Semua Bab Pasangan Gelap Tuan Javier : Bab 101 - Bab 110

193 Bab

Bab 101. Malam yang panjang

Javier mengajak Dylan dan Felix mengunjungi tempat wisata yang tidak terlalu jauh dari kota. Kedua anak itu berlarian, tertawa riang, dan bermain air dengan wajah yang penuh kebahagiaan.Sementara mereka bermain, Javier berjalan menjauh sejenak, meninggalkan Freya yang dengan saksama mengawasi anak-anak, untuk membeli es krim. Tak lama, ia kembali dengan es krim stroberi di tangan, menyerahkannya pada Freya."Kau tau, aku terkadang melarang Dylan makan makanan dengan rasa coklat, tapi dia seringkali memaksa untuk memakannya sehingga dia mudah sakit." ucap Javier membuka obrolan.Freya diam, teringat kembali saat ia mengira Dylan adalah Felix dan mengajak anak itu ke rumah sakit. Ternyata saat itu, yang ia rawat bukanlah Felix, melainkan Dylan. Dan Freya tidak menyadarinya sama sekali."Bagaimana dengan Felix, apa dia punya alergi terhadap suatu makanan?" tanya Javier.Freya menggeleng, "Felix tidak punya alergi, dia juga bukan pemilih makanan kecuali rasa stroberi. Dia sepertinya sanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

Bab 102. Kecanduan

Matahari sudah hampir muncul menunjukkan sinarnya, tapi Freya masih tidur dalam dekapan tubuh besar Javier. Ketika suara alarm berbunyi, Freya membuka matanya sementara Javier masih mendekapnya."Masih ada waktu, tidurlah." bisik Javier lembut sambil menaikkan selimut menutupi tubuh Freya yang terbuka.Freya mengerjap, matanya terbuka dan jarak di antara dia dan Javier sangat dekat. Bahkan hidung Freya nyaris menyentuh sisi wajah Javier, posisi mereka yang begitu dekat seperti ini berhasil membuat debaran dada Freya kembali.Teringat lagi, semalam ia dan Javier melakukannya tanpa hambatan. Bermain dengan liar dan brutal, tak ada yang menghentikan sampai suara mereka bergema dalam satu ruangan persegi.Freya menunduk untuk menyembunyikan semburat merah yang menghiasi wajahnya, tapi itu justru menjadi pemandangan indah di mata Javier.“Mengapa kau sembunyikan wajahmu dariku?” tanyanya lembut.Freya menghela nafas, “Rasanya aneh, biasanya kau sudah pergi saat aku terbangun.”Javier terse
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

Bab 103. Kehancuran Viona

Hari ini, sidang perceraian Javier dan Viona berlangsung tertutup. Semua berlangsung cepat, tanpa ruang untuk keberatan atau kesempatan untuk memperbaiki. Hanya ada ketukan palu yang menggema di ruangan dan menghadirkan keputusan akhir yang tak bisa diganggu gugat.“Tuan Javier, keputusan Anda ini terlalu tiba-tiba. Keluarga kami benar-benar terkejut,” ujar Tuan Hamilton, ayah angkat Viona, suaranya terdengar dingin, seolah mencoba menghentikan jalannya perpisahan itu.Javier hanya melirik sekilas ke arah Viona yang berdiri pucat, tampak kecil dan terpojok, dia pasti ketakutan akan reaksi keluarganya. Namun, Javier tak lagi peduli. Ia berpaling ke arah ayah angkat Viona, suaranya tegas dan tak terpengaruh apapun."Ada hal yang terjadi dalam hubungan rumah tangga kami, Tuan. Setelah berpikir panjang, saya memilih untuk tidak lagi meneruskan pernikahan kami. Dua belas tahun kami bersama, saya pikir bisa memahami tindakan yang putri Anda lakukan." jawab Javier."Omong-omong, saya permisi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Bab 104. Ketahuan

