Share

Bab 118. Peduli

Author: SILAN
last update Last Updated: 2024-11-07 12:40:42
"Ibu!" Suara Dylan dan Felix menggema penuh semangat, berlari menuju kamar untuk menyimpan tas sebelum buru-buru mencari Freya. Begitu menemukannya, mereka langsung memeluknya erat, mengalirkan kehangatan dan kegembiraan.

"Bagaimana hari kalian?" tanya Freya sambil mengusap kepala mereka.

Mereka mendongak, serempak mengangguk penuh semangat. "Sangat menyenangkan! Kami akan belajar bertarung supaya bisa jaga Ibu," ujar Felix, namun matanya langsung menyipit saat melihat perban di wajah Freya.

"Ibu sakit lagi?" tangan kecilnya menyentuh perban dengan hati-hati.

"Wanita jahat itu datang menyerang ibu?" Dylan bertanya, wajahnya berkerut cemas dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Freya segera memeluk keduanya, berusaha menenangkan. "Ibu baru saja mengobati luka ini, jadi harus pakai perban biar cepat sembuh," ucapnya, menyembunyikan kegelisahan di balik senyumnya.

"Sungguh? Tapi bukannya lukanya hampir sembuh?" Dylan masih penasaran.

"Jangan khawatir, butuh waktu untuk bisa sembuh sepenuhny
SILAN

Terima kasih buat dukunganyaa~ Di komen komen juga ya biar rame :P

| 13
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 119. Perhatian

    Dengan gerakan lembut dan penuh perhatian, Javier membersihkan luka di wajah Freya. Jemarinya yang hangat menyentuh kulitnya dengan hati-hati, memberikan rasa nyaman dan aman pada Freya. Setelah memastikan luka telah terobati dengan baik, Javier memasang perban baru dengan teliti. "Apa yang ibu katakan waktu dia datang?" tanya Javier, suaranya penuh perhatian. Freya menghela napas ringan, mengambil cermin dan menatap bayangan wajahnya sejenak. "Kau pasti bisa menebaknya," katanya tenang. “Dia pasti bicara soal anak-anak, kan?” balas Javier. Freya mengangguk pelan, menaruh cermin, dan menoleh pada Javier. Perasaan hangat mengalir dalam hatinya. Tidak bisa disangkal, perhatian tulus Javier padanya membuatnya merasa sangat berharga, pria yang begitu banyak wanita idamkan, namun hanya dirinya yang mendapatkan sisi lembut ini darinya. "Aku harus bagaimana? Ibumu sudah tahu Dylan dan Felix adalah saudara kembar," ucap Freya, sedikit resah. Javier tersenyum, menenangkan. “Percayalah pad

    Last Updated : 2024-11-07
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 120. Menyiapkan Halloween

    Siang itu, Javier dan Freya melangkah keluar dari rumah sakit dengan suasana hati yang lebih ringan setelah mereka selesai melakukan pemeriksaan terhadap luka di wajah Freya, Javier berniat mengajak perempuan itu untuk bersantai sejenak di area taman."Pertengahan musim semi masih lama, kau ada keinginan pergi liburan kemana?" tanya Javier."Aku tidak punya ide untuk itu," jawab Freya,"Kalau begitu, ayo ke Swiss," saran Javier.Freya menoleh, tersenyum kecil. “Kau serius ingin mengajakku liburan?”“Serius,” jawab Javier tanpa ragu, “Bayangkan saja kita dan anak-anak menikmati pegunungan dan desa kecil yang tenang di sana. Aku pernah berjanji untuk mengajak mereka bepergian."Freya tampak terkejut, menatap Javier dengan heran sekaligus sedikit curiga. “Liburan keluarga? Untuk apa?”“Karena kau adalah ibu mereka,” jawab Javier sambil menatapnya lekat. Wajah Freya terhenti sejenak sebelum ia tertawa pelan, menyembunyikan keraguan yang bersemayam di hatinya.“Jadi, benar kau ingin aku me

    Last Updated : 2024-11-08
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 121. Kapan menikah?

