Home / Romansa / Pasangan Gelap Tuan Javier / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Pasangan Gelap Tuan Javier : Chapter 151 - Chapter 160

192 Chapters

Bab 151. Kekalahan fatal

Melihat Eben yang tergeletak tak bernapas, Javier tertegun. Jantungnya berdegup kencang, seolah detik-detik itu menjadi penentu nasibnya. Segera ia memerintahkan anak buahnya membawa Eben ke rumah sakit untuk memastikan apakah masih dapat di selamatkan atau tidak.Pertarungan tadi masih membayang dalam pikirannya. Javier bukan pembunuh, dan kemungkinan bahwa Eben tewas karena ulahnya membuat darahnya berdesir. Di perjalanan, keheningan mencekam menguasai kendaraan. Wajah Eben yang babak belur dan napasnya yang hampir tak ada menjadi pemandangan yang sulit diabaikan.Tiba di rumah sakit, para dokter segera membawa Eben ke ruang gawat darurat. Javier berdiri di luar ruangan, punggungnya bersandar ke dinding. Detak jantungnya terasa seperti bergema di seluruh koridor. Saat seorang dokter keluar dengan ekspresi serius, Javier menahan napas."Dia masih hidup, tapi kondisinya sangat kritis. Peluang bertahannya sangat kecil," kata dokter itu.Mendengar itu, Javier menghela napas berat, menco
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 152.  Siapa Morgan sebenarnya?

Rasa penasaran Javier terhadap sosok Morgan semakin dalam. Tak ada jejak, tak ada nama, seolah pria itu adalah bayangan yang muncul sesaat hanya untuk mengusik pikirannya. Javier telah mengerahkan sumber daya untuk menyelidiki siapa pria itu, namun hasilnya nihil. Morgan tetap menjadi rahasia yang sulit dipecahkan.Di tengah lamunannya, suara lembut Freya membuyarkan pikirannya. "Kau masih memikirkan soal Eben?" tanyanya, menyandarkan tubuh di pintu ruang kerja Javier.Javier mendongak, sedikit terkejut mendapati Freya sudah berdiri di sana. "Kenapa kau belum tidur?"Freya mendekat tanpa ragu, lalu duduk di pangkuannya, merangkul lehernya dengan manja. "Aku tak bisa tidur," ujarnya sambil tersenyum kecil. "Aku pikir besok kita bisa mengunjungi ibumu. Sudah lama kita tidak melihat kondisinya langsung."Javier memeluk pinggang Freya erat, mencium aroma khas yang selalu menenangkan hatinya. "Kau benar. Besok kita akan menjenguknya," jawab Javier, suaranya terdengar lebih lembut.Freya me
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 153. Awal yang baru

Pamela menghela napas panjang setelah Javier akhirnya berhenti bertanya tentang Morgan. Namun, efek dari ketegangan itu masih terasa. Detak jantungnya sempat melonjak tak terkendali, sampai gelang kesehatannya berbunyi sebagai peringatan. Perawat pribadinya, yang selalu siaga, langsung mendekat untuk memastikan semuanya terkendali."Nyonya, tolong kendalikan emosi Anda. Sudah dua kali gelang kesehatan berbunyi dalam waktu berdekatan, itu bisa memperburuk kondisi Anda." ujar perawat itu dengan nada khawatir, sembari memeriksa tanda-tanda vital Pamela.Pamela mengangguk lemah, mencoba mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan. "Siapa yang datang bersama Javier hari ini?" tanyanya, suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya."Tuan datang bersama kekasihnya," jawab perawat tersebut.Mendengar itu, Pamela tampak terdiam sesaat, seolah ada sesuatu yang berkecamuk di pikirannya. "Bawa aku pada mereka," perintahnya akhirnya.Dengan cekatan, perawat mendorong kursi roda Pamela menu
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 154. Dapat restu

Di meja makan, suasana terasa tenang dan damai. Beberapa menu makanan tersaji diatas meja, Dylan dan Felix juga hari ini tidak membuat banyak keributan. Mereka jauh lebih tenang dari biasanya, bahkan hari ini kedua anak itu lebih banyak menghabiskan waktu bersama Pamela.Freya menoleh ke arah Javier, kembali teringat kalau ulang tahun Javier tinggal sebentar lagi. Sementara Freya tidak tau hadiah apa yang cocok untuk ia berikan pada pria ini, karena Javier sudah memiliki begitu banyak hal."Makanlah lebih banyak," ucap Pamela tiba-tiba, membuyarkan lamunan Freya.Freya mengangguk sambil menyuap makanannya. Keheningan kembali menyelimuti meja makan, sampai akhirnya Pamela berkata sesuatu yang membuat semua orang tertegun."Javier, bukankah ini sudah waktunya?"Uhuk! Javier langsung tersedak. Freya buru-buru menyerahkan segelas air untuknya. Setelah meneguknya, Javier menatap ibunya dengan bingung. "Waktunya apa, Bu?"Pamela mendengus pelan, seolah kesabaran adalah sesuatu yang perlu ia
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 155. Rahasia yang tersembunyi

