author-banner
Queen Mikayla
Queen Mikayla
Author

Novel-novel oleh Queen Mikayla

Suami Bayaran

Suami Bayaran

Karena merasa terdesak, Nesya si perawan tua mencari laki-laki yang mau di bayar untuk menjadi suaminya. Nesya ingin membuktikan kepada sang mantan kalau masih ada pria yang mau menikahinya meskipun usia Nesya sudah 32 tahun. Kebetulan pria itu seorang Mahasiswa, bernama Samuel. Usianya baru 20 tahun. "Kau butuh duit? " tanya Nesya kepada pria yang bekerja sebagai waiters. Tak sengaja Nesya mendengar percakapan antara Samuel dan pemilik Kafe. Bagaimana kisah selanjutnya, kisah cinta perbedaan usia antara Nesya dan Samuel. Yuk baca kisahnya.
Baca
Chapter: SB ~ Chapter 26 (End~)
Setelah ulang tahun kelima Samudra, kehidupan Samuel dan Nesya berjalan dengan penuh kebahagiaan dan keberhasilan. Samuel telah menjadi pengusaha muda yang sukses, mengelola bisnisnya dengan bijak, dan telah diakui sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di negeri ini. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan mengembangkan perusahaan, namun ia tak pernah melupakan perannya sebagai suami dan ayah yang penuh perhatian.Samuel duduk di ruang kerjanya yang besar. Ia menatap jendela yang menghadap ke kota, sambil mengenang perjalanannya yang penuh liku. Dari seorang pelayan kafe, ia kini menjadi sosok yang dipandang oleh banyak kalangan bisnis. Kesuksesannya tidak datang begitu saja—setiap langkah yang ia tempuh selalu disertai dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari Nesya.Pintu ruang kerjanya terbuka perlahan, dan Nesya masuk dengan senyuman di wajahnya. Ia memegang secangkir kopi untuk Samuel, seperti biasa. "Pagi, sayang. Sedang apa?" tanyanya sambil menaruh cangkir di me
Terakhir Diperbarui: 2024-10-14
Chapter: SB ~ Chapter 25
Lima tahun telah berlalu dengan cepat, dan hari ini adalah hari istimewa bagi keluarga kecil Samuel dan Nesya. Mereka sedang bersiap-siap merayakan ulang tahun Samudra yang kelima, anak laki-laki yang menjadi pusat perhatian dan cinta dalam keluarga ini. Rumah besar mereka dihiasi balon warna-warni, tawa anak-anak terdengar menggema di halaman belakang yang dipenuhi dekorasi bertema bajak laut—tema favorit Samudra.Nesya memandang dari jendela dapur, tersenyum melihat putranya yang tengah berlarian dengan teman-temannya. "Sudah lima tahun," katanya pelan sambil mengaduk minuman, seolah tak percaya waktu berlalu begitu cepat. “Samudra sudah besar, ya, Sam?"Samuel, yang tengah merapikan dasi dan menyiapkan diri untuk menyambut tamu, mendekat dan melingkarkan lengannya di pinggang Nesya dari belakang. "Iya, dan rasanya baru kemarin kita membawanya pulang dari rumah sakit," ucapnya lembut, mencium puncak kepala Nesya."Aku masih ingat bagaimana kamu panik waktu aku kontraksi. Sekarang, l
Terakhir Diperbarui: 2024-10-14
Chapter: SB ~ Chapter 24
Di ruang tunggu rumah sakit, Samuel berjalan bolak-balik, berulang kali melirik pintu ruang operasi dengan ekspresi gelisah. Mommy Gresya duduk di salah satu kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya, bibirnya komat-kamit berdoa, menahan perasaan cemas yang menggantung di udara."Samuel, duduklah dulu, nak. Kamu nggak bisa terus-terusan seperti ini," kata Mommy Gresya lembut, berusaha menenangkan Samuel yang tak bisa berhenti bergerak.Samuel menggeleng. "Aku nggak bisa, Mom. Aku terlalu khawatir. Nesya... dia pasti kesakitan di dalam sana. Aku seharusnya bisa melakukan sesuatu. Kenapa harus operasi cesar?""Ini yang terbaik untuknya dan bayi kalian. Dokter sudah bilang begitu. Kamu harus percaya."Samuel menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri, tapi hatinya tetap berdebar kencang. "Aku tahu... Aku cuma nggak bisa tenang. Semua ini terasa begitu cepat."Mommy Gresya berdiri dan meraih tangan Samuel, menggenggamnya erat. "Samuel, kamu harus kuat. Nesya butuh kamu saat ini. K
Terakhir Diperbarui: 2024-10-14
Chapter: SB ~ Chapter 23
