Home / Romansa / Bodyguard Tampan Kesayanganku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bodyguard Tampan Kesayanganku: Chapter 21 - Chapter 30

127 Chapters

Ngamuk

MELODIIan memegang pipinya yang barusan kutampar lalu buru-buru bangun dan membela diri. Persis seperti yang sudah kuduga."Melodi, semalam kita nggak melakukan apa pun. Kamu datang ke kamarku dalam keadaan menangis dan meminta untuk tidur di sini. Aku mengizinkan." Ian mengambil jeda sejenak untuk mengetahui ekspresiku sebelum melanjutkan. "Beberapa jam kemudian kamu bangun karena mimpi buruk. Kamu memelukku dan meminta aku tidur di dekat kamu. Selebihnya kita tidur sampai pagi tanpa melakukan apa-apa.""Nggak mungkin!" sanggahku cepat. Aku nggak percaya bahwa akulah yang memintanya untuk tidur di sebelahku."Kenapa nggak mungkin?""Tentu saja nggak mungkin. Itu mustahil. Aku nggak suka kamu. Aku benci kamu. Kamu tahu persis hal itu dari dulu.""Aku tahu. Tapi mungkin tadi malam kamu lupa kalau kamu membenciku. Sayangnya di kamar ini nggak ada CCTV."Ucapan Ian menuntun mataku memandang ke setiap sudut ruangan. Memang tidak ada apa-apa di sana."Ya, sayang sekali," sinisku menimpali
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Dipaksa Mengundurkan Diri

MELODIMalam harinya aku jalan bertiga dengan Anya dan Amanda. Selama di sini kami belum pernah jalan bersama. Amanda meminta Alva menyingkir sementara.Kami main di Bangla Road. Pusatnya hiburan malam di Phuket. Bar, kelab malam hingga kafe dan restoran, segalanya ada di sini. Setiap malam jalan untuk kendaraan ditutup di sini sehingga hanya tersedia untuk pejalan kaki.Kami bertiga nongkrong di outdoor kafe beratapkan langit."Ian mana, Melo?" Kepala Anya celingukan."Mana gue tahu," jawabku sebal."Lagian lo ngapain sih, Nya, ngerusak suasana melulu?" Amanda ikut mendelik jengkel pada sahabat beda arah kami.“Yaelah, gue kan cuma nanya kok dimarahin?”"Abisnya pertanyaan lo tuh nggak mutu banget. Ngerusak mood Melodi."Aku ikut memindai situasi di sekelilingku. Kali aja Ian mengekori kami lalu sembunyi di suatu tempat. Bersembunyi lalu muncul tiba-tiba adalah keahliannya.Tapi malam
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Kedatangan Lakeizia

IANAku tahu tidak akan mudah bagi Om Ben untuk melepasku begitu saja. Dan aku sangat paham kenapa dia menatapku heran."Apa yang terjadi di Phuket? Kenapa tiba-tiba minta berhenti?" Pertanyaan itu sudah ada di kepalaku sebelumnya."Tidak terjadi apa-apa, Om. Semua berlangsung lancar. Liburannya menyenangkan. Melodi sangat gembira.""Lalu kenapa Om harus mendengar permintaan ini keluar dari mulut kamu?""Maaf, Om, bukannya tidak bersyukur dan berterimakasih. Tapi saya nggak mungkin selamanya hidup bergantung pada Om dan keluarga. Saya ingin membangun kehidupan sendiri. Saya akan mencari pekerjaan yang lain.""Sudah ada pekerjaannya? Gajinya jauh lebih besar daripada yang kamu dapatkan selama ini?""Belum, Om.""Lalu kenapa kamu nekat keluar?""Kalau nggak begitu saya nggak akan pernah tahu apa-apa karena terus bergantung pada Om dan keluarga. Saya nggak bisa melakukan apa pun dan mencari pekerjaan yang baru karena waktu saya tersita untuk Melodi."Om Ben menatapku masygul. Dia mencub
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Parasit Di Hidupmu

