Share

Bab 94

Author: Queen Mikayla
last update Last Updated: 2025-01-18 11:58:33

Pukul tiga sore, Raja tiba di kantor Chandra Group tepat waktu sesuai janjinya. Kali ini, dia datang tidak sendirian. Di sampingnya, seorang wanita cantik dengan penampilan anggun berjalan dengan percaya diri. Wanita itu mengenakan blazer putih dan celana panjang krem.

“Selamat datang, Tuan Raja,” sapa Aluna dari balik mejanya, berdiri dengan senyuman formal. Tatapannya sekilas melirik wanita yang datang bersama Raja.

“Selamat sore, Nona Aluna,” Raja menjawab ramah. Dia memutar tubuhnya sedikit untuk memperkenalkan pendampingnya. “Ini Hanzell. Dia salah satu desainer terbaik yang saya kenal. Saya pikir dia akan cocok untuk proyek ini.”

Hanzell tersenyum sopan, menjabat tangan Aluna. “Senang bertemu dengan Anda, Nona Aluna. Saya sudah mendengar banyak hal hebat tentang Anda dan Chandra Group.”

“Senang bertemu juga, Nona Hanzell. Mari kita mulai pembahasannya,” ujar Aluna, mempersilakan keduanya duduk di ruang pertemuan.

Di Dalam Ruang Pertemuan

Diskusi dimulai dengan pembahasan detail
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 95

    Malam itu, Aluna baru saja mengganti pakaian dengan piyama satin berwarna lavender ketika pelayan rumahnya mengetuk pintu. “Nona Aluna, ada tamu yang ingin bertemu,” kata pelayan itu dengan sopan. Aluna mengerutkan kening. Siapa yang datang malam-malam begini? “Siapa tamunya?” tanyanya sambil menyibakkan rambutnya ke belakang.“Tuan Raja, Nona,” jawab pelayan tersebut.Mendengar nama itu, Aluna tertegun. Mengapa Raja datang malam-malam seperti ini? Ada sesuatu yang mendesak? Atau... dia hanya mencari alasan untuk bertemu? Aluna mendesah pelan, berusaha mengabaikan pikiran-pikiran yang tak perlu. Dia segera keluar dari kamarnya, melangkah turun dengan anggun dari tangga besar rumahnya.Saat melihat Aluna muncul dari atas tangga, Raja yang berdiri di ruang tamu langsung mematung. Matanya tak bisa lepas dari sosok Aluna. Wanita itu terlihat begitu sederhana dengan piyama dan rambut yang sedikit berantakan, namun tetap memancarkan pesona yang sulit dijelaskan. Jantung Raja berdetak lebih

    Last Updated : 2025-01-18
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 96

    Matahari baru saja menampakkan sinarnya ketika Aluna memutuskan untuk tidak masuk ke kantor hari ini. Setelah semalam emosinya benar-benar terkuras karena pertemuannya dengan Raja, Aluna merasa perlu waktu untuk menenangkan diri. Satu-satunya hal yang mampu membuatnya tersenyum tanpa beban hanyalah Baby Alva. Di ruang tengah, Baby Alva sedang bermain di playmat-nya. Sesekali tawa kecilnya terdengar, membuat Aluna yang baru turun dari kamar langsung tersenyum lebar. Tanpa ragu, dia mendekat dan duduk di samping anak itu. “Sayang Mama,” Aluna mencium pipi kecil Alva yang empuk. “Mama akan di rumah seharian hari ini. Jadi, kita main sepuasnya, ya?” Baby Alva hanya menggumam dengan suara lucunya, sementara tangan mungilnya mencoba meraih rambut Aluna. “Dia mulai aktif sekali, Nona,” komentar salah satu babysitter yang berjaga tak jauh dari mereka. “Memang, dia makin pintar,” sahut Aluna bangga, sambil menggendong Baby Alva ke pelukannya. “Kalian bisa istirahat. Hari ini biar aku

    Last Updated : 2025-01-18
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 97