Beberapa bulan kemudian... Nesya sedang duduk di ruang tamu, menyesap teh hangat sambil menikmati pagi yang tenang. Tiba-tiba, perutnya terasa kencang, disusul dengan nyeri yang merambat ke punggung bawah. Dia terdiam sejenak, menaruh cangkirnya dan meraba perutnya yang besar, berusaha menenangkan diri. Mungkin hanya Braxton Hicks, pikirnya—kontraksi palsu yang biasa terjadi di akhir kehamilan. Namun, rasa sakit itu semakin lama semakin kuat, membuatnya meringis dan sedikit mengerang."Samuel!" panggilnya, suaranya bergetar karena mulai merasa panik.Samuel, yang sedang berada di dapur, segera menghampiri Nesya. "Apa yang terjadi, sayang?" tanyanya, tatapannya penuh kekhawatiran. Dia berlutut di samping Nesya, meraih tangannya yang dingin.Nesya menatap Samuel dengan mata berkaca-kaca. "Aku... aku rasa kontraksi ini berbeda, Sam. Sakit sekali... lebih dari sebelumnya."Samuel langsung waspada. "Ini mungkin sudah waktunya. Kamu pasti mulai melahirkan," ujarnya, meski tetap berusaha te
Terakhir Diperbarui: 2024-10-14
Chapter: SB ~ Chapter 22
Suasana rumah Nesya dan Samuel semakin tenang dan penuh cinta sejak Samuel memutuskan berhenti bekerja sebagai pelayan kafe. Ia sekarang fokus menyelesaikan kuliahnya, dan di sela-sela itu, Samuel juga mengambil peran sebagai suami siaga untuk Nesya yang tengah hamil besar. Setiap pagi, Samuel selalu menyiapkan sarapan untuk Nesya, mengantar dan menjemputnya ke dokter, dan belajar lebih banyak tentang bisnis keluarga Nesya. Ia tahu, Nesya ingin menyerahkan tanggung jawab besar itu padanya.Saat mereka sarapan di dapur yang hangat dan penuh dengan aroma kopi, Samuel melihat Nesya memandanginya dengan senyum kecil."Ada apa?" Samuel bertanya sambil menyuapkan roti panggang ke mulutnya.Nesya menggeleng pelan. "Aku cuma merasa sangat beruntung punya kamu di hidupku. Kamu sekarang belajar banyak soal bisnis perusahaan, dan kamu begitu perhatian padaku. Aku benar-benar berterima kasih."Samuel tersenyum lembut, lalu meraih tangan Nesya. "Aku juga sangat bersyukur, Nes. Aku tahu kamu sudah
Terakhir Diperbarui: 2024-10-14
Chapter: SB ~ Chapter 21
Acara syukuran untuk kandungan Nesya yang sudah memasuki usia tujuh bulan digelar dengan meriah. Dekorasi indah berwarna lembut menghiasi rumah mereka, dan tamu-tamu mulai berdatangan. Musik lembut mengalun di latar belakang, menyambut kerabat dan teman yang datang dengan wajah ceria. Samuel dan Nesya berdiri di pintu masuk, menyambut setiap tamu dengan senyum hangat."Selamat, Nesya! Kamu kelihatan sangat bahagia," ujar salah satu teman lama Nesya, sembari memeluknya dengan hangat.Nesya tersenyum lebar, tangannya dengan lembut menyentuh perutnya yang membesar. "Terima kasih. Aku memang sangat bahagia, semua ini seperti mimpi."Samuel berdiri di sampingnya, memegang tangannya dengan erat. "Kami benar-benar bersyukur atas semua dukungan dari kalian semua. Ini momen yang sangat spesial bagi kami," kata Samuel sambil memandang Nesya dengan penuh cinta.Di tengah suasana yang ceria itu, Leonard dan Desy tidak bisa menutupi rasa iri mereka. Mereka berdiri di sudut ruangan, menatap acara s
Terakhir Diperbarui: 2024-10-14
Bangkitnya Sang Tuan Muda

Bangkitnya Sang Tuan Muda

Ethan meninggalkan rumah setelah menyebabkan perusahaan keluarganya mengalami kerugian dan hampir bangkrut. Dia ditekan oleh ayahnya untuk mengembangkan bisnis keluarga, sementara Ethan memiliki cita-cita untuk menjadi penyanyi. Setelah meninggalkan rumah, Ethan tidak hanya kehilangan gaya hidup mewah yang selama ini dinikmatinya berkat orang tuanya, tetapi juga memilih untuk merahasiakan identitasnya sebagai anak seorang miliarder. Ia kemudian bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Evellyne Jasmine Aurora, yang membantunya mengejar mimpinya. Terlepas dari keinginannya untuk membalaskan dendam kematian ayahnya, Ethan diam-diam meneruskan bisnis ayahnya sambil bekerja sebagai pengamen jalanan. Akankah Ethan berhasil mengungkap siapa yang mendalangi kematian ayahnya? Dan akankah ia juga berhasil meraih mimpinya meski dendam yang masih membekas di hatinya?
