Share

Meminta Kai

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-19 15:45:41
Kaivan duduk di kafe yang tadi disebutkan saat bicara dengan Eve. Dia mengetukkan telunjuk di meja, sesekali menengok pada arloji yang melingkar di pergelangan tangan, ini sudah setengah jam tapi Kaivan belum melihat tanda-tanda Eve datang.

“Sepertinya dia berpikir kalau aku hanya main-main,” gumam Kaivan.

Kaivan hendak berdiri tapi gerakannya terhenti ketika melihat siapa yang baru saja masuk kafe. Akhirnya yang ditunggu Kaivan tiba. Eve datang ke sana.

Eve baru saja masuk kafe. Dia mengedarkan pandangan, sampai akhirnya melihat Kaivan yang duduk di salah satu meja di sana.

Eve menghampiri Kaivan, ekspresi wajahnya begitu datar. Jika bukan karena ancaman Kaivan, Eve tidak akan pernah mau berurusan lagi dengan pria itu.

Kaivan menatap Eve yang baru saja duduk. Dia tak langsung bicara, menunggu sampai Eve yang memulai.

“Apa yang ingin Anda bahas?” tanya Eve. Dia ingin pembicaraan itu segera selesai agar bisa mengakhiri semua.

“Pengakuanmu,” jawab Kaivan.

Eve berusaha sabar. Dia sampai m
Aldra_12

Beri dukungan kalian lewat komentar, ya. Terima kasih

| 5
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
nah Lo Eve gimana kai diminta ama Ayah biologis'y rela ga tuh kalo ga kasih kesempatan sama Kaivan untuk tanggung jawab...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Salah Cara

    Eve sangat syok mendengar apa yang dikatakan Kaivan, bagaimana bisa Kaivan berkata seperti itu dengan mudah?“Apa maksud Anda?” tanya Eve dengan rasa tak percaya.“Aku ayahnya, aku berhak atas Kai, tapi kenapa kamu dengan mudahnya berkata agar aku menganggapnya tak ada? Aku ingin hak asuhnya,” jawab Kaivan dengan tegas. Terbiasa memimpin dan memberikan keputusan yang tak terbantah, membuat Kaivan berpikir itu akan berhasil untuk menekan Eve.Eve melongo, kepalanya mendadak pusing karena sikap Kaivan.“Sebelumnya Anda bisa hidup lebih baik tanpa Kai, tapi kenapa sekarang Anda menginginkannya? Saya tidak akan memberikan Kai begitu saja! Lebih baik Anda hidup dengan tenang dan nyaman bersama Grisel tanpa memikirkan saya atau Kai. Kai itu anak saya, bukan anak Anda!”Eve langsung berdiri setelah mengatakan itu. Dia tidak peduli apa mau Kaivan, dia lebih berhak atas Kai karena dia yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan Kai sendirian.Eve pergi mengabaikan Kaivan.Kaivan sangat terkeju

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Sadar Diri

    Pagi itu Eve sudah berpakaian rapi. Dia keluar dari kamar dan menemui semua orang yang ada di meja makan.“Kamu jadi nyari kerja hari ini?” tanya Alana.“Iya, Kak,” jawab Eve sambil duduk di samping Kai. “Apa bisa aku nitip Kai, aku tidak mungkin membawanya?” tanya Eve meminta izin lebih dulu.“Tentu saja. Lagian aku juga masih belum kerja,” jawab Bram.“Iya, aku juga baru mulai kerja besok,” timpal Alana.Eve mengangguk, lalu menoleh pada Kai yang sedang sarapan.“Aku berencana memasukkan Kai ke Playgroup, agar aku tenang saat bekerja dan tidak mengganggu kalian juga, sekalian biar Kai bisa bermain juga berinteraksi dengan teman lainnya,” ujar Eve. Dia tidak mungkin membebankan Kai pada kakak dan kakak iparnya.“Ya, itu bagus. Yang terpenting Kai mau dan tidak tertekan saja,” balas Bram.Eve mengangguk. Dia kemudian menoleh pada Kai.“Kai, maukan nanti di Playgroup, setidaknya nanti Kai bisa punya teman?” tanya Eve memastikan dulu.Kai tidak menjawab, dia fokus dengan makanannya. Eve

