Suasana di panti asuhan sore itu terasa tenang. Suara riuh rendah anak-anak yang bermain di halaman terdengar dari jauh. Tiara duduk di ruang tengah, membantu Bu Dewi mengurus beberapa berkas adopsi yang akan dikirimkan ke kantor yayasan. Hari-hari di panti telah memberinya sedikit kedamaian. Tiara tak lagi merasa tercekam oleh bayang-bayang Arya, meski setiap malam wajah pria itu masih menghantui pikirannya.Sambil mengelus perutnya yang semakin besar, Tiara tersenyum melihat anak-anak panti yang berlari-lari di halaman. Kehadiran mereka, meski bukan anak kandungnya, telah memberinya rasa hangat.Namun, setiap hari, perasaan cemas juga semakin menguat di dalam hatinya. Waktu kelahiran anaknya semakin dekat.Bu Dewi, yang duduk di sebelah Tiara, menatapnya dengan lembut. "Tiara, jamu sudah mendekati HPL, loh. Sudah siap menyambut bayimu?"Tiara tersenyum tipis, meski di dalam hatinya ada perasaan khawatir yang sulit diungkapkan. "Iya, Bu. Saya sudah mempersiapkan semuanya. Tapi...
Baca selengkapnya