Share

Bab 160. Kebersamaan

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 10:00:03

Demi keselamatan Freya dan juga anak-anaknya, Javier memilih untuk berhenti mencari tahu siapa Morgan Davidson sebenarnya. Dan sejak Javier berhenti, Morgan juga tidak pernah lagi menampilan dirinya.

Rupanya pria itu bukan hanya memperingati Javier, tapi juga menepati ucapannya. Meskipun demikian, Javier tentu perlu waspada. Karena penjahat tetap penjahat, ia tidak boleh lengah.

Pagi ini, rumah mereka dipenuhi tawa. Dylan turun dari tangga dengan penuh semangat, rambutnya yang berantakan tak mengurangi energinya sedikit pun.

"Liburan! Akhirnya liburan!" teriaknya, melompat seperti bola yang memantul tanpa henti.

Freya tersenyum tipis, menikmati kegembiraan putranya. Sementara itu, Javier sibuk memastikan semua barang siap. "Ayo, kita siapkan semuanya sebelu

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 161. Camp musim semi

    Langit malam yang gelap dihiasi ribuan bintang, menciptakan suasana damai di pinggir danau. Namun, keceriaan Dylan dan Felix sama sekali tidak surut, seolah malam itu milik mereka. Javier muncul dari arah perapian, membawa nampan berisi ikan bakar yang aromanya menggoda siapa pun yang menciumnya.“Dylan, ambilkan botol air di dalam tenda,” ucap Javier santai.Dylan langsung menurut, berlari kecil ke tenda, dan tak lama kemudian kembali dengan botol air di tangannya.“Harum sekali! Aku ingin mencobanya sekarang,” seru Felix penuh semangat, tangannya sudah melayang untuk mencicipi ikan bakar yang mengepul hangat.Namun, suara lembut Freya menghentikannya. “Cuci tangan dulu. Kalian tadi banyak memegang benda kotor,” tegurnya sambil tersenyum.Felix mengangguk dengan patuh, begitu juga Dylan. Beberapa saat kemudian, mereka duduk melingkar, siap menyantap masakan Javier yang dipadukan dengan salad segar buatan Freya.“Cobalah,” ujar Javier, suaranya terdengar sedikit gugup. “Ini pertama kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 162. Hampir tenggelam

    Saat cahaya pagi menyelusup lembut melalui celah-celah tenda, suara ribut dari luar mulai membangunkan Freya. Telinganya menangkap obrolan kedua putranya yang tampak begitu bersemangat. Ia menggosok matanya perlahan, menyadari bahwa Javier tidak ada di dalam tenda.Freya keluar dan menghirup udara segar pagi yang begitu menenangkan. Liburan di alam seperti ini adalah sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan akan begitu ia nikmati. Sejak pertama kali Javier mengajaknya, ia langsung jatuh cinta pada suasananya."Dylan, apa jamur ini bisa dimakan?" suara Felix terdengar nyaring. Bocah itu memegang dua jamur besar di tangannya.Dylan menggeleng sambil menatap jamur tersebut dengan ragu. "Aku belum pernah lihat jamur itu sebelumnya."Freya yang mendengar percakapan itu segera mendekat. Ia mengambil jamur dari tangan Felix sambil tersenyum. "Ini namanya jamur porcini. Tidak beracun dan sangat lezat jika dimasak. Di mana kamu menemukannya, Felix?"Felix menunjuk ke arah hutan kecil di dekat me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 163. Kedekatan yang intens

    Saat hari mulai sore, hujan turun cukup deras. Empat orang berbaring di dalam tenda dengan pemandangan atap tenda yang transparan. Suasananya dingin, tenang, terlebih air yang berjatuhan dari langit membuat suasana nyaman begitu terasa."Bu, saat aku besar nanti, apa yang Ibu harapkan dariku?" tanya Felix tiba-tiba, matanya menatap tetes-tetes air yang menempel di permukaan atap tenda.Freya tersenyum, membelai lembut rambut putranya, lalu mendaratkan kecupan ringan di kening Felix dan Dylan bergantian."Ibu tidak mengharapkan apa pun yang akan membebani kalian. Lakukan apa yang kalian sukai, selama itu tidak merugikan orang lain. Jadilah anak-anak yang baik dan tumbuh menjadi seseorang yang hebat di kemudian hari," jawabnya dengan nada penuh kasih."Apa kita akan menikah suatu hari nanti?" celetuk Dylan tiba-tiba, memecah suasana.Freya menahan tawa, menggeleng pelan. "Tentu saja, kalian akan menikah jika sudah dewasa dan waktunya tepat.""Apa kita akan menikah dengan Ibu?" kini Feli