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Perdebatan Status

    Eve kembali ke apartemen setelah bertemu dengan Dania. Eve pulang dengan wajah lesu karena belum mendapat pekerjaan. Dia juga tidak bisa menagih janji Bram yang ingin membantunya masuk ke perusahaan tempat kakaknya bekerja karena kondisi Bram pun belum pulih sempurna.Eve sudah berdiri di depan pintu unit apartemen milik sang kakak. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskan perlahan, setelahnya Eve membuka pintu lalu masuk sambil memperlihatkan senyum di wajah. Eve tidak ingin semua orang cemas jika melihatnya tampak sedih.“Aku pulang.” Saat baru saja masuk, Eve terkejut melihat pemandangan di dalam unit apartemen sang kakak.“Mami!” Kai berteriak senang sambil melambai. Dia sedang meluncur di perosotan kecil yang ada di dekat ruang tengah“Apa ini?” tanya Eve bingung ketika melihat banyak mainan di tempat itu.Alana keluar dari dapur, dia menghampiri Eve yang berdiri dengan ekspresi wajah bingung.“Kamu sudah pulang.” Alana menyapa, lalu menoleh pada Kai yang sedang main.“Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Rencana Membuka Kafe?

    Saat malam hari, Eve berada di kamar bersama Kai. Saat dia sedang menemani Kai menggambar, Eve mendapat panggilan dati Brian.“Halo, Bri.” “Bagaimana kondisi kakakmu?” tanya Brian dari seberang panggilan.“Sudah membaik. Sekarang juga sudah keluar dari rumah sakit,” jawab Eve.“Syukurlah,” balas Brian dari seberang panggilan.Eve mengangguk-angguk, lalu mendengar Brian kembali bicara.“Kamu jadi tinggal di sana? Tidak kembali ke sini?” tanya Brian.Eve menatap Kai yang masih menggambar lalu menjawab pertanyaan Brian.“Iya, Kak Bram tidak memperbolehkanku pergi, jadi aku akan mencari pekerjaan dan tinggal di sini,” kata Eve.“Daripada kamu bekerja, apa tidak lebih baik membuka usaha, Eve? Apa mau buka kafe saja? Biar aku yang memodali semuanya dulu, kalau sudah jalan, kamu tinggal mengganti biayanya,” ujar Brian memberi solusi.Eve sangat terkejut.“Tidak, Bri. Aku tidak mau merepotkanmu lagi,” ucap Eve tidak enak hati.“Siapa yang bilang merepotkan? Ini lebih baik daripada kamu kerja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Pendekatan Lagi

    Eve sangat terkejut melihat siapa yang sekarang berdiri di hadapannya. Kenapa pria ini harus mendatanginya lagi.“Kalian mau ke mana?” tanya Kaivan.Kaivan sengaja datang pagi-pagi untuk bisa menemui Eve. Dia akan memanfaatkan setiap waktu yang ada agar bisa mendekati Eve.“Bukan urusanmu,” balas Eve lirih karena tidak ingin Kai mendengarnya bicara ketus.Kaivan lalu melirik Kai. Jika Eve tak mau menjawab, Kai pasti akan jujur.“Kai mau ke mana?” tanya Kaivan.Eve melotot mendengar Kaivan bertanya pada Kai.“Mami bilang mau jalan-jalan cambil nyari tempat buat buka kafe ceperti milik Paman Brian,” jawab Kai dengan nada suaranya yang khas dan lucu.Eve menghela napas panjang. Dia memalingkan muka ketika Kaivan memandangnya.Kaivan tersenyum. Benar kata Hendry, dia harus menggunakan Kai untuk meluluhkan Eve.“Bagaimana kalau paman antar, pakai mobil?” tanya Kaivan pada Kai sambil mengulurkan tangan pada Kai.Kai sudah bersemangat ingin meraih tangan Kaivan, tapi dia menoleh sang mami unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Mencurigai Sikap Kaivan

