IANSaat aku sedang serius menatap setiap inci garis wajahnya, Melodi bergerak. Lalu suara-suara halus keluar dari mulutnya."Jangan, Jun, jangan ..."Dia menggigau."Jangan, Juna, aku nggak mau!!!" Melodi berteriak keras lalu terbangun dengan tangis dan napas memburu."Melodi, tenang, Melodi. Nggak ada Juna di sini. Ini aku, Ian." Aku mengusap-usap pundaknya agar dia sadar."Ian?" Dia menatapku dengan sorot yang begitu rapuh."Iya. Ian. Pembantu kamu."Melodi memelukku lalu sesenggukan di dadaku. Kejadian itu pasti membuatnya trauma."Sekarang lanjutin lagi tidurnya. Masih malam." Aku menyuruh setelah tangisnya reda.Melodi kembali berbaring tapi tangannya tidak lepas menggenggam jemariku.“Jangan pergi, Ian, temenin aku di sini. Kamu tidur di sini.”Aku menatap permukaan kasur di sebelah Melodi. Ranjang yang kutempati adalah single bed tapi bisa memuat satu orang lagi walaupun kapasitasnya pas-pasan. Tapi aku nggak mungkin tidur di sana kan?Melodi menarik tanganku agar aku berbarin
Last Updated : 2024-09-23 Read more