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 164. Dinas

    Pagi itu terasa masih segar ketika Freya terbangun karena suara langkah Javier yang perlahan meninggalkan tempat tidur. Pria itu sedang memunguti pakaian-pakaian yang semalam mereka biarkan berserakan di lantai. Punggungnya yang lebar terlihat kokoh meski hanya diterangi cahaya lembut matahari pagi yang masuk melalui celah tirai.Freya duduk sambil merapikan rambutnya yang berantakan. Suaranya masih serak ketika bertanya, "Apa ada perubahan jadwal keberangkatan?"Javier berbalik dengan senyuman tipis, lalu menghampirinya. "Tidak, aku tetap berangkat pukul sepuluh," jawabnya sebelum mendaratkan kecupan lembut di bibirnya. Setelah itu, Javier melangkah keluar kamar dengan santai, hanya mengenakan kaus sederhana dan celana selutut.Freya tetap duduk sejenak di ranjang, menikmati sisa kehangatan yang ditinggalkan suaminya, sebelum akhirnya ia berdiri dan melangkah menuju balkon. Angin pagi yang sejuk menyambutnya, membuatnya merapatkan cardigan rajut yang ia kenakan. Dari balkon, matanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 165. Memecah rasa penasaran

    Rumah terasa hampa setelah Javier pergi. Freya duduk di sofa ruang tamu, tatapannya kosong, tangan memegang cangkir teh yang sejak tadi tak ia sentuh. Kedua putranya bermain di kamar, sementara dua penjaga yang ditugaskan Javier berjaga di luar. Meski suasana rumah terlihat damai, perasaan Freya justru jauh dari itu.Hanya setengah jam sejak Javier meninggalkan rumah, tetapi kecemasan sudah menggerogoti pikirannya. Ada sesuatu yang tak biasa, sesuatu yang ia tak bisa jelaskan. Perasaan itu menyerupai firasat, samar namun menusuk, seolah ada badai yang sedang mengintai dari kejauhan."Kenapa aku merasa begini?" gumam Freya lirih, menatap ke luar jendela. Hatinya gelisah, tetapi ia mencoba menepisnya.Sementara itu, di bandara Javier berjalan menuju jet pribadinya. Wajahnya memancarkan ketenangan seorang pria yang terbiasa dengan ketepatan waktu dan tanggung jawab besar. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya sedang bekerja keras, memikirkan tugas yang menantinya di Colorado.Jet lep

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 166. Pembunuh bayaran

    Hari sudah cukup pagi saat Javier kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa, pekerjaan telah menanti dan sebelum ia memulai hari yang cukup panjang ini, ia perlu mengisi tenaganya lebih dulu sambil menikmati sarapan.Di meja, iPad-nya menyala, menampilkan agenda penuh yang menanti sepanjang hari. Jari-jarinya sesekali menyentuh layar, memeriksa rincian jadwal sambil menyuap makanannya dengan santai."Tuan, kendaraan sudah siap," suara asistennya terdengar lembut namun tegas.Javier menoleh sekilas dan mengangguk. Sebelum beranjak, ia mengambil cangkirnya, meneguk minuman terakhir, lalu berdiri mengikuti asistennya keluar dari ruang makan.Hari ini akan menjadi hari yang sibuk, terlalu sibuk bahkan untuk sekadar menghubungi Freya. Javier menyerahkan ponselnya kepada sang asisten agar ia bisa sepenuhnya fokus. Pekerjaan datang bertubi-tubi, menuntut perhatian dan dedikasi penuh.Saat ia meninggalkan penginapan, sesuatu menarik perhatiannya. Sebuah mobil hitam melaju pelan di depannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 167. Terjerat masalah

