"Maaf, Dik, bukan bermaksud menyembunyikan, tapi aku tidak ingin kamu kepikiran. Kasihan kamu, selama hidup denganku selalu saja terlibat masalah,” jawab Mas Danu seraya mencium pucuk kepalaku.“Jangan berkata begitu, Mas. Kita ini, kan, suami istri. Jadi, kita ini satu. Masalahmu ya, masalahku. Kalau kamu enggak mau melibatkanku seolah tidak menghargai diriku,” kataku lagi. “Maaf bukan gitu, Dik. Karena kamu sudah tahu jadi nanti kita bahas. Boleh aku tidur sebentar saja. Aku sangat lelah.”“Iya, Mas, tidurlah.”“Tidur di pangkuanmu, ya, rasanya nyaman sekali. Aku bisa langsung terlelap,” pinta Mas Danu, alis matanya dinaik turunkan menggodaku.“Dih, aleman! Sini!”Mas Danu meletakkan kepalanya di pangkuanku hingga dia terlelap. Kubelai rambutnya yang sudah mulai ada yang putih beruban padahal usia baru kepala tiga. Pasti suamiku banyak beban pikiran.Aku kembali mengambil ponsel Mas Danu yang kucas di atas nakas. Ada 3 WA masuk. Segera kubuka ternyata dari dua nomor asing itu lagi
Last Updated : 2024-11-02 Read more