Langit malam telah sepenuhnya berselimut gelap, dengan udara dingin musim semi yang menusuk lembut kulit. Freya berdiri di tepi kolam renang, tangannya mengeratkan cardigan yang membalut tubuhnya. Mata coklatnya memandang hening pada gelombang air kolam yang memantulkan cahaya temaram lampu di sekitarnya. Sesekali, ia menghela napas panjang, menikmati damainya malam ini."Apa yang kau lakukan disini sendirian?" Suara Javier yang dalam namun lembut memecah keheningan.Freya menoleh, menyambut kehadiran pria itu dengan senyum hangat. "Aku hanya ingin bersantai sejenak. Malam ini terasa begitu tenang." Jawabannya diiringi hembusan angin yang lembut, membuat rambut panjangnya tergerai indah.Javier mendekat, matanya menatap Freya dengan penuh kekaguman. Ada sesuatu dalam cara angin menerbangkan rambut Freya, atau bagaimana senyumnya tampak begitu tulus, yang membuat Javier tenggelam dalam perasaan bersalah. Wanita ini telah memberinya dua putra, tapi ia tidak ada di sisinya saat ia membut
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 156. Persiapan

 Siang itu mobil telah melaju pergi dari kediaman Pamela, tapi masih ada yang membuat Freya tidak tenang. Sesuatu yang berusaha untuk Pamela sembunyikan dan juga rahasia besar yang mungkin Javier tidak ketahui.Sepanjang perjalanan, suasana hening begitu terasa. Di belakang, Dylan dan Felix sudah tidur. Tanpa sadar, Freya menghela nafas panjang setiap ingat wajah panik Pamela yang memperingatinya begitu tajam."Apa yang kamu pikirkan? Kau melupakan sesuatu di rumah ibu?" tanya Javier.Freya menggeleng, "Tidak ada, aku hanya terlalu senang karena ibumu menjadi begitu baik padaku." jawabnya.Javier tersenyum lembut, akhirnya setelah hampir dua jam perjalanan, mereka tiba di rumah pribadi Javier yang baru. Di sana, dengan lembut Javier membangunkan Dylan dan Fe
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 157. Ke pesta bersama

 Javier menunggu di ruang tamu dengan sabar, tangannya memegang ponsel, tapi pikirannya melayang pada sosok yang tengah bersiap di dalam kamar. Suara hentakan sepatu heels di lantai kayu menarik perhatiannya. Javier mendongak, dan saat pintu kamar terbuka, dunia seolah melambat.Freya muncul dengan anggun, rambutnya tertata sempurna, membingkai wajah cantiknya yang dihiasi senyuman tipis. Gaun biru laut yang ia kenakan memeluk tubuh rampingnya dengan indah, memperlihatkan elegansi tanpa kehilangan kesan sederhana yang menjadi cirinya.Javier berdiri, matanya tak berpaling sedetik pun. "Kau terlihat luar biasa," katanya, suaranya rendah tapi penuh kekaguman.Ia mendekat, merangkul pinggang Freya dengan lembut. "Aku harus menahan diri untuk tidak menciummu sekarang," bisiknya dengan senyuman menggoda.
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 158. Kekacauan di pesta

 Ballroom itu gemerlap, dipenuhi suara gelas berdenting dan tawa para tamu yang tenggelam dalam obrolan ringan. Sepanjang acara berlangsung, Freya lebih banyak diam memperhatikan sekitarnya.Matanya terpejam sesaat, dan bayangan wanita asing yang mengajaknya bicara beberapa waktu lalu kembali melintas di benaknya. Kata-katanya terngiang-ngiang, membawa sensasi dingin yang menjalari tengkuknya.“Kau baik-baik saja?” Suara Javier memecah lamunannya, disertai sentuhan lembut di tangannya.Freya tersentak kecil, matanya langsung terbuka. "Ah, ya... aku baik," jawabnya cepat, senyum dipaksakan menghiasi wajahnya.Namun Javier mengenali nada gugup itu. Ia mencondongkan tubuh sedikit lebih dekat, menatap Freya dengan penuh perhatian. "Kau tak suka acara
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 159. Sedikit ketegangan

 "Kenapa akhir acara tiba-tiba jadi ricuh seperti itu?" tanya Freya dengan nada penuh keheranan. Langkahnya terhenti di depan pintu setelah turun dari mobil bersama Javier. Tatapan matanya mencerminkan kebingungan yang mendalam karena tadinya semua berjalan lancar mendadak kacau.Sebelumnya, ketika Freya pergi ke toilet, suasana pesta masih tertib. Namun saat ia kembali melewati koridor menuju ballroom, suasana berubah drastis. Para tamu tampak panik, suara gaduh memenuhi ruangan, dan ada beberapa yang terluka. Beruntung, sebagian besar tamu sudah meninggalkan lokasi sebelum kejadian itu memuncak."Aku juga tidak tahu pasti," jawab Javier, nadanya serius namun tetap tenang. "Penyerangan itu terlalu mendadak. Besok kita akan tahu lebih jelas apa yang sebenarnya terjadi."Javier menghentikan langkahnya ti
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 160. Kebersamaan

 Demi keselamatan Freya dan juga anak-anaknya, Javier memilih untuk berhenti mencari tahu siapa Morgan Davidson sebenarnya. Dan sejak Javier berhenti, Morgan juga tidak pernah lagi menampilan dirinya.Rupanya pria itu bukan hanya memperingati Javier, tapi juga menepati ucapannya. Meskipun demikian, Javier tentu perlu waspada. Karena penjahat tetap penjahat, ia tidak boleh lengah.Pagi ini, rumah mereka dipenuhi tawa. Dylan turun dari tangga dengan penuh semangat, rambutnya yang berantakan tak mengurangi energinya sedikit pun."Liburan! Akhirnya liburan!" teriaknya, melompat seperti bola yang memantul tanpa henti.Freya tersenyum tipis, menikmati kegembiraan putranya. Sementara itu, Javier sibuk memastikan semua barang siap. "Ayo, kita siapkan semuanya sebelu
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
20
DMCA.com Protection Status