    Hari berikutnya, semua masih berlangsung seperti kemarin, hanya saja kali ini Javier tidak melihat keberadaan Morgan. Mungkin pria itu sudah pindah penginapan di tempat lain, yang berbeda dari yang Javier tempati.Tapi, kebetulan juga hari ini adalah hari dimana Javier terakhir tinggal di penginapan tersebut karena besok ia harus melakukan pekerjaan di Denver. Javier melangkah dengan mantap menyusuri koridor panjang bersama asistennya. Langkahnya tegas, seperti membawa bobot tanggung jawab yang besar."Berapa banyak lagi pekerjaan hari ini?" tanyanya tanpa menoleh.Asistennya langsung melihat jadwal Javier, "Untuk hari ini tidak banyak, Tuan. Anda perlu melakukan pertemuan dengan para dewan hingga pukul dua belas siang, dan di lanjutkan dengan makan siang bersama direktur perusahaan Bank Kota. Setelah itu, Anda tidak punya jadwal hari ini sehingga sore nanti kita bisa langsung ke Denver."Javier mengangguk tanpa berkata apa-apa, namun dalam hati ia merasa sedikit lega. Setidaknya, ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 168. Kabar buruk

    "Bu, hari ini ayah akan pulang kan?" tanya Dylan saat melihat Freya berada di dapur menyiapkan cemilan untuk kedua putranya.Sejenak Freya diam, harusnya hari ini Javier pulang seperti yang pria itu katakan. Namun sejak semalam, Javier tidak menghubunginya. Sekarang, Freya masih berpikir positif karena mungkin saja Javier masih sibuk sehingga tak sempat memberikan kabar kalau dia jadi pulang hari ini atau tidak."Aku tidak sabar memberi kejutan untuk ayah di hari ulang tahunnya. Ayah pulang hari ini kan, Bu?" tanya Felix ikut menimpali.Freya memaksakan senyum, meski hatinya terasa resah. "Ibu akan coba menghubungi Ayah nanti. Mungkin dia sedang sibuk. Untuk sekarang, bagaimana kalau kalian bantu Ibu menyiapkan kejutan? Pasti Ayah senang melihatnya."Dylan dan Felix mengangguk setuju, Freya menyunggingkan senyum namun hatinya tak bisa dibohongi kalau sejak kemarin ia merasa cemas dengan kondisi Javier. Hal ini tidak biasa terjadi, karena Javier sering kali bepergian jauh dan Freya tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 30

    Felix berdiri perlahan dari kursinya, matanya membeku pada sosok Katie yang baru saja memasuki ruangannya. Untuk beberapa saat, keheningan merayap di antara mereka, hanya dipecahkan oleh tatapan tajam yang saling bertautan.Akhirnya, suara Felix terdengar setelah beberapa saat. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.Katie memiringkan kepalanya, seolah menyelidik. "Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada di tempat ini?" balasnya, dengan nada penuh tantangan.Felix mengangkat satu alis tinggi-tinggi, lalu tanpa tergesa-gesa, ia mengulurkan tangan menunjuk papan nama di ujung meja yang terukir jelas dengan nama dan jabatannya. "Kau tidak lihat? Aku direktur di agensi ini. Jadi, aku yang seharusnya bertanya, kenapa kau di sini?"Katie menatap papan nama itu dengan mata yang melebar, seolah tak percaya. Bagaimana bisa kebetulan yang sangat tidak masuk akal ini terjadi? New York adalah kota besar yang terbentang luas, dari sekian banyak perusahaan yang ada di kota New York, kenapa m

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 29

    Felix menatap ke arah Katie yang tertidur pulas setelah apa yang mereka lakukan beberapa saat lalu, pakaian yang berserakan kembali Felix ambil dan ia pakai kembali. Di luar, langit sudah mulai terang dan ia harus kembali ke penginapan karena pukul delapan nanti, ia dan keluarganya akan menuju bandara.Sebelum ia benar-benar pergi, sekali lagi Felix melihat ke arah Katie. Perempuan itu sudah memberinya sebuah pengalaman yang tampaknya akan sulit untuk Felix lupakan, tapi cukup kali ini saja karena setelahnya ia dan Katie kemungkinan tidak akan bertemu lagi.Sekilas Felix menghembuskan nafas dan keluar dari rumah itu, langkahnya berjalan santai hingga tiba di bibir pantai. Dari kejauhan terlihat Dylan dan Eloise bermain air di pinggiran, sebenarnya melihat keromantisan mereka membuatnya sedikit iri, apalagi semalam, Felix melihat Dylan melamar Eloise."Semoga kalian lebih bahagia setelah hari pernikahan itu dilakukan," batinnya, ia menyunggingkan senyum tipis kemudian menuju ke pengina

