Home / Romansa / Pesona Istri yang Dikhianati / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pesona Istri yang Dikhianati: Chapter 91 - Chapter 100

110 Chapters

Bab 91

Pagi itu, Hansen berdiri di depan ruang kerja Aluna sambil menunggu perintah lanjutan. Wajahnya serius, penuh determinasi untuk menjalankan tugas sesuai instruksi Aluna. Setelah mendengar pengakuan Betran, Aluna tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Dia ingin Roy, yang merupakan kaki tangan Betran, segera ditangkap."Masuk, Hansen," suara Aluna terdengar tegas dari balik pintu.Hansen membuka pintu dan melangkah masuk. Aluna sedang duduk di kursinya dengan wajah yang masih menunjukkan kelelahan emosional, tetapi tekadnya terlihat jelas di matanya. Di meja, ada beberapa dokumen yang berserakan, tetapi perhatian Aluna sepenuhnya tertuju pada Hansen."Bagaimana progres pencarian Roy?" tanya Aluna tanpa basa-basi.Hansen berdiri tegak. "Kami berhasil melacak lokasi terakhir Roy, Nona. Dia bersembunyi di sebuah rumah kontrakan di pinggir kota. Saya sudah mengoordinasikan penangkapan bersama pihak kepolisian."Aluna mengangguk. "Bagus. Pastikan dia tidak punya celah untuk melarikan diri. Ak
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 92

Malam itu, Aluna baru saja tiba di Mansion setelah seharian penuh bekerja. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya lebih lelah. Hansen membukakan pintu mobilnya, dan dia melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah pelan. Saat dia hendak duduk untuk sekadar melepas penat, seorang pelayan berlari menghampirinya."Nona, ada tamu yang memaksa ingin bertemu Anda," kata pelayan itu dengan nada panik.Aluna memijat pelipisnya, merasa tak punya energi untuk menghadapi siapa pun malam ini. "Siapa?""Ibu Kania, Nona. Dia menunggu di ruang tamu," jawab pelayan itu sambil menunduk.Aluna menghela napas panjang. Tentu saja. Siapa lagi kalau bukan wanita tua itu yang datang dengan permohonan yang sama seperti sebelumnya? Tanpa berkata apa-apa, Aluna melangkah menuju ruang tamu.Di ruang tamu, Kania duduk dengan gelisah. Dia terus melirik ke arah pintu, berharap Aluna segera muncul. Ketika Aluna akhirnya tiba, wajah Kania seketika memelas. "Apa lagi kali ini, Bu Kania?" Aluna membuka percakapan dengan na
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 93

Pagi ini Aluna akan ke perusahaan Gielz, tentu saja akan membahas proyek baru bersama Raja. Tak lama, Aluna sampai di perusahaan tersebut. Ia melangkah masuk ke ruang pertemuan perusahaan Gielz dengan langkah percaya diri. Dia mengenakan setelan formal berwarna biru tua yang memancarkan aura yang memukau. Di dalam ruangan, Raja sudah menunggu, duduk di ujung meja panjang. Dia mengenakan setelan jas abu-abu dengan dasi gelap, terlihat tenang seperti biasa. Di sebelahnya, seorang desainer perhiasan muda berdiri, memperkenalkan portofolionya. "Selamat datang, Nona Aluna," sapa Raja sambil berdiri dan mengulurkan tangan.Aluna menjabat tangannya dengan sopan. "Terima kasih, Tuan Raja. Semoga kita bisa melanjutkan pembahasan tentang kolaborasi ini."Mereka duduk, dan sang desainer mulai mempresentasikan koleksi rancangannya. Aluna mendengarkan dengan seksama, mencatat poin-poin penting di tabletnya. Sesekali dia bertanya, memastikan semuanya sesuai dengan visi yang diinginkannya untuk C
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 94

