Home / Romansa / Pasangan Gelap Tuan Javier / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pasangan Gelap Tuan Javier : Chapter 111 - Chapter 120

193 Chapters

Bab 111. Selamat

Beberapa jam telah berlalu sejak ia ditemukan, dan akhirnya Freya perlahan membuka matanya. Tubuhnya terasa seperti dihantam batu, perih dan memar menghiasi kulitnya. Sekarang, setidaknya ia berada di rumah sakit. Ruangan itu sepi, tanpa siapa pun di sana. Kemana Javier? Mungkinkah ia sedang menjaga anak-anak.Sakit masih mendera, jadi Freya tetap diam, mengumpulkan kekuatan. Lalu, suara pintu yang terbuka membuyarkan lamunannya, dan Javier muncul membawa senyum hangat."Hai, kau sudah bangun," ucapnya lembut, lalu meletakkan tas kecil di meja sebelum mendekat. “Apa kau lapar?”Freya hanya mengerjap, menatap segelas air di meja dengan tenggorokan yang terasa kering. Javier mengerti, ia membantu Freya duduk kemudian menyodorkan segelas air. Freya menyesapnya perlahan, rasa segar mengalir ke tenggorokannya. Ketika ia selesai, Freya mengalihkan pandangannya ke Javier.“Bagaimana keadaan Dylan dan Felix?” tanyanya lirih.“Mereka baik-baik saja. Aku sempat menemui mereka sebelum ke sini,” j
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 112. Perhatian Javier

Dua hari berlalu sejak Freya dirawat di rumah sakit. Setiap harinya, Javier selalu menemani, meski terkadang ia larut dalam pekerjaan sambil menatap layar MacBooknya dengan fokus setelah memastikan Freya tidur nyenyak.Terkadang Freya hanya pura-pura tidur, untuk bisa melihat apa yang Javier lakukan ketika ia memejamkan mata. Dan ternyata, Javier memanfaatkan waktunya untuk tetap bekerja. Wajahnya yang fokus, menegaskan kewibawaannya sebagai seorang pemimpin.Tidak heran mengapa Javier begitu disegani sekaligus ditakuti oleh sebagian orang, itu karena karakternya yang tidak bisa ditebak oleh orang lain. Salah satunya adalah, Javier hanya akan menunjukkan kepeduliannya pada orang-orang yang menurutnya berarti baginya.“Kalau dia terus seperti ini, mungkin aku benar-benar akan terjebak dalam pesonanya,” batin Freya, menahan senyum tipis.Javier tak hanya menjaga Freya dengan perhatian yang belum pernah dirasakannya sebelumnya, namun juga selalu memastikan segalanya nyaman baginya. Perta
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 113. Di tangan Javier

Di sebuah ruangan kosong, terdengar suara teriakan dari dalamnya. Satu-satunya orang yang berteriak untuk dibebaskan, di dalam ruangan yang tertutup, Viona menggedor gedor pintu berharap ada yang membukanya.Tapi, tidak satu orang pun yang menyahut. Sementara, di dalam ruangan itu tak ada celah untuk bisa kabur. Hanya ruang ventilasi udara yang sangat kecil, jadi mustahil kalau ia kabur melalui tempat itu."Keluarkan aku dari sini!" teriak Viona.Untuk kesekian kalinya, tak ada yang menyahut, hanya ada keheningan sehingga Viona mulai frustasi. Mengacak rambutnya tidak bisa tenang, karena ia tidak tau siapa yang menguncinya di dalam ruangan ini.Setelah beberapa saat, terdengar suara kunci yang digunakan untuk membuka pintu, buru-buru Viona menerobos tapi seorang wanita tidak dia kenal tiba-tiba saja menendang bagian perutnya hingga tersungkur."Sialan, siapa kau!" umpatnya.Tapi wanita asing itu mendekat, tanpa ragu menampar wajah Viona hingga suara tamparan itu menggema di dalam ruan
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 114. Berbaikan