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 28

    Suasana rumah tampak hening, sementara Felix dengan santai bersandar mengatur nafasnya setelah apa yang dia dan Katie lakukan. Sementara Katie, perempuan itu mengenakan kembali pakaian berwarna maroon miliknya sebelum menatap ke arah Felix."Apa yang membawamu kemari? Aku pikir kau tidak akan datang karena suatu hal, cukup mengejutkan karena kedatanganmu di luar prediksiku." ucap Katie sambil menatap Felix yang kini meliriknya.Tapi Felix tak langsung menjawab, pria itu menghembuskan nafas panjang dan menyentuh keningnya. Ia tak mengerti ada apa dengannya, ia tadi hanya melihat kalau Dylan melamar Eloise yang artinya mereka akan menikah.Sialnya hal itu membuat emosi aneh dalam dirinya bangkit, ia butuh sebuah kesenangan dan orang yang bisa membantunya mendapatkan hal itu adalah Katie. Toh, besok Felix dan keluarganya juga akan meninggalkan tempat tersebut."Anggap saja sebagai salam perpisahan," ujar Felix dengan nada acuh tak acuh.Katie menyeringai, ia berdiri dan berjalan menuju se

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 27

    Liburan keluarga Bennett tinggal satu hari lagi, mereka kembali ke penginapan sebelumnya dan sebelum meninggalkan pulau, Avery sempat melihat ke arah Daniel yang berdiri cukup jauh dari dermaga.Pria itu berdiri tegap, tangan dimasukkan ke dalam saku celana, tatapannya sulit dibaca. Ada sesuatu tentang Daniel yang terus membuat Avery berpikir, seolah pria itu memancarkan aura yang tak terjangkau. Namun, perlu diakui, Daniel adalah tipe pria yang ia dambakan. Hanya saja, entah mengapa, ada jarak tak terlihat yang membuat Avery yakin bahwa pria itu tidak menyukainya.Avery memalingkan wajah, mengusir pikiran itu. Dengan langkah mantap, ia naik ke atas yacht bersama kedua saudaranya. Mesin kapal mulai bergetar halus, memecah permukaan air yang tenang saat mereka meninggalkan dermaga.“Nona Katie, apa kau setiap hari menyediakan jasa penyewaan antar-jemput menggunakan yacht?” tanya Dylan, memecah keheningan yang sempat terasa di kapal.Katie, yang duduk dibalik kemudi, menoleh sambil ters

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 26

    Malam semakin larut, suara deburan ombak sesekali terdengar tak jauh dari posisi mereka. Di bawah pohon yang rindang dan nyaris gelap tanpa cahaya, Katie masih terikat dalam keadaan tergantung, namun kakinya masih menapak di pasir.Erangannya sesekali tak dapat ditahan, kehangatan lidah dari seorang pria yang menjelajahi tubuhnya membuat ia meremang. Setengah pakaiannya sudah terbuka, sementara bibir seorang pria menyesap dadanya bergantian. Gelenyar aneh menguasai tubuhnya, membuat pikirannya kacau hingga tak dapat berpikir secara rasional.Sesekali tubuhnya tersentak saat Felix memukulnya, alih-laih kesakitan, semua itu justru terasa menyenangkan. Di sisa kesadaran yang masih ada, Katie perlu menjaga suaranya untuk tidak memekik terlalu keras karena penghuni penginapan lain bisa saja mendengar hal itu."Felix, apa hanya itu yang bisa kau lakukan, ukh!" Katie langsung bungkam, satu tangan Felix mencengkramnya, kali ini lebih kuat.Tidak ada kalimat dari pria itu, hanya sentuhan-sentu

