Semua Bab Pasangan Gelap Tuan Javier : Bab 161 - Bab 170

192 Bab

Bab 161. Camp musim semi

Langit malam yang gelap dihiasi ribuan bintang, menciptakan suasana damai di pinggir danau. Namun, keceriaan Dylan dan Felix sama sekali tidak surut, seolah malam itu milik mereka. Javier muncul dari arah perapian, membawa nampan berisi ikan bakar yang aromanya menggoda siapa pun yang menciumnya.“Dylan, ambilkan botol air di dalam tenda,” ucap Javier santai.Dylan langsung menurut, berlari kecil ke tenda, dan tak lama kemudian kembali dengan botol air di tangannya.“Harum sekali! Aku ingin mencobanya sekarang,” seru Felix penuh semangat, tangannya sudah melayang untuk mencicipi ikan bakar yang mengepul hangat.Namun, suara lembut Freya menghentikannya. “Cuci tangan dulu. Kalian tadi banyak memegang benda kotor,” tegurnya sambil tersenyum.Felix mengangguk dengan patuh, begitu juga Dylan. Beberapa saat kemudian, mereka duduk melingkar, siap menyantap masakan Javier yang dipadukan dengan salad segar buatan Freya.“Cobalah,” ujar Javier, suaranya terdengar sedikit gugup. “Ini pertama kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 162. Hampir tenggelam

Saat cahaya pagi menyelusup lembut melalui celah-celah tenda, suara ribut dari luar mulai membangunkan Freya. Telinganya menangkap obrolan kedua putranya yang tampak begitu bersemangat. Ia menggosok matanya perlahan, menyadari bahwa Javier tidak ada di dalam tenda.Freya keluar dan menghirup udara segar pagi yang begitu menenangkan. Liburan di alam seperti ini adalah sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan akan begitu ia nikmati. Sejak pertama kali Javier mengajaknya, ia langsung jatuh cinta pada suasananya."Dylan, apa jamur ini bisa dimakan?" suara Felix terdengar nyaring. Bocah itu memegang dua jamur besar di tangannya.Dylan menggeleng sambil menatap jamur tersebut dengan ragu. "Aku belum pernah lihat jamur itu sebelumnya."Freya yang mendengar percakapan itu segera mendekat. Ia mengambil jamur dari tangan Felix sambil tersenyum. "Ini namanya jamur porcini. Tidak beracun dan sangat lezat jika dimasak. Di mana kamu menemukannya, Felix?"Felix menunjuk ke arah hutan kecil di dekat me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 163. Kedekatan yang intens

Saat hari mulai sore, hujan turun cukup deras. Empat orang berbaring di dalam tenda dengan pemandangan atap tenda yang transparan. Suasananya dingin, tenang, terlebih air yang berjatuhan dari langit membuat suasana nyaman begitu terasa."Bu, saat aku besar nanti, apa yang Ibu harapkan dariku?" tanya Felix tiba-tiba, matanya menatap tetes-tetes air yang menempel di permukaan atap tenda.Freya tersenyum, membelai lembut rambut putranya, lalu mendaratkan kecupan ringan di kening Felix dan Dylan bergantian."Ibu tidak mengharapkan apa pun yang akan membebani kalian. Lakukan apa yang kalian sukai, selama itu tidak merugikan orang lain. Jadilah anak-anak yang baik dan tumbuh menjadi seseorang yang hebat di kemudian hari," jawabnya dengan nada penuh kasih."Apa kita akan menikah suatu hari nanti?" celetuk Dylan tiba-tiba, memecah suasana.Freya menahan tawa, menggeleng pelan. "Tentu saja, kalian akan menikah jika sudah dewasa dan waktunya tepat.""Apa kita akan menikah dengan Ibu?" kini Feli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 164. Dinas

