Share

Salah Cara

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-19 19:33:22
Eve sangat syok mendengar apa yang dikatakan Kaivan, bagaimana bisa Kaivan berkata seperti itu dengan mudah?

“Apa maksud Anda?” tanya Eve dengan rasa tak percaya.

“Aku ayahnya, aku berhak atas Kai, tapi kenapa kamu dengan mudahnya berkata agar aku menganggapnya tak ada? Aku ingin hak asuhnya,” jawab Kaivan dengan tegas. Terbiasa memimpin dan memberikan keputusan yang tak terbantah, membuat Kaivan berpikir itu akan berhasil untuk menekan Eve.

Eve melongo, kepalanya mendadak pusing karena sikap Kaivan.

“Sebelumnya Anda bisa hidup lebih baik tanpa Kai, tapi kenapa sekarang Anda menginginkannya? Saya tidak akan memberikan Kai begitu saja! Lebih baik Anda hidup dengan tenang dan nyaman bersama Grisel tanpa memikirkan saya atau Kai. Kai itu anak saya, bukan anak Anda!”

Eve langsung berdiri setelah mengatakan itu. Dia tidak peduli apa mau Kaivan, dia lebih berhak atas Kai karena dia yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan Kai sendirian.

Eve pergi mengabaikan Kaivan.

Kaivan sangat terkeju
Aldra_12

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian sebagai bentuk dukungan , terima kasih.

| 9
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Adeena
hadeh Kaivan ini bukan bahas bisnis ya...bener2 gemesin ini si Kaivan kok ya pinteran si Handry dalam berpikir
goodnovel comment avatar
Puji Amriani
kaivan pekok sih gak peka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Sadar Diri

    Pagi itu Eve sudah berpakaian rapi. Dia keluar dari kamar dan menemui semua orang yang ada di meja makan.“Kamu jadi nyari kerja hari ini?” tanya Alana.“Iya, Kak,” jawab Eve sambil duduk di samping Kai. “Apa bisa aku nitip Kai, aku tidak mungkin membawanya?” tanya Eve meminta izin lebih dulu.“Tentu saja. Lagian aku juga masih belum kerja,” jawab Bram.“Iya, aku juga baru mulai kerja besok,” timpal Alana.Eve mengangguk, lalu menoleh pada Kai yang sedang sarapan.“Aku berencana memasukkan Kai ke Playgroup, agar aku tenang saat bekerja dan tidak mengganggu kalian juga, sekalian biar Kai bisa bermain juga berinteraksi dengan teman lainnya,” ujar Eve. Dia tidak mungkin membebankan Kai pada kakak dan kakak iparnya.“Ya, itu bagus. Yang terpenting Kai mau dan tidak tertekan saja,” balas Bram.Eve mengangguk. Dia kemudian menoleh pada Kai.“Kai, maukan nanti di Playgroup, setidaknya nanti Kai bisa punya teman?” tanya Eve memastikan dulu.Kai tidak menjawab, dia fokus dengan makanannya. Eve

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Perdebatan Status

    Eve kembali ke apartemen setelah bertemu dengan Dania. Eve pulang dengan wajah lesu karena belum mendapat pekerjaan. Dia juga tidak bisa menagih janji Bram yang ingin membantunya masuk ke perusahaan tempat kakaknya bekerja karena kondisi Bram pun belum pulih sempurna.Eve sudah berdiri di depan pintu unit apartemen milik sang kakak. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskan perlahan, setelahnya Eve membuka pintu lalu masuk sambil memperlihatkan senyum di wajah. Eve tidak ingin semua orang cemas jika melihatnya tampak sedih.“Aku pulang.” Saat baru saja masuk, Eve terkejut melihat pemandangan di dalam unit apartemen sang kakak.“Mami!” Kai berteriak senang sambil melambai. Dia sedang meluncur di perosotan kecil yang ada di dekat ruang tengah“Apa ini?” tanya Eve bingung ketika melihat banyak mainan di tempat itu.Alana keluar dari dapur, dia menghampiri Eve yang berdiri dengan ekspresi wajah bingung.“Kamu sudah pulang.” Alana menyapa, lalu menoleh pada Kai yang sedang main.“Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Rencana Membuka Kafe?

