Share

Bab 125. Di alam

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-09 16:29:57
Hanya dalam waktu singkat, Javier tiba-tiba membawa mobil double cabin yang dilengkapi peralatan misterius di bagian belakangnya. Freya yang penasaran tidak tahu apa saja alat yang Javier bawa.

Begitu tiba di lokasi, Javier menurunkan sebuah benda besar dari belakang mobil. Melihat Javier kesusahan, Freya turun tangan untuk membantunya.

"Apa ini?" tanyanya sambil menatap penasaran.

Javier hanya tersenyum dan segera membentangkan alas di atas rerumputan. Ia lalu membuka bungkusan besar itu, ternyata itu tenda angin berukuran besar! Saat Javier sedang mengisi udara ke dalam tenda, tiba-tiba langit berubah gelap, dan hujan pun turun. Mereka bergegas menyelamatkan barang-barang, memasukkan segala peralatan ke dalam tenda meski belum selesai dipasang.

Setelah sekitar setengah jam, tenda akhirnya mengembang dengan sempurna. Javier tetap di luar, mengikat tenda agar tidak mudah tertiup angin, kemudian memasang alat penghangat ruangan dan alat masak yang sudah disiapkannya.

"Freya, bisa bantu
SILAN

Jangan lupa komen ya :) Dan ... terima kasih sudah mendukung karya SILAN sejauh ini. SELAMAT MENIKMATI

| 6
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
SILAN
Semangat!!!!
goodnovel comment avatar
Rifda Nafisha
smoga disegerakn jdi kluarga kecil yg bahagia, ditambah kehadiran baby girl tentunya. hehehe.... smangat brkarya thorrr.
goodnovel comment avatar
SILAN
Amin, doain aja haha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 126. Kesabaran diuji

    Dalam dekapan hangat Javier, Freya merasa usapan lembut di punggungnya, sesekali disertai kecupan manis di keningnya. Ada kehangatan yang membuatnya bertanya dalam hati, salahkah jika ia menginginkan kebersamaan seperti ini selamanya? Dulu, ia hanya berharap bisa dicintai dengan tulus, membangun keluarga yang damai, dan hidup dengan cinta. Kini, perlahan, ia menemukan semua itu bersama Javier, yang telah mengubah rasa bersalahnya menjadi kedamaian yang tak terlukiskan.Tiba-tiba, Javier berbisik, "Aku iri pada David."Freya terkejut, lalu menarik sedikit wajahnya untuk melihatnya. Tangannya terangkat, membelai pipi Javier yang terlihat sedikit sendu. “Iri kenapa? Dia tak melakukan apa pun.”Javier menghela napas panjang, pandangannya meneduh. "Dia bersamamu saat kau hamil dan melahirkan, sementara aku… aku bahkan tak ada di sisimu. Rasanya memalukan, aku menyesal telah membiarkanmu melewati semua itu sendirian."Freya tersenyum tipis dan kembali mendekat, membenamkan wajahnya di peluk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 127. Sakit

    Ketika Pamela mulai sadar, ia merasakan sentuhan kain hangat yang membasahi wajahnya. Perlahan, penglihatannya pulih, dan ia menyadari bahwa Freya yang sedang merawatnya. Pamela terperanjat dan ingin segera menyuruh Freya keluar. Namun, sekujur tubuhnya tak bisa bergerak, dan bibirnya pun tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Keterbatasan tubuhnya menambah kepanikan dalam hatinya."Ny-nyonya, Anda sudah sadar?" suara lembut Freya menyapa, sambil meletakkan handuk hangat. Freya menyeka perlahan wajah dan tangan Pamela, sementara Pamela merasa terperangkap dalam tubuh yang tak bisa ia kendalikan."Pergi dari sini! Beraninya kau merawatku!" batinnya memberontak, tetapi tak sepatah kata pun bisa keluar.Sesaat kemudian, Javier masuk ke dalam ruangan, ditemani oleh dokter yang memeriksa kondisi Pamela. Setelah memeriksa, dokter menarik napas panjang sebelum menyampaikan kabar tersebut.“Nyonya Pamela mengalami stroke akibat tekanan darah tinggi. Untuk sementara, beliau akan sulit mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 128. Merawat Pamela

    Meskipun kebencian Pamela pada Freya begitu besar, tapi itu tidak menyurutkan niat baik Freya untuk merawat Pamela yang tidak bisa bergerak sama sekali. Jika merawat orang sakit, Freya sudah cukup terbiasa, dulu ia sempat menjaga David, adiknya, selama beberapa tahun melawan penyakit.Hari ini, dengan perlakuan yang sangat hati-hati, Freya mengganti pakaian yang Pamela gunakan serta membersihkan bagian tangan dan wajah. Tidak ada sentuhan kasar atau sengaja untuk balas dendam, hanya niat baik yang Freya salurkan agar Pamela cepat sembuh."Maaf, Nyonya. Anda pasti tidak menyukai saya karena melakukan hal ini, tapi percayalah, saya melakukan ini tanpa mengharapkan apapun pada Anda." ucap Freya mencoba menjelaskan.Ia sedikit khawatir kalau Pamela berpikir Freya melakukan itu karena ada niat tertentu. Pamela tidak ada cara selain pasrah, tubuhnya tidak bisa bergerak dan ia juga tak bisa bicara.Tidak terasa, satu minggu berlalu tanpa ada perubahan. Javier memutuskan membawa Pamela dan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 129. Keluarga bahagia

    "Ibumu belum bisa bicara, Javier. Bagaimana kau bisa tahu kalau dia ingin aku pergi dari rumah ini?" tanya Freya pelan, mencoba mengukur perasaan Javier.Javier mendorong troli belanja mereka, tangannya sibuk memilih ornamen-ornamen Natal untuk apartemen."Aku hanya ingin meringankan bebanmu, Freya. Ibuku memang keras kepala, bahkan setelah semua yang kau lakukan untuknya, belum tentu hatinya akan melunak. Sebentar lagi akhir tahun, aku hanya ingin menciptakan momen bahagia di antara kita, biarkan ibu dijaga oleh susternya." kata Javier sambil menambahkan beberapa pita emas ke troli.Mendengar itu, Freya tidak bisa membantah. Terlebih lagi Pamela sudah menunjukkan adanya perubahan, pasti akan sembuh setelah konsisten dalam penyembuhan."Ibu, ayo kita beli baju natal yang sama untuk tahun ini!" seru Felix."Baiklah, ayo kita pilih mana yang terbaik." Freya berlari kecil mengikuti kedua putranya.Javier memperhatikan mereka dari kejauhan, tersenyum bangga. Hari itu, mereka memilih hiasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 130. Perayaan

    Hari yang dinantikan pun tiba, suasana Natal terasa meriah di setiap sudut apartemen. Anak-anak yang baru bangun dari kamar, langsung berlarian menuju pohon Natal. Wajah mereka berbinar-binar melihat hadiah yang tertata rapi di bawah pohon.Malam sebelumnya, saat semua sudah terlelap, Javier diam-diam menyiapkan hadiah-hadiah itu, menghidupkan tradisi yang ia lakukan setiap tahun untuk putranya. Dengan penuh semangat, Dylan dan Felix mulai membuka hadiah, tawa mereka menggema di seluruh ruangan.Freya melangkah keluar dari kamar, tersenyum melihat keceriaan di wajah Dylan dan Felix. "Kamu yang menyiapkan semua ini?" tanyanya, menoleh ke Javier yang berdiri di sebelahnya.Javier membalasnya dengan senyum kecil. "Sinterklas yang membawa hadiah itu ke sini," jawabnya sambil mendekati anak-anak.Siang itu, Freya sibuk menyiapkan makanan istimewa di meja, aroma kue dan hidangan Natal memenuhi udara. Bel apartemen tiba-tiba berbunyi. Javier membuka pintu dan mendapati David bersama tunangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 131. Berita baru

    Kehangatan menyambut pagi Javier dengan indah, ia menatap Freya yang berbaring di sebelahnya. Dengan lembut, tangannya membelai wajah wanita itu. Semalam sangat mengagumkan sampai tidak bisa Javier deskripsikan lagi.Hatinya menghangat, bisa menatap Freya yang terlelap seperti ini terasa begitu damai. Perlahan, Freya membuka mata dan ia kaget saat ciuman Javier tiba-tiba mendarat di bibirnya tanpa permisi."Selamat pagi," bisik Javier dengan senyuman menggoda.Wajah Freya seketika merona, teringat bahwa semalam ia begitu berani bermain dengan Javier dengan cara yang berbeda. "Sepertinya semalam ada seseorang yang begitu bersemangat, tapi kenapa pagi ini mendadak saja seperti orang yang berbeda?" goda Javier.Freya tidak merespon, dengan cepat Javier menarik selimut dan mengurung Freya di balik tubuh kekarnya. "Aku tidak tau kau bisa memiliki semangat yang begitu besar seperti itu.""Javier, cukup!" protes Freya, wajahnya pasti sudah sangat merah sekarang.Pria itu tidak lagi menggodan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 132. Kedamaian sederhana