Pagi itu terasa masih segar ketika Freya terbangun karena suara langkah Javier yang perlahan meninggalkan tempat tidur. Pria itu sedang memunguti pakaian-pakaian yang semalam mereka biarkan berserakan di lantai. Punggungnya yang lebar terlihat kokoh meski hanya diterangi cahaya lembut matahari pagi yang masuk melalui celah tirai.Freya duduk sambil merapikan rambutnya yang berantakan. Suaranya masih serak ketika bertanya, "Apa ada perubahan jadwal keberangkatan?"Javier berbalik dengan senyuman tipis, lalu menghampirinya. "Tidak, aku tetap berangkat pukul sepuluh," jawabnya sebelum mendaratkan kecupan lembut di bibirnya. Setelah itu, Javier melangkah keluar kamar dengan santai, hanya mengenakan kaus sederhana dan celana selutut.Freya tetap duduk sejenak di ranjang, menikmati sisa kehangatan yang ditinggalkan suaminya, sebelum akhirnya ia berdiri dan melangkah menuju balkon. Angin pagi yang sejuk menyambutnya, membuatnya merapatkan cardigan rajut yang ia kenakan. Dari balkon, matanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bab 165. Memecah rasa penasaran

Rumah terasa hampa setelah Javier pergi. Freya duduk di sofa ruang tamu, tatapannya kosong, tangan memegang cangkir teh yang sejak tadi tak ia sentuh. Kedua putranya bermain di kamar, sementara dua penjaga yang ditugaskan Javier berjaga di luar. Meski suasana rumah terlihat damai, perasaan Freya justru jauh dari itu.Hanya setengah jam sejak Javier meninggalkan rumah, tetapi kecemasan sudah menggerogoti pikirannya. Ada sesuatu yang tak biasa, sesuatu yang ia tak bisa jelaskan. Perasaan itu menyerupai firasat, samar namun menusuk, seolah ada badai yang sedang mengintai dari kejauhan."Kenapa aku merasa begini?" gumam Freya lirih, menatap ke luar jendela. Hatinya gelisah, tetapi ia mencoba menepisnya.Sementara itu, di bandara Javier berjalan menuju jet pribadinya. Wajahnya memancarkan ketenangan seorang pria yang terbiasa dengan ketepatan waktu dan tanggung jawab besar. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya sedang bekerja keras, memikirkan tugas yang menantinya di Colorado.Jet lep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bab 166. Pembunuh bayaran

Hari sudah cukup pagi saat Javier kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa, pekerjaan telah menanti dan sebelum ia memulai hari yang cukup panjang ini, ia perlu mengisi tenaganya lebih dulu sambil menikmati sarapan.Di meja, iPad-nya menyala, menampilkan agenda penuh yang menanti sepanjang hari. Jari-jarinya sesekali menyentuh layar, memeriksa rincian jadwal sambil menyuap makanannya dengan santai."Tuan, kendaraan sudah siap," suara asistennya terdengar lembut namun tegas.Javier menoleh sekilas dan mengangguk. Sebelum beranjak, ia mengambil cangkirnya, meneguk minuman terakhir, lalu berdiri mengikuti asistennya keluar dari ruang makan.Hari ini akan menjadi hari yang sibuk, terlalu sibuk bahkan untuk sekadar menghubungi Freya. Javier menyerahkan ponselnya kepada sang asisten agar ia bisa sepenuhnya fokus. Pekerjaan datang bertubi-tubi, menuntut perhatian dan dedikasi penuh.Saat ia meninggalkan penginapan, sesuatu menarik perhatiannya. Sebuah mobil hitam melaju pelan di depannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 167. Terjerat masalah

Hari berikutnya, semua masih berlangsung seperti kemarin, hanya saja kali ini Javier tidak melihat keberadaan Morgan. Mungkin pria itu sudah pindah penginapan di tempat lain, yang berbeda dari yang Javier tempati.Tapi, kebetulan juga hari ini adalah hari dimana Javier terakhir tinggal di penginapan tersebut karena besok ia harus melakukan pekerjaan di Denver. Javier melangkah dengan mantap menyusuri koridor panjang bersama asistennya. Langkahnya tegas, seperti membawa bobot tanggung jawab yang besar."Berapa banyak lagi pekerjaan hari ini?" tanyanya tanpa menoleh.Asistennya langsung melihat jadwal Javier, "Untuk hari ini tidak banyak, Tuan. Anda perlu melakukan pertemuan dengan para dewan hingga pukul dua belas siang, dan di lanjutkan dengan makan siang bersama direktur perusahaan Bank Kota. Setelah itu, Anda tidak punya jadwal hari ini sehingga sore nanti kita bisa langsung ke Denver."Javier mengangguk tanpa berkata apa-apa, namun dalam hati ia merasa sedikit lega. Setidaknya, ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 168. Kabar buruk

