Share

Bab 59. Biang rusuh.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2024-11-02 11:05:32

Dalam setiap kehidupan, hampir semua orang memiliki masalah, tetapi ketika kamu khawatir kamu menggandakannya.—Bobby McFerrin.

🌸🌸🌸

“Apa ini laki-laki yang dibawa dia ke sana?” tanya Mamah Atik seraya memperlihatkan foto Mas Roni yang ada di HP-nya.

“Iya, benar ini orangnya. Apakah mereka betul suami istri? Kalau bukan kami bisa bertindak tegas jika mereka datang lagi ke rumah Mbah Wiji,” tanya bapak yang pakai peci. Kata Mas Danu tadi beliau konsumen langganan di toko. Beliau juga yang pertama kali mengenali Mas Danu.

“Iya, benar ini mereka dulu suami istri sempat cerai dan katanya sudah rujuk,” jawab Mas Danu jujur.

Sesaat kami saling diam. Aku sendiri bahkan sampai bingung harus bagaimana. Malu iya, kesal iya, capek juga iya.

Mbak Asih selalu saja melempari kami dengan bau busuk. Apalagi semenjak ingatannya bermasalah. Polah tingkahnya membuat nyesek di dada. Kalau hati dan pikiranku bukan buatan Tuhan pasti sudah rusak karena saking banyaknya masalah hidup yang harus aku hadapi.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 60. Mengaku suami Evi.

    "Maaf, Dik, bukan bermaksud menyembunyikan, tapi aku tidak ingin kamu kepikiran. Kasihan kamu, selama hidup denganku selalu saja terlibat masalah,” jawab Mas Danu seraya mencium pucuk kepalaku.“Jangan berkata begitu, Mas. Kita ini, kan, suami istri. Jadi, kita ini satu. Masalahmu ya, masalahku. Kalau kamu enggak mau melibatkanku seolah tidak menghargai diriku,” kataku lagi. “Maaf bukan gitu, Dik. Karena kamu sudah tahu jadi nanti kita bahas. Boleh aku tidur sebentar saja. Aku sangat lelah.”“Iya, Mas, tidurlah.”“Tidur di pangkuanmu, ya, rasanya nyaman sekali. Aku bisa langsung terlelap,” pinta Mas Danu, alis matanya dinaik turunkan menggodaku.“Dih, aleman! Sini!”Mas Danu meletakkan kepalanya di pangkuanku hingga dia terlelap. Kubelai rambutnya yang sudah mulai ada yang putih beruban padahal usia baru kepala tiga. Pasti suamiku banyak beban pikiran.Aku kembali mengambil ponsel Mas Danu yang kucas di atas nakas. Ada 3 WA masuk. Segera kubuka ternyata dari dua nomor asing itu lagi

    Last Updated : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 61. Wanita egois!

    Jadilah orang baik meski kebaikan kita tidak dianggap oleh orang lain atau bahkan karena kebaikan kita itu kita jadi dimanfaatkan orang lain. Tetaplah jadi orang baik karena kita tidak tahu kebaikan kita yang mana yang akan membawa kita ke surga. 🌸🌸🌸🌸“Ooh, ini keluarga Paman? Duuh, jangan begitu kalau sama keluarga. Mongga Bibi, masuk!” ajakku ramah. Mereka bingung terlebih Evi melihat perubahan sikapku.“Apaan sih, Mbak, tambah nyusahin aja deh, udah biarin aja mereka pulang. Sana pulang. Kamu bukan suamiku!” bentak Evi.“Ini rumah siapa? Aku tuan rumah, jadi aku yang menentukan mereka masuk atau tidak!” hardikku.Evi mendengus kesal, lalu masuk rumah dengan menghentak-hentakkan kakinya.“Jangan sungkan, mari-mari masuk!” ujakku lagi mempersilakan mereka masuk.Meski terlihat canggung mereka tetap masuk. Aku memang sengaja menyambut mereka selain kasihan karena perjalanan jauh, aku punya rencana untuk mereka.“Dik?” Mas Danu tampak mau protes.“Ssstt ... bukankah tamu adalah ra

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 62. Main cantik mengusir benalu.

    "Tahu begini lebih baik aku tidak izinkan kamu pergi menemani Paman,” sesal suami Evi.“Iya, benar! Bibi juga kalau tahu akan begini tidak akan kasih izin ke pamanmu untuk datang ke sini mencari keponakannya,” sahut bibi seraya mengunyah camilan yang ada di meja.“Ya, kamu enggak bisa gitu juga, Bu. Bapak kan, tujuannya baik,” sahut paman tak terima.“Baik apanya, Pak? Kamu itu pamit pergi hanya dua atau tiga hari. Lah ini sudah mau sebulan enggak pulang, enggak kasih kabar, enggak ninggalin kami uang. Kami harus lontang-kantung kerja untuk menyambung hidup,” kata bibi.“Benar kata, Bibi. Bahkan, rentenir tiap hari menagih utang ke rumah paman sampai rumah disita. Bibi menumpang tinggal di rumahku,” sahut suami Evi.“Apa!” teriak Evi dan paman hampir bersamaan.“Bagaimana bisa begitu, Bu? Rumah disita kita mau tinggal di mana? Utang kita tidak sebanding dengan rumah itu. Kenapa Ibu kasihkan begitu saja?” tanya paman, tampak jelas sekali beliau frustasi.“Salah Bapak enggak kirim uang

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 63. Sawang sinawang.

    Hidup ini sudah sulit, jadi jangan dibuat sulit. Selagi masih lapang, selagi masih ada kesempatan gunakan sebaik mungkin.Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan apa yang dirasa. Istilah jawanya sawang sinawang. Rumput tetangga lebih hijau.Itulah sebabnya seberapa pun buruknya perlakuan orang padaku, aku akan tetap menjadi orang yang tidak akan pernah mendendam. Tegas boleh, menyakiti jangan! Mawas diri harus, pelit dan kikir jangan!🌸🌸🌸“Mbak ... tunggu dong, jangan buat kesimpulan seperti itu. Mbak kan, enggak tahu sifat asli suamiku. Di depan orang aja baik aslinya jahat. Makanya aku enggak mau lagi jadi istrinya,” ucap Evi beralasan.“Sudah mau sore, Vi. Kami mau masak dan juga salat. Sebaiknya kamu berkemas. Besok kamu harus sudah pergi dari sini,” tegasku.Tak kupedulikan lagi panggilan Evi yang seperti Tarzan di tengah hutan. Dia benar-benar tidak mau pergi dari sini. Lebih baik aku menyiapkan menu untuk makan malam nanti.“Itaaaa ... Danu mana?”“Di kamar, Bu. I

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 64. Paman out!

    "Iya, Mah. Itu di depan juga ada suami Evi sama anak-anaknya mereka ke sini mau jemput Evi juga.”“Ck, beneran ya, Ta. Kalau mereka malah ikut tinggal di sini Mamah sendiri yang akan turun tangan.”“Sssttt ... Mah, jangan gitu, ah. Enggