Home / Romansa / Bodyguard Tampan Kesayanganku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bodyguard Tampan Kesayanganku: Chapter 31 - Chapter 40

127 Chapters

Berubah Pikiran

IANAku baru saja keluar dari bengkel ketika Lakeizia menelepon."Ian, kamu di mana?""Baru dari bengkel.""Bisa ke kantor aku nggak? Jason mau ke sini. Aku mau ngenalin kamu sebagai pacarku. Tolong aku ya?""I'll be there in no time."Aku mengemudikan mobil ke kantor Lakeizia. Tapi pikiranku bukan berada di dalam sini. Tapi pada Melodi. Pada permintaannya yang absurd. Akhirnya pikiran Melodi terbuka. Tapi permintaannya sekali pun tidak pernah melintas di dalam benakku.Lakeizia sudah menunggu di depan kantornya saat aku tiba. Senyum terkembang di bibirnya."Thanks udah datang. Kita ke sebelah aja ya." Dia mengajakku ke kafe sebelah kantor.Aku tidak melihat mantan Lakeizia di sana."Mana dia, Kei?""Sebentar lagi dia datang. Dia nggak percaya aku udah punya pacar jadi aku suruh ke sini."Kami duduk bersisian di kursi di dekat pintu masuk, menunggu mantan Lakeizia yang akan tiba."Ian, biar Jason lebih yakin, nanti aku minta ada skinship sedikit. Tolong genggam tanganku dan cium pipik
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Kenapa Semua Orang Menyukainya?

IAN"Belok kiri." Melodi memberiku instruksi. Dia mengajakku bertemu dengan Juna di kafe favorit mereka berdua.Aku menahan tangan Melodi sebelum turun dari mobil. Dia sontak memandang padaku. Tatapannya tajam dan menusuk. Begitu kontras dengan caranya memandang saat memintaku jadi pacar pura-puranya beberapa jam yang lalu."Selain kamu yang masih mencintai dia dan kamu yang nggak bisa hidup tanpa dia, apa yang bikin kamu tiba-tiba berubah pikiran? Siapa yang mempengaruhi kamu?" "Nggak ada.""Nggak mungkin," jawabku nggak percaya."Aku memang agak labil. Tapi kamu jangan baper gara-gara permintaan konyolku tadi.""Nggak ada yang baper. Tapi semua ini terlalu aneh.""Nggak ada yang aneh."Melodi menepis tanganku lalu turun dari mobil."Kenapa masih di sana? Ayo turun!" suruhnya melihatku tetap berada di tempat."Aku tunggu di sini.""Aku bilang turun ya turun. Lupa
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Keinginan Yang Tidak Disetujui

MELODIAku masih merenungi nasib. Menjadi anak perempuan di keluarga ini tampaknya adalah sebuah bencana. Andai saja bisa aku ingin dilahirkan ulang sebagai anak laki-laki. Agar aku bisa seperti kedua adikku. Summer saat ini kuliah di Canada. Aku nggak ngerti pada pilihannya yang tidak biasa di saat orang lebih memilih kuliah di Amerika, Jerman atau England. Sedangkan Winter begitu beruntung karena diterima di Columbia University, NY. Bahagianya menjadi mereka.Hanya aku yang melestarikan kearifan lokal.Entah kebetulan atau tidak ponselku berbunyi. Summer yang menelepon."Ngapain lo nelfon?" tanyaku to the point."Ya ampun, Kak, jutek banget sama adek sendiri," jawabnya bernada protes. "Lo yang kelahi sama Bang Ian pelampiasannya jangan sama gue dong."Adik-adikku tahu bahwa aku alergi berat pada makhluk bernama Ian itu."Ada apa? Kalau mau ngobrol sama Mami langsung ke hpnya aja.""Gue mau ngomong sama Bang Ian tapi hpnya mati. Tolong dong lo panggilan bentar.""Mau ngapain emang?"
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Marah Nggak Jelas