Baca
Chapter: Episode 10
"Maaf, Tuan Muda, keadaan ibu Anda belum ada kemajuan sama sekali," ucap sang Dokter. Ethan menghela napas panjang saat mendengar kabar dari dokter yang menangani ibunya. "Saya harap Mama bisa segera pulih," ucapnya pelan, penuh harap. Ia menghabiskan beberapa saat di sana, memberikan dukungan kepada ibunya sebelum akhirnya meninggalkan rumah sakit kejiwaan itu."Halo, Maxim!" Ethan menghubungi Maxim lewat telepon. "Ada apa, Tuan Muda?" sahut Maxim diujung telepon. "Aku akan kembali ke Manhattan. Aku titip mama," ucap Ethan. "Baik, Tuan Muda, saya pasti akan menjaga Nyonya. Apakah Tuan Muda perlu di antar ke sana?" tawar Maxim. "Tidak perlu, Maxim. Aku bisa pergi ke sana sendiri," ujar Ethan menolak tawaran dari Maxim. "Baik kalau begitu, Tuan Muda, hati-hati."Ethan segera menutup teleponnya, ia segera bersiap untuk pergi ke kota tersebut. Kota yang menjadi tempat persembunyian saat ini. Kembali ke Manhattan, Ethan segera menyamar kembali. Ia tahu betul bahwa ancaman masih men
Terakhir Diperbarui: 2024-04-17
Chapter: Episode 09
"Dia adalah ....""Iya, dia siapa? Kamu harus mengatakan identitasnya," ujar Ethan seraya menunjuk pria yang sedang terikat di kursi di ruang penyekapan.Tiba-tiba, suara tembakan terdengar. Dor! Dor! Dor! Orang yang sedang terikat di kursi itu mati tertembak. Ethan dan Maxim tercengang melihat pemandangan di depan mata mereka."Siapa yang berani melakukan ini?" "Maxim, siapa orang itu?" teriak Ethan yang langsung berlari ke arah pintu, berusaha mengejar pelaku yang sudah menghilang di kejauhan. Namun hatinya merasa hampa, bagaimana mungkin pelakunya dapat melarikan diri dengan begitu cepat?"Mungkinkah pelaku itu orang dalam?" gumam Ethan dalam hati.Maxim segera menyusul Ethan, berlari sekuat tenaga demi mengungkap misteri yang semakin menggulita. Namun sayang, usaha mereka sia-sia. Seseorang yang baru saja menembak orang tersebut sudah berhasil melarikan diri. Tak ada jejak yang bisa mereka kejar."Sial! Ternyata orang-orang yang terlibat pembunuhan ayah masih berkeliaran!" geram E
Terakhir Diperbarui: 2024-04-06
Chapter: Episode 08
Ethan pun melanjutkan kontes tersebut hingga berhasil masuk ke 3 besar. Saat Grand Final, Ethan harus bersaing dengan kontestan yang memiliki suara suaranya biasa saja."Ethan, ini saatnya kamu menunjukkan bakatmu. Jangan biarkan orang lain mengalahkanmu.""Aku akan berusaha, Evellyne. Semoga hasilnya memuaskan."Namun, di saat yang menentukan, Ethan harus puas dengan juara 2 setelah kalah dengan kontestan yang suaranya biasa saja. Ethan hanya mendapatkan hadiah $15000, namun tidak mendapatkan kontrak ekslusif."Ethan, jangan bersedih. Kamu sudah berhasil sampai di tahap ini. Itu sudah prestasi yang luar biasa.""Aku tahu, Evellyne. Tapi, rasanya sedikit kecewa karena tidak mendapatkan kontrak. Padahal, itu impianku sejak dulu.""Tenang saja, Ethan. Mungkin ini bukan saat yang tepat. Aku yakin kesempatan lain akan datang. Teruslah berkarya dan jangan menyerah.""Iya, Evellyne. Aku berharap suatu saat nanti akan ada kesempatan yang lebih baik lagi.""Tentu saja! Aku yakin kamu akan mer
Terakhir Diperbarui: 2024-04-05
Chapter: Episode 07
