Semua Bab Simpanan Ayah Angkat: Bab 111 - Bab 120

120 Bab

Bab 111

Chyntia tersenyum kecut, saat mendapati sosok yang berdiri di depannya."Ternyata, Anda nekat juga datang ke rumah ini, Bu Arumi."Arumi yang saat itu sedang membelakangi pintu, menoleh saat mendengar suara Chyntia."Ck, kau pikir aku takut pada wanita rendahan sepertimu?"Chyntia terkekeh sembari menggelengkan kepalanya. "Ngomong-ngomong, Anda tahu dari mana alamat rumah saya?""Hei ingat aku siapa. Aku adalah istri dari mantan bosmu, bukan hal yang sulit untuk mendapatkan alamatmu!" jawab Arumi yang sebenarnya mendapat alamat rumah Chyntia, dari Kanaya.Arumi tahu, dulu saat Alan ada tugas ke Bandung saat ditemani Kanaya, mereka menjemput Chyntia terlebih dulu ke rumahnya.Karena itulah, ketika dia memutuskan untuk bertemu Chyntia, Arumi menanyakan alamat Chyntia pada Kanaya."Apa Anda bilang? Apa maksud Anda? Anda itu istri dari Pak Alan? Nggak salah? Bukankah Pak Alan sudah mengembalikan Anda? Ck, Anda pikir saya nggak tahu?""Dari mana kau tahu? Dasar pengkhianat!""Itu nggak pen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

Bab 112

Leo yang saat ini sedang berjalan dalam kesunyian malam, hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar sambil berkali-kali meneriakkan umpatan kesal yang merutuki keadaannya saat ini."BRENGS*K! Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa semua rencana yang kususun selama bertahun-tahun tiba-tiba harus hancur begitu saja? Apa aku sanggup menjalani semua ini? Biasanya aku hidup terhormat, dan mewah tanpa kekurangan satu apapun. Lalu sekarang, aku harus hidup di jalan seperti ini, bahkan tempat tinggal pun aku tidak punya!"Leo menggerutu kesal, saat ini dia memang tidak memiliki apapun kecuali pakaian yang menempel di tubuh, dan juga di dalam koper yang dia seret. Sedangkan uang yang ada di saku celana, jumlahnya tak seberapa.Dahulu, dia memang hanya sebatas karyawan biasa, perantauan dari kota kecil, yang begitu gigih bekerja di perusahaan milik keluarga Carmen. Hingga pada akhirnya, mereka saling jatuh cinta, dan menikah.Jadi, dia benar-benar tak memiliki siapapun di ibu kota ini. Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 113

"Fotografer itu bernama Rain."Perkataan Leo terus terngiang di telinga Alan, hingga membuatnya malam ini sangat sulit untuk memejamkan mata.Perlahan, Alan bangkit dari atas ranjang. Lalu berjalan ke arah balkon, dan mengambil sebatang rokok.Tepat ketika Alan menghembuskan asap putih dari mulutnya, tiba-tiba seseorang memeluknya dari arah belakang."Papa pulang jam berapa? Kenapa sekarang belum tidur?""Jam sebelas malam. Tadi kamu udah bobo jadi Papa nggak bangunin kamu."Alan kemudian membalikkan tubuh, menghadap pada Kanaya."Kenapa kamu malah bangun?""Aku mau nemenin Papa, sekaligus mau cerita satu hal.""Cerita apa?" sahut Alan penasaran."Tadi Mama telepon aku, terus tanya alamat Tante Chyntia.""Terus kamu kasih tahu?"Kanaya mengangguk ragu, takut jika keputusannya membuat Alan marah."Papa marah kalo aku kasih tau Mama?"Alan menggelengkan kepala, seraya berkata, "Nggak, biarkan saja, itu jadi urusan mereka. ""Apa Mama mendatangi Tante Chyntia, karena ada hubungannya sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 114

