Home / Romansa / Pesona Istri yang Dikhianati / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pesona Istri yang Dikhianati: Chapter 71 - Chapter 80

110 Chapters

Terpaksa di tutup

Pagi itu, Aluna sedang duduk di ruang tamu mansionnya, ditemani segelas teh herbal hangat dan dokumen-dokumen yang harus ia periksa. Tubuhnya yang sedang hamil besar membuatnya merasa lebih lambat dan mudah lelah, namun ia tetap berusaha menjalankan tanggung jawabnya. Hansen berdiri tak jauh dari sana, bersikap sigap seperti biasanya. Ketukan pintu tiba-tiba memecah kesunyian pagi itu.Seorang perwira polisi masuk dengan hormat setelah dipersilakan oleh Hansen. “Nona Aluna,” katanya dengan nada tegas namun penuh penyesalan, “kami harus melaporkan perkembangan terbaru terkait kasus penyekapan Tuan Kaisar.”Aluna menatapnya dengan sorot mata tajam namun lelah. “Apa yang Anda temukan?” tanyanya langsung, suaranya datar namun tegas.“Sayangnya, pelaku berhasil melarikan diri,” kata sang perwira dengan nada ragu. “Jejak mereka hilang di sebuah wilayah terpencil, dan kami kesulitan menemukan bukti atau saksi yang bisa membantu kami melacak keberadaan mereka.”Aluna menghela napas panjang, m
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Kau Memang Licik

Malam itu udara dingin menusuk tulang, namun Betran tidak peduli. Ia berdiri di sudut gelap lorong rumah sakit, mengenakan seragam perawat lengkap dengan masker yang menutupi sebagian besar wajahnya. Langkahnya tenang namun penuh rencana, matanya tajam mengawasi setiap pergerakan di sekitar ruang rawat Kaisar. Penjagaan memang ketat, tetapi Betran sudah mempersiapkan segalanya.“Shift malam lebih tenang,” gumamnya pada dirinya sendiri sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam. Dua bodyguard berdiri di depan pintu ruang rawat, tampak sigap meskipun suasana sepi. Betran mengatur napas, membawa sebuah tandu dan selembar dokumen medis palsu di tangannya. Langkahnya semakin mendekat.“Permisi,” ucap Betran dengan suara yang dibuat serak agar terdengar seperti suara pria paruh baya. “Pasien ini mengalami penurunan kondisi drastis. Dokter memerintahkan agar segera dipindahkan ke ICU.”Salah satu bodyguard, pria bertubuh kekar dengan sorot mata curiga, langsung menatap Betra
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Maaf, Nona

Pagi yang dingin terasa lebih kelam dari biasanya bagi Aluna. Duduk di ruang tamu mansion dengan wajah pucat, tangannya memeluk erat perutnya yang membuncit, mencoba menenangkan bayi di dalam kandungannya yang tak henti menendang seolah ikut merasakan kegelisahannya. Hansen berdiri di depannya dengan ekspresi tegang, berusaha menyampaikan kabar buruk dengan hati-hati."Maaf, Nona," Hansen berbicara pelan, namun tegas. "Kami sudah memeriksa semua rekaman CCTV di rumah sakit, tapi... semuanya mati sejak pukul sepuluh malam."Aluna mendongak perlahan, wajahnya penuh rasa tidak percaya. "Bagaimana mungkin? Rumah sakit sebesar itu, dengan penjagaan ketat, bisa kehilangan rekaman CCTV begitu saja?""Sepertinya, ini bagian dari rencana pelaku. Mereka meretas sistem sebelum melakukan aksi mereka," Hansen menjelaskan.Aluna menutup wajahnya dengan kedua tangan, berusaha meredam kepanikan yang mulai menyerang. "Dan kalian belum menemukan jejak Kaisar? Tidak ada petunjuk sama sekali?"Hansen men
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Lahirnya penerus Chandra

