Semua Bab Jatuh di Pelukan CEO Dingin: Bab 91 - Bab 100

112 Bab

Kesalahpahaman

Kaivan akhirnya mengajak Dania ke rooftop karena tidak mau satu divisi tahu jika dirinya sedang membahas Eve. Apalagi Dania terus bersuara keras ketika membalas ucapannya.“Kenapa kamu harus marah-marah? Aku hanya bertanya, di mana Kai?” Kaivan bicara sambil menatap Dania yang memasang wajah masam padanya.“Kamu memang brengsek! Aku baru sadar, kupikir kamu berbeda dengan kakakku,” amuk Dania, “apa kamu mau mengambil Kai dari Eve?!” Kaivan menatap datar saat mendengar Dania mengamuk dirinya.“Jadi kamu sudah tahu kalau Kai anakku?” tanya Kaivan menebak berdasarkan apa yang Dania ucapkan.Dania terkejut. Dia langsung melipat bibir ketika baru sadar kalau sudah keceplosan bicara. Dania tidak bisa mengelak, sehingga akhirnya dia mengaku saja.“Iya, aku tahu. Eve sudah memberitahuku,” jawab Dania sambil melipat kedua tangan di depan dada.“Apa saja yang Eve katakan?” tanya Kaivan berusaha mengorek informasi dari Dania. Lagian dia tahu, jika Dania tidak bisa berbohong, itu akan terlihat da
Baca selengkapnya

Tidak Mau Ditindas Lagi

“Aku keluar dulu beli makanan,” kata Eve sambil beranjak dari duduknya.“Tidak pesan saja?” tanya Alana.“Ada kafe di samping rumah sakit, Kak. Aku juga sekalian mau beli sesuatu,” jawab Eve.“Oh, ya sudah.” Alana mengizinkan.Eve menitipkan Kai pada Alana dan Bram. Dia mengambil tas lalu berjalan menuju pintu.Eve keluar dari ruang inap Bram. Dia sekarang sangat lega karena sudah jujur pada Bram sehingga beban yang ditanggungnya terasa berkurang.Eve ingin membeli makan siang. Dia berjalan di koridor sambil mengecek ponsel, hingga langkahnya terhenti saat melihat siapa yang ada di hadapannya.Eve tampak malas, tapi sadar tidak bisa menghindar. Dia melihat tatapan tak senang Grisel yang kini sedang menghalangi langkahnya, Eve mencoba mengabaikan dengan kembali melangkah untuk melewati Grisel.Namun, siapa sangka Grisel kembali menghalangi langkah Eve, membuat Eve terpaksa berhenti dan menatap Grisel lagi.“Kenapa kamu kembali?” tanya Grisel.“Bukan urusanmu juga, kan?” Eve malas berhu
Baca selengkapnya

Mengajak Kerjasama

Grisel sangat geram setelah bicara dengan Eve yang kini berani melawannya dan sangat berbeda dari dulu. Posisinya semakin terancam karena kemunculan Eve setelah Kaivan tahu kalau bukan dia yang tidur dengan pria itu empat tahun lalu. Ini sungguh membuat Grisel pusing. Dia tidak mungkin membiarkan semua orang menertawakannya, kan?Grisel berjalan menuju pintu keluar rumah sakit, tapi siapa sangka dia bertemu dengan Damian yang baru saja memasuki lobi rumah sakit.Grisel terkejut dan ingin menghindar, tapi pria itu ternyata sudah melihatnya lebih dulu.Damian memperlambat gerakan kaki ketika berpapasan dengan Grisel. Dia akhirnya berhenti tepat di depan wanita itu.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Damian dengan tatapan menyelidik, curiga.“Bukan urusanmu,” ketus Grisel sambil memalingkan muka.Ekspresi wajah Damian berubah mendengar balasan Grisel. Melihat kondisi wanita itu baik-baik saja dan tidak terlihat seperti sakit, Damian menebak.“Apa kamu ke sini untuk menemui Eve?” tanya
Baca selengkapnya