IANSeorang gadis bertubuh semampai mengenakan jeans dan blouse putih melambaikan tangan padaku saat melihatku muncul.Aku berjalan menghampirinya. Tadi Om Ben yang memintaku untuk menjemput Lakeizia. Hanya selang beberapa menit Lakeizia menghubungi langsung.Lakeizia membawa banyak barang. Dua koper besar, satu tas jinjing serta ransel di punggungnya.Airport helper membantu membawa barang-barang Lakeizia."Sorry ya, jadi ngerepotin." Lakeizia berucap di sela-sela langkah kami."That's okay," jawabku singkat. Ini bukanlah pertemuan pertamaku dengan Lakeizia. Aku sudah kenal dia sejak lama."Melodi apa kabar? Masih suka ngereog dia?" seloroh Lakeizia sambil tertawa setelah kami berada di mobil dan hendak meninggalkan area bandara.Aku menyimpan tawa di dalam hati. Melodi dan Lakeizia pernah terlibat salah paham sekitar empat tahun yang lalu. Hanya gara-gara laki-laki."Nggak kok. Dia udah dewas
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Pagi Yang Memuakkan

MELODIPagi ini suasana ruang makan lebih ramai dari biasanya karena ada Lakeizia. Kami sarapan berlima.Saat santap pagi sedang berlangsung kenapa aku merasa ada yang janggal?Bukan rasa makanannya yang tidak enak melainkan posisi duduk kami.Mami dan Papi duduk bersisian berhadapan dengan Ian dan Lakeizia. Lalu aku duduk sendiri di ujung meja. Terkesan sedang menyaksikan hubungan kedua pasangan itu.Seharusnya aku yang duduk di sebelah Ian, bukan Lakeizia. Atau semestinya aku yang berada di samping Lakeizia, bukan Ian."Hari ini udah langsung mulai kerja ya, Kei?" tanya Mami membuka percakapan."Iya, Tante." Lakeizia menjawab disertai senyum. Dia ini sangat murah senyum sekali. Apalagi bibirnya super duper tipis."Udah tahu lokasi kantor kamu di mana?""Udah sih, Tan. Tapi aku belum bisa kalau sendiri.""Minta tolong antar Ian aja.""Aku bisa naik taksi kok, Tante. Maksudku tadi kalau nyetir sendiri aku takut nyasar karena belum terlalu hafal jalan-jalan di Jakarta." Lakeizia buru
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Kemarahan Ian

MELODI"Ian!"Dia melirik melalui spion tengah."Kamu main pasir di mana sama Kak Kei?" Aku yang sudah nggak tahan terpaksa menanyakannya, daripada mati penasaran."Nggak penting," jawabnya nggak mau memberi tahu.Aku berdecak. Nggak penting buat dia tapi penting buatku.Kenapa sih dia nggak mau berterus terang? Apa itu begitu rahasia? Kenapa begitu banyak pertanyaanku yang nggak mau dia jawab? Selalu saja jual mahal. Apa harus kubayar juga biar dia buka mulut? Sematerialistis itu kah?Kemarahanku terjeda oleh suara ponsel. Aku mengambil benda itu. Agak kaget melihat nama Tante Evelyn di layar. Mamanya Juna."Halo, pagi, Tante," sapaku ramah. Kuselipkan sejumput rambut ke belakang telinga."Pagi, Melodi. Maaf ya Tante mengganggu.""Oh nggak kok. Nggak ganggu sama sekali.""Kamu lagi sibuk?""Aku lagi di jalan mau ke kampus, rencananya mau ketemu dosen pembimbing, Tan.""Oh."Oh-nya itu bikin aku penasaran. Tante Evelyn nggak mungkin menelepon tanpa ada tujuan. Pasti ini berkaitan de
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Pengakuan Mengejutkan

MELODINasib baik sedang berpihak padaku. Setelah tiba di kampus aku hanya perlu menunggu sebentar lalu bertemu dengan Pak Braga. Dia hanya mencoret-coret sedikit kerangka yang kuajukan.Setelahnya aku kembali ke mobil. Dari jauh aku melihat Ian sedang mengamati ban mobil. Dia memang telaten dan selalu memastikan semua berjalan dengan baik.Aku nggak habis pikir. Terlepas dari bayaran tidak sedikit yang diberikan oleh orang tuaku, apa dia nggak berniat untuk mencari pekerjaan yang lebih prestise melebihi bodyguard dan supir pribadi?Ian dengan sigap membukakan pintu mobil untukku saat tahu aku datang."Aku mau ke toilet dulu," ujarku setelah meletakkan tas dan bundelan kertas yang merupakan skripsiku.Ian tidak menjawab. Mending tadi aku nggak usah bilang apa-apa padanya.Aku menghabiskan waktu sepuluh menit di toilet sebelum kembali ke mobil dan mendapati Ian sedang duduk di tempatnya. Bundelan kertasku ada di tangannya."Diapain skripsi aku?" tanyaku curiga."Cuma ngeliat," jawabny
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Terbunuh Penasaran