Di hari yang sama, Freya tidak tahu bahwa hari ini adalah perceraian Javier dan Viona. Freya sibuk mencari pekerjaan dan dia mendapatkan pekerjaan itu di salah satu tempat makan sebagai penjaga kasir, karena ia butuh mengumpulkan cukup uang untuk kehidupannya.Saat hari sudah sore, Freya pulang lebih awal dan bersiap untuk menjemput Felix dan Dylan di sekolah. Tapi kedua anak itu sudah sampai di depan pintu unit apartemen Freya dengan wajah yang ceria."Kalian sudah pulang? Siapa yang menjemput?" tanyanya.Kedua anak itu masuk ke dalam rumah, "Supir pribadi ayah yang menjemput, ayah bilang dia akan pulang terlambat, jadi tidak bisa menjemput kami." jawab Dylan.Setelah kedua anak itu masuk ke rumah, suasana yang biasanya ramai dengan teriakan menjadi hening. Felix dan Dylan duduk bersama menghadap buku pelajaran sekolah, sejenak Freya mengerutkan dahi. Tidak biasanya Felix langsung belajar setelah pulang sekolah.Namun, lamunannya buyar saat dering ponsel memecah keheningan. Freya mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Bab 105. Harmonis

"Sepertinya kau sibuk sekali hari ini," ujar Javier tiba-tiba, berdiri di ruang tamu apartemen seolah dia sudah ada di sana sejak lama.Dengan perlahan, Freya menutup pintu. Sebelum berbalik, pandangannya menyapu kedua putranya yang masih tenang membaca di sofa. Namun tanpa peringatan, Javier melangkah mendekat dan menariknya dalam pelukan yang mengejutkan."Javier, kita seharusnya tidak... seperti ini di depan anak-anak," tegur Freya, sedikit canggung.Javier melepaskannya perlahan, matanya memandang lembut. "Maaf. Seharian ini rasanya seperti perjalanan yang sangat panjang," balasnya pelan.Ada sesuatu di mata Freya yang membuat Javier terdiam, membingkai wajahnya dengan khawatir. "Freya, kau menangis?"Dengan lembut, Freya menurunkan tangan Javier dari wajahnya dan melangkah menjauh. "Bukan apa-apa," katanya, menutupi perasaannya. "Hanya debu yang masuk ke mata saat perjalanan pulang."Tanpa di duga, Javier pergi untuk mengambil kotak obat dari lemari kecil dan duduk di sampingnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Bab 106. Sesingkat itu

Setelah memastikan kedua putranya terlelap, senyum lembut Javier menghiasi wajahnya. Perasaan damai yang jarang ia rasakan menyeruak, akhirnya ia bisa menikmati kehangatan keluarga. Namun, Javier langsung tersadar jika kenyataan bahwa hubungannya dengan Freya masih abu-abu, karena wanita itu bukan pasangan resminya.Ia tak bisa buru-buru mengambil keputusan, Javier setidaknya perlu memastikan keberadaan Freya di terima oleh Pamela. Karena jika tidak, ia mungkin akan kehilangan Freya lagi.Javier menghampiri Freya, perempuan itu ada di ruang tamu sambil melihat lowongan pekerjaan lain yang lebih menguntungkan. Diam-diam Javier melihat dari belakang, ketika Freya menghembuskan nafas panjang, Javier berkata."Kalau kamu mau, aku akan menyediakan tempat pekerjaan untukmu." katanya memberikan tawaran.Freya menoleh dan menutup laptopnya, menggeleng dengan senyum kecil. "Aku menghargai niat baikmu, tapi aku ingin mencari jalan sendiri. Aku butuh kepercayaan diriku yang dibangun dari usahaku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Bab 107. Di culik

Javier kehilangan Freya, setelah menemukan ponsel wanita itu yang tergeletak begitu saja, kepanikan menguasai pikiran Javier. Ia berkeliling di sekitar area tersebut, namun Freya masih juga belum ditemukan.“Di mana dia?” pikirnya dengan kecemasan yang makin menusuk. Bayangan akan hal buruk yang mungkin menimpa Freya menghantui pikirannya. Javier segera memanggil anak buahnya, memerintahkan mereka untuk menyisir lokasi, mengecek kamera pengawas, dan mencari tahu siapa yang mungkin membawa Freya pergi.Sekitar satu setengah jam kemudian, Javier menerima rekaman dari anak buahnya. Di video tersebut, terlihat Freya berdiri di dekat tempat Javier menemukan ponselnya. Sebuah mobil boks hitam berhenti, dan dari sana keluar beberapa pria berjas hitam yang langsung menyeret Freya ke dalam mobil. Terlihat kalau Freya sempat berusaha memberontak, tapi usahanya tidak berhasil."Temukan pelakunya, pastikan Freya kalian temukan dalam kondisi selamat." ucap Javier memberikan perintah.Sekarang, Jav
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 108. Disiksa