Pukul tiga sore, Raja tiba di kantor Chandra Group tepat waktu sesuai janjinya. Kali ini, dia datang tidak sendirian. Di sampingnya, seorang wanita cantik dengan penampilan anggun berjalan dengan percaya diri. Wanita itu mengenakan blazer putih dan celana panjang krem. “Selamat datang, Tuan Raja,” sapa Aluna dari balik mejanya, berdiri dengan senyuman formal. Tatapannya sekilas melirik wanita yang datang bersama Raja.“Selamat sore, Nona Aluna,” Raja menjawab ramah. Dia memutar tubuhnya sedikit untuk memperkenalkan pendampingnya. “Ini Hanzell. Dia salah satu desainer terbaik yang saya kenal. Saya pikir dia akan cocok untuk proyek ini.”Hanzell tersenyum sopan, menjabat tangan Aluna. “Senang bertemu dengan Anda, Nona Aluna. Saya sudah mendengar banyak hal hebat tentang Anda dan Chandra Group.”“Senang bertemu juga, Nona Hanzell. Mari kita mulai pembahasannya,” ujar Aluna, mempersilakan keduanya duduk di ruang pertemuan.Di Dalam Ruang PertemuanDiskusi dimulai dengan pembahasan detail
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 95

Malam itu, Aluna baru saja mengganti pakaian dengan piyama satin berwarna lavender ketika pelayan rumahnya mengetuk pintu. “Nona Aluna, ada tamu yang ingin bertemu,” kata pelayan itu dengan sopan. Aluna mengerutkan kening. Siapa yang datang malam-malam begini? “Siapa tamunya?” tanyanya sambil menyibakkan rambutnya ke belakang.“Tuan Raja, Nona,” jawab pelayan tersebut.Mendengar nama itu, Aluna tertegun. Mengapa Raja datang malam-malam seperti ini? Ada sesuatu yang mendesak? Atau... dia hanya mencari alasan untuk bertemu? Aluna mendesah pelan, berusaha mengabaikan pikiran-pikiran yang tak perlu. Dia segera keluar dari kamarnya, melangkah turun dengan anggun dari tangga besar rumahnya.Saat melihat Aluna muncul dari atas tangga, Raja yang berdiri di ruang tamu langsung mematung. Matanya tak bisa lepas dari sosok Aluna. Wanita itu terlihat begitu sederhana dengan piyama dan rambut yang sedikit berantakan, namun tetap memancarkan pesona yang sulit dijelaskan. Jantung Raja berdetak lebih
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 96

Matahari baru saja menampakkan sinarnya ketika Aluna memutuskan untuk tidak masuk ke kantor hari ini. Setelah semalam emosinya benar-benar terkuras karena pertemuannya dengan Raja, Aluna merasa perlu waktu untuk menenangkan diri. Satu-satunya hal yang mampu membuatnya tersenyum tanpa beban hanyalah Baby Alva. Di ruang tengah, Baby Alva sedang bermain di playmat-nya. Sesekali tawa kecilnya terdengar, membuat Aluna yang baru turun dari kamar langsung tersenyum lebar. Tanpa ragu, dia mendekat dan duduk di samping anak itu. “Sayang Mama,” Aluna mencium pipi kecil Alva yang empuk. “Mama akan di rumah seharian hari ini. Jadi, kita main sepuasnya, ya?” Baby Alva hanya menggumam dengan suara lucunya, sementara tangan mungilnya mencoba meraih rambut Aluna. “Dia mulai aktif sekali, Nona,” komentar salah satu babysitter yang berjaga tak jauh dari mereka. “Memang, dia makin pintar,” sahut Aluna bangga, sambil menggendong Baby Alva ke pelukannya. “Kalian bisa istirahat. Hari ini biar aku
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 97

Ratu berdiri di dapur, menatap segelas jus jeruk yang sudah dia siapkan untuk Raja. Tangannya gemetar sedikit, tapi wajahnya menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan. Dengan hati-hati, dia membuka sebuah botol kecil dan meneteskan cairan bening ke dalam jus. Obat perangsang yang dia beli dengan harga mahal itu larut tanpa jejak. “Maafkan aku, Raja,” gumamnya pelan. “Aku melakukan ini karena aku mencintaimu. Kamu harus menganggap aku sebagai istrimu yang sebenarnya.” Dia membawa jus itu ke ruang kerja Raja, di mana suaminya sedang duduk di kursi dengan mata yang tampak lelah. “Raja, kamu sudah bekerja seharian,” katanya lembut sambil meletakkan gelas di meja. “Minumlah ini. Kamu butuh istirahat.” Raja mendongak sebentar, menatap Ratu dengan tatapan datar. “Terima kasih.” Tanpa banyak berpikir, Raja meraih gelas itu dan meneguk isinya hingga habis. Ratu tersenyum kecil, menunggu efek obat itu bekerja. Tak butuh waktu lama, Raja mulai merasa aneh. Tubuhnya terasa panas, napasny
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 98

