Tiba di rumah, Felix dengan ceria membawa dua cone es krim besar, salah satunya ia serahkan kepada Dylan. Keduanya duduk santai di teras, menikmati es krim mereka dalam diam, hingga langkah Javier terdengar mendekat."Felix, kenapa lama sekali membeli es krim?" tanyanya, alis terangkat penuh tanda tanya.Felix menoleh santai, menjawab polos, "Aku minta sopir mengantarku ke tempat favorit, di dekat taman kota."Javier mengernyit. "Sejauh itu hanya untuk es krim?"Felix mengangguk sambil melahap es krimnya. Namun, Javier mulai curiga. Bagaimana mungkin es krim itu masih utuh, tidak meleleh, padahal jarak taman kota ke rumah mereka hampir satu jam?Perasaan aneh menjalari pikirannya. "Kau pergi ke mana sebenarnya selama hampir tiga jam?" desaknya, kali ini lebih tegas.Felix hanya tersenyum kecil, mengangkat bahu tanpa memberikan jawaban yang memuaskan. Sebelum Javier bisa melanjutkan interogasinya, tatapan Felix melayang ke belakang ayahnya. Di sana, seorang wanita berdiri di ambang pin
Last Updated : 2024-11-20 Read more