Ruangan di mansion terasa sunyi. Aluna duduk di kursinya, memandangi jendela besar yang menghadap taman. Wajahnya terlihat lebih tirus, dan matanya yang biasanya tajam kini tampak kosong. Hampir sebulan berlalu sejak Kaisar menghilang, dan semua upaya pencariannya gagal. Bahkan dengan tim terbaik yang ia pekerjakan, Kaisar tetap tak ditemukan.Hansen masuk perlahan, membawa laporan terakhir dari tim pencari. Ia berhenti sejenak, ragu untuk menyampaikan kabar buruk itu. Namun, Aluna menyadarinya dan memandang ke arahnya. “Bicaralah, Hansen,” suara Aluna terdengar pelan tapi penuh tekanan. “Kami sudah memeriksa lagi semua kemungkinan, Nona. Bahkan sampai menyewa detektif internasional. Tapi...” Hansen menunduk. “Kami tidak menemukan apa pun. Seolah-olah... Tuan Kaisar hilang tanpa jejak.”Aluna menghela napas panjang. Kepalanya terasa berat, dan dadanya sesak. Ia menutup matanya sejenak, mencoba menenangkan dirinya. “Jadi itu artinya... dia benar-benar lenyap?” gumam Aluna dengan sua
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Aku ayahnya

Aluna sedang duduk di tempat tidur rumah sakitnya, memandang bayi mungil di pelukannya dengan mata yang penuh kasih sayang. Bayi itu menggenggam jari Aluna dengan tangan kecilnya, seolah menjadi penghiburan di tengah badai yang ia hadapi. Aluna merasa hatinya sedikit tenang, meski pikirannya terus dihantui oleh kehilangan Kaisar.Namun, ketenangan itu segera terganggu oleh ketukan keras di pintu. Hansen masuk dengan wajah tegang.“Nona, ada masalah,” katanya dengan nada serius. “Apa lagi sekarang, Hansen?” Aluna mengerutkan kening, merasa lelah dengan berbagai kekacauan yang terus muncul dalam hidupnya.“Betran ada di luar. Dia memaksa ingin bertemu dengan Anda dan bayi ini,” jawab Hansen.Mata Aluna langsung menajam. Ia menghela napas panjang, menatap bayinya sejenak sebelum menyerahkannya kepada perawat di dekatnya. “Jangan biarkan dia masuk. Pastikan dia tidak mendekati kami.”“Tapi, Nona, dia sangat ngotot. Bahkan, dia berteriak-teriak di depan penjagaan,” tambah Hansen, tampak b
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Leonel Alvano Chandra

Mobil Aluna berhenti di depan gerbang mansion yang megah. Pagar besi besar itu perlahan terbuka dengan anggun, memberi jalan bagi mobil untuk masuk. Namun, pemandangan yang langsung menyebalkan hatinya adalah sosok Betran yang berdiri dengan wajah penuh tekad di depan pintu masuk. Pria itu tampak kusut, mengenakan pakaian yang lusuh, tetapi sorot matanya penuh keberanian. Aluna memutar matanya dengan kesal dan menghela napas berat. Hansen, yang duduk di kursi penumpang depan, menoleh ke arahnya. "Nona, perlu kami usir dia sekarang juga?" "Sebentar," jawab Aluna dingin. Ia turun dari mobil dengan hati-hati, melangkah keluar mengenakan mantel tebal yang menutupi tubuhnya yang masih lemah setelah operasi. Sorot matanya tajam menatap Betran, yang langsung mendekatinya."Aluna," suara Betran terdengar parau. Dia menahan tangan Aluna agar tidak berjalan melewatinya. "Kumohon, aku hanya ingin melihat anakku, Leonel Alvano Chandra. Hanya sekali saja."Aluna menatap tangan Betran yang berani
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Baby Alva

Leonel Alvano Chandra, atau yang biasa dipanggil Alva, menjadi pusat kebahagiaan sekaligus kekuatan baru bagi Aluna. Nama itu tidak dipilih sembarangan. Leonel berarti "singa kecil," melambangkan keberanian, kekuatan, dan ketangguhan. Sementara Alvano berarti "cahaya putih," simbol dari harapan baru yang bersinar terang dalam hidup Aluna. Dan Chandra, tentu saja, adalah warisan keluarganya, sebuah nama yang selalu akan membawa tanggung jawab besar di pundak putranya kelak. Sudah sebulan sejak Alva lahir, dan meski tubuh Aluna masih lelah usai melahirkan, pikirannya tetap sibuk. Kaisar, pria yang selalu menjadi pelindungnya, belum ditemukan. Setiap malam, Aluna merenung, bertanya-tanya apakah Kaisar masih hidup di luar sana. Namun, ia tidak bisa terus larut dalam kesedihan. Ia harus bangkit demi Alva. Di ruang kerja mansion, Aluna duduk di meja besar yang dipenuhi dokumen-dokumen dari Chandra Group dan Amartha Corporation. Hansen berdiri di dekatnya, wajahnya serius seperti biasa.
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Alva asalah anakku