    Saat malam hari, Eve berada di kamar bersama Kai. Saat dia sedang menemani Kai menggambar, Eve mendapat panggilan dati Brian.“Halo, Bri.” “Bagaimana kondisi kakakmu?” tanya Brian dari seberang panggilan.“Sudah membaik. Sekarang juga sudah keluar dari rumah sakit,” jawab Eve.“Syukurlah,” balas Brian dari seberang panggilan.Eve mengangguk-angguk, lalu mendengar Brian kembali bicara.“Kamu jadi tinggal di sana? Tidak kembali ke sini?” tanya Brian.Eve menatap Kai yang masih menggambar lalu menjawab pertanyaan Brian.“Iya, Kak Bram tidak memperbolehkanku pergi, jadi aku akan mencari pekerjaan dan tinggal di sini,” kata Eve.“Daripada kamu bekerja, apa tidak lebih baik membuka usaha, Eve? Apa mau buka kafe saja? Biar aku yang memodali semuanya dulu, kalau sudah jalan, kamu tinggal mengganti biayanya,” ujar Brian memberi solusi.Eve sangat terkejut.“Tidak, Bri. Aku tidak mau merepotkanmu lagi,” ucap Eve tidak enak hati.“Siapa yang bilang merepotkan? Ini lebih baik daripada kamu kerja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Pendekatan Lagi

    Eve sangat terkejut melihat siapa yang sekarang berdiri di hadapannya. Kenapa pria ini harus mendatanginya lagi.“Kalian mau ke mana?” tanya Kaivan.Kaivan sengaja datang pagi-pagi untuk bisa menemui Eve. Dia akan memanfaatkan setiap waktu yang ada agar bisa mendekati Eve.“Bukan urusanmu,” balas Eve lirih karena tidak ingin Kai mendengarnya bicara ketus.Kaivan lalu melirik Kai. Jika Eve tak mau menjawab, Kai pasti akan jujur.“Kai mau ke mana?” tanya Kaivan.Eve melotot mendengar Kaivan bertanya pada Kai.“Mami bilang mau jalan-jalan cambil nyari tempat buat buka kafe ceperti milik Paman Brian,” jawab Kai dengan nada suaranya yang khas dan lucu.Eve menghela napas panjang. Dia memalingkan muka ketika Kaivan memandangnya.Kaivan tersenyum. Benar kata Hendry, dia harus menggunakan Kai untuk meluluhkan Eve.“Bagaimana kalau paman antar, pakai mobil?” tanya Kaivan pada Kai sambil mengulurkan tangan pada Kai.Kai sudah bersemangat ingin meraih tangan Kaivan, tapi dia menoleh sang mami unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Mencurigai Sikap Kaivan

    “Kamu ingin mencari tempat yang seperti apa?” tanya Kaivan sambil mengemudikan mobil.Eve tidak menjawab, dia mengamati jalanan yang ada dilewati. Dia terlalu malas dan tidak punya energi untuk bicara dengan pria di sampingnya saat ini.Kai mengamati sang mami yang tidak mau menjawab pertanyaan Kaivan. Dia sampai menatap bergantian dua orang dewasa yang duduk di depannya itu.“Mami, Paman Kaivan tanya, Mami haruc jawab. Mami bilang, kalau ada yang tanya haruc copan jawab,” celoteh Kai mengingat nasihat sang mami.Eve terkejut sampai menoleh Kai. Dia melihat Kai menatap heran padanya. Eve melirik pada Kaivan yang sedang menyetir, akhirnya mau tidak mau dia harus merespon perkataan Kaivan.“Yang jelas lingkungannya ramai, jika perlu yang memiliki halaman parkir luas agar pelanggan nyaman saat makan di kafe karena ada tempat parkir yang tidak mengganggu pengguna jalan,” ujar Eve menjelaskan.Kaivan mengangguk-angguk.Eve tidak paham arti anggukan kepala itu. Dia memilih diam mengamati ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Akhirnya Bisa Menjelaskan