    Keesokan harinya, Dylan dan Felix sudah sibuk menghias halaman depan dengan segala macam pernak-pernik Halloween. Mereka menggantung kerangka plastik, laba-laba raksasa, dan lampu orange yang berkelap-kelip, seakan ingin membuat rumah mereka tampak paling seram di lingkungan tersebut. Malam Halloween tinggal sehari lagi, dan anak-anak di lingkungan itu masih sering berkunjung dari rumah ke rumah.Siang itu rumah Javier kedatangan tamu. David datang berkunjung, kali ini membawa seorang wanita yang belum pernah dilihat Freya maupun Javier. Freya menyambut mereka dengan senyum hangat.“David, siapa yang kau bawa kali ini?” tanya Freya, memperhatikan tamu baru dengan antusias.David tersenyum, sedikit salah tingkah. “Ini Liana. Wanita yang pernah aku ceritakan padamu,” katanya dengan nada penuh kebanggaan.Freya tersenyum, menjabat tangan Liana dengan ramah. “Senang bertemu denganmu, Liana. Akhirnya David membawa seseorang ke sini. Ini pertama kalinya aku melihatnya memperkenalkan wanitany

    Last Updated : 2024-11-08
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 122. Penuh semangat

    Hari yang ditunggu akhirnya tiba, suasana di luar rumah hari ini sangat ramai. Baik itu anak-anak maupun orang dewasa mengenakan kostum mereka untuk memeriahkan hari Halloween.Dylan dan Felix begitu semangat menggunakan kostum mereka yang mirip labu oranye. Keduanya juga siap membawa keranjang kecil untuk bersiap berkeliling perumahan untuk petualangan "Trick or Treat" sore nanti.“Dylan, lihat ayah!” seru Felix sambil menunjuk Javier, yang tampil mengesankan dengan kostum Frankenstein. Anak-anak tergelak geli, apalagi saat Freya keluar mengenakan kostum penyihir lengkap dengan topi runcingnya, menciptakan pemandangan yang mengundang tawa.“Ayo, kita keluar sekarang!” seru Dylan dan Felix, tidak sabar lagi.Namun, sebelum mereka sempat melangkah keluar, bel pintu berbunyi. Javier membuka pintu dan disambut oleh segerombolan anak tetangga yang berteriak, “Trick or Treat!”Dengan wadah besar permen di tangan, Javier mempersilahkan mereka mengambil beberapa. Melihat itu, Dylan dan Felix

    Last Updated : 2024-11-08
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 123. Hampir menyerah

    Hari sudah pagi, suara anak-anak terdengar ribut di depan pintu sampai akhirnya salah satu diantara mereka membuka pintu kamar Freya dan Javier. Kedua orang di dalam kamar itu kaget, tapi dibuat lebih kaget lagi saat Felix tiba-tiba melompat ke tempat tidur."Selamat pagi semuanya!" seru Felix penuh semangat.Javier terbangun dengan mata menyipit, menyaksikan anaknya sudah berada di antara dirinya dan Freya. Ia hanya bisa menghela nafas sambil tersenyum kecil, sementara Freya meraih Felix dalam pelukan hangatnya."Ibu, aku sudah buat sarapan! Ayo kita makan bersama!" katanya dengan penuh rasa bangga.Freya mengangguk, menyusuri rambutnya yang sedikit berantakan. Sambil melihat Javier yang bersiap menuju kamar mandi, ia berkata, "Kau pergi kemeja makan dulu, ya. Ibu akan berganti pakaian."Felix langsung melompat turun dan berlari keluar. Freya menghela nafas lega, semalam Javier tampaknya sudah membereskan semua kekacauan tanpa sepengetahuannya, memastikan pagi ini terasa tenang dan m

    Last Updated : 2024-11-09
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 124. Berdua

    Setelah Javier berhasil meyakinkan Freya untuk tetap bersama, dia tahu bahwa Freya masih ragu. Dengan lembut, dia menggenggam tangannya, menatapnya dalam-dalam untuk menunjukkan keseriusannya."Sebenarnya, aku sudah merencanakan momen khusus untuk menyatakan perasaanku, tapi sepertinya kau memaksaku untuk mengatakannya lebih cepat," katanya sambil tersenyum.Freya menatap Javier dengan bingung. “Maksudmu, kau…?”Javier menggeleng, "Tidak ada hubungan gelap lagi di antara kita, Freya. Hanya kamu dan aku, bersama untuk Dylan dan Felix, sebagai orang tua mereka."Sejenak Javier menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Jangan meminta sesuatu yang tak mungkin aku lakukan, seperti yang kamu katakan tadi untuk berpisah. Kita hanya perlu waktu, Freya. Dan saat saatnya tiba, aku akan menjadikanmu sebagai pasanganku secara resmi."Freya merasa jantungnya berdegup kencang. "Apa maksudmu?" tanyanya, hampir tak percaya dengan apa yang didengarnya.Javier tersenyum lembut, "Bagaimana kalau k

