Home / Romansa / Pasangan Gelap Tuan Javier / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Pasangan Gelap Tuan Javier : Chapter 131 - Chapter 140

193 Chapters

Bab 131. Berita baru

Kehangatan menyambut pagi Javier dengan indah, ia menatap Freya yang berbaring di sebelahnya. Dengan lembut, tangannya membelai wajah wanita itu. Semalam sangat mengagumkan sampai tidak bisa Javier deskripsikan lagi.Hatinya menghangat, bisa menatap Freya yang terlelap seperti ini terasa begitu damai. Perlahan, Freya membuka mata dan ia kaget saat ciuman Javier tiba-tiba mendarat di bibirnya tanpa permisi."Selamat pagi," bisik Javier dengan senyuman menggoda.Wajah Freya seketika merona, teringat bahwa semalam ia begitu berani bermain dengan Javier dengan cara yang berbeda. "Sepertinya semalam ada seseorang yang begitu bersemangat, tapi kenapa pagi ini mendadak saja seperti orang yang berbeda?" goda Javier.Freya tidak merespon, dengan cepat Javier menarik selimut dan mengurung Freya di balik tubuh kekarnya. "Aku tidak tau kau bisa memiliki semangat yang begitu besar seperti itu.""Javier, cukup!" protes Freya, wajahnya pasti sudah sangat merah sekarang.Pria itu tidak lagi menggodan
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 132. Kedamaian sederhana

Di tengah badai salju yang masih deras, apartemen itu menjadi benteng hangat bagi Freya dan keluarganya. Tidak ada perapian seperti di rumah-rumah besar, tetapi penghangat ruangan yang diatur Javier cukup untuk membuat mereka semua nyaman.Suasana apartemen hari itu benar-benar damai, bahkan lebih sunyi dari biasanya. Freya penasaran dengan kedua putranya, Felix dan Dylan, yang tak terdengar riuh seperti biasa. Perlahan ia membuka pintu kamar anak-anak, melihat Felix asyik dengan rubiknya sementara Dylan berkutat dengan komputer, tampak serius dalam dunia pemrogramannya yang Freya sendiri kurang paham.Tak ingin mengganggu, Freya menutup pintu dan beralih ke ruang tamu, di mana Javier sedang bersantai dengan iPad di tangannya.“Jadi, rumahmu sudah terjual?” tanya Freya, penasaran.Javier mengangkat kepala dan tersenyum, lalu meletakkan iPadnya. “Sudah. Untuk sementara aku akan tinggal di sini sampai menemukan rumah baru. Menurutmu, daerah mana yang cocok?”Freya berpikir sejenak. “Tem
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 133. Ancaman datang

Beberapa bulan kemudian, hubungan Freya dan Javier semakin menunjukkan kedekatan yang harmonis. Selayaknya keluarga bahagia yang dikaruniai dua orang anak, dan hari ini Javier baru saja bertemu dengan dokter untuk membantu Freya menghilangkan bekas luka di wajahnya.Setelah perawatan itu, Freya mengajak Javier untuk menjenguk Pamela. Kondisinya terlihat lebih baik, meskipun suaranya masih samar, ia mulai bisa berbicara. Ada perubahan di sorot matanya saat menatap Freya, seolah ingin mengatakan sesuatu yang masih tertahan.“Ayo pulang,” kata Javier pelan, sambil menggenggam tangannya.Dalam perjalanan pulang, saat mereka tiba di depan pintu apartemen, Freya baru ingat, “Javier, aku lupa bilang, bahan makanan di dapur habis. Kita harus membelinya.”“Astaga, kenapa tidak dari tadi saja bilangnya? Ayo kita pergi membelinya.”Keduanya pun memutuskan untuk berjalan ke supermarket terdekat, menyusuri jalan setapak yang tertutup salju. Jalanan licin memaksa mereka melangkah hati-hati, sesekal
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 134. Rencana