Seminggu kemudian, Suasana pesta syukuran kelahiran Baby Alva benar-benar meriah. Taman mansion yang luas dipenuhi dengan dekorasi mewah, lampu-lampu gantung kristal, dan meja-meja penuh hidangan yang menggugah selera. Para tamu berdatangan dari kalangan bisnis, keluarga besar Chandra, dan mitra-mitra penting dari Amartha Corporation. Aluna terlihat anggun mengenakan gaun putih panjang, senyum tipisnya menawan meski matanya menyiratkan kelelahan. "Selamat atas kelahiran putra Anda, Nona Aluna," salah satu tamu mengucapkan sambil menyalami Aluna. "Terima kasih," jawab Aluna ramah namun tetap tegas. Hansen, yang berdiri di dekatnya, mengatur jalannya acara dengan rapi. Namun, di tengah kemegahan itu, Betran berdiri di luar gerbang, menatap dari jauh. Pria itu tidak diundang, bahkan telah diinstruksikan untuk tidak diperbolehkan masuk ke wilayah mansion. "Kau yakin ingin mencoba masuk?" tanya seorang sopir taksi yang kebetulan melihat Betran menatap gerbang dengan ekspresi pahit
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Untuk Alva

Esoknya, Siang itu, Aluna mengenakan setelan blazer putih yang mempertegas aura ketegasannya. Di sisi kirinya, Hansen berdiri tenang dengan berkas perceraian di tangannya, sementara beberapa bodyguard mengikuti di belakang mereka. Langkah Aluna mantap menuju apartemen sederhana tempat Betran dan Kania tinggal. Hansen mengetuk pintu apartemen dengan tegas, lalu pintu terbuka, memperlihatkan wajah Kania yang tampak terkejut dan tidak siap menerima tamu tak diundang seperti ini. "Aluna?" Kania mengerutkan dahi, suaranya terdengar ragu. "Apa yang kau lakukan di sini?" "Aku ingin ini selesai," jawab Aluna dengan nada dingin. Ia melirik Hansen, yang langsung menyerahkan berkas perceraian itu pada Kania. "Betran ada di dalam, kan? Aku butuh tanda tangannya sekarang." Kania mendengus sambil memegang berkas itu, lalu mempersilakan mereka masuk. Ruangan kecil itu terasa sempit dengan kehadiran banyak orang, tapi Aluna tetap berdiri tegak, tatapannya tajam. Betran muncul dari balik pi
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Entah di mana?

Betran menatap ibunya dengan wajah penuh amarah, napasnya tersengal-sengal menahan emosi. "Mommy, kenapa kau melakukan itu? Lima miliar?! Kau benar-benar keterlaluan!" suaranya meninggi, menggema di ruangan kecil itu. Kania tetap tenang, seolah tidak terganggu oleh kemarahan Betran. Ia mengangkat alis, menatap putranya dengan pandangan yang penuh perhitungan. "Betran, kau pikir aku meminta itu tanpa alasan? Kau benar-benar bodoh kalau tidak mengerti apa yang sedang aku coba lakukan di sini." "Meminta uang sebesar itu hanya akan membuat Aluna semakin membenciku, Mommy! Kau tidak berpikir panjang," balas Betran dengan nada getir. Kania mendesah panjang dan melipat tangan di dadanya. "Kau tidak pernah mengerti cara kerja dunia, ya? Kau pikir Aluna akan tetap membencimu selamanya kalau kau berhasil kembali menjadi seseorang yang sukses? Dengarkan aku, Nak. Dengan uang itu, kau bisa membangun kembali reputasimu. Kalau kau kembali menjadi seorang pengusaha yang dihormati, dia tidak akan
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status