    “Kamu ingin mencari tempat yang seperti apa?” tanya Kaivan sambil mengemudikan mobil.Eve tidak menjawab, dia mengamati jalanan yang ada dilewati. Dia terlalu malas dan tidak punya energi untuk bicara dengan pria di sampingnya saat ini.Kai mengamati sang mami yang tidak mau menjawab pertanyaan Kaivan. Dia sampai menatap bergantian dua orang dewasa yang duduk di depannya itu.“Mami, Paman Kaivan tanya, Mami haruc jawab. Mami bilang, kalau ada yang tanya haruc copan jawab,” celoteh Kai mengingat nasihat sang mami.Eve terkejut sampai menoleh Kai. Dia melihat Kai menatap heran padanya. Eve melirik pada Kaivan yang sedang menyetir, akhirnya mau tidak mau dia harus merespon perkataan Kaivan.“Yang jelas lingkungannya ramai, jika perlu yang memiliki halaman parkir luas agar pelanggan nyaman saat makan di kafe karena ada tempat parkir yang tidak mengganggu pengguna jalan,” ujar Eve menjelaskan.Kaivan mengangguk-angguk.Eve tidak paham arti anggukan kepala itu. Dia memilih diam mengamati ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Akhirnya Bisa Menjelaskan

    Kaivan menemani Eve menemui pemilik tempat yang akan disewa. Dia duduk diam sambil mendengarkan perbincangan Eve dan pria itu.“Jika sewa sekaligus beberapa tahun, apa bisa dapat potongan?” tanya Eve setelah mendengar harga sewanya.Eve berpikir. Jika hanya sewa satu atau dua tahun, maka dia akan rugi renovasi dan lain-lainnya, sedangkan jika ingin mengambil jangka lama, Eve takut dananya tidak cukup untuk yang lainnya dan akan habis untuk sewa tempat saja.Pemilik toko melirik Kaivan, melihat pria itu menyesap kopi sambil mengedipkan mata.Eve menyadari ke mana arah tatapan pria itu. Dia menoleh Kaivan dan melihat mantan atasannya itu sedang minum.“Jika memang kamu mau ambil lima atau di atas lima tahun, akan aku beri potongan harga,” kata pemilik toko itu.Eve senang lalu sepakat mengambil tempat itu. Setelah deal dan akan disiapkan surat kontraknya, pemilik toko itu pamit undur diri.Kaivan masih santai minum kopinya saat Eve menatap curiga padanya.“Kenapa saya merasa kalau pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Eve Bingung

    Eve menghela napas kasar. Dia menatap Kaivan yang sedang mengeluarkan barang dari bagasi, terlihat Kai yang begitu antusias menunggu Kaivan.“Kalau Kai menginginkan yang lain lagi, katakan padaku. Oke.” Kaivan memberikan kantong berisi mainan dan pakaian yang dibelinya untuk Kai.“Oke.” Kai terlihat sangat senang.Eve masih diam melihat putranya kesusahan membawa barang-barang itu.“Mami, ini berat,” kata Kai susah payah membawa kantong yang diberikan Kaivan.Eve dengan terpaksa menerima. Dia lalu memandang Kaivan yang mendekat sambil membawa kantong lain.“Ini suplemen untuk kakakmu. Ibuku juga meminum ini untuk menjaga kondisi tubuhnya,” ujar Kaivan sambil mengulurkan kantong yang dibawanya ke Eve.Eve menerima, lalu membalas, “Sebaiknya Anda tidak perlu membelikan apa pun lagi untuk kami.”Kaivan tersenyum tipis, lalu membalas, “Aku ayahnya, aku berhak melakukannya.”Kaivan bicara dengan lirih agar Kai tidak mendengar. Dia yakin Eve belum mau jujur pada Kai, kalau Kaivan adalah aya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hari Pernikahan

    Eve berada di salah satu kamar yang terdapat di hotel tempat pesta pernikahan diadakan. Dia datang lebih awal karena harus dirias oleh MUA yang sudah ditunjuk oleh Kaivan.Alana menemani Eve di kamar. Dia terus memperhatikan Eve yang sedang dirias sampai akhirnya siap.“Kamu sangat cantik,” puji Alana seraya menghampiri Eve yang baru saja selesai dirias.Eve menatap Alana dari pantulan cermin. Dia tersenyum malu karena mendapat pujian dari kakak iparnya itu.Alana menatap cukup lama pada Eve, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dibawanya.Eve memperhatikan. Tidak tahu apa yang akan diberikan oleh kakak iparnya itu.“Kakakmu dan aku sepakat memberikan ini sebagai hadiah pernikahanmu, memang tidak mewah dan mahal, tapi kami berharap ini cukup berkesan untukmu,” ujar Alana memberikan kalung dengan liontin berinisial E.Eve sangat terkejut. Dia sampai menggeleng kepala pelan karena tak bisa menerima hadiah itu. Dia tahu kondisi ekonomi kakak dan kakak iparnya sedang susah, tapi

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketinggalan

    Hari pernikahan Eve dan Kaivan tiba. Malam sebelum acara pernikahan, Eve berada di kamar sedang istirahat setelah makan malam.“Eve, boleh aku masuk?” tanya Alana setelah sebelumnya mengetuk pintu.“Masuklah, Kak.”Alana membuka pintu kamar Eve. Dia melihat adik iparnya itu sedang duduk memegang ponsel.“Ada apa, Kak?” tanya Eve sambil menggeser posisi duduknya di ranjang untuk memberi tempat agar Alana bisa duduk.Alana duduk di dekat Eve. Dia menatap pada adik iparnya itu.“Besok kamu akan menikah. Aku dan kakakmu selama ini menyadari, belum pernah memberikan yang terbaik, terutama aku yang sering sekali bersikap tak baik karena rasa iri padamu. Tapi, semua sudah berlalu. Aku tidak bisa memberi apa pun selain mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu,” ucap Alana sambil menggenggam erat telapak tangan Eve.Bola mata Eve berkaca-kaca. Dia mengulum bibir untuk menahan tangisnya.“Tidak memberi apa-apa bagaimana, Kak? Aku bisa kuliah dan tumbuh juga karena usaha kalian. Ya, meski Kak

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Saling Mendukung

    Siang itu Eve pergi ke perusahaan Kaivan. Dia mengantar makanan karena Kaivan berkata jika sangat sibuk.“Kamu masih sibuk?” tanya Eve saat masuk ruangan Kaivan.Kaivan menatap pada Eve. Melihat calon istrinya itu datang, Kaivan langsung menutup tirai dinding kaca agar para staff tak melihat apa yang dilakukannya.“Kenapa tirainya ditutup?” tanya Eve keheranan.Kaivan mendekat pada Eve, lalu mengecup pipi wanita itu.“Biar mereka tidak melihat ini,” jawab Kaivan.Eve terkejut sampai memukul lengan Kaivan karena gemas.Eve mengajak Kaivan duduk. Dia membuka pembungkus makanan agar Kaivan bisa segera menyantap makan siang.“Aku sebenarnya masih harus memilah berkas, sepertinya tidak bisa makan siang dulu,” kata Kaivan.Eve menatap pada Kaivan, lalu membalas, “Kamu tetap harus makan meski sedang sibuk. Kamu memilah berkas, biar aku yang menyuapi.”Senyum mengembang di wajah Kaivan saat mendengar ide Eve. Dia mengajak Eve ke meja kerja, memosisikan kursi lain di samping kursi kerjanya agar