    Di tengah badai salju yang masih deras, apartemen itu menjadi benteng hangat bagi Freya dan keluarganya. Tidak ada perapian seperti di rumah-rumah besar, tetapi penghangat ruangan yang diatur Javier cukup untuk membuat mereka semua nyaman.Suasana apartemen hari itu benar-benar damai, bahkan lebih sunyi dari biasanya. Freya penasaran dengan kedua putranya, Felix dan Dylan, yang tak terdengar riuh seperti biasa. Perlahan ia membuka pintu kamar anak-anak, melihat Felix asyik dengan rubiknya sementara Dylan berkutat dengan komputer, tampak serius dalam dunia pemrogramannya yang Freya sendiri kurang paham.Tak ingin mengganggu, Freya menutup pintu dan beralih ke ruang tamu, di mana Javier sedang bersantai dengan iPad di tangannya.“Jadi, rumahmu sudah terjual?” tanya Freya, penasaran.Javier mengangkat kepala dan tersenyum, lalu meletakkan iPadnya. “Sudah. Untuk sementara aku akan tinggal di sini sampai menemukan rumah baru. Menurutmu, daerah mana yang cocok?”Freya berpikir sejenak. “Tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 133. Ancaman datang

    Beberapa bulan kemudian, hubungan Freya dan Javier semakin menunjukkan kedekatan yang harmonis. Selayaknya keluarga bahagia yang dikaruniai dua orang anak, dan hari ini Javier baru saja bertemu dengan dokter untuk membantu Freya menghilangkan bekas luka di wajahnya.Setelah perawatan itu, Freya mengajak Javier untuk menjenguk Pamela. Kondisinya terlihat lebih baik, meskipun suaranya masih samar, ia mulai bisa berbicara. Ada perubahan di sorot matanya saat menatap Freya, seolah ingin mengatakan sesuatu yang masih tertahan.“Ayo pulang,” kata Javier pelan, sambil menggenggam tangannya.Dalam perjalanan pulang, saat mereka tiba di depan pintu apartemen, Freya baru ingat, “Javier, aku lupa bilang, bahan makanan di dapur habis. Kita harus membelinya.”“Astaga, kenapa tidak dari tadi saja bilangnya? Ayo kita pergi membelinya.”Keduanya pun memutuskan untuk berjalan ke supermarket terdekat, menyusuri jalan setapak yang tertutup salju. Jalanan licin memaksa mereka melangkah hati-hati, sesekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 93. Menantikan kehadiran bayi

    Pesta pernikahan itu berlangsung singkat, tetapi meninggalkan jejak kenangan manis yang mendalam. Semuanya terasa seperti mimpi yang indah, mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan setelah perjalanan panjang yang telah mereka lalui bersama.Kini, Freya dan Javier resmi menjadi suami istri, sebuah status yang melambangkan cinta mereka yang akhirnya menemukan tempatnya.Beberapa hari telah berlalu sejak hari pernikahan. Pagi itu, Freya melangkah keluar dari kamar menuju ruang tamu dengan langkah ringan. Namun, pandangannya segera terpaku pada sesuatu yang baru di dinding. Sebuah foto pernikahan mereka, berukuran besar dan menonjol, tergantung megah di tengah ruangan. Cahaya pagi yang lembut menyinari bingkai foto itu, mempertegas keindahan momen yang diabadikan di sana.Freya terkejut sekaligus terpesona. Foto itu begitu besar, hampir setinggi tubuhnya, memancarkan aura kebahagiaan dari senyuman mereka di hari spesial tersebut. Sebelum ia bisa berkata apa-apa, langkah Javier terdengar mend

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 92. Pernikahan

    Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Udara pagi itu terasa segar, namun bagi Javier, udara seolah dipenuhi dengan ketegangan yang manis. Berdiri di ruang gantinya, ia merapikan tuksedo putih bersih yang melekat sempurna di tubuhnya. Setiap detail tampak serasi, memberikan kesan bahwa ia adalah pria yang siap memulai kembali kehidupan baru dalam hidupnya, sebagai suami dari wanita yang ia cintai.Javier menatap cermin di depannya, memperhatikan bayangan dirinya. Ada sedikit senyum puas di wajahnya, namun tatapannya segera berubah lembut ketika ia membayangkan sosok Freya."Aku ingin melihat seperti apa dia sekarang," gumamnya pelan.Namun, ketika ia berbalik untuk pergi, langkahnya di hadang oleh David yang tiba-tiba muncul di pintu."Hei, hei! Kau mau kemana, Dude?" David bertanya dengan nada menggoda, tangannya terangkat seolah ingin menghentikan langkah Javier."Bertemu istriku," jawab Javier tanpa ragu, alisnya sedikit terangkat.David tertawa kecil, melipat tangannya di dada. "Di