"Bu, hari ini ayah akan pulang kan?" tanya Dylan saat melihat Freya berada di dapur menyiapkan cemilan untuk kedua putranya.Sejenak Freya diam, harusnya hari ini Javier pulang seperti yang pria itu katakan. Namun sejak semalam, Javier tidak menghubunginya. Sekarang, Freya masih berpikir positif karena mungkin saja Javier masih sibuk sehingga tak sempat memberikan kabar kalau dia jadi pulang hari ini atau tidak."Aku tidak sabar memberi kejutan untuk ayah di hari ulang tahunnya. Ayah pulang hari ini kan, Bu?" tanya Felix ikut menimpali.Freya memaksakan senyum, meski hatinya terasa resah. "Ibu akan coba menghubungi Ayah nanti. Mungkin dia sedang sibuk. Untuk sekarang, bagaimana kalau kalian bantu Ibu menyiapkan kejutan? Pasti Ayah senang melihatnya."Dylan dan Felix mengangguk setuju, Freya menyunggingkan senyum namun hatinya tak bisa dibohongi kalau sejak kemarin ia merasa cemas dengan kondisi Javier. Hal ini tidak biasa terjadi, karena Javier sering kali bepergian jauh dan Freya tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 169. Kembalinya harapan

Keinginan Freya untuk menyusul Javier ke Colorado pupus di tengah badai yang melanda. Ia kembali ke rumah dengan rasa kecewa yang tak terkatakan, memendam harapan bahwa Javier akan kembali dengan selamat. Namun, sesampainya di rumah, rasa cemasnya tak kunjung surut. Ia berulang kali memeriksa ponselnya, tetapi tetap tak ada kabar dari Javier ataupun asistennya. Freya mencoba mengalihkan perhatian, namun hatinya terus dihantui firasat buruk. Sejak Javier pergi, ia tak pernah merasa setakut ini. Ia meremas kedua tangannya, memanjatkan doa dalam diam. "Aku mohon, Tuhan, lindungi dia. Tolong bawa dia kembali padaku." Sesekali, ia melangkah ke arah pintu, berharap mendengar suara langkah Javier. Namun, pintu yang terbuka hanya menyambut Dylan dan Felix yang baru pulang sekolah. "Bu, ayah sudah pulang?" tanya Felix polos. Freya menelan ludah, mencoba menguasai emosinya. "Belum, sayang. Ayah masih dalam perjalanan. Ada masalah di penerbangan, jadi mungkin butuh waktu lebih lama. Sekarang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 170. Harapan yang nyata

Dua hari sebelumnya.Setelah mendapat serangan dadakan dari orang tak dikenal, tubuh Javier dibawa ke sebuah tempat yang tidak ia kenali. Di sana, ia mendapat perlakukan kasar dan beberapa kali mendapat pukulan."Siapa kalian!" seru Javier, kaget karena posisinya yang tidak bisa bergerak dalam ikatan yang cukup kuat.Alih-alih jawaban, sebuah tinju mendarat keras di rahangnya, membuat wajahnya memerah dan nyeri. Salah satu dari pria itu mendekat dan berbicara dengan nada penuh ancaman.“Inilah akibatnya kalau kau ikut campur dalam urusan yang tidak seharusnya kau dekati.”Pada saat itu juga, Javier langsung teringat dengan Morgan. Apakah orang-orang ini suruhan dari Morgan? Javier tidak tau, tapi kemungkinannya bisa begitu.Setelah satu jam berada di dalam ruangan yang tertutup sendirian, seseorang kembali masuk, kali ini tidak menghajar Javier melainkan berkata.“Kau akan menemui seseorang besok,” ujar orang itu singkat, lalu pergi begitu saja.Javier menggertakkan rahang, tapi akhir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status