Ethan berdiri tegak di depan jendela, ia menatap langit yang mulai berubah warna karena mendekati senja. Ia merasa lega karena akhirnya orang-orang yang terlibat dalam penggelapan uang perusahaan telah ditangkap dan dipenjara. Namun, ia tahu bahwa bahaya belum sepenuhnya berlalu."Maxim," panggil Ethan kepada orang yang paling ia percayai, "aku ingin kau tetap waspada. Meskipun orang-orang pengkhianat itu sudah dipenjara, kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi.""Baik, Tuan Muda," jawab Maxim dengan tegas, "aku akan terus waspada."Ethan menghela napas, lalu melanjutkan, "Dan jangan lupa untuk menjaga orang itu, orang yang kita tahan di gudang. Jangan biarkan dia lolos."Maxim mengangguk paham. "Tentu, Tuan Muda. Aku akan menjaga dia dengan baik."Ethan tersenyum tipis, menghargai kesetiaan Maxim yang tak pernah goyah. "Terima kasih, Maxim. Aku akan kembali ke kota Manhattan sebentar lagi, meninggalkan kota New York ini. Jika ada sesuatu yang terjadi, jangan ragu untuk memberikan ka
Terakhir Diperbarui: 2024-04-05
Chapter: Episode 06
"Aku tidak bisa memastikan, Tuan Muda. Aku akan mengambil foto jejak kaki ini. Siapa tahu, kita membutuhkan bukti ini," ujar Maxim. "Baiklah, lakukan itu. Aku akan segera pulang ke New York," ucap Ethan dengan nada lega. "Jangan khawatir, Tuan Muda. Aku akan terus mengawasi rumah ini. Semoga kita bisa segera menemukan dalang di balik pembantaian itu," tutup Maxim dengan penuh tekad. "Iya semoga saja, Max." Esok harinya, Ethan segera bergegas pergi ke New York. Tetap menyamar, disebelah pipinya masih ada tahi lalat. Penyamaran Ethan ini cukup sukses sampai tidak ada satu pun yang mengenal jika pria yang selalu mengamen ini adalah seorang Tuan Muda dari keturunan Andersson. Tak lama, Ethan sampai di Apartemen Maxim. "Apa langkah kamu selanjutnya, Tuan Muda?" tanya Maxim. "Aku akan menyamar jadi Cleaning Servis di Perusahaan Andersson. Bisakah kamu bantu aku, Maxim?" "Tentu saja, aku akan membantumu." Ethan berharap dengan cara dirinya menyamar menjadi cleaning servis bisa mengu
Terakhir Diperbarui: 2024-04-05
Chapter: Episode 05
Ethan dan Evellyne sedang mengamen di trotoar, tiba-tiba Evellyne teringat sesuatu dan mengeluarkan ponselnya. Ia mulai membuka sosial media dan menemukan sebuah pengumuman tentang kontes nyanyi yang sangat menarik. Hadiahnya adalah $25.000 dan kesempatan untuk dikontrak langsung oleh seorang produser musik terkenal."Wow! Ini keren banget kontesnya!"Ethan langsung menoleh kearah Evellyne, "kontes apa?" tanya Ethan."Ethan, lihat ini!" seru Evellyne sambil menunjukkan layar ponselnya. "Ada kontes nyanyi, hadiahnya $25.000 dan bisa langsung dikontrak oleh produser musik! Kamu harus ikutan, Ethan. Kalau mau, besok aku antar kamu. Aku jemput kamu."Ethan menatap layar ponsel Evellyne dengan mata berbinar, "Serius? Kapan audisinya?""Besok jam 8 pagi. Kamu harus datang lebih awal biar bisa daftar!" balas Evellyne semangat."Oke, semoga kali ini keberuntungan berpihak!" ucap Ethan penuh semangat.Keesokan harinya, Ethan dan Evellyne tiba di tempat audisi. Setelah mendaftar, Ethan mendapat
Terakhir Diperbarui: 2024-04-05
Pesona Istri yang Dikhianati

Pesona Istri yang Dikhianati

Aluna Aurelie Chandra awalnya setuju bercerai dengan sang suami. Namun sial, Aluna mendapati dirinya hamil di tengah proses perpisahan. Wanita itu pun terpaksa memasang topeng kesabaran demi melindungi anak yang dikandungnya sembari merencanakan sesuatu yang tak pernah diduga oleh siapa pun. Berhasilkan Aluna membalaskan dendamnya?