    Ratu berdiri di dapur, menatap segelas jus jeruk yang sudah dia siapkan untuk Raja. Tangannya gemetar sedikit, tapi wajahnya menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan. Dengan hati-hati, dia membuka sebuah botol kecil dan meneteskan cairan bening ke dalam jus. Obat perangsang yang dia beli dengan harga mahal itu larut tanpa jejak. “Maafkan aku, Raja,” gumamnya pelan. “Aku melakukan ini karena aku mencintaimu. Kamu harus menganggap aku sebagai istrimu yang sebenarnya.” Dia membawa jus itu ke ruang kerja Raja, di mana suaminya sedang duduk di kursi dengan mata yang tampak lelah. “Raja, kamu sudah bekerja seharian,” katanya lembut sambil meletakkan gelas di meja. “Minumlah ini. Kamu butuh istirahat.” Raja mendongak sebentar, menatap Ratu dengan tatapan datar. “Terima kasih.” Tanpa banyak berpikir, Raja meraih gelas itu dan meneguk isinya hingga habis. Ratu tersenyum kecil, menunggu efek obat itu bekerja. Tak butuh waktu lama, Raja mulai merasa aneh. Tubuhnya terasa panas, napasny

    Last Updated : 2025-01-18
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 98

    Beberapa hari kemudian, Hansen masuk dengan wajah serius, membawa dokumen yang baru saja diterimanya dari detektif swasta. Aluna yang sedang memeriksa laporan keuangan langsung menutup berkasnya, menyadari ada sesuatu yang mendesak. “Hansen, ada kabar apa?” tanyanya cepat, meletakkan kacamata di atas meja. Hansen berdiri tegap, memberikan dokumen itu pada Aluna. “Nona, saya baru mendapat laporan dari detektif yang diam-diam mengikuti pergerakan Ratu dan investigasi yang dia lakukan.” Aluna membuka dokumen itu dengan hati-hati, membaca setiap detail informasi di dalamnya. Wajahnya perlahan berubah. Matanya melebar, napasnya terasa berat. “Jadi... ini benar?” suaranya nyaris berbisik. “Tuan Raja sebenarnya adalah Kaisar?” Hansen mengangguk pelan. “Iya, Nona. Sepertinya Tuan Kaisar kehilangan ingatannya setelah insiden yang terjadi kala itu. Ratu yang menemukan beliau saat itu memanfaatkan situasi untuk mengklaim bahwa beliau adalah tunangannya. Dan sekarang, mereka hidup bers

    Last Updated : 2025-01-20
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 99

    Perusahaan Chandra Grup. Aluna sedang meninjau laporan di ruangannya ketika seorang sekretaris mengetuk pintu dan memberi tahu bahwa Raja sudah tiba untuk menyerahkan dokumen. “Baik, suruh dia masuk,” ucap Aluna dengan nada datar, meskipun hatinya bergejolak. Tak lama, pintu terbuka, dan sosok Raja masuk dengan membawa map di tangannya. Dia terlihat sangat profesional, mengenakan jas hitam yang rapi, terlihat sangat tampan. “Selamat siang, Nona Aluna,” sapa Raja sambil meletakkan map di atas meja. “Ini dokumen kerja sama yang perlu Anda tandatangani. Kami sudah menyelesaikan bagian kami.” Aluna mengangguk singkat, mencoba menjaga ekspresinya tetap tenang. “Baik, terima kasih sudah membawanya langsung, Tuan Raja.” Dia membuka map itu dan membaca dokumen-dokumen di dalamnya dengan teliti. Sementara itu, Raja berdiri di seberang meja, memperhatikan Aluna. Ada sesuatu tentang wanita ini yang membuat pikirannya tidak tenang. “Dokumen ini sudah sesuai,” ujar Aluna akhirnya, meng

    Last Updated : 2025-01-20
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 100

    Ratu melangkah ke dapur dengan langkah tergesa-gesa, hatinya penuh rencana. Dia membuka lemari kecil dan mengeluarkan botol kecil berisi cairan bening. Wajahnya menyiratkan kelegaan saat menuangkan setetes cairan itu ke dalam cangkir teh yang sudah dia buatkan untuk Raja. “Sempurna,” gumamnya sambil membawa cangkir itu ke kamar. Saat dia tiba, Raja sedang duduk di tepi ranjang, memijat pelipisnya seperti biasanya. Dia tampak kelelahan, tetapi tetap memancarkan aura yang tidak bisa diabaikan. “Aku sudah buatkan teh untukmu, Sayang,” kata Ratu lembut, menyerahkan cangkir itu padanya. "Ayo diminum agar kamu lebih rileks."Raja mengangkat wajah dan menatapnya. “Terima kasih.” Dia menerima teh itu tanpa kecurigaan sedikit pun. Ratu duduk di sampingnya, menunggu dengan sabar. Setelah beberapa teguk, Raja mulai merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya. Tubuhnya memanas, darahnya berdesir kencang, dan pikirannya menjadi kabur. “Ratu… ada yang aneh,” gumam Raja dengan suara parau, sam

