Pagi yang baru tiba di rumah keluarga Dimas. Matahari baru saja terbit, sinarnya menembus tirai kamar Wulan dan Dimas. Wulan bangun lebih awal seperti biasa, menyiapkan segala sesuatunya sebelum anggota keluarga yang lain terjaga. Hari ini, entah kenapa, perasaan Wulan jauh lebih berat dari biasanya. Semalam, perkataan ibu mertuanya terus menghantui pikirannya, membuat tidur Wulan tidak nyenyak.Setelah menyiapkan sarapan dan memastikan semuanya dalam keadaan rapi, Wulan duduk sejenak di ruang makan, mencoba menenangkan dirinya. Namun, pikiran tentang ancaman ibu mertuanya tidak mau hilang dari benaknya. Ia tahu bahwa wanita itu tidak main-main. Selama ini, Wulan sudah berusaha keras untuk menjaga rahasianya, tapi sekarang ia mulai merasakan tekanan yang semakin besar.Tak lama kemudian, Dimas turun dari kamar dengan senyum hangat seperti biasanya. “Pagi, Sayang,” sapa Dimas sambil mencium pipi Wulan.“Pagi, Mas,” jawab Wulan dengan senyu
Read more