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Duduk Berdua

    Eve dan Kaivan masih duduk berdua di samping rumah setelah semua orang pulang. Kaivan menggenggam erat telapak tangan Eve seperti tak berniat melepas.“Kamu dan Damian benar-benar sudah berbaikan?” tanya Eve memastikan.“Ya, anggap saja begitu. Tapi aku akan tetap memantaunya, meski bisa dibilang kalau dia sudah berumur, tapi Damian itu masih labil.”Eve terkekeh pelan mendengar ucapan Kaivan.“Kenapa malah tertawa?” tanya Kaivan dengan dahi berkerut halus.“Ya, labil sepertimu tampaknya,” balas Eve sambil melirik Kaivan.“Siapa bilang aku labil?” Kaivan tidak terima Eve mengatainya seperti itu.Eve menahan tawa. Dia menggeser posisi hingga menatap pada Kaivan lalu menjelaskan, “Jika kamu tidak labil, kamu pasti akan segera menikahi Grisel waktu itu.”Kaivan terkesiap, lalu mengelak, “Itu bukan labil, tapi hanya belum yakin.”“Aku memang berjanji akan menikahi, tapi itu untuk wanita yang aku tiduri. Dan saat Grisel mengakuinya, entah kenapa ada yang janggal, karena itu aku tidak seger

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hubungan Baik

    Malam itu. Kaivan dan yang lain makan malam bersama di rumah Maria. Ada Bram dan Alana juga yang diundang ke rumah.“Kalian jangan sungkan, ya. Makan saja apa yang kalian suka, kalau mau memilih menu lain yang tidak ada di meja, bilang saja. Tidak usah malu-malu, anggap rumah sendiri,” ucap Maria pada Bram dan Alana.Bram dan Alana mengangguk. Mereka benar-benar canggung diajak makan malam di rumah Maria.Saat mereka sedang makan malam, pelayan datang menemui Maria.“Itu, Bu. Pak Damian dan Mbak Dania datang,” kata pelayan.“Oh, suruh masuk saja. Aku yang mengundang mereka untuk makan malam bersama,” balas Maria.Pelayan itu mengangguk lalu segera pergi ke depan untuk mempersilakan Damian dan Dania masuk.Eve menoleh pada Kaivan. Dia melihat pria itu memasang wajah datar dan tak senang. Eve memilih diam dan tak berkomentar sama sekali.Damian dan Dania masuk. Dania langsung menyapa Maria dan yang lain, sedangkan Damian menatap pada Kaivan yang tak memandang ke arahnya sama sekali.“Ay

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Akhir Dari Grisel

    Bram buru-buru turun dari mobil saat sampai di rumah Kaivan. Dia dijemput sopir Kaivan karena sangat mencemaskan Eve ketika tadi menghubungi.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kamu tidak segera menghubungiku?” tanya Bram langsung mengecek apakah Eve terluka atau tidak.“Aku baik-baik saja, Kak. Kak Bram tidak perlu mencemaskanku seperti ini,” ucap Eve mencoba menenangkan.Bram menatap sendu, lalu menghela napas pelan.Eve mengajak Bram duduk lebih dulu, kemudian menceritakan yang terjadi dan kondisi Grisel saat ini.Bram menghela napas kasar, baru kemudian berkomentar.“Dia punya pilihan agar hidupnya lebih baik, tapi dia malah memilih cara yang salah dan memaksakan sesuatu yang seharusnya tak dia miliki,” ujar Bram, “ya sudahlah, terpenting kamu baik-baik saja.”Bram menatap Eve penuh kelegaan.Eve mengangguk-angguk sambil memulas senyum agar Bram lega.**Setelah Eve merasa lebih baik, dia dan Kaivan pergi mengunjungi Grisel ke rumah sakit untuk melihat perkembangan dan laporan medis dar