    Last Updated : 2025-01-20
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 101

    Di ruang utama Chandra Grup, Aluna sedang duduk di meja kerjanya, menyusun beberapa dokumen penting. Ia berusaha keras untuk tetap fokus, meskipun hari-harinya belakangan ini penuh tekanan. Tiba-tiba, suara langkah kaki yang tergesa-gesa menggema di luar ruangan. Hansen masuk dengan wajah sedikit bingung. "Nona, ada Bu Kania di luar. Dia memaksa ingin bertemu Anda," kata Hansen dengan nada tegas, namun sopan. Aluna menghela napas panjang, mengusap pelipisnya yang mulai berdenyut. "Dia lagi? Biarkan dia masuk." Hansen ragu sejenak, tetapi akhirnya mengangguk dan membuka pintu untuk Kania. Wanita itu masuk dengan langkah cepat, wajahnya menunjukkan amarah yang tak tertahan. "Aluna! Sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti ini?" seru Kania tanpa basa-basi, suaranya menggema di ruangan yang besar itu. Aluna mendongak, tatapannya tajam. "Apa maksud Anda, Bu Kania?" tanyanya dingin. Kania langsung mendekat, matanya memerah. "Kamu tega sekali! Betran itu ayah kandung Alva!

    Last Updated : 2025-01-20
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 102

    Seminggu telah berlalu,Hari itu, di ruang rapat utama Chandra Grup, Aluna duduk dengan penuh konsentrasi di kursinya, memeriksa dokumen terakhir yang terkait dengan proyek bersama Grup Gielz. Raja baru saja tiba dengan membawa beberapa dokumen tambahan. Penampilannya seperti biasa, rapi dan karismatik, tetapi ada sesuatu di matanya yang terlihat lebih lembut saat menatap Aluna. "Ini dokumen terakhirnya," kata Raja sambil meletakkan berkas di depan Aluna. Suaranya terdengar tenang, tetapi nada lembut itu mengandung sesuatu yang lebih dari sekadar formalitas profesional. "Terima kasih," balas Aluna singkat. Dia mengambil dokumen itu dan memeriksanya dengan teliti. Raja duduk di seberangnya, memandangi Aluna dengan ekspresi yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia akhirnya memecah keheningan. "Aluna, proyek ini benar-benar luar biasa. Saya harus mengakui, ini mungkin kerja sama terbaik yang pernah saya lakukan selama saya menjadi CEO." Aluna tersenyum tipis, tetapi pandang

    Last Updated : 2025-01-20

Latest chapter

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 114

    Aluna turun dari mobil dengan wajah lelah. Hari ini benar-benar panjang, ditambah pikirannya masih kacau setelah berbicara dengan Kaisar. Begitu melangkah masuk ke dalam mansion, ia langsung disambut oleh babysitter yang terlihat panik. "Nyonya Aluna, Baby Alva rewel sejak tadi. Susah makan, susah minum susu juga," ujar babysitter itu cemas. Aluna mengerutkan kening. "Kenapa? Apa dia demam?" Babysitter menggeleng. "Tidak demam, tapi terus menangis. Saya sudah mencoba berbagai cara, tapi tetap saja dia menolak makan." Tanpa menunggu lebih lama, Aluna segera menuju kamar Baby Alva. Sesampainya di sana, ia melihat putranya yang masih terisak di tempat tidur. Wajahnya tampak lelah, matanya sembab karena menangis. "Sayang, Mama di sini," ujar Aluna lembut, segera mengangkat tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Baby Alva mengusap matanya dengan tangan mungilnya, kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Aluna. "Ada apa, hm?" Aluna membelai rambutnya pelan. "Kenapa tidak mau maka

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 113

    Aluna mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum membuka topik yang sejak tadi mengganggu pikirannya. “Kaisar, sebenarnya ada hal lain yang ingin aku bicarakan,” ujar Aluna dengan nada serius. Kaisar mengangkat alis, memusatkan perhatiannya pada Aluna. “Apa itu, Aluna?” “Perusahaanku, Chandra Grup, sedang dalam masalah.” Aluna menyerahkan laporan yang sudah ia siapkan di dalam tasnya. “Ada penurunan signifikan dalam pasar penjualan kita. Setelah diselidiki, ada kejanggalan. Tampaknya seseorang mencoba merusak reputasi perusahaan dari dalam.” Kaisar membuka laporan itu, membaca dengan seksama. Wajahnya berubah serius. “Ini bukan sekadar kejatuhan pasar biasa. Tampaknya ada sabotase.” “Itulah yang aku khawatirkan,” Aluna mengangguk. “Aku sudah meminta tim investigasi internal, tapi hasilnya nihil. Sepertinya mereka yang terlibat sangat pandai menutupi jejak.” Kaisar menatapnya dalam. “Aku akan mencoba membantu menyelidiki. Mungkin dari sisi lain, kita bisa me