Tak ada jalan untuk kabur. Viona merasakan jantungnya berdebar panik. Eben telah tertangkap, dan entah apa yang sedang direncanakan Javier. Dengan kesal, ia menghampiri Eben, mendorong pria itu hingga wajahnya yang terluka terlihat jelas di bawah cahaya lampu yang redup.“Kenapa kau malah di sini?! Seharusnya kau berusaha membebaskanku, bukan ikut tertangkap!” desisnya tajam."Aku juga tidak mengharapkan hal ini terjadi padaku, Sialan." Eben mendengus kesal, menahan sakit sambil perlahan mencoba duduk. “Jangan salahkan aku. Semua ini terjadi karena rencana gilamu menculik Freya. Sekarang Javier hilang kesabaran. Kita tak punya kesempatan untuk melarikan diri.”Viona mengusap wajahnya frustrasi, tatapannya penuh kebencian. “Freya pasti tertawa puas, tahu kita tertangkap,” gumamnya, matanya menyipit penuh dendam.Di sisi lain, Freya bahkan tidak tahu bahwa Javier adalah orang yang memerintahkan pria bertopeng untuk membawa Viona sebelum tertangkap oleh polisi. Hingga saat ini, Freya sen
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 115. Balasan Javier

Keesokan harinya, Javier menerima laporan akhir dari tangan kanan kepercayaannya. Bukti penculikan dan kejahatan lainnya yang melibatkan Viona dan Eben kini sudah lengkap di tangannya. Dengan bukti itu, Javier bisa menyerahkannya pada pihak kepolisian kapan saja.Tapi, Javier masih memikirkan konsekuensi yang akan ia terima di kemudian hari. Karena Eben dan Viona tidak mungkin di penjara seumur hidup dengan kesalahan yang mereka perbuat, kemungkinan penjara paling lama adalah lima belas tahun.Lalu, setelah lima belas tahun itu ada kemungkinan mereka akan balas dendam lagi atas apa yang sudah dialami. Di sisi lain, Javier tidak mungkin membunuh mereka."Siapa saja yang ada di belakang Eben?" tanya Javier, mencoba menelisik lebih dalam."Saudaranya seorang Dokter, dan orang tuanya adalah pengedar senjata ilegal yang kini sedang mendekam di penjara kurang lebih dua tahun." lapor orang kepercayaannya.Javier tercenung, menatap catatan riwayat keluarga Eben dengan ekspresi terkejut. Duluny
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 116. Menjadi keluarga

Setelah memastikan Viona dan Eben berada di tempat yang aman dan dipastikan tidak bisa kabur, hati Javier merasa jauh lebih tenang. Sekarang, dia kembali ke rumah pribadinya menggunakan helikopter.Saat ini, langit sudah gelap dan mungkin saja anak-anak dan Freya sudah tidur. Sesampainya di halaman belakang, baling-baling helikopter berputar menghentak udara, mengisi keheningan malam.Tiba-tiba, suara ceria menyambutnya dari balkon."Ayah!"Javier menoleh dan melihat Dylan serta Felix melambaikan tangan penuh semangat dari balkon lantai dua. Senyum lebar merekah di wajahnya, kehangatan membanjiri dadanya saat melihat kedua putranya. Dia bergegas memasuki rumah, meski waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.Felix berlari ke arahnya, berniat memeluknya, namun Javier segera memberi isyarat. “Jangan dekat dulu, Ayah kotor. Tunggu sebentar, Ayah bersih-bersih dulu.”Felix pun langsung berhenti, sementara itu pandangan Javier sekilas melihat Freya. Wanita itu cuman menatapnya tanpa ekpr
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 117. Tamu tak diundang

Begitu Dylan dan Felix diantar oleh sopir pribadi Javier menuju sekolah, kini tiba giliran Javier sendiri mengantar Freya ke apartemen. Dengan penuh perhatian, ia memastikan semua persediaan makanan tertata lengkap, seolah tak ingin meninggalkan celah bagi Freya untuk merasa kurang saat ditinggalkan ke kantor."Aku ada rapat penting yang tak bisa ditinggalkan hari ini. Jadi, aku harus ke kantor," ujar Javier, suaranya sedikit menyesal meninggalkan Freya sendiri.Freya menoleh, menatapnya hangat. "Kamu pasti sibuk. Aku tidak ingin menghalangi pekerjaanmu."Javier tersenyum tipis lalu mendekat. “Aku akan datang bersama anak-anak nanti. Kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk menghubungiku.” Tanpa banyak bicara lagi, ia mengecup lembut kening Freya sebelum berbalik pergi, meninggalkan jejak hangat di hati wanita itu.Freya terdiam, menyentuh bagian yang Javier cium barusan. Apakah Javier benar-benar menganggap ia sebagai wanitanya? Freya ingat, dulu Javier begitu peduli pada Viona, tidak se
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 118. Peduli

