"Dari mana kamu?" Calderon langsung memutar bola matanya malas kala sang ayah menghadang langkahnya di depan tangga. Wajah dingin dan mata tajamnya memberitahu Calderon bahwa Tuan Saka akan segera marah. "Ada kerjaan diluar," jawab Calderon tanpa menatap mata sang ayah. Dia berjalan hendak melewati Tuan Saka, tapi pria itu sudah lebih dulu menahan bahu Calderon untuk tetap berdiri di hadapannya. "Berhenti bertidak tidak sopan, Cal," tegur Tuan Saka. Calderon menghela napas, lelah. "Apa ayah perlu tau kemana saja aku pergi? Tolonglah, aku sudah dewasa. Aku berhak atas langkah kakiku." Tuan Saka menarik tangannya daru bahu Calderon. "Ini bukan tentang dewasa atau anak-anak, ini tentang kamu yang menghilang tanpa kabar. Bahkan kemarin kamu meninggalkan Camelia di taman." "Kami kan memang tidak bersama, yah. Aku datang sendiri dan dia datang dengan keluarganya," kesal Calderon kala alasan penahanan ini adalah Camelia, lagi. Bahkan ayahnya lebih suka mengurusi Camelia yang me
Baca selengkapnya