“Sabarlah dulu, Sayang. Aku akan menyelesaikan masalah kita satu per satu,” bujuk Ruben.“Masalah kita bisa menumpuk jika kamu masih mengulur waktu. Sampai detik ini kamu belum juga membicarakan masalah pertunanganku dengan Tuan Milano, kan?” singgung Emery.“Itu ….” Ruben terbata-bata. Sudah Emery duga, Ruben pasti belum sempat membicarakannya dengan Tuan Milano dan Adrian. Jika tahu masalahnya akan seperti ini, seharusnya Emery saja yang menyelesaikannya waktu itu.“Sayang, kamu marah padaku?” Ruben merasa bersalah ketika Emery memalingkan wajahnya membelakangi Ruben, saking kesalnya.“Ya, aku sangat marah saat ini,” ketus Emery. Dia bangkit dari tempat duduknya dan hendak pergi.Ruben meraih tangan Emery dan memintanya untuk tetap tinggal bersamanya. Saat ini, dia sedang ingin ditemani istri tercintanya.“Honey, you are my world, my everything. You are all I have got. You are my father, mother, sister, brother and my friend. You mean everything to me.
Read more