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 191. Keluarga

    Malam itu, suasana rumah Javier berubah menjadi hidup ketika suara deru mobil terdengar berhenti di halaman. Beberapa saat kemudian, riuh celotehan anak-anak mengisi udara. Dylan dan Felix melompat keluar dari mobil, berlari ke arah Freya dengan semangat yang nyaris meledak-ledak. Mereka berlomba-lomba untuk menceritakan petualangan mereka selama di luar rumah, wajah mereka berseri-seri seperti dua matahari kecil yang membawa keceriaan.Javier yang duduk di ruang tamu menoleh sejenak. Senyumnya tipis, cukup hangat untuk menandakan kebahagiaannya melihat anak-anak begitu bersemangat. Tapi pandangannya segera tertuju ke arah pintu mobil yang masih terbuka. Dari sana, Morgan muncul, langkahnya mantap namun terlihat lelah. Javier meletakkan ponselnya di meja, bangkit dan berjalan menghampirinya."Biasanya anak buahmu yang mengantar mereka pulang," ucap Javier, nada suaranya penuh rasa ingin tahu.Morgan hanya menatap Javier sekilas, tidak langsung merespons. Ia menyerahkan dua tas milik D

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 190. Pernikahan sudah dekat

    Langkah Javier terdengar ringan ketika memasuki rumah, senyuman tak henti-hentinya menghiasi wajahnya. Di tangannya ada sebuah kotak beludru hitam, kecil namun begitu berharga, isinya adalah cincin pernikahan yang telah ia pesan. Pandangannya menyapu ruangan sesaat, mencari sosok yang sudah memenuhi setiap sudut hidupnya dengan kehangatan.Ia menemukannya di halaman belakang, wanita cantik dengan perut yang mulai membesar itu sedang memetik buah plum dari pohon. Freya terlihat begitu damai dalam kesederhanaannya, meskipun tubuhnya tengah mengandung keajaiban kecil yang sebentar lagi akan hadir di dunia.Javier berjalan perlahan ke arahnya, menikmati setiap detik pemandangan ini. Ada kebahagiaan sederhana yang terpancar dari Freya, meskipun dia tampak sibuk dengan keranjang buah di tangannya.“Hai, kau sedang apa?” tanya Javier sambil menyandarkan tubuhnya pada pintu kaca yang menghubungkan ruang tamu dengan halaman belakang.Freya menoleh, senyuman lembut menghiasi wajahnya. “Memetik b

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 189. Pengaruh Morgan

    Hari-hari berlalu dengan cepat, tapi satu hal selalu sama, setiap kali Dylan dan Felix pulang dari pertemuan mereka dengan Morgan, keduanya terlihat kelelahan. Javier sudah mulai terbiasa melihat wajah letih kedua putranya, meski rasa penasarannya terus mengganggu. Setiap kali ia bertanya apa yang mereka lakukan, jawaban mereka selalu singkat, "Bermain dengan Kakek."Namun sore itu berbeda. Wajah Dylan terlihat memerah seperti habis terbakar matahari, dan kulitnya tampak kasar. Freya yang cemas melihat kondisi anaknya, segera mengambil pelembap dan mengoleskannya ke wajah Dylan dengan lembut.Javier yang berdiri di sudut ruangan sambil memperhatikan, "Permainan apa yang kalian lakukan dengan Kakek sampai seperti ini?" tanyanya dengan nada tegas, tatapannya tajam mengarah pada Dylan.Dylan hanya menunduk, sementara Felix yang biasanya lebih blak-blakan, terlihat ragu-ragu. Tapi sebelum ia bisa berkata apa-apa, Dylan buru-buru menutup mulut saudaranya.Alis Javier terangkat tinggi. "Jad