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 112

    Aluna duduk di kursi kerjanya dengan wajah tegang. Sudah seminggu berlalu sejak terakhir kali ia mencoba menemui Kaisar di rumah sakit, namun selalu gagal. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan, tapi tetap saja bayangan Kaisar terus muncul di kepalanya. "Asisten," panggil Aluna dengan suara tegas. Seorang wanita muda bernama Siska segera masuk ke dalam ruangannya, membawa setumpuk dokumen.Ya, sudah tiga hari ini Aluna mengganti asistennya. Asisten sebelumnya sedang cuti beberapa bulan, tugasnya ia serahkan pada Siska, sepupunya. "Ada perkembangan dari laporan yang aku minta?" tanya Aluna, menyandarkan punggungnya ke kursi. Siska mengangguk, meletakkan beberapa lembar kertas di meja. "Setelah saya dan tim melakukan penyelidikan, kami menemukan adanya kejanggalan dalam pasar." Aluna mengambil laporan itu dan mulai membacanya dengan seksama. Dahinya mengernyit. "Penjualan turun drastis di beberapa wilayah utama, terutama yang sebelumnya menjadi pasar terbesar kita

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 111

    Aluna melangkah dengan cepat memasuki lobi rumah sakit, dadanya berdebar kencang. Setelah mendengar kabar bahwa Kaisar—atau sekarang dikenal sebagai Raja—sudah dipindahkan dari ICU ke ruang rawat biasa, ia tak bisa lagi menahan diri untuk menemuinya. Namun, baru saja ia hendak menuju lift, langkahnya terhenti ketika seseorang berdiri menghadangnya. “Jangan harap kau bisa menemuinya,” suara dingin Ratu menyentak telinga Aluna. Aluna menatap wanita itu dengan tajam. Ia tahu sejak awal Ratu bukan wanita sembarangan, tapi tak disangka, Ratu bisa sekejam ini. “Aku datang bukan untuk bertengkar, aku hanya ingin melihatnya,” ucap Aluna, mencoba menahan emosinya. Ratu menyilangkan tangan di dadanya. “Tidak perlu. Dia sudah punya aku. Dia tidak butuh kau lagi.” Aluna tersenyum miring. “Raja adalah Kaisar, bukan?” tanyanya tegas. Ratu mendengus. “Lalu?” “Kaisar adalah tunanganku,” lanjut Aluna, tatapannya semakin tajam. Ratu terkekeh sinis. “Benar, dia memang Kaisar. Tapi kau

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 110

    Beberapa hari berlalu. Raja terbaring tak berdaya di ruang ICU rumah sakit. Meski matanya terpejam dan tubuhnya lemah, ada perasaan yang menggelora dalam dirinya. Ingatannya yang hilang perlahan kembali, seperti sepotong puzzle yang mulai tersusun. Ketika perlahan matanya terbuka, rasa sakit di kepalanya terasa amat perih. Ia mengerjapkan mata, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang begitu terang. Sensasi itu seolah mengingatkan dirinya pada kejadian beberapa hari lalu, kecelakaan yang menyebabkan semuanya menjadi kacau. Raja menatap langit-langit rumah sakit, mencoba mengingat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan, bayangan-bayangan dalam memorinya yang hilang kini mulai muncul kembali. Sosok dirinya—Kaisar Amartha—muncul dalam pikirannya, begitu jelas dan begitu nyata. "Aku... Kaisar Amartha," gumamnya pelan, kebingungan dan kebahagiaan bercampur dalam hatinya. Namun, perasaan itu tak bisa bertahan lama. Di tengah kebingungannya, ia mendengar suara langkah kak