Tidak Peduli Lagi

Eve kembali ke rumah sakit setelah mendapat panggilan dari Alana. Saat baru saja menginjakkan kaki di pintu lobi, Eve terkejut melihat Damian dan Grisel berdiri bersama saling berhadapan.Ini seperti mengorek luka lama. Eve berusaha tak acuh. Dia berjalan begitu saja seperti tak melihat dua manusia itu.“Eve.” Damian panik. Dia langsung mengejar Eve yang berjalan melewatinya begitu saja seperti dia tak terlihat.Grisel terkejut melihat Eve, dia panik dan berpikir apakah Eve mendengar ucapannya pada Damian. Namun, melihat Eve yang berjalan melewatinya begitu saja, pasti Eve tidak mendengar, kan?Grisel memandang Damian yang menyusul Eve. “Damian pasti mengejar Eve lagi. Jika benar, aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan Eve dari Kaivan.” Grisel tersenyum miring.Bagaimanapun caranya, dia tidak akan pernah membiarkan Eve dan Kaivan bersama.Damian masih mengejar Eve, sampai akhirnya bisa mengimbangi langkah Eve.“Eve, dengarkan aku,” kata Damian.Namun, Eve tidak berhent
Baca selengkapnya

Harus Berusaha

Eve melihat Bram dan Alana menunggu jawabannya. Dia gelagapan dan panik, lalu terpaksa menjawab, “Bukan siapa-siapa.”Bram dan Alana mau percaya, tapi mereka mendengar Kai kembali bicara.“Itu, Paman yang punya pelucahaan. Yang katanya Mami pernah kerja di caca,” celetuk Kai.Eve menelan ludah, kenapa Kai bisa tahu banyak seperti itu.“Bos lamamu?” tanya Bram menebak sambil menatap Eve.Eve tersenyum canggung sambil mengangguk.“Oh, bos kamu. Kok bisa kebetulan sama-sama alergi kacang, ya. Padahal kamu juga tidak ada alergi, kakakmu juga,” ujar Alana keheranan.“Ya, mungkin karena daya tahan tubuh mereka memang sama-sama kurang bagus menyerap protein, jadi alergi kacang,” balas Eve seadanya dengan ekspresi wajah masih panik.Bram dan Alana percaya. Kai juga sibuk makan dan tidak bicara lagi sehingga Eve agak lega.“Oh ya, kalian asal makan makanan ini, sebenarnya ini dari siapa?” tanya Eve masih penasaran.“Entah,” jawab Alana, “tapi tadi kurirnya bilang kalau makanan ini untuk Kai,” i
Baca selengkapnya

Mulai Mendekati

Hari berikutnya. Bram sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Eve menenteng tas berisi pakaian milik Bram, lalu mereka berjalan menuju pintu keluar lobi rumah sakit. Saat sampai di depan, Eve terkejut saat melihat Kaivan baru saja turun dari mobil yang berhenti di depan lobi.“Paman Kaivan!” panggil Kai sangat senang.Bram dan Alana bingung, mendengar nama yang Kai sebutkan, mereka akhirnya tahu seperti apa mantan atasan Eve dulu.Kaivan mendekat pada Kai lalu menggendongnya tanpa penolakan, membuat Kaivan senang karena Kai mudah didekati.Eve sangat terkejut, kenapa putranya sangat menurut pada Kaivan. Eve panik dan bingung.Kaivan mengangguk sopan pada Bram dan Alana, lalu menatap Eve yang memalingkan muka dari Kaivan.“Kalian mau pulang?” tanya Kaivan.“Iya,” jawab Kai masih berada di gendongan Kaivan.Kaivan menatap Eve yang masih tak menatapnya, lalu berkata, “Mau aku antar?”Eve terkejut. Dia akhirnya menatap Kaivan yang sudah memandangnya. Dia mau membalas tapi Bram bicar
Baca selengkapnya

Ancaman Kaivan

“Paman tahu, Kai akan tinggal di cini cama Paman dan Bibi. Kai nggak akan pulang ke rumah Kai,” celoteh Kai saat Kaivan duduk bersama dia dan yang lain.Kaivan tersenyum menanggapi ucapan Kai.“Paman, apa Kai boleh main ke perucahaan lagi?” tanya Kai begitu antusias.Saat Kai bertanya, Eve baru saja masuk dan mendengar pertanyaan putranya itu. Secara spontan Eve membalas, “Kai tidak boleh ke sana. Perusahaan tempat orang kerja, bukan main.”Kai langsung memanyunkan bibir sambil melipat kedua tangan di depan dada, merajuk karena larangan dari sang mami.Kaivan melirik Eve yang ternyata sedang menatapnya juga sehingga keduanya beradu pandang, tapi setelahnya Eve langsung memalingkan muka dari Kaivan.“Eve, buatkan minum buat atasanmu, ya,” kata Alana. Bagaimanapun Kaivan sudah sangat baik mau mengantar mereka, sehingga mereka juga harus bersikap baik pada Kaivan.Eve terkejut mendengar perintah Alana. Jika dibuatkan minum, Kaivan pasti akan lama di sana. Namun, dia juga tidak bisa menge
Baca selengkapnya