    Kaivan menemani Eve menemui pemilik tempat yang akan disewa. Dia duduk diam sambil mendengarkan perbincangan Eve dan pria itu.“Jika sewa sekaligus beberapa tahun, apa bisa dapat potongan?” tanya Eve setelah mendengar harga sewanya.Eve berpikir. Jika hanya sewa satu atau dua tahun, maka dia akan rugi renovasi dan lain-lainnya, sedangkan jika ingin mengambil jangka lama, Eve takut dananya tidak cukup untuk yang lainnya dan akan habis untuk sewa tempat saja.Pemilik toko melirik Kaivan, melihat pria itu menyesap kopi sambil mengedipkan mata.Eve menyadari ke mana arah tatapan pria itu. Dia menoleh Kaivan dan melihat mantan atasannya itu sedang minum.“Jika memang kamu mau ambil lima atau di atas lima tahun, akan aku beri potongan harga,” kata pemilik toko itu.Eve senang lalu sepakat mengambil tempat itu. Setelah deal dan akan disiapkan surat kontraknya, pemilik toko itu pamit undur diri.Kaivan masih santai minum kopinya saat Eve menatap curiga padanya.“Kenapa saya merasa kalau pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Eve Bingung

    Eve menghela napas kasar. Dia menatap Kaivan yang sedang mengeluarkan barang dari bagasi, terlihat Kai yang begitu antusias menunggu Kaivan.“Kalau Kai menginginkan yang lain lagi, katakan padaku. Oke.” Kaivan memberikan kantong berisi mainan dan pakaian yang dibelinya untuk Kai.“Oke.” Kai terlihat sangat senang.Eve masih diam melihat putranya kesusahan membawa barang-barang itu.“Mami, ini berat,” kata Kai susah payah membawa kantong yang diberikan Kaivan.Eve dengan terpaksa menerima. Dia lalu memandang Kaivan yang mendekat sambil membawa kantong lain.“Ini suplemen untuk kakakmu. Ibuku juga meminum ini untuk menjaga kondisi tubuhnya,” ujar Kaivan sambil mengulurkan kantong yang dibawanya ke Eve.Eve menerima, lalu membalas, “Sebaiknya Anda tidak perlu membelikan apa pun lagi untuk kami.”Kaivan tersenyum tipis, lalu membalas, “Aku ayahnya, aku berhak melakukannya.”Kaivan bicara dengan lirih agar Kai tidak mendengar. Dia yakin Eve belum mau jujur pada Kai, kalau Kaivan adalah aya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Membahas Hubungan

    “Aku? Kamu? Apa kamu tidak punya sopan santun sampai bicara non formal pada atasanmu?” Kaivan bicara sambil menatap dingin pada Grisel.Hendry langsung melipat bibir, menahan tawa karena Kaivan benar-benar mengabaikan dan bersikap dingin pada Grisel.Grisel sangat terkejut, tapi dia berusaha untuk tenang.“Maaf, apa saya bisa bicara dengan Anda?” tanya Grisel mengubah cara bicaranya.Grisel mengumpat dalam hati. Dia sudah terbiasa bicara non formal, tapi begitu Kaivan mengakhiri hubungan mereka, pria itu langsung menegurnya.“Jika mau ada yang dikatakan, katakan di sini!” Kaivan bicara tegas. Dia tidak mau jika sampai ada kesalahpahaman kalau bicara berdua dengan Grisel.Grisel terkejut. Dia kesal karena Kaivan semakin susah diajak bicara.“Saya ingin membahas hubungan kita, apa baik jika dibicarakan di depan orang lain?” tanya Grisel sambil melirik pada Hendry.Kaivan tahu ke mana arah lirikan Grisel, dia membalas, “Kenapa tidak? Hendry orang kepercayaanku, apa pun yang menjadi masal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22

