Share

Bab 62: Bayang-Bayang Kecurigaan

Pagi hari berikutnya dimulai seperti biasanya, tetapi Wulan merasakan suasana yang lebih tegang dari sebelumnya. Ia bangun lebih awal dari biasanya, mencoba menenangkan pikirannya yang terus-menerus dihantui oleh percakapan dengan ibu mertuanya. Langit yang berwarna keemasan ketika matahari terbit terasa kontras dengan suasana hatinya yang penuh kekhawatiran.

Saat Wulan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan, ia melihat ibu mertuanya sudah duduk di meja makan. Ibu mertuanya tidak sedang membaca koran seperti biasanya, melainkan menatap keluar jendela dengan pandangan yang jauh. Wulan merasakan ada sesuatu yang berbeda pada pagi ini, namun ia berusaha mengabaikannya.

“Selamat pagi, Bu,” sapa Wulan dengan suara lembut.

Ibu mertuanya menoleh dengan lambat, dan ada sekilas senyuman di wajahnya, namun tidak menyentuh matanya. “Pagi, Wulan. Kamu bangun lebih awal hari ini.”

Wulan mengangguk sambil mulai menyiapkan bahan-bahan untuk sarapan. “Iya, Bu. Saya pikir lebih baik memulai ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status