Disaat kondisi Eben masih berkeliaran bebas, Javier masih harus menemani Freya untuk melakukan perawatan bekas luka. Namun, ia segera menyadari bahwa menghilangkan bekas luka ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan bertahun-tahun. “Dokter, tidak adakah cara yang lebih cepat untuk menghilangkan bekas lukanya? Dua tahun terasa sangat lama…” Javier bertanya, tak tega membayangkan Freya harus hidup dengan bekas luka itu dalam waktu yang lama. Dokter mengangguk, memahami kekhawatirannya. “Jika Tuan dan Nyonya menginginkan hasil instan, opsi yang tersedia adalah operasi plastik. Namun, prosedur ini cukup invasif dan berisiko. Kami tidak menganjurkannya tanpa pertimbangan matang, meskipun pemulihannya lebih cepat dibanding perawatan saat ini.” Javier menoleh ke arah Freya, "Menurutmu, apa kita harus melakukan cara instan agar bekas lukamu hilang?" Freya diam, mencoba untuk mempertimbangkan. Lalu ia menatap Dokter dan bertanya, “Jika aku memilih operasi, apakah akan mengubah waja
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 135. Insecure

Eben tiba di apartemen Harry dan melihat pemilik apartemen itu duduk membelakanginya di sofa. Melepas hoodie yang menutupi kepala, Eben mendekat.“Kukira kau pergi bertugas,” katanya, menyelidik.“Duduklah.” Tanpa berbalik, Harry mengisyaratkan Eben untuk mendekat.Begitu Eben duduk, Harry menyodorkan sebuah dokumen tanpa banyak kata. Eben membuka dokumen itu dan tersenyum saat menyadari isinya."Aku mendapatkan informasi, Javier akan membawa wanitanya untuk melakukan operasi plastik. Sepertinya kau sudah tau kalau Javier akan melakukan hal ini." ucap Harry.Sambil tersenyum, Eben membaca dokumen yang Harry berikan. "Viona membuka luka di wajah Freya, dan aku tau kalau luka itu akan menjadi luka permanen kalau penanganan yang dilakukan tidak tepat. Sementara Javier, pria itu tidak akan membiarkan wanitanya dengan wajah penuh bekas luka seumur hidup."Harry mengerutkan kening. "Jadi, apa rencanamu?”Eben tersenyum misterius, menutup dokumen itu perlahan. “Ini bagianku. Kau akan tahu na
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 136. Balas dendam?

Suhu tubuh Felix semakin tinggi, wajahnya memucat dan tubuhnya bergetar dalam demam yang tampaknya tak terkendali. Freya mencoba meredakan panasnya dengan kompres dan obat-obatan seadanya di rumah, tapi upayanya tak membawa hasil. Justru, suhu tubuh Felix semakin naik hingga membuatnya semakin lemas.Javier dan Freya pun segera membawa Felix ke rumah sakit, bergegas dalam kecemasan yang menggantung di udara malam itu. Freya menggenggam tubuh kecil Felix erat, merasakan nafasnya yang pendek dan berat di bahunya.“Bu, Felix akan sembuh, kan?” tanya Dylan, yang duduk diam dalam kekhawatiran, suaranya lirih.Freya mengangguk pelan, berusaha tersenyum meski hatinya mencekam, sesekali mengusap rambut Felix yang basah karena keringat. Tiba di rumah sakit, Felix sempat kejang karena suhu tubuhnya yang sangat tinggi, itu membuat Freya ketakutan dan merasa hatinya teriris melihat kondisi Felix seperti ini, ia menahan tangis di tengah rasa takut yang memuncak.Sebelum ini, Felix tidak pernah dem
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 137. Dipindahkan

Setelah menerima pesan mengancam dari Eben, Javier segera bergegas ke rumah sakit. Langkahnya penuh kekhawatiran, namun ia merasa sedikit lega saat tiba dan melihat Freya serta Felix dalam kondisi baik. Saat masuk, Javier mendapati Freya sedang menyuapi Felix dengan bubur. Suasana tenang di kamar itu sedikit meredakan kekhawatirannya, meskipun hatinya masih gelisah. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menjaga nada suaranya agar tetap tenang."Bagaimana kondisi Felix sekarang?" tanyanya, berdiri di samping tempat tidur.Freya menoleh, memberikan senyum tipis. "Sudah jauh lebih baik. Dokter bilang, kalau malam ini suhu tubuh Felix stabil, besok kita sudah bisa pulang."Javier mendekat dan dengan lembut mengusap rambut putranya. "Nak, apa kamu terjatuh saat bermain?" tanyanya dengan nada penuh perhatian.Felix menatap ayahnya, matanya sedikit lelah tapi tetap bersinar. "Aku tergelincir saat bermain dengan teman-teman. Tapi tidak apa-apa. Kepalaku hanya terbentur sedikit, aku baik-baik
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 138. Kehilangan identitas