Bab terbaru

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 5~Selesai

    Waktu berjalan dengan begitu cepat. Perjuangan yang biasa dilakukan sendiri, sekarang banyak yang menemani.Selama kehamilannya, Eve benar-benar merasakan banyak perhatian banyak orang di sekitarnya, membuatnya bisa menikmati kehamilan dengan perasaan tenang dan bahagia.Pagi itu. Eve berjalan ke ruang ganti untuk menghampiri Kaivan. Usia kandungannya sudah sembilan bulan. Perutnya sudah besar dan Eve mulai kesusahan melakukan aktivitasnya.“Biar aku bantu pakaikan dasi,” ucap Eve saat menghampiri Kaivan.Kaivan menoleh. Dia melihat istrinya itu berjalan mendekat.“Kalau lelah duduklah saja, Eve.”Eve hanya tersenyum. Dia meraih dasi Kaivan dan kukuh ingin mengikat dasi.“Duduk terus juga capek,” balas Eve.Dia mengikat dasi dengan seksama.Kaivan memperhatikan Eve yang sedang mengikat. Semakin besar kandungan Eve, istrinya itu terlihat semakin cantik.“Sudah,” ucap Eve.“Terima kasih,” balas Kaivan diakhiri sebuah kecupan di kening.Perhatian Kaivan ke perut Eve. Dia mengusap lembut p

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 4

    “Apa Dokter tidak salah memeriksa?”“Sudah dipastikan lagi?”Eve merasa kepalanya sangat berat. Samar-samar dia mendengar suara Kaivan dan Maria. Dia pun berusaha untuk membuka mata sampai akhirnya melihat dua orang itu berdiri di dekatnya dengan ekspresi wajah panik.“Sayang.” Eve memanggil dengan suara lirih.Kaivan menoleh ketika mendengar suara Eve. Dia segera menghampiri istrinya itu.“Bagaimana perasaanmu? Mana yang sakit?” tanya Kaivan sambil menggenggam telapak tangan Eve.Maria juga ikut mendekat ke ranjang karena sangat mencemaskan Eve.“Aku di mana?” tanya Eve dengan suara berat.“Di rumah sakit, tadi aku dihubungi kalau kamu pingsan, jadi aku membawamu ke sini,” jawab Kaivan.Eve mengangguk pelan. Dia memang masih merasa sakit kepala.Kaivan dan Maria menunggu dengan sabar sampai Eve sepenuhnya sadar. “Aku tidak tahu kenapa bisa pingsan, maaf sudah membuat kalian cemas,” ucap Eve lirih.“Untuk apa minta maaf. Kami malah cemas kalau terjadi sesuatu padamu, tapi untungnya ti

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 3

    Setelah berjuang sendiri, sekarang ada tangan yang bisa Eve genggam erat. Dia bagai Cinderella yang akhirnya menemukan sang pangeran, diratukan dan dicintai begitu dalam oleh pria yang bahkan sekalipun tak pernah ada di dalam mimpinya.Pernikahan Eve dan Kaivan sudah satu tahun berjalan. Pagi itu Eve membantu pelayan di dapur menyiapkan sarapan, sudah menjadi kebiasaan meski para pelayan dulu sering melarang.“Ini sudah semuanya, ditata di meja, ya.” Eve memberi instruksi setelah selesai memasak.“Baik, Bu.”Eve meninggalkan dapur. Dia pergi memanggil Maria sebelum membangunkan Kai dan Kaivan.“Ibu sudah bangun?” Eve masuk kamar untuk mengecek Maria.“Sudah, Eve.” Suara Maria terdengar dari kamar mandi.“Sarapannya sudah siap, aku mau bangunin Kai dan Kaivan dulu,” ucap Eve.Setelah mendengar balasan Maria dari dalam kamar mandi. Eve segera keluar dari kamar sang mertua, lantas pergi ke lantai atas. Semalam Kai merengek ingin tidur bersama mereka, sehingga pagi ini putra mereka yang s