Beberapa hari kemudian, Hansen masuk dengan wajah serius, membawa dokumen yang baru saja diterimanya dari detektif swasta. Aluna yang sedang memeriksa laporan keuangan langsung menutup berkasnya, menyadari ada sesuatu yang mendesak. “Hansen, ada kabar apa?” tanyanya cepat, meletakkan kacamata di atas meja. Hansen berdiri tegap, memberikan dokumen itu pada Aluna. “Nona, saya baru mendapat laporan dari detektif yang diam-diam mengikuti pergerakan Ratu dan investigasi yang dia lakukan.” Aluna membuka dokumen itu dengan hati-hati, membaca setiap detail informasi di dalamnya. Wajahnya perlahan berubah. Matanya melebar, napasnya terasa berat. “Jadi... ini benar?” suaranya nyaris berbisik. “Tuan Raja sebenarnya adalah Kaisar?” Hansen mengangguk pelan. “Iya, Nona. Sepertinya Tuan Kaisar kehilangan ingatannya setelah insiden yang terjadi kala itu. Ratu yang menemukan beliau saat itu memanfaatkan situasi untuk mengklaim bahwa beliau adalah tunangannya. Dan sekarang, mereka hidup bers
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 99

Perusahaan Chandra Grup. Aluna sedang meninjau laporan di ruangannya ketika seorang sekretaris mengetuk pintu dan memberi tahu bahwa Raja sudah tiba untuk menyerahkan dokumen. “Baik, suruh dia masuk,” ucap Aluna dengan nada datar, meskipun hatinya bergejolak. Tak lama, pintu terbuka, dan sosok Raja masuk dengan membawa map di tangannya. Dia terlihat sangat profesional, mengenakan jas hitam yang rapi, terlihat sangat tampan. “Selamat siang, Nona Aluna,” sapa Raja sambil meletakkan map di atas meja. “Ini dokumen kerja sama yang perlu Anda tandatangani. Kami sudah menyelesaikan bagian kami.” Aluna mengangguk singkat, mencoba menjaga ekspresinya tetap tenang. “Baik, terima kasih sudah membawanya langsung, Tuan Raja.” Dia membuka map itu dan membaca dokumen-dokumen di dalamnya dengan teliti. Sementara itu, Raja berdiri di seberang meja, memperhatikan Aluna. Ada sesuatu tentang wanita ini yang membuat pikirannya tidak tenang. “Dokumen ini sudah sesuai,” ujar Aluna akhirnya, meng
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 100

Ratu melangkah ke dapur dengan langkah tergesa-gesa, hatinya penuh rencana. Dia membuka lemari kecil dan mengeluarkan botol kecil berisi cairan bening. Wajahnya menyiratkan kelegaan saat menuangkan setetes cairan itu ke dalam cangkir teh yang sudah dia buatkan untuk Raja. “Sempurna,” gumamnya sambil membawa cangkir itu ke kamar. Saat dia tiba, Raja sedang duduk di tepi ranjang, memijat pelipisnya seperti biasanya. Dia tampak kelelahan, tetapi tetap memancarkan aura yang tidak bisa diabaikan. “Aku sudah buatkan teh untukmu, Sayang,” kata Ratu lembut, menyerahkan cangkir itu padanya. "Ayo diminum agar kamu lebih rileks."Raja mengangkat wajah dan menatapnya. “Terima kasih.” Dia menerima teh itu tanpa kecurigaan sedikit pun. Ratu duduk di sampingnya, menunggu dengan sabar. Setelah beberapa teguk, Raja mulai merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya. Tubuhnya memanas, darahnya berdesir kencang, dan pikirannya menjadi kabur. “Ratu… ada yang aneh,” gumam Raja dengan suara parau, sam
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status