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 188. Persiapan dimulai

    "Kau yakin hanya pesta biasa saja?" tanya Javier, matanya memandang Freya dengan ragu, seolah memastikan dia tidak salah dengar.Freya mengangguk mantap, senyum lembut tersungging di wajahnya. "Aku tidak terlalu menyukai sesuatu yang berlebihan. Lebih baik kita mengadakan pernikahan yang sederhana. Hanya menghadirkan orang-orang terdekat, tanpa kemewahan yang berlebihan. Bagiku yang penting adalah maknanya, bukan pesta besar yang mencuri perhatian."Javier terdiam sejenak, lalu meraih tangan Freya, menggenggamnya erat. Ia menatap mata wanita itu dengan penuh perhatian. "Jangan khawatir soal biaya. Aku bisa memberikan segalanya untukmu. Aku ingin hari itu menjadi sempurna, sesuatu yang tak akan pernah kita lupakan."Freya tersenyum lagi, kali ini lebih lebar, seolah meyakinkan pria di depannya. "Bukan soal biaya, Javier. Ini tentang apa yang membuatku bahagia. Aku tidak butuh pesta yang megah untuk merasa istimewa. Yang aku butuhkan hanyalah kamu, dan janji yang kita bangun bersama. It

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 187. Rencana rahasia

    Seperti yang Javier harapkan, keesokan paginya, bahkan sebelum cahaya matahari menyentuh cakrawala, suara mesin mobil terdengar memasuki halaman rumah. Javier yang sudah menunggu sejak semalam turun dari lantai dua ke ruang tamu.Saat pintu mobil terbuka, dua pria dengan tubuh tegap keluar, masing-masing menggendong Dylan dan Felix yang tertidur pulas di pelukan mereka. Bocah-bocah itu tampak damai, seolah-olah tak terganggu oleh perjalanan panjang yang baru saja mereka lalui.Javier melangkah keluar, matanya menyapu kendaraan dengan hati-hati, berharap menemukan sosok Morgan. Namun yang ia temui hanyalah seorang supir berdiri kaku di sisi pintu mobil.“Dimana bos kalian?” tanya Javier dengan nada datar, meskipun ada sedikit ketegangan yang terselip dalam suaranya.Supir itu menunduk hormat. “Tuan mempercayakan kami sepenuhnya untuk mengantar putra Anda kembali dengan selamat. Jika tidak ada yang lain, kami permisi.”Tanpa menunggu jawaban, kedua pria yang menggendong Dylan dan Felix

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 186. Menculik si kembar

    Keduanya menuju mobil terparkir, niat Javier ingin mengajak Freya ke butik hari ini berakhir di tunda. Mereka pulang, perjalanan dari pantai yang Freya kunjungi dari rumah sangat jauh dan mereka tiba di rumah saat langit sudah gelap. Tapi, rumah dalam keadaan sepi. Biasanya saat jam seperti ini, Dylan dan Felix sangat ribut sehingga rumah sepi seperti ini cukup membuat Freya curiga apa yang dilakukan oleh mereka. "Aku akan lihat mereka di kamar," kata Freya. Ketika Freya menghilang menuju lantai atas, Javier menerima panggilan telepon yang datang tiba-tiba. Ia menjawab dengan santai, “Halo?” Suara berat di ujung telepon langsung terdengar tanpa basa-basi. “Aku akan mengembalikan kedua putramu besok.” Belum sempat Javier menjawab, panggilan itu langsung terputus. Ia menatap layar ponselnya yang kembali gelap, lalu mendesah panjang, memijat pelipisnya perlahan. Sementara itu Freya membuka kamar putranya, tapi kosong. Perasaannya mendadak cemas, dengan langkah tergesa-gesa ia kembal

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 185. Menabur bunga

    Beberapa hari kemudian, setelah banyak pertimbangan akhirnya Javier dan Freya sepakat untuk menikah sebelum musim dingin tiba. Itu artinya, hanya tersisa kurang dari empat bulan untuk mempersiapkan hari istimewa mereka.Namun, bagi Javier waktu yang singkat itu bukan alasan untuk tergesa-gesa, justru ia ingin memastikan setiap detail sempurna, karena hari itu akan menjadi momen yang mengikat Freya sepenuhnya dalam hidupnya.Pagi itu, tepat pukul sembilan, Javier baru saja keluar dari ruang gym. Tubuhnya masih berkeringat, dan handuk kecil di tangannya ia gunakan untuk menyeka leher dan wajah. Suara dering ponsel memecah kesunyian. Ia melihat layar ponselnya, mendesah pelan, lalu mengangkatnya.Dari ujung telepon, suara berat Morgan terdengar penuh dengan kemarahan yang ia coba tahan.“Kau menguji kesabaranku, Javier!”Javier hanya menyeringai tipis sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding. Ia tidak tampak terintimidasi sedikit pun. “Aku tidak pernah berjanji apapun padamu,” jawabnya da

DMCA.com Protection Status