langsung bertemu Jing Xuan yang dalam perjalanan menuju Aula Pertemuan untuk rapat pagi. Lalu merundingkan hasil perjalanan mereka bersama beberapa menteri yang terlibat. Sebelum itu, Jing Xuan mengutus bawahannya untuk mengirim pesan pada Shangguan Yan dan Shangguan Zhi untuk membicarakan hasil perundingan itu. Setelah mengetahui identitas asli Ning'er, yang merupakan seorang master bela diri tingkat tinggi dari sebuah sekte terpencil yang misterius bernama Ye Yunshang, yang juga sekaligus seorang Penyihir Hitam yang keberadaannya selalu dipertanyakan, Jing Xuan merasa harus melibatkan orang-orang yang terlibat dengan masa lalunya untuk menggali lebih banyak petunjuk. Seperti mengapa Ye Yunshang memiliki den

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 155 - Kaisar Suka Bergosip

    Matahari telah tenggelam. Kereta kuda itu kembali merangkak di jalanan Ibu Kota. Suasana di dalamnya sangat senyap, Yinlan sibuk memakan kue persik yang dibelinya di kedai itu. “A-Yin.” Jing Xuan memanggilnya dengan suara pelan. Yinlan menjawabnya hanya dengan gumaman. Terlihat sekali tidak ingin diganggu dengan kesenangannya. Jing Xuan menatapnya lamat-lamat. ‘Dia menggemaskan saat sedang lahap makan.’ “Ada apa?” Yinlan balas menatapnya, mulutnya masih penuh dengan kue persik. Jing Xuan mengulas senyum tipis. “Kamu mau pergi ke mana setelah ini?” Yinlan menelan makanannya, “Ke mana lagi? Kita tidak langsung pulang?” “Awalnya memang sepakat pulang setelah matahari tenggelam. Tapi sepanjang sore aku tidak menemanimu keliling ke mana pun. A-Yin, aku minta maaf atas kekacauan yang dibuat adikku. Acara jalan-jalanmu jadi tidak berjalan lancar. Jadi, aku ingin menemanimu di luar lebih lama lagi.” Jing Xuan memasang raut penuh rasa bersalah. Yinlan menyeringai, “Aku sudah puas jalan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 154 - Seorang Pria dan Wanita Opera

    Terlihat, Pangeran Chi berdiri dengan kondisi terkejut. Menyentuh pipinya yang merah, menatap pria tiba-tiba datang menamparnya. “Apa-apaan kau!” Pangeran Chi berseru marah. Matanya membulat sempurna begitu menyadari kalau pria ini adalah kakaknya, Kaisar Kekaisaran Jing. “Ka-Kakak …?” Pangeran Chi bungkam seketika. Wanita opera yang duduk di atas paha Pangeran Chi menundukkan kepala, bahunya bergetar, seolah takut diterkam oleh pria yang dipanggil Kakak oleh pria yang bersamanya. Tanpa mengatakan apa pun, dengan raut wajah menahan marah, Jing Xuan menyeret adiknya keluar dari gedung itu. Nyonya Zhao terlihat bingung kenapa pengusaha dari Yangzhou ini keluar lagi sebelum operanya dimulai. Yinlan bergegas menyusul. Jing Xuan memasukkan Pangeran Chi ke dalam kereta kuda, bersiap menginterogasinya di dalam sana. Saat A-Yao hendak membantu Yinlan naik ke dalam, Yinlan mengangkat tangannya, “Biarkan mereka mengobrol dulu, A-Yao. Lebih baik kita berkeliling di dekat sini sambil men

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 153 - Pengusaha dari Yangzhou

    Beruntung, hari ini Balai Opera Jiulu sedang memiliki opera besar. Orang-orang di pinggir jalan membicarakannya. Bahwa itu adalah karangan Guru Bai Hua dari kelompok opera besar di Kota Qingzhou. Bai Hua datang ke Ibu Kota bersama tiga orang muridnya atas undangan Kekaisaran pada saat acara perayaan tahun baru beberapa hari yang lalu. Tapi insiden itu membuat penampilan mereka dibatalkan begitu saja. Ada banyak warga yang menyayangkan kegagalan itu.Jadi, pengelola Balai Opera Jiulu mengundang mereka untuk tampil atas izin pejabat pemerintah. Biaya pun ditanggung pemerintah untuk menebus pembatalan yang tiba-tiba itu. Mereka dijadwalkan akan tampil sore ini hingga malam hari di panggung opera utama Balai Jiulu. Meski banyak yang menyayangkan karena Shangguan Yan tidak berpartisipasi dalam pertunjukan besar ini, mereka tetap menantikannya dengan antusias. Kereta kuda berhenti di depan Balai Opera Jiulu, A-Yao membuka tirai di pintu, kepalanya melongok ke dalam, “Yang Mulia, apakah