    Last Updated : 2024-11-09
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 125. Di alam

    Hanya dalam waktu singkat, Javier tiba-tiba membawa mobil double cabin yang dilengkapi peralatan misterius di bagian belakangnya. Freya yang penasaran tidak tahu apa saja alat yang Javier bawa.Begitu tiba di lokasi, Javier menurunkan sebuah benda besar dari belakang mobil. Melihat Javier kesusahan, Freya turun tangan untuk membantunya."Apa ini?" tanyanya sambil menatap penasaran.Javier hanya tersenyum dan segera membentangkan alas di atas rerumputan. Ia lalu membuka bungkusan besar itu, ternyata itu tenda angin berukuran besar! Saat Javier sedang mengisi udara ke dalam tenda, tiba-tiba langit berubah gelap, dan hujan pun turun. Mereka bergegas menyelamatkan barang-barang, memasukkan segala peralatan ke dalam tenda meski belum selesai dipasang.Setelah sekitar setengah jam, tenda akhirnya mengembang dengan sempurna. Javier tetap di luar, mengikat tenda agar tidak mudah tertiup angin, kemudian memasang alat penghangat ruangan dan alat masak yang sudah disiapkannya."Freya, bisa bantu

    Last Updated : 2024-11-09
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 126. Kesabaran diuji

    Dalam dekapan hangat Javier, Freya merasa usapan lembut di punggungnya, sesekali disertai kecupan manis di keningnya. Ada kehangatan yang membuatnya bertanya dalam hati, salahkah jika ia menginginkan kebersamaan seperti ini selamanya? Dulu, ia hanya berharap bisa dicintai dengan tulus, membangun keluarga yang damai, dan hidup dengan cinta. Kini, perlahan, ia menemukan semua itu bersama Javier, yang telah mengubah rasa bersalahnya menjadi kedamaian yang tak terlukiskan.Tiba-tiba, Javier berbisik, "Aku iri pada David."Freya terkejut, lalu menarik sedikit wajahnya untuk melihatnya. Tangannya terangkat, membelai pipi Javier yang terlihat sedikit sendu. “Iri kenapa? Dia tak melakukan apa pun.”Javier menghela napas panjang, pandangannya meneduh. "Dia bersamamu saat kau hamil dan melahirkan, sementara aku… aku bahkan tak ada di sisimu. Rasanya memalukan, aku menyesal telah membiarkanmu melewati semua itu sendirian."Freya tersenyum tipis dan kembali mendekat, membenamkan wajahnya di peluk

    Last Updated : 2024-11-10

Latest chapter

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    TAMAT

    Suasana makan malam itu dipenuhi kehangatan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Lilin di atas meja makan memancarkan cahaya temaram, memantulkan kilau lembut di permukaan piring dan gelas kristal. Aroma masakan rumahan yang menggugah selera menyatu dengan tawa dan percakapan ringan yang mengalir begitu alami, menciptakan momen yang terasa seperti potongan kecil kebahagiaan.Freya duduk di bersebelahan dengan Javier, matanya menelusuri wajah-wajah yang dicintainya. Sesekali, pandangannya tertuju pada pasangan anak-anaknya yang duduk berdampingan, menikmati hidangan yang ia siapkan dengan sepenuh hati. Ada senyum kecil di sudut bibir Freya, senyum penuh kebanggaan dan rasa syukur yang sulit disembunyikan.Mereka berbicara dalam nada lembut, berbagi cerita tentang hari mereka, sementara suara denting garpu dan sendok sesekali terdengar, menambah harmoni pada suasana. Freya memperhatikan cara anak-anaknya saling bertukar pandang, tertawa pada lelucon sederhana, dan berbagi piring kecil

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra chapter 46

    Kediaman rumah Javier hari ini seperti panggung pertunjukan yang dipenuhi dengan aktivitas yang tak pernah berhenti. Para pelayan berlarian ke sana kemari, menyiapkan meja, kursi, dan dekorasi untuk makan malam keluarga yang spesial malam ini. Suasana riuh rendah terdengar dari halaman belakang, di mana meja panjang sudah mulai diatur dengan taplakan putih bersih dan peralatan makan yang berkilauan. Bunga-bunga segar yang dipesan Freya tiba tepat waktu, menambah sentuhan keanggunan di tengah keramaian.Freya sendiri tampak bersemangat, tangannya tak pernah berhenti bergerak. Dari memeriksa bahan masakan hingga memastikan setiap detail dekorasi sempurna, ia ingin semuanya berjalan lancar untuk menyambut Eloise, anggota baru keluarga mereka."Jangan lupa hiasan bunga di tengah meja," pesannya pada salah satu pelayan sambil tersenyum. "Aku ingin semuanya terlihat istimewa."Rumah yang biasanya tenang kini dipenuhi dengan energi yang menggebu-gebu. Meski anak-anaknya belum datang, Freya s

