Kaivan masih fokus dengan pekerjaan di meja. Dia melirik Kai yang anteng di sofa. Kaivan kagum, anak sekecil itu seharusnya aktif dan banyak tingkah, tapi tidak dengan Kai. Kaivan hanya sekali meminta Kai menggambar atau melakukan sesuatu dengan tenang dan anak kecil itu melakukannya.Kaivan menengok ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Dia melihat sudah waktunya jam makan siang.Kaivan menghampiri Kai, lalu bertanya, “Kamu mau makan apa? Akan kupesankan.”“Apa aja boleh,” jawab Kai lalu mengalihkan fokus pandangannya pada pria tinggi berahang tegas yang berdiri di dekatnya itu.“Kata Mami, Kai nggak boleh pilih-pilih makanan, tapi jangan yang ada kacangnya juga,” ujar Kai menjelaskan.Kaivan mengerutkan alis.“Kenapa tidak boleh makan kacang?” tanya Kaivan penasaran.Kai bicara sambil mewarnai. “Kai alergi cama kacang, campe macuk rumah cakit, itu ga enak. Badan Kai, gatel. Teyus maca Kai dicuruh muntah-muntah.”Kaivan terkejut, kenapa bisa sama dengannya?Kaivan tidak ban
Terakhir Diperbarui : 2024-10-14 Baca selengkapnya