"Ibu!" Suara Dylan dan Felix menggema penuh semangat, berlari menuju kamar untuk menyimpan tas sebelum buru-buru mencari Freya. Begitu menemukannya, mereka langsung memeluknya erat, mengalirkan kehangatan dan kegembiraan."Bagaimana hari kalian?" tanya Freya sambil mengusap kepala mereka.Mereka mendongak, serempak mengangguk penuh semangat. "Sangat menyenangkan! Kami akan belajar bertarung supaya bisa jaga Ibu," ujar Felix, namun matanya langsung menyipit saat melihat perban di wajah Freya."Ibu sakit lagi?" tangan kecilnya menyentuh perban dengan hati-hati."Wanita jahat itu datang menyerang ibu?" Dylan bertanya, wajahnya berkerut cemas dengan mata yang mulai berkaca-kaca.Freya segera memeluk keduanya, berusaha menenangkan. "Ibu baru saja mengobati luka ini, jadi harus pakai perban biar cepat sembuh," ucapnya, menyembunyikan kegelisahan di balik senyumnya."Sungguh? Tapi bukannya lukanya hampir sembuh?" Dylan masih penasaran."Jangan khawatir, butuh waktu untuk bisa sembuh sepenuhny
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 119. Perhatian

Dengan gerakan lembut dan penuh perhatian, Javier membersihkan luka di wajah Freya. Jemarinya yang hangat menyentuh kulitnya dengan hati-hati, memberikan rasa nyaman dan aman pada Freya. Setelah memastikan luka telah terobati dengan baik, Javier memasang perban baru dengan teliti. "Apa yang ibu katakan waktu dia datang?" tanya Javier, suaranya penuh perhatian. Freya menghela napas ringan, mengambil cermin dan menatap bayangan wajahnya sejenak. "Kau pasti bisa menebaknya," katanya tenang. “Dia pasti bicara soal anak-anak, kan?” balas Javier. Freya mengangguk pelan, menaruh cermin, dan menoleh pada Javier. Perasaan hangat mengalir dalam hatinya. Tidak bisa disangkal, perhatian tulus Javier padanya membuatnya merasa sangat berharga, pria yang begitu banyak wanita idamkan, namun hanya dirinya yang mendapatkan sisi lembut ini darinya. "Aku harus bagaimana? Ibumu sudah tahu Dylan dan Felix adalah saudara kembar," ucap Freya, sedikit resah. Javier tersenyum, menenangkan. “Percayalah pad
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 120. Menyiapkan Halloween

Siang itu, Javier dan Freya melangkah keluar dari rumah sakit dengan suasana hati yang lebih ringan setelah mereka selesai melakukan pemeriksaan terhadap luka di wajah Freya, Javier berniat mengajak perempuan itu untuk bersantai sejenak di area taman."Pertengahan musim semi masih lama, kau ada keinginan pergi liburan kemana?" tanya Javier."Aku tidak punya ide untuk itu," jawab Freya,"Kalau begitu, ayo ke Swiss," saran Javier.Freya menoleh, tersenyum kecil. “Kau serius ingin mengajakku liburan?”“Serius,” jawab Javier tanpa ragu, “Bayangkan saja kita dan anak-anak menikmati pegunungan dan desa kecil yang tenang di sana. Aku pernah berjanji untuk mengajak mereka bepergian."Freya tampak terkejut, menatap Javier dengan heran sekaligus sedikit curiga. “Liburan keluarga? Untuk apa?”“Karena kau adalah ibu mereka,” jawab Javier sambil menatapnya lekat. Wajah Freya terhenti sejenak sebelum ia tertawa pelan, menyembunyikan keraguan yang bersemayam di hatinya.“Jadi, benar kau ingin aku me
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status