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 45 

    Hari itu cerah, dan sinar matahari menembus jendela apartemen Felix, memantulkan kilau halus di dasi sutra yang baru saja ia kenakan. Dengan gerakan cekatan, ia meraih kunci mobil dari meja, lalu melangkah keluar, meninggalkan aroma kopi pagi yang masih hangat di udara.Pukul sembilan tepat, mobil sport hitamnya meluncur mulus ke arah gedung agensi. Dunia kerja menyambutnya dengan hiruk-pikuk yang biasa, tapi hari ini terasa berbeda. Waktunya di agensi hanya sebentar karena jadwalnya padat, penuh dengan pertemuan penting bersama mitra-mitra bisnis.Namun, satu hal yang terus mengganggu pikirannya adalah ponsel di saku jasnya. Setiap getaran kecil membuat jantungnya berdetak lebih cepat, ia menunggu telepon dari Katie. Jawaban atas tawaran yang ia berikan semalam menjadi satu-satunya hal yang benar-benar ingin ia dengar hari ini."Ada kemajuan pesat sejak kau mengambil alih hotel. Aku senang melihat bagaimana kau mengelolanya dengan baik," ucap Javier, dengan suara yang penuh kebanggaa

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 44

    Pintu tertutup rapat dengan dentuman keras setelah Felix mendorongnya dengan kasar. Ia berbalik, nafasnya memburu, dan langsung bertemu dengan tatapan Katie.Namun berbeda dari yang ia bayangkan, perempuan itu tampak santai, terlalu santai, seolah situasi ini bukanlah sesuatu yang patut dikhawatirkan. Tak ada jejak ketakutan atau khawatir di wajahnya, hanya ekspresi datar yang sulit diterjemahkan."Aku sudah memberitahumu kalau aku hamil," kata Katie, suaranya ringan namun menusuk. "Dan kau juga pasti sudah tahu siapa ayah dari bayi ini."Felix mengepalkan tangannya."Aku hanya berpikir," lanjut Katie sambil memainkan melipat tangan di depan dada. "Janin ini masih sangat kecil. Jika aku mengeluarkannya sekarang, resikonya tidak terlalu besar."Felix merasa dadanya menghantam batu."Kau gila?!" serunya, langkahnya maju mendekat.Dengan frustasi, ia menyisir rambutnya ke belakang, mencoba mengendalikan emosinya. "Aku tidak akan mengizinkanmu menggugurkan bayi itu!"Katie mendesah pelan,

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 43

    Pesta masih berlangsung meriah, meski tak diadakan di gedung mewah dengan lampu kristal berkilauan. Sebaliknya, halaman belakang kediaman baru Dylan dan Eloise yang luas menjadi saksi kebahagiaan malam itu. Suara tawa, denting gelas sampanye yang saling beradu, serta alunan musik yang mengiringi tarian para tamu menciptakan suasana hangat dan intim.Namun, seiring waktu berlalu dan malam semakin larut, satu per satu tamu mulai berpamitan. Udara yang tadinya penuh dengan euforia perlahan berubah menjadi kehangatan yang lebih tenang."Selamat sekali lagi untuk pernikahan kalian," ujar Freya, merangkul Eloise dengan penuh kasih sayang. "Selamat bergabung di keluarga kami, Eoise." tambahnya dengan senyum tulus.Eloise membalas senyum itu dengan mata berbinar. Kebahagiaan yang ia rasakan malam ini begitu sempurna. Tak lama kemudian, Javier mendekat, menyampaikan ucapan serupa dengan sedikit canggung, namun tetap tulus.Di tengah percakapan, Daniel dan Avery ikut bergabung. Daniel menatap Ja