Suasana gelap dan lembab menyelimuti ruang sempit itu, seakan menyatu dengan udara dingin yang menusuk kulit Freya. Bau lumut basah merayap, memenuhi ruang yang membuat siapa pun merasa terperangkap dalam kesunyian yang penuh ancaman.Freya duduk di kursi yang dingin, tangan dan kakinya terikat kuat, sementara pakaiannya masih basah oleh hujan. Ia meronta, berharap bisa melonggarkan ikatan tersebut, namun sia-sia."Apakah ada orang di luar sana?!" teriaknya.Suaranya menggema tanpa jawaban, tidak seorang pun menunjukkan dirinya sementara tempat itu sangat gelap. Sepertinya berada di area lantai bawah tanah, namun Freya juga tidak yakin karena saat ia dibawa ke tempat itu, pandangannya ditutupi oleh kain.Freya berusaha melepaskan dirinya dari ikatan yang membelenggu, tapi tak semudah yang ia bayangkan. Ikatan terlalu kuat, sulit untuk melonggarkannya.“Anak-anak pasti mencariku… semoga saja Javier bisa menjaga mereka,” batinnya, menenangkan diri dengan usaha yang sia-sia.Tak lama kemu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 109. Masih lanjut

Jantung Freya berpacu tak beraturan, setiap detiknya terasa seperti ancaman ketika ia melihat Viona berdiri di depannya, menggenggam sebuah belati tajam dengan tatapan dingin. Perlahan, Freya membuka matanya, melihat Viona tersenyum penuh kemenangan. "Akhirnya kau takut juga," sindir Viona, nadanya mengejek karena teriakan Freya barusan. Siapa pun akan takut jika berada di posisi Freya, menghadapi seorang wanita yang tega menyakiti tanpa ampun. Freya menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberanian, tapi pikirannya terus dihantui bayangan Viona yang siap menyayatnya. “Viona… kumohon, hentikan semua ini,” suara Freya terdengar serak, nada pintanya teredam oleh ketegangan. Namun permohonannya hanya memancing tawa dari Viona. “Melepaskanmu? Tentu saja. Tapi setelah aku puas bermain-main denganmu,” katanya bernada sinis. Freya memejamkan mata, menahan napas saat ujung belati itu menyentuh pipinya, dingin dan tajam. Hanya dengan sedikit tekanan, kulitnya bisa terkoyak. Ia gemetar, bukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 110. Tertangkap

Tubuh Freya kini pasti dipenuhi oleh memar, ia tak lagi mampu berdiri, hanya bisa terbaring lemah di lantai dingin, berusaha mempertahankan kesadarannya yang terus menghilang. Freya hanya berusaha tetap bertahan meski tubuhnya sudah diambang rasa sakit yang luar biasa. Pandangannya kabur saat ia mencoba merangkak ke arah pintu, namun baru beberapa langkah, kegelapan menyelimutinya, dan dunianya membeku.Saat kesadarannya kembali, Freya tersentak. Viona berdiri di atasnya, seember air dingin baru saja mengguyur wajahnya. Ia tersentak, batinnya masih diguncang ketakutan dan tubuhnya gemetar. Di hadapan Freya, wajah Viona mengerikan dalam senyuman yang penuh ejekan.“Kemana perginya keberanianmu tadi, Freya?” Viona mendesis, sorot matanya puas melihat Freya yang tak lagi mampu melawan.Freya sudah tidak tau lagi cara menghadapi Viona dengan cara apa, tapi tindakan yang Viona lakukan padanya sudah keterlaluan. Rasa lapar yang Freya rasakan seolah hilang digantikan rasa sakit di sekujur tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status