IANAku baru saja menelepon Summer. Meskipun tinggal di belahan dunia yang berbeda, tapi aku dan dia selalu keep on touch. Berbeda dengan kakaknya, sang adik jauh lebih humble."Ian, laptopnya aku pinjam bawa ke kamar ya?"Aku lupa kalau Lakeizia masih berada di sini."Bawa aja, Kei."Lakeizia melipat laptop dan siap-siap untuk keluar dari kamarku."Aku nggak ngerti deh. Tadi Melodi nyebut-nyebut Ritz Carlton lagi ada promo maksudnya apa ya?" Lakeizia menatapku keheranan."Entahlah. Mungkin cuma mau ngasih tahu.""Lucu juga ya tuh anak." Lakeizia tersenyum kecil. "By the way dia masih belum maafin aku ya? Dia pernah bilang ke kamu nggak?""Soal Nicholas?"Lakeizia menjawab dengan anggukan."Udah sejak lama. Dia nggak pernah ungkit-ungkit masalah itu. Dia orangnya nggak pendendam.""Jujur sih, sampai sekarang aku masih ngerasa nggak enak hati." Lakeizia tidak berbohong. Dia bukanlah drama queen. Aku bisa melihat di matanya."Let the past be the past ya, Kei. Lagian Melodi udah punya ga
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Masalahnya Kamu

MELODIBerhari-hari aku nggak bicara dengan Ian. Dan dia pun tidak menegurku. Dia tidak bertanya kenapa aku silent treatment. Kalau ini terjadi pada manusia normal pasti orang itu akan bertanya-tanya di dalam hati kesalahan besar apa yang sudah dilakukannya. Dia akan gelisah sepanjang hari dan terus memikirkannya.Ah iya, aku lupa. Ian bukan manusia normal. Jadi tentu saja dia merasa tidak terjadi apa-apa.Selama beberapa hari ini juga aku tidak ke mana-mana. Aku hanya di rumah. Tapi justru Ian sibuk pergi dengan Lakeizia.Pagi-pagi sekali di saat aku belum bangun mereka sudah berangkat. Lalu senja atau malam mereka baru pulang. Berdua. Ya. Hanya berdua.Lama-lama aku gondok juga. Apa Ian perlu diingatkan bahwa dia bekerja untukku, bukan Lakeizia?Apa dia lupa bahwa yang menggaji dia adalah orang tuaku, bukan Lakeizia?Pacaran sih pacaran, tapi harus tahu waktu dan situasi juga.Aku menghempaskan tubuh ke kasur. Sudah jam sepuluh malam, tapi keduanya belum pulang.Kerja apa sampai ja
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Digendong

MELODIIan berhenti bertanya. Agaknya dia sudah mengerti apa yang aku inginkan. Dia terus membawaku tanpa arah tujuan. Sampai kami berhenti di sebuah taman."Ngapain di sini?" tanyaku waspada setelah dia mematikan mesin mobil. Aku harus hati-hati kalau saja dia berniat melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Apalagi kami hanya berdua dan tempat ini sepi."Spending time," jawabnya pendek lalu turun. Dia melangkah memutari mobil kemudian membukakan pintu untukku dari luar.Aku terpaksa turun dari mobil. Angin dingin langsung menyerbu kulitku. Membuatku tersadar bahwa saat ini hanya mengenakan celana tidur, tanktop coklat dan slipper boneka. Sedangkan Ian mengenakan kaos oblong putih dilapisi kemeja jeans biru yang kancingnya dibiarkan terbuka, plus jeans dan sneakers. Dia nggak sempat ganti baju karena tadi langsung kuseret. Aku nggak tahu ternyata dia punya baju putih. Sama dengan tidak tahunya entah sejak kapan dia memilikinya. Mungkin Lakeizia yang membelikan dan mencoba membawanya kel
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Jadi Obat Nyamuk

MELODIKeesokan harinya aku meminta Ian membawa ke taman semalam. Aku ingin membuktikan kata-katanya mengenai taman itu. Dan hasilnya membuatku ingin ngamuk padanya. Taman itu benar-benar nyata. Begitu pun dengan bunga-bunga dan bangku di sana."Jadi ternyata itu cuma modus kamu doang?" Aku memelototinya marah."Modus apa?" balasnya ringan."Biar kamu bisa gendong aku terus peluk kamu.""Nggak ada yang menyuruh kamu meluk aku. Kamu sendiri yang meluk," jawabnya membuatku malu.Hawa hangat menjalari pipiku. Kenapa juga aku bisa senaif itu hingga mau-maunya dibodohi?"Jelasin sekarang kenapa kamu ngarang cerita dan nipu aku?""Iseng.""Iseng? Kamu pikir aku teka-teki silang? Kamu pikir aku anak kecil yang mudah ditipu? Aku nggak bodoh. Dengar ya, aku nggak rela kamu gendong kemarin. Aku nggak ikhlas kamu menikmati pelukanku. Pokoknya aku nggak sudi pada semua yang terjadi kemarin!" Aku mencerocos memuntahkan semua rasa sakit hati.Saat tidak ada lagi yang bisa kukatakan aku terdiam lal
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Lipstick Untuk Melodi