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 2

    Kaivan baru saja keluar dari kamar mandi. Dia melihat Eve yang berbaring memunggunginya. Apa Eve sudah tidur?Kaivan naik ke ranjang. Dia bergeser mendekat ke arah Eve berbaring, lantas menyentuh lengan wanita itu.“Eve, kamu sudah tidur?” tanya Kaivan. Dia bahkan sengaja meletakkan dagu di lengan Eve.Eve sebenarnya sangat panik dan gugup. Dia berpikir untuk tidur lebih dulu sebelum Kaivan selesai mandi, tapi kenyataannya dia hanya bisa memejamkan mata dan tidak bisa jatuh ke alam mimpi, membuatnya sekarang malah semakin cemas.Ini memang bukan malam pertama baginya, tapi lamanya waktu tidak pernah berhubungan seperti itu, tentu membuat Eve merasa ini seperti yang pertama baginya..“Kamu lelah, hm?” tanya Kaivan. Dia tahu Eve belum tidur karena kelopak mata Eve tampak bergerak.Kaivan terus meletakkan dagu di lengan Eve, dia menatap gemas pada Eve yang berpura-pura tidur. Sampai akhirnya dia melihat Eve membuka mata.“Apa kamu lapar?” tanya Eve seraya menatap pada Kaivan.Kaivan meng

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Bonus Chapter 1

    “Kai mau pulang cama Mami dan Papi.”Kai bersidekap dada. Dia tidak mau beranjak dari kursinya saat Maria mengajak pulang.Maria, Bram, dan Alana saling tatap, bagaimana caranya membujuk Kai agar Kaivan dan Eve bisa menikmati malam pengantin.“Atau Kai mau tidur di rumah Paman?” tanya Bram membujuk.“Ih … Kai maunya cama Mami dan Papi.” Kai turun dari kursi. Dia berlari menghampiri Kaivan dan Eve yang sedang bicara dengan Dania.“Mami, Papi. Kai mau ikut kalian, tapi Nenek cama Paman malah mau ngajak pulang!” teriak Kai begitu keras.Kaivan dan Eve menoleh bersamaan, mereka terkejut melihat Kai berteriak-teriak seperti itu.“Kenapa, hm?” tanya Eve sedikit membungkuk agar bisa menatap sang putra.“Itu, macak Kai curuh pulang cama Nenek, Kai ‘kan maunya cama Mami dan Papi.” Kai mengadu sambil menunjuk ke Maria dan Bram yang sedang berjalan menghampiri.Kaivan menoleh ke Maria, tentu dia paham dengan niatan Maria mengajak Kai pulang.“Kai, nanti Mami dan Papi akan pulang, tapi setelah me

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Semua Bahagia

    Pernikahan Kaivan dan Eve berjalan dengan sangat lancar. Mereka sudah sah menjadi suami istri, kini tradisi melempar bunga pun akan dilakukan.Beberapa karyawan lajang yang diundang ke pesta itu sudah bersiap di depan altar, begitu juga dengan Dania yang ikut bergabung untuk mendapatkan buket bunga milik Eve. Siapa tahu selanjutnya dia yang akan menikah.Eve tersenyum penuh kebahagiaan melihat orang-orang antusias ingin merebut buket bunganya. Dia melihat Dania yang memberi kode agar dilempar ke arah Dania, membuat Eve semakin menahan senyum.Eve memunggungi para wanita yang siap menerima buket miliknya. Master Ceremony mulai berhitung, lalu di hitungan ketiga, Eve melempar buket bunga miliknya.Buket itu terlempar cukup kuat. Dania begitu antusias ingin menangkap, tapi banyaknya wanita di sana, membuat buket itu terpental beberapa kali hingga akhirnya jatuh ke tangan seseorang.Semua wanita kini menatap pada orang yang memegang buket itu.“Brian.” Eve terkejut tapi juga merasa lucu ka

