MELODI"Ian!"Dia melirik melalui spion tengah."Kamu main pasir di mana sama Kak Kei?" Aku yang sudah nggak tahan terpaksa menanyakannya, daripada mati penasaran."Nggak penting," jawabnya nggak mau memberi tahu.Aku berdecak. Nggak penting buat dia tapi penting buatku.Kenapa sih dia nggak mau berterus terang? Apa itu begitu rahasia? Kenapa begitu banyak pertanyaanku yang nggak mau dia jawab? Selalu saja jual mahal. Apa harus kubayar juga biar dia buka mulut? Sematerialistis itu kah?Kemarahanku terjeda oleh suara ponsel. Aku mengambil benda itu. Agak kaget melihat nama Tante Evelyn di layar. Mamanya Juna."Halo, pagi, Tante," sapaku ramah. Kuselipkan sejumput rambut ke belakang telinga."Pagi, Melodi. Maaf ya Tante mengganggu.""Oh nggak kok. Nggak ganggu sama sekali.""Kamu lagi sibuk?""Aku lagi di jalan mau ke kampus, rencananya mau ketemu dosen pembimbing, Tan.""Oh."Oh-nya itu bikin aku penasaran. Tante Evelyn nggak mungkin menelepon tanpa ada tujuan. Pasti ini berkaitan de
Last Updated : 2024-09-26 Read more