MELODI"Jason, aku sama pacarku mau makan siang. Kamu silakan duluan ke kantor.""Aku ikut kalian, aku juga mau makan siang," jawab Jason dengan tidak tahu malunya.Eh, apa bedanya denganku? Aku juga ngekor tanpa diajak.Ekspresi Lakeizia tampak kurang senang tapi sungkan untuk menolak. Apa dia juga merasakan yang sama dengan kehadiranku di sini? Apa dia merasa terganggu karena hanya ingin pacaran berdua dengan Ian?"Oh, oke."Aku tahu Lakeizia berat hati mengucapkannya."Kita makan di mana, Sayang?"Sejak tadi entah sudah berapa kata sayang diobral. Aku sampai eneg."Terserah kamu." Ian menjawab.Ian dan Lakeizia berjalan bergandengan tangan di depanku. Sedangkan aku dan Jason membuntuti di belakang mereka. Untung ada Jason. Kalau tidak aku sukses menjadi kambing congek."Temennya Kei?" Jason mengajakku berbicara."Sepupunya.""Wah, Kei nggak pernah cerita punya sepupu cantik kayak lo." Jason terlihat antusias.Aku hanya tersenyum masam. Tentu Kei nggak akan cerita. Buat apa? Ada jur
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Ide Untuk Menjebak Ian

MELODI"Meloooo!" Amanda melambaikan tangan kepadaku dan melihat melalui kaca. Rambutnya sedang dipotong. Ada Anya juga yang hanya menjadi penonton."Haaiii!" Aku membalas lambaiannya.Tante Evelyn mendekat melihatku muncul."Melodi sayang, datang juga kamu." Tante Evelyn memelukku lalu kami cipika cipiki."Tadi Amanda yang telfon katanya lagi di sini," jelasku.Tante Evelyn tersenyum. "Makin cantik aja menantu Tante. Kamu mau apa, Sayang? Manicure? Pedicure?""Nggak usah, Tan. Aku ngeliat Amanda aja.""Jangan dong. Masa udah jauh-jauh cuma mau ngeliat."Tante Evelyn menyentuh rambutku yang tergerai lalu menilainya."Melo, ujung rambut kamu agak bercabang. Potong dikit ya, Sayang?""Boleh deh, Tan. Dikit aja tapi."Si tante kemudian memanggil karyawannya untuk menanganiku."Melo, kira-kira kapan ya Tante bisa ketemu Papi Mami kamu untuk membicarakan hubungan kamu dan Juna?"Pertanyaan Tante Evelyn membuatku tersenyum bahagia."Aku tanya Mami dulu ya, Tan. Nanti aku kabari.""Tante tun
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Dia Kapan Nikahnya?

MELODIAku duduk gelisah di sebelah Ian yang menyetir. Sedangkan Ian fokus pada jalan raya. Kabin mobil terasa sepi tanpa ada musik dan pembicaraan. Justru kepalakulah yang berisik. Berbagai macam suara tumpang tindih memenuhi pikiranku.Sesekali aku mencuri pandang pada Ian. Bagaimana cara yang elegan untuk menjebaknya? Sedangkan dia tidak pernah lengah. Dia selalu siaga untukku. Aku tidak menemukan celah untuk masuk."Ian ..." Aku memanggilnya.Dia menoleh."Pekerjaan yang kamu maksud apa sudah dapat?""Belum.""Kok bisa?" tanyaku heran.Dengan IPK summa cumlaude aku rasa tidak sulit bagi Ian untuk mendapat pekerjaan. Kecuali dia yang nggak mau."Belum ada yang cocok.""Memangnya yang cocok itu yang gimana? Kamu mau digaji berapa emang?"Ian nggak menjawab. Dia suka sekali membuatku kesal. Aku curiga kalau bayaran yang diberi orang tuaku jauh lebih besar daripada perusahaan mana pun. Jadi wajar kalau dia keberatan pergi dari rumah.Padahal kalau dia mau pergi baik-baik aku nggak p
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status