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Hari Pernikahan

    Eve berada di salah satu kamar yang terdapat di hotel tempat pesta pernikahan diadakan. Dia datang lebih awal karena harus dirias oleh MUA yang sudah ditunjuk oleh Kaivan.Alana menemani Eve di kamar. Dia terus memperhatikan Eve yang sedang dirias sampai akhirnya siap.“Kamu sangat cantik,” puji Alana seraya menghampiri Eve yang baru saja selesai dirias.Eve menatap Alana dari pantulan cermin. Dia tersenyum malu karena mendapat pujian dari kakak iparnya itu.Alana menatap cukup lama pada Eve, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dibawanya.Eve memperhatikan. Tidak tahu apa yang akan diberikan oleh kakak iparnya itu.“Kakakmu dan aku sepakat memberikan ini sebagai hadiah pernikahanmu, memang tidak mewah dan mahal, tapi kami berharap ini cukup berkesan untukmu,” ujar Alana memberikan kalung dengan liontin berinisial E.Eve sangat terkejut. Dia sampai menggeleng kepala pelan karena tak bisa menerima hadiah itu. Dia tahu kondisi ekonomi kakak dan kakak iparnya sedang susah, tapi

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Ketinggalan

    Hari pernikahan Eve dan Kaivan tiba. Malam sebelum acara pernikahan, Eve berada di kamar sedang istirahat setelah makan malam.“Eve, boleh aku masuk?” tanya Alana setelah sebelumnya mengetuk pintu.“Masuklah, Kak.”Alana membuka pintu kamar Eve. Dia melihat adik iparnya itu sedang duduk memegang ponsel.“Ada apa, Kak?” tanya Eve sambil menggeser posisi duduknya di ranjang untuk memberi tempat agar Alana bisa duduk.Alana duduk di dekat Eve. Dia menatap pada adik iparnya itu.“Besok kamu akan menikah. Aku dan kakakmu selama ini menyadari, belum pernah memberikan yang terbaik, terutama aku yang sering sekali bersikap tak baik karena rasa iri padamu. Tapi, semua sudah berlalu. Aku tidak bisa memberi apa pun selain mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaanmu,” ucap Alana sambil menggenggam erat telapak tangan Eve.Bola mata Eve berkaca-kaca. Dia mengulum bibir untuk menahan tangisnya.“Tidak memberi apa-apa bagaimana, Kak? Aku bisa kuliah dan tumbuh juga karena usaha kalian. Ya, meski Kak

  • Jatuh di Pelukan CEO Dingin   Saling Mendukung

    Siang itu Eve pergi ke perusahaan Kaivan. Dia mengantar makanan karena Kaivan berkata jika sangat sibuk.“Kamu masih sibuk?” tanya Eve saat masuk ruangan Kaivan.Kaivan menatap pada Eve. Melihat calon istrinya itu datang, Kaivan langsung menutup tirai dinding kaca agar para staff tak melihat apa yang dilakukannya.“Kenapa tirainya ditutup?” tanya Eve keheranan.Kaivan mendekat pada Eve, lalu mengecup pipi wanita itu.“Biar mereka tidak melihat ini,” jawab Kaivan.Eve terkejut sampai memukul lengan Kaivan karena gemas.Eve mengajak Kaivan duduk. Dia membuka pembungkus makanan agar Kaivan bisa segera menyantap makan siang.“Aku sebenarnya masih harus memilah berkas, sepertinya tidak bisa makan siang dulu,” kata Kaivan.Eve menatap pada Kaivan, lalu membalas, “Kamu tetap harus makan meski sedang sibuk. Kamu memilah berkas, biar aku yang menyuapi.”Senyum mengembang di wajah Kaivan saat mendengar ide Eve. Dia mengajak Eve ke meja kerja, memosisikan kursi lain di samping kursi kerjanya agar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status