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 42

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Pesta pernikahan Dylan dan Eloise diselenggarakan dengan megah di halaman luas sebuah rumah di New Jersey, rumah yang akan mereka tempati setelah resmi menjadi suami istri.Para tamu mulai berdatangan, memenuhi tempat pernikahan dengan senyum bahagia. Di tengah hiruk-pikuk itu, Dylan berdiri dengan perasaan campur aduk antara gugup dan bahagia. Dylan sudah merasa berdebar debar karena hari ini ia akan memiliki Eloise sepenuhnya. Wanita itu akan menjadi istrinya, ini adalah pilihan yang tepat setelah tiga tahun menjalin hubungan dengan Eloise."Ini cukup mendebarkan," gumam Dylan.Felix yang mendengar itu menoleh, kemudian menepuk pundak saudara kembarnya dengan santai. "Kau bahkan setiap hari bertemu dengan Eloise." katanya.Dylan berdecak, "Kau ini, saat dirimu menikah nanti, aku yakin kau pasti akan merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan sekarang." Felix terkekeh, namun tatapan Dylan tiba-tiba beralih ke seorang perempuan berbaju cokelat y

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 41

    Hari pernikahan Dylan dan Eloise hanya tinggal menghitung waktu. Keluarga Javier begitu menantikan hari bahagia ini, merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka.Semua persiapan telah rampung. Gaun pengantin sudah siap, dekorasi telah disempurnakan, dan undangan telah tersebar. Dalam dua hari, Dylan dan Eloise akan mengucapkan janji suci mereka.Di sisi lain kota, Avery tengah sibuk di dalam butik milik Daniel. Pria itu dengan ketelitian seorang seniman, membantu Avery memilih dan menyesuaikan gaun terbaik untuk dikenakannya di hari pernikahan Dylan nanti.Avery menatap bayangannya di cermin besar yang memantulkan dirinya dalam gaun elegan yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Senyum puas terukir di bibirnya."Kau sangat berbakat," ujarnya, mengagumi hasil karya Daniel. "Gaunku jadi terlihat luar biasa."Daniel tersenyum tipis. "Aku hanya memastikan kau akan terlihat paling memukau setelah pengantin perempuan nanti."Avery tertawa kecil, kemudian menoleh pada Daniel denga

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 40

    Pesta masih berlangsung meriah, lantunan musik memenuhi ruangan, dan para tamu menikmati malam dengan penuh semangat. Avery dan Daniel turut larut dalam suasana, melangkah mengikuti irama dalam tarian perdana mereka. Mata mereka saling bertaut, seakan dunia hanya milik mereka berdua.Namun, kehangatan itu perlahan bergeser saat acara utama tiba, yaitu pengumuman King dan Queen malam ini.Seorang pembawa acara naik ke panggung, memegang mikrofon dengan percaya diri. "Hadirin sekalian, saat yang kita tunggu-tunggu akhirnya tiba!" suaranya menggema, membuat semua mata tertuju padanya.Ruangan itu dipenuhi dengan ketegangan yang hampir terasa di udara, sebelum akhirnya satu nama disebut dengan lantang."Dan pemenang King tahun ini adalah… Gabriel!"Sorak-sorai memenuhi ruangan. Beberapa orang bertepuk tangan, sementara yang lain bersiul riang. Gabriel melangkah ke panggung dengan senyum percaya diri, menerima mahkota yang diberikan kepadanya.Tak lama, nama sang Queen pun diumumkan."Dan

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 39

    Beberapa waktu telah berlalu, dan pagi ini Avery tampak lebih sibuk dari biasanya. Ia berjalan cepat menuju pintu, memeriksa kembali tasnya, memastikan semua peralatan ujian sudah lengkap. Hari ini adalah hari yang menentukan, ujian masuk Universitas New York. Semua persiapan telah ia lakukan jauh-jauh hari, namun tetap saja, perasaan gugup tak bisa ia hindari.Saat membuka pintu, ia mendapati Daniel sudah menunggu di dalam mobilnya, bersandar santai dengan satu tangan di kemudi. Begitu melihat Avery, pria itu langsung tersenyum tipis."Kau sudah siap?" tanyanya begitu Avery masuk ke dalam mobil.Avery mengangguk, meskipun kedua tangannya mencengkeram erat tali tasnya. "Sedikit gugup," jawabnya.Daniel tertawa kecil, lalu mulai menjalankan mobilnya. "Itu hal yang wajar. Tapi aku yakin kau akan melakukannya dengan baik."Selama perjalanan, Avery mencoba mengatur nafasnya, sementara Daniel terus berusaha membuatnya rileks dengan beberapa obrolan ringan. Namun, saat mereka tiba di depan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status