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 25

    Suasana menjadi terasa ganjil bagi Eloise. Setelah menyadari pria di depannya adalah Dylan, bukan Felix seperti yang ia duga sebelumnya, pikirannya dipenuhi kebingungan dan kesal. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Apakah kedua pria ini telah bersekongkol untuk mengujinya? Betapa menyebalkannya situasi seperti ini, seolah-olah ia sedang dipermainkan.“Tunggu,” Eloise menyipitkan matanya, menatap Dylan dengan curiga. “Bukankah kau tadi masih tidur saat aku keluar dari kamar? Bagaimana mungkin secepat ini kau sudah ada di luar?”Dylan tersenyum samar, sorot matanya lembut namun penuh arti. “Aku dan Felix sudah bertukar posisi sejak makan malam tadi,” ujarnya tenang. “Dan lihat, kau sama sekali tidak bisa membedakan aku dengan Felix. Tapi sekarang aku merasa jauh lebih lega. Kau tetap setia padaku meskipun kami memiliki wajah yang sama. Itu cukup membuktikan segalanya.”Eloise tercengang mendengar pengakuan itu. Rasa marah dan kesal sempat berkecamuk dalam dirinya, tapi sebelum ia sempa

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 24

    Dua hari sebelumnya...Setelah mereka tiba di tempat liburan, Felix memilih lebih banyak diam untuk berperang dengan pikirannya sendiri. Ia adalah orang yang cukup keras pada pilihannya, tapi untuk keinginan yang selalu mengganggu pikirannya terhadap mendekati Eloise, itu selalu ia tahan.Terkadang, sisi egoisnya menyuruh Felix untuk melakukan tindakan yang jahat. Tapi tidak, sekali lagi tidak. Dylan tumbuh dan besar bersamanya, seorang wanita tak boleh merusak hubungan yang sudah mereka jalin sejak kecil. Kesalahan sepele saja bisa membuat benteng yang besar bisa rusak, dan Felix tak mau melakukan kesalahan itu. Sekitar pukul tiga sore, Felix mengirim pesan pada Dylan untuk menemuinya.“Hai, Dude. Ada apa?” Dylan bertanya santai, meski nada suaranya mengandung sedikit kekhawatiran.Felix menoleh perlahan, menatap saudara kembarnya dengan ekspresi serius. “Ada hal yang harus aku katakan padamu,” katanya, suaranya terdengar lebih berat dari biasanya.Dylan mengerutkan kening, tapi men

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 23

    Tatapan dingin Felix berubah menjadi sesuatu yang lebih mengancam, seolah dia tahu bagaimana caranya membuat Eloise merasa terkunci di tempat itu. Eloise merasa tubuhnya menegang, udara di sekitarnya terasa berat. Setiap langkah mundur yang ia ambil, Felix maju setengah langkah lebih dekat, membuatnya semakin sulit menjaga jarak.“Aku ingin memberitahumu sesuatu,” suara Felix rendah, namun ada nada licik di dalamnya. “Sejak malam itu, kau sudah mengubah caraku melihat dirimu.”Eloise menggeleng pelan, hatinya penuh penyesalan atas kesalahan fatal yang terjadi malam itu. Sebuah malam yang terjadi di bawah pengaruh alkohol, ketika pikirannya kabur dan ia keliru mengira Felix adalah Dylan, kekasihnya. Itu adalah malam yang tak ingin ia kenang, apalagi dibahas oleh pria yang berdiri di depannya sekarang.“Kau tahu aku kekasih Dylan. Mengapa kau terus bersikeras melakukan ini?” tanyanya dengan nada bergetar, sebuah perpaduan antara takut dan marah.Felix menyeringai lebar, tatapan matanya

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 22

    Freya menunggu di depan penginapan dengan raut wajah setengah cemas. Begitu melihat Avery muncul di kejauhan, Freya segera melangkah mendekat."Kau dari mana?" tanyanya, nadanya terdengar tajam namun penuh perhatian.Avery hanya melirik sekilas, menghela nafas panjang seperti menahan beban yang tak ingin ia ceritakan. "Bu, pulau ini tidak terlalu luas. Memangnya aku bisa pergi kemana?" jawabnya, nada suaranya datar dan tak bersemangat. Tanpa menunggu tanggapan, Avery melanjutkan langkahnya menuju kamarnya, meninggalkan Freya yang berdiri terpaku.Freya menggeleng pelan, rasa penasaran tergambar jelas di wajahnya. Namun, ia memilih untuk tidak memaksa putrinya bercerita. Sebaliknya, matanya beralih ke meja sarapan di luar penginapan, di mana Eloise duduk dengan tenang menikmati pagi. Eloise tampak anggun, sementara Dylan terlihat baru datang dari olahraga paginya. Melihat pemandangan itu, senyum kecil menghiasi wajah Freya. Ia memutuskan untuk mendekat."Kau menikmati liburanmu, Eloise

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status