Mengaku Secara Tak Langsung

Eve terkejut mendengar ancaman Kaivan. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan pria itu. Jika yang dipermasalahkan adalah keberadaan Kai, bukankah seharusnya Kaivan bersyukur Eve tidak menuntut atau meminta pertanggungjawaban? Dengan begitu nama baik Kaivan juga terselamatkan.“Sebenarnya apa yang Anda inginkan?” tanya Eve.“Aku hanya ingin bicara dan menjelaskan semuanya,” jawab Kaivan dengan sikap tenang.Eve menghela napas pelan, lalu menatap pada Kaivan yang memperhatikannya.“Saya merasa tidak ada yang perlu diluruskan. Saya sudah menanggung semuanya sendiri, jadi Anda tidak perlu menjelaskan,” ujar Eve. Dia tidak ingin terlibat lebih jauh dengan pria di depannya ini.“Ternyata benar Kai anakku dan kamu sudah mengakui kalau malam itu kita tidur--” Belum juga kalimat Kaivan selesai diucapkan, tiba-tiba mulutnya dibungkam oleh Eve.Kaivan terkejut, dia menatap pada Eve yang tampak panik.Mereka saling tatap dengan posisi tangan Eve yang masih menutup mulut Kaivan. Bukankah sudah j
Baca selengkapnya

Meminta Kai

Kaivan duduk di kafe yang tadi disebutkan saat bicara dengan Eve. Dia mengetukkan telunjuk di meja, sesekali menengok pada arloji yang melingkar di pergelangan tangan, ini sudah setengah jam tapi Kaivan belum melihat tanda-tanda Eve datang.“Sepertinya dia berpikir kalau aku hanya main-main,” gumam Kaivan.Kaivan hendak berdiri tapi gerakannya terhenti ketika melihat siapa yang baru saja masuk kafe. Akhirnya yang ditunggu Kaivan tiba. Eve datang ke sana.Eve baru saja masuk kafe. Dia mengedarkan pandangan, sampai akhirnya melihat Kaivan yang duduk di salah satu meja di sana.Eve menghampiri Kaivan, ekspresi wajahnya begitu datar. Jika bukan karena ancaman Kaivan, Eve tidak akan pernah mau berurusan lagi dengan pria itu.Kaivan menatap Eve yang baru saja duduk. Dia tak langsung bicara, menunggu sampai Eve yang memulai.“Apa yang ingin Anda bahas?” tanya Eve. Dia ingin pembicaraan itu segera selesai agar bisa mengakhiri semua.“Pengakuanmu,” jawab Kaivan.Eve berusaha sabar. Dia sampai m
Baca selengkapnya

Salah Cara

Eve sangat syok mendengar apa yang dikatakan Kaivan, bagaimana bisa Kaivan berkata seperti itu dengan mudah?“Apa maksud Anda?” tanya Eve dengan rasa tak percaya.“Aku ayahnya, aku berhak atas Kai, tapi kenapa kamu dengan mudahnya berkata agar aku menganggapnya tak ada? Aku ingin hak asuhnya,” jawab Kaivan dengan tegas. Terbiasa memimpin dan memberikan keputusan yang tak terbantah, membuat Kaivan berpikir itu akan berhasil untuk menekan Eve.Eve melongo, kepalanya mendadak pusing karena sikap Kaivan.“Sebelumnya Anda bisa hidup lebih baik tanpa Kai, tapi kenapa sekarang Anda menginginkannya? Saya tidak akan memberikan Kai begitu saja! Lebih baik Anda hidup dengan tenang dan nyaman bersama Grisel tanpa memikirkan saya atau Kai. Kai itu anak saya, bukan anak Anda!”Eve langsung berdiri setelah mengatakan itu. Dia tidak peduli apa mau Kaivan, dia lebih berhak atas Kai karena dia yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan Kai sendirian.Eve pergi mengabaikan Kaivan.Kaivan sangat terkeju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status