MELODI Usapan Ian di bibirku seolah akan membuatku berhenti bernapas. Sentuhannya yang halus seringan bulu membuatku meremang. Itu hanya jarinya tapi aku merasa seolah bibirnya yang berpagut dengan bibirku. Aku mendadak gugup. Jadi yang kulakukan adalah menepis jarinya itu dari bibirku."Makin lama kamu makin nggak sopan!" kecamku ketus.Ian masih menatapku. Menikmati ketidaksukaan yang kuperlihatkan.Aku memperbaiki duduk sambil menyisipkan rambut ke balik telinga."Emang kamu jatuh cinta sama siapa? Sama Greya?"Ian nggak menanggapi. Berani taruhan. Kalau pun dia menjawab maka dia akan menggelengkan kepalanya atau mengatakan 'nggak penting'.Ian masih menatapku. Sorot matanya berubah. Terlihat lebih redup dari sebelumnya."Kamu pernah jatuh cinta sama siapa?" tanyaku lagi dengan lebih serius.Banyak pertanyaan menggumpal di benakku. Kapan Ian jatuh cinta? Kenapa aku nggak tahu? Apa dia jatuh cinta pada perempuan atau laki-laki? Lalu apa mereka pacaran? Berapa lama?Pertanyaanku men
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Menyelidiki Ian

MELODIKubawa kakiku masuk. Seketika aroma kopi menyergap hidungku. Bukan karena ada kopi di sana. Melainkan bersumber dari pewangi ruangan.Aku hampir tidak pernah masuk ke kamar Ian meskipun dia juga hampir tidak pernah menguncinya. Ketika menapakkan kaki di lantai aku dibuat tertegun oleh pemandangan yang mengisi ruang mataku.Kamar Ian bernuansa dark dengan wallpaper abu-abu tua yang memoles dinding. Alih-alih merasa suram, aku malah merasa tenang berada di dalamnya. Entah karena penataannya yang rapi atau karena di dekat jendela kamar Ian ada pohon yang mengirim vibes rindangnya sampai ke sini.Hitungan menit aku terpaku tanpa tahu melakukan apa. Bagaimana caranya agar aku tahu siapa pacar Ian?I have no clue.Aku bergerak mendekati meja di pojok kamar. Ada beberapa buku berbahasa Inggris di atasnya. Tidak ada apa pun yang ditemukan di laci meja selain printilan tidak penting.Ada poster besar Kurt Cobain sedang merokok sambil main gitar tertempel di dinding. Poster bernuansa hita
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Pacar Pura-Pura

IANLaptop, kertas-kertas serta sejumlah literatur berserakan di atas tempat tidur ketika aku tiba di kamar Melodi.Malam ini dia cukup aneh. Biasanya Melodi mana pernah sudi aku menyentuh skripsinya. Dia selalu bilang, "Kamu nggak bakalan ngerti apa-apa."Melodi mengambil kertasnya lalu menunjukkan padaku mana saja yang akan kukerjakan."Yang ini ya, sampai di sini. Jangan lupa italic sama bold-nya. Jangan ada yang typo ya," katanya mengajariku.Aku mengambil kertas-kertas tersebut lalu mengumpulkannya menjadi satu.Aku bermaksud mengetik di meja. Tapi gerakan Melodi lebih cepat menahan tanganku."Ketik di sini," pintanya.Aku membatalkan niat mengetik di meja dan memenuhi apa yang dia inginkan.Aku baru memulai ketika mendengar pertanyaan terlontar dari bibirnya."Kamu tadi ke mana?" Dia menanyakan hal yang sudah diketahuinya."Ke dokter hewan. Greya sakit.""Kenapa nggak pergi sendiri? Kenapa Kak Kei juga ikut?""Ada yang salah dengan itu?""Nggak ada. Cuma tumben aja."Aku tidak
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status