Arumi menyesap latte yang baru saja dia pesan, setelah beberapa kali melihat arloji di tangan. Beberapa saat yang lalu, ketika Kanaya mengatakan jika dirinya sedikit terlambat, karena sedang mengurus Alan, dan Kenan terlebih dulu, Arumi memutuskan untuk memindah tempat pertemuannya dengan Kanaya, yang awalnya di taman ke sebuah cafe."Ma, maaf aku telat."Ketika Arumi baru saja meletakkan cangkirnya, Kanaya kini sudah berdiri di samping, sembari tersenyum getir, seolah menyiratkan penyesalan telah membuat Arumi terlalu lama menunggu."Nggak apa-apa, sini duduk!"Arumi menepuk sofa di sampingnya, menyuruh Kanaya untuk duduk."Kamu mau pesen apa?""Sama kaya Mama aja."Arumi pun memberi kode pada salah seorang pelayan untuk mendekat, dan memesankan minuman untuk Kanaya."Gimana kabar rumah?" tanya Arumi, beberapa saat kemudian."Baik, Ma. Papa lagi nganter Kenan ke rumah Oma Sinta. Oma sama Opa ngajak Kenan ke kebun binatang."Jawaban Kanaya, sebenarnya membuat Arumi sedikit kesal, kare
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Bab 115

"Jadi, kamu udah talak Arumi, dan kembalikan dia ke rumah orang tuanya?" tanya Bu Sinta pada Alan, saat baru saja mengantar Kenan ke rumahnya. "Ya, aku juga sudah menghubungi pengacaraku untuk mengurus perceraian kami."Bu Sinta pun mengangguk. "Mama mendukung apapun keputusan kamu. Lakukan saja yang menurut kamu baik, dan tentang Kenan, kamu nggak perlu khawatir, dia pasti nggak akan kekurangan kasih sayang sedikitpun. Kami semua sayang sama Kenan.""Makasih Ma. Kenan juga nggak terlalu dekat sama Arumi. Dia justru lebih nyaman bersama Kanaya.""Mama tahu itu. Lalu, apa rencana kamu kedepan? Kamu masih muda, Alan."Alan mengernyitkan kening, tak mengerti dengan perkataan ibunya. "Maksud Mama?""Kamu masih muda, masa depan kamu masih panjang. Kamu bisa memilih wanita manapun yang kamu mau. Mama, sama adik kamu punya banyak teman ....""Ma, Mama mau jodohin aku lagi?" sahut Alan, sebelum Bu Sinta menyelesaikan perkataannya. Wanita paruh baya itu pun mengangguk."Ma, apa Mama nggak lia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Bab 116

"Ck, dasar tukang adu domba, lo pikir gue nggak tau lo siapa, Naomi? Lo pasti ngadu kaya gini buat adu domba, dan bikin gue kesel, 'kan?" gerutu Arumi, sembari menutup pesan tersebut, sama sekali tak ingin membalas pesan dari Naomi.Setelah itu, Arumi bangkit dari atas ranjang, lalu turun ke bawah, untuk meminta pembantunya membuatkan makanan.Di kehamilan Arumi yang sekarang, dia tak merasakan nyidam apapun. Mungkin, akibat terlalu banyak masalah yang dia pikirkan, sampai kehamilannya terabaikan. Untung saja, kandungan itu kuat."Bi, tolong bikinin salad buah ya!" pinta Arumi pada pembantu rumah tangganya."Iya Non."Setelah itu, Arumi berjalan ke sebuah sofa di samping jendela, menatap hujan yang turun di luar sana.Tak berapa lama, sebuah pesan dari Naomi kembali masuk. Kali ini ternyata dia mengirimkan foto-foto Alan, dan Kanaya yang sedang berbelanja kebutuhan di supermarket. "Ih apaan sih ini orang, reseh banget!" gerutu Arumi kembali, tetap mengabaikan pesan tersebut. Karena b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Bab 117

"Kamu mau kita ke Bandung?" sahut Alan. Lalu, dijawab anggukan kepala oleh Kanaya. "Ya udah kita ke apartemen sekarang, istirahat sebentar terus nanti sore kita berangkat ke sana." "Makasih ya, Pa. Nanti Naya kasih tahu Bi Asih di rumah kalo kita nggak pulang, jadi mereka nggak nungguin kita. "Oke ...." Kanaya pun mengecup pipi Alan, hingga membuat laki-laki dewasa itu tersenyum. Lalu, tangan kirinya menggenggam jemari Kanaya, yang dia taruh di atas pahanya. Kanaya pun mengangkat wajah, lalu menatap Alan lekat. "Naya cinta sama Papa." Alan pun terkekeh. "Papa juga cinta sama Naya. Kamu nggak terpaksa 'kan jalani hubungan sama Papa?" "Kok Papa ngomong gitu sih?" sahut Kanaya, sembari terus menatap Alan yang fokus mengendarai mobil. "Kamu masih muda, baru masuk dunia kuliah. Di luar sana, banyak laki-laki tampan yang seumuran sama kamu. Misalnya, kaya tadi yang kita temui di cafe. Memangnya kamu nggak tertarik sama mereka?" Kanaya tertawa terbahak-bahak. "Kalo Kanaya te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Bab 118