Saat Freya kembali sadar, ia kembali menantikan kedatangan Javier. Tidak menaruh curiga sama sekali kalau tubuhnya telah dipindahkan ke kamar lain yang sama persis dengan kamar yang sebelumnya.Tapi, jam demi jam berlalu dan Javier tidak kunjung datang. Hanya perawat yang datang memberi obat serta makanan untuk Freya, namun sejauh ini, Freya berpikir positif kalau Javier mungkin sedang ada kesibukan sehingga pria itu tidak mengunjunginya.Malam pun tiba, pagi hari kembali menyapa. Saat Freya bangun dan berharap Javier ada di sebelahnya, ia justru bangun dalam kondisi sendirian. Tidak ada ponsel yang bisa digunakan untuk menghubungi Javier, dan ia juga sendirian di dalam rumah sakit itu."Apa terjadi sesuatu pada Javier? Atau, dia sedang sangat sibuk? Tapi kalau Javier pergi untuk bekerja, dia pasti bicara padaku. Kenapa perasaanku tiba-tiba jadi tidak enak seperti itu?" batinnya.Akhirnya, Freya memutuskan untuk bangun. Wajahnya terasa membengkak, rasa perih dan sakit terasa begitu ku
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 139. Kecurigaan Felix

Felix masuk ke dalam rumah dan melihat kalau saat ini Dylan asik bermain sementara wanita yang mirip dengan Freya sedang duduk sambil membaca sebuah majalah. Felix menoleh ke belakang dimana Freya yang asli ada di luar rumah.Terlihat wajah bingung Felix, kalau wanita yang di luar tadi adalah ibunya, lalu yang kini ada di ruang tamu rumah itu siapa? Setelah berpikir beberapa saat, Felix berbalik dan melihat dari jendela kalau wanita yang mengaku sebagai ibunya kini telah berjalan keluar dari halaman rumah.Felix berbalik lagi, melihat wanita yang duduk santai di sofa. "Bagaimana bisa ibu jadi dua?" batinnya."Aku harus cari tahu mana ibu yang asli," lalu langkah kecilnya berlari menghampiri wanita yang tengah sibuk dengan majalahnya, tanpa ragu Felix menjatuhkan dirinya untuk melihat reaksi yang akan wanita itu berikan.Tubuh kecilnya sengaja dibuat terjatuh, tapi wanita yang berpura- pura menjadi Freya tampaknya sudah terlatih untuk bersandiwara dengan baik. Wanita itu segera membantu
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 140. Ketahuan Felix

Sesuai yang Dylan janjikan, keesokan harinya ia terlihat sibuk merakit sebuah benda kecil yang ia masukkan ke dalam bola tenis milik Felix. Kedua anak kecil itu tidak keluar dari kamar sejak pulang sekolah, Felix menemani Dylan dan juga memperhatikan apa yang saudaranya lakukan."Apa itu bisa berfungsi dengan baik?" tanya Felix."Tunggu saja sampai aku selesai, nanti baru kita coba." jawabnya, ia masih fokus menyambungkan setiap komponen berukuran kecil ke dalam bola sampai setelah cukup lama, akhirnya penyadap suara yang Dylan buat selesai."Tadaaaa, ini yang kau mau kan?"Felix menatap bola yang Dylan pegang, "Aku tidak yakin itu berfungsi dengan baik.""Kalau begitu mari kita buktikan," Dylan membuka komputernya, memasang headphone lalu menyambungkan alat penyadap suara buatannya. "Tapi kita simpan dimana, dan siapa yang akan jadi bahan uji coba kali ini?""Bagaimana kalau kita simpan saja di kamar ibu?" saran Felix.Dylan tidak berpikir panjang, menyetujui saja apa yang Felix tawa
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status