Baca
Chapter: Pertengkaran
Veronica berdiri di ruang tengah dengan tangan berkacak pinggang, wajahnya memerah karena amarah. Betran berjalan mondar-mandir di depannya, mencoba meredam emosi, tapi jelas ia sudah berada di ambang batas. Aluna berdiri di pojokan dapur, pura-pura sibuk mengelap meja, tapi diam-diam memperhatikan mereka dengan tatapan penuh kepuasan. “Kamu ini benar-benar nggak becus, Betran!” Veronica memulai lagi, suaranya melengking. “Sudah berapa kali aku bilang untuk lebih hati-hati?! Sekarang perusahaan kita sudah bangkrut! Kamu mau makan dari mana nanti? Dari daun-daunan?!”Betran berhenti di tengah langkahnya dan menatap Veronica tajam. “Kamu pikir aku nggak tahu kondisi ini?! Aku yang berada di tengah semua ini, Veronica! Aku yang berusaha keras memperbaiki semuanya! Jadi berhenti menyalahkan aku seolah kamu sama sekali nggak punya andil!” “Andil? Aku?! Oh, lucu sekali, Betran!” Veronica menatapnya dengan ekspresi penuh ejekan. “Aku hanya menjalankan bagianku, dan itu nggak ada hubungan
Terakhir Diperbarui: 2024-12-20
Chapter: Tidak becus
Dua bulan kemudian, Betran duduk di ruang kerjanya dengan wajah kusut. Tumpukan dokumen berantakan di meja, sementara layar laptop di hadapannya menampilkan laporan keuangan yang terus menunjukkan angka merah. Betran memijat pelipisnya, berusaha berpikir jernih, tapi rasanya otaknya sudah tak mampu lagi. Suara pintu dibanting tiba-tiba membuatnya tersentak. Veronica masuk dengan wajah merah padam, rambutnya sedikit berantakan, seolah ia sudah meluapkan kemarahan pada orang lain sebelum sampai di ruangan ini. “Kamu ini sebenarnya ngurus apa, Betran?!” Veronica langsung melontarkan makian tanpa basa-basi. “Kita kena tipu sampai rugi miliaran, dan kamu cuma duduk di sini kayak orang to--lol?!” Betran mengangkat wajahnya perlahan, tapi tidak langsung menjawab. Ia terlalu lelah untuk meladeni Veronica sekarang. “Jangan diam saja, Betran! Aku tanya kamu! Bagaimana caranya kamu bisa sebodoh ini? Perusahaan keluargaku juga ikut terancam karena kelalaianmu! Kalau sampai bangkrut, kamu
Terakhir Diperbarui: 2024-12-19
Chapter: Akan segera berakhir
Suasana rumah Betran benar-benar kacau saat Aluna pulang. Ia mencoba berjalan masuk dengan langkah pelan, berharap tidak ada yang menyadari kedatangannya. Namun, langkahnya terhenti begitu mendengar suara Veronica. “ALUNA!” Veronica berdiri di ruang tamu dengan kedua tangan bertolak pinggang, tatapan matanya menyala penuh amarah. Di sampingnya, Kania sudah duduk di sofa dengan ekspresi tajam. Aluna langsung menunduk, mempersiapkan diri menghadapi serangan verbal yang pasti akan datang. “Kamu dari mana saja, hah? Berani-beraninya pergi semalaman tanpa izin! Kamu pikir rumah ini hotel?” Veronica langsung mendekat, suaranya melengking. Kania ikut menimpali. “Jawab, Aluna! Jangan cuma diam seperti patung! Kamu pikir kamu ini siapa, hah?” Aluna menarik napas panjang, mencoba mengendalikan diri agar tidak terpancing emosi. “Aku habis menengok sahabatku yang sakit, Mom. Dia butuh bantuan, makanya saya pergi.” “Sahabat?” Kania mencibir sinis. “Sahabat yang mana? Kamu itu siapa samp
Terakhir Diperbarui: 2024-12-18
Chapter: Kemana Aluna?