"Cempaka Lestari. Aku sengaja panggil kamu dengan nama Tari, agar Dahlia nggak curiga kalau kamu adalah istri keduaku. Meskipun, aku yakin kalau dia udah tahu yang sebenarnya. Namun, dia menutupi semua ini."Pak Rama yang saat ini sedang duduk di ruang kerjanya, tampak mengusap sebuah foto usang di tangan. Air mata, tampak menetes dari kedua sudut matanya."Sebenarnya, aku ingin mencari kalian. Namun, saat ini, aku udah tua. Tenaga, dan kekuasaan yang kumiliki udah nggak kaya dulu lagi." Pak Rama menghembuskan napas panjang, mencoba melepaskan penat yang seolah mencengkram dadanya. "Aku benar-benar bingung, sampai harus minta tolong pada siapa. Pada Arumi? Nggak mungkin, begitu pula dengan Rio yang nggak pernah ada di rumah. Sampai akhirnya, saat melihat Kanaya hatiku tergerak, untuk meminta tolong padanya."Pak Rama kini menghapus air mata di wajah keriputnya."Namun, aku nggak berani cerita yang sebenarnya pada Kanaya. Aku cuma bilang, kalau kamu pergi setelah anak kita lahir. Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Bab 119

"Siapa yang telepon, Sayang?" tanya Alan, ketika Kanaya baru saja menutup panggilan di ponselnya. "Opa Rama, dia minta bertemu. Jadi, aku bilang pada Opa, biar kita ketemu di apartemen saja."Alan pun mengangguk setuju. "Selain karena lebih dekat dari rumah Opa, nggak tau kenapa, feelingku nggak enak kalo kit bicara di rumah. Meskipun, aku juga nggak tahu yang akan dibicarakan Opa."Kanaya kini menatap lekat pada Alan, seolah merasakan hal yang sama. "Ada dua kemungkinan, tentang Arumi dan juga ....""Anak kandung Opa?" potong Kanaya, yang baru mengingat janjinya pada laki-laki paruh baya itu."That's right, kamu benar, Sayang.""Astaga, aku sampe lupa pernah janji bantuin Opa buat cari anak kandungnya."Alan pun mengelus lengan Kanaya. "Nggak apa, kamu juga lagi sibuk."Kanaya mengangguk tenang. Namun, di dalam hatinya, dia tetap berkeinginan untuk membantu kekeknya tersebut. Tak berapa lama, mereka pun sudah sampai di apartemen milik Alan.Kanaya yang sudah cukup lapar, bergegas m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Bab 120

"Ma, Mama nggak usah panik gitu deh. Asal Kanaya masih dalam genggaman aku, nggak ada yang perlu dicemaskan. Kanaya nggak akan curiga apapun tentang jati dirinya. Apalagi, dia juga tahu, kalau dia cuma gelandangan."Arumi tampak menenangkan Bu Dahlia yang saat ini duduk di samping saat mereka, saat sedang berada di dalam mobil milik Arumi. Kedua jemari wanita paruh baya itu tampak saling meremas, disertai raut wajah cemas.Beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai oleh Arumi akhirnya sampai di tempat tujuan mereka.Keduanya bergegas turun dari mobil, lalu berjalan ke arah pintu, dan memencet bel di samping pintu rumah tersebut. Lalu, tak berapa lama, pintu rumah itu pun terbuka."Nyonya Arumi, Nyonya Dahlia. Silahkan masuk, tapi di rumah cuma ada kami, mereka semua lagi pada pergi.""Oh mungkin sebentar lagi pulang. Aku cuma mau ketemu sama Kanaya, Bi.""Tapi Non Naya, sama Tuan Alan bilang, hari ini mereka nggak pulang. Sedangkan Tuan Kenan, sedang menginap di rumah Nyonya Sinta.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status