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 109

    Raja menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang setelah keluar dari rumah Raini. Pikirannya dipenuhi berbagai hal—tentang Aluna, Baby Alva, dan perasaannya yang semakin jelas. Ia tak menyadari sebuah truk besar di depannya tiba-tiba berhenti mendadak. “BRAK!” Benturan keras terdengar ketika mobil Raja menabrak bagian belakang truk. Kepalanya membentur setir dengan keras meskipun airbag terbuka. Darah segar mengalir di pelipisnya, tubuhnya lemas, dan kesadarannya mulai menghilang. Orang-orang di sekitar tempat kejadian segera berlari mendekat. “Panggil ambulans!” teriak seseorang. Tak lama kemudian, ambulans datang dan membawa Raja ke rumah sakit. Wajahnya penuh darah, dan kondisinya terlihat mengkhawatirkan. Saat tiba di rumah sakit, dokter langsung membawanya ke ruang operasi karena benturan di kepalanya cukup parah. *** Di ruang tunggu rumah sakit, Ratu mondar-mandir dengan wajah panik. Air matanya terus mengalir, tak bisa disembunyikan lagi. Ia menggenggam ponselnya erat

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 108

    Pukul 00:30Sussana terasa sangat sunyi, dan hanya suara detak jam yang terdengar di kamar Aluna. Dia terbangun karena suara tangisan Baby Alva. Dengan cepat, Aluna bangkit dari tempat tidur dan mendekati ranjang bayi yang ada di sudut kamarnya.“Alva sayang, kenapa?” Aluna menyentuh kening bayi itu, lalu ia terkejut mendapati kening Alva terasa sangat panas. “Astaga, panas sekali…” gumamnya panik.Ia langsung mengambil termometer dari laci samping tempat tidur. Tangannya sedikit gemetar saat memasukkan ujung termometer ke bawah ketiak Baby Alva yang masih menangis.“37,9°… Ini terlalu tinggi!” Suaranya mulai bergetar. Aluna segera mengambil ponselnya, menelepon babysitter yang tidur di kamar sebelah.“ Lina, tolong ke kamar saya sekarang juga! Alva demam tinggi,” katanya cepat.Tak sampai satu menit, babysitter yang bernama Lina muncul dengan wajah cemas. “Ya ampun, Nona. Panasnya tinggi sekali, ya? Kita harus membawanya ke rumah sakit.”“Saya setuju. Tolong siapkan tas bayi dan perl

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 107

    Malam itu, Mansion Aluna diterangi lampu-lampu taman yang temaram, memberikan suasana hangat meski hati Aluna terasa kacau. Ia tengah duduk di ruang keluarga, memangku Baby Alva yang tertidur lelap di pelukannya. Pandangannya terus tertuju pada wajah mungil itu, meskipun pikirannya melayang jauh. Tiba-tiba, suara bel pintu mengalihkan perhatian Aluna. Seorang pelayan datang dan membisikkan sesuatu. “Nona, Tuan Raja datang.”Jantung Aluna berdetak lebih cepat. Ia mencoba menenangkan dirinya, lalu menyerahkan Baby Alva kepada babysitter yang sudah menunggu. “Bawa Alva ke kamar, dan pastikan dia nyaman,” ucapnya.Setelah memastikan Baby Alva aman, Aluna berjalan ke ruang tamu. Di sana, Raja sudah berdiri, mengenakan setelan kasual namun tetap memancarkan wibawa. Sorot matanya langsung tertuju pada Aluna, seolah tidak ada yang lain di ruangan itu.“Tuan Raja,” sapa Aluna pelan, mencoba menjaga formalitas meskipun hatinya bergemuruh.“Aluna,” balas Raja, suaranya terdengar lebih lembut da

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 106

    Pukul empat subuh, suasana di kamar terasa begitu sunyi hingga suara langkah kecil Ratu yang tergesa menuju kamar mandi terdengar jelas. Raja, yang biasanya tidur cukup lelap, langsung terbangun mendengar suara muntah dari dalam kamar mandi.“Ratu?” panggil Raja dengan nada penuh kekhawatiran. Ia bergegas menuju kamar mandi, membuka pintunya dan melihat istrinya yang terduduk lemas di lantai. Wajah Ratu pucat, keringat dingin membasahi dahinya.“Aku… mual,” gumam Ratu lemah, tangannya gemetar memegang wastafel untuk mencoba berdiri.Tanpa pikir panjang, Raja segera mengangkat tubuh Ratu dan membawanya kembali ke tempat tidur. “Tunggu di sini, aku akan panggil dokter,” kata Raja sambil meletakkan Ratu dengan hati-hati.“Tidak… tidak usah,” cegah Ratu, memegang lengan Raja dengan sisa tenaganya. “Aku tahu ini kenapa.”“Kamu tahu?” Raja mengernyit, bingung. “Maksudmu apa?”Ratu menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan kekuatannya. “Aku… aku terlambat haid. Coba kamu ambil tes kehamil

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status