Kaisar memandang Aluna yang tertidur pulas di sampingnya. Ketenangan terpancar di wajah wanita itu, sesuatu yang jarang ia lihat. Tangannya bergerak perlahan, menyibak helaian rambut Aluna yang jatuh menutupi pipinya. Napasnya teratur, matanya terpejam dalam, seolah malam ini ia bebas dari semua beban yang menghimpitnya. Kaisar tersenyum kecil. Tidak ada kebahagiaan yang lebih sederhana baginya selain melihat wanita yang ia cintai tertidur dengan damai di sisinya. “Aluna…” bisiknya lirih, walau ia tahu tak akan ada balasan. Kaisar berbaring telentang, menatap langit-langit kamar. “Aku janji, aku bakal bikin hidupmu lebih baik. Kamu cuma butuh percaya sama aku.” Tanpa sadar, ia meraih tangan Aluna yang tergeletak di sampingnya. Dingin dan lembut. Sesaat kemudian, Kaisar memejamkan matanya. Rasa nyaman itu membuatnya tak butuh lebih dari ini—cukup tidur dengan wanita yang ia cintai. Itu saja.Sementara itu, di kediaman Betran, suasana berbeda jauh dari kedamaian yang dirasakan Aluna.
Terakhir Diperbarui: 2024-12-17
Chapter: Butuh Kaisar
Malam itu, Aluna melangkah pelan keluar rumah. Udara dingin menyentuh kulitnya, tetapi langkahnya tak terhenti. Di dalam rumah, semuanya sudah terlelap, termasuk Kania dan Veronica yang tadi siang membuatnya bekerja tanpa henti. Tubuhnya lelah, tetapi pikirannya jauh lebih kusut. Ia ingin bertemu Kaisar. Hanya di dekat pria itu ia merasa dihargai, meski hubungan mereka penuh tanda tanya.Setibanya di rumah Kaisar, ia mengetuk pintu dengan lembut. Tak butuh waktu lama bagi Kaisar untuk membukakan pintu. Wajahnya yang tampak segar dan matanya yang berbinar melihat kedatangan Aluna membuat hati wanita itu sedikit tenang.“Kamu datang...” suara Kaisar terdengar hangat, senyum kecil menghiasi wajahnya.“Aku butuh kamu, ” jawab Aluna, suaranya lemah, seperti menyimpan beban berat. Kaisar segera menariknya masuk, menutup pintu, dan memeluk Aluna erat tanpa berkata apa-apa. Hanya melalui pelukan itu, Aluna merasa beban di dadanya sedikit berkurang.“Kenapa malam-malam begini? Kamu kelihatan
Terakhir Diperbarui: 2024-12-16
Chapter: Kembali pulang
Rumah kembali gaduh setelah kepulangan Betran, Kania, dan Veronica. Suara langkah kaki serta perintah bersahut-sahutan membuat Aluna yang berada di dapur langsung bergegas menuju ruang tamu. Tumpukan koper berserakan di dekat pintu masuk. Betran sedang menelepon, wajahnya penuh keseriusan, sementara Kania sudah duduk dengan nyaman di sofa. Veronica, seperti biasa, duduk dengan angkuh sambil menggulir ponsel di tangannya.“Aluna!” panggil Veronica tajam, membuat Aluna segera mendekat.“Ya, Veronica,” jawab Aluna sopan, menundukkan kepala.“Cepat angkat koper-koper ini ke kamar masing-masing. Jangan sampai ada yang lambat atau berantakan. Dan pastikan koperku duluan. Aku tidak mau menunggu!”“Iya, Veronica,” jawab Aluna singkat, segera bergerak mengangkat koper besar Veronica ke atas. Beratnya membuat lengannya gemetar, tapi ia menggigit bibir, berusaha menahan keluhan.Di sofa, Kania melirik sekilas ke arah Aluna, lalu mendesah panjang. “Aluna, selesai dari koper Veronica, kamu langsu
Terakhir Diperbarui: 2024-12-16
Anda juga akan menyukai
Deceitful Love
Deceitful Love
Romansa · Queen Mikayla
2.0K Dibaca
Lovers In Exchange
Lovers In Exchange
Romansa · Queen Mikayla
2.0K Dibaca
Dendam Rusmini
Dendam Rusmini
Romansa · Queen Mikayla
2.0K Dibaca
Husband billionare
Husband billionare
Romansa · Queen Mikayla
2.0K Dibaca
Marriage Contract
Marriage Contract
Romansa · Queen Mikayla
2.0K Dibaca
Dive Back Into You
Dive Back Into You
Romansa · Queen Mikayla
2.0K Dibaca
DMCA.com Protection Status