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 152 - Tuan Muda Kaya yang Suka Mabuk-mabukan

    Ketika hari semakin siang, hujan salju berhenti, menyisakan kesiur angin yang dingin menusuk kulit dan langit berwarna abu-abu yang suram. Jing Xuan duduk di dekat jendela, Yinlan berada di pangkuannya. Jing Xuan memeluknya dengan erat, mengusir hawa dingin ini. “A-Yin, apakah kau sungguh tidak merindukan orang tuamu?” Jing Xuan tiba-tiba menceletuk. Memilih untuk membahas hal yang selama ini selalu ia hindari. Yinlan tidak memberikan jawaban, menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jing Xuan, terlihat menghela napas pelan. “Maksudku adalah, kita akan menikah, tapi kau tidak pernah memintaku untuk datang kepada mereka untuk meminta restu. A-Yin, apakah hubunganmu dengan mereka baik-baik saja?” Jing Xuan bertanya lebih lembut. Ia takut pembahasan ini ternyata melukai hati Yinlan. Jika mengingat hubungan Yinlan dengan Qingyan yang memang tidak pernah akur, Jing Xuan tiba-tiba saja menebak kalau Yinlan memang tidak dekat dengan keluarganya. “Jing Xuan …, kamu mengetahuinya lebih ba

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 151 - Etika Pernikahan Keluarga Kekaisaran

    Salju turun sangat lebat esok paginya. Menyelimuti seluruh Ibu Kota dengan warna putih. Juga Istana Guangping. Yinlan menghela napas kesal. Memeluk tubuhnya sendiri. Berdiri di depan jendela, menatap halaman kediamannya yang tertutup salju. Salju yang lebat sangat membosankan ketika hampir tiba di penghujung musim dingin. Belum lagi, hari ini seharusnya Pengurus Etiket Lu akan menjemputnya untuk belajar Etika Pernikahan Keluarga Kekaisaran.Tapi dengan salju selebat ini, dia malas keluar rumah, berharap bisa duduk di kediaman sambil menyulam atau melukis. Jing Xuan menutup pintu kamar, meletakkan payung di samping pintu, kemudian menghampirinya. “A-Yin.” Panggilnya, melingkarkan lengan di pinggangnya, memeluk dari belakang. “Rapat rutinnya sudah berakhir?” tanya Yinlan. Jing Xuan mengangguk, meletakkan dagunya di atas pundak Yinlan. “Ini sudah pukul sembilan, tentu saja sudah berakhir.”Yinlan mendengus. “Pengurus Etiket Lu sungguh terlambat.” “Hari ini, kamu tidak perlu belaja

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 150 - Kesalahan Terbesar Di Masa Lalu

    “Omong-omong, A-Yin. Bolehkah aku bertanya sesuatu?” Dalam perjalanan kembali ke kamar, Jing Xuan tiba-tiba bertanya. Yinlan diam, menyuruhnya melanjutkan pertanyaan. “Soal penawar yang kamu berikan padaku …, sejak awal aku penasaran, itu penawar apa?” Jing Xuan melihat ke arahnya. Yinlan terdiam dengan wajah separuh tegang separuh cemas. Dia ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi hatinya memintanya untuk merahasiakannya. “Itu, aku kurang tahu. Aku mendapatkannya dari Xi Feng.” Yinlan tersenyum kikuk. Jing Xuan tidak bertanya lagi. Mereka memasuki halaman istana tanpa bicara. Di ruang makan, sejumlah hidangan telah tersedia. Zhu Yan bilang itu baru disiapkan beberapa menit sebelum Yinlan sampai. Mereka masih mengepulkan uap. Jing Xuan menyeret kursi yang akan diduduki oleh Yinlan. Dengan penuh perhatian, bahkan menyiapkan makanan untuknya. Jing Xuan tersenyum tipis, “Sebenarnya aku tidak pandai menyenangkan hati wanita. Ini pertama kalinya aku benar-benar berperan seperti suami

DMCA.com Protection Status