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Memang Iri

    Eve mengajak Kaivan menemui ibu Grisel. Bagaimanapun mereka harus memberitahu kondisi Grisel pada wanita itu. Eve sendiri juga tidak bisa merasa tenang begitu saja karena secara langsung atau tidak, Eve juga memperburuk depresi Grisel.“Pak.” Wanita tua itu langsung sedikit membungkuk saat melihat Kaivan di belakang dan menemuinya.Eve langsung merangkul pundak wanita tua itu, kemudian berkata, “Bibi ada yang mau aku bicarakan.”Wanita itu terkejut, bahkan terlihat takut.“Apa saya membuat kesalahan?” tanya wanita tua itu.“Tidak, Bi. Bibi tidak berbuat salah, hanya saja ada yang memang harus kami bicarakan dengan Bibi,” ucap Eve mencoba tenang meski takut dengan reaksi ibu Grisel.“Duduklah, Bi.” Kaivan bicara dengan tegas agar wanita itu tidak kebingungan.Eve mengajak ibu Grisel duduk, begitu juga dengan Eve dan Kaivan yang duduk berhadapan dengan wanita itu.Wanita itu terlihat gemetar, bahkan jemarinya saling meremas sambil menatap pada Eve dan Kaivan secara bergantian.Eve ingin

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Depresi

    Kaivan pergi ke rumah sakit setelah Eve agak tenang. Dia juga sudah berpesan pada Maria untuk menjaga Eve.Sesampainya di rumah sakit, Kaivan menemui Hendry yang ada di depan ruang inap bersama pengacara yang ditunjuk untuk menangani kasus itu, hanya berjaga-jaga jika Grisel tiba-tiba menuntut Eve.“Bagaimana?” tanya Kaivan begitu sudah berada di hadapan Hendry dan pengacara.Hendry dan pengacara itu menatap aneh pada Kaivan, membuat Kaivan mengerutkan alis.“Ada apa? Grisel ingin menuntut Eve, atau dia membuat onar lagi?” tanya Kaivan menaruh curiga.“Bukan,” jawab Hendry sambil menggeleng.“Lalu?” tanya Kaivan dengan satu sudut alis tertarik ke atas.“Lebih baik Anda lihat sendiri, dokter juga ada di dalam,” kata Hendry.Kaivan tentunya semakin penasaran, ada apa sebenarnya sampai Hendry tak menjelaskan langsung padanya. Dia akhirnya masuk ke ruang inap, lalu melihat sendiri apa yang terjadi pada Grisel.Dokter masih mengecek kondisi Grisel bersama dua perawat, bahkan kini Grisel ha

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Tetap Tidak Bisa Tenang

    Eve dan Kaivan masih menunggu sampai Grisel selesai CT-Scan, saat itu Hendry datang setelah mengecek kamera Cctv di apartemen.“Bagaimana?” tanya Kaivan.“Saya mendapat salinannya, Pak. Sebentar saya kirim ke Anda,” kata Hendry.Hendry mengirimkan video rekaman Cctv ke ponsel Kaivan, lalu menjelaskan, “Semua murni karena kesalahan Grisel yang menyerang Eve dulu, Pak. Bahkan jatuhnya Grisel sebenarnya tidak sepenuhnya salah Eve karena seperti yang terlihat di rekaman itu, kaki Grisel tersandung kakinya sendiri yang membuatnya jatuh ke belakang dan kepalanya langsung menghantam cermin.”Eve dan Kaivan mengamati rekaman itu, ternyata benar jika kejadian yang menimpa Grisel sepenuhnya bukan salah Eve.“Tapi tetap saja, dia terluka karena aku mendorongnya lebih dulu,” ucap Eve tetap cemas. Dia bisa terlibat dengan hukum karena masalah ini.Kaivan menggenggam erat tangan Eve, lalu berkata, “Kamu tenang saja. Biar pengacaraku yang mengurus semuanya. Ada bukti yang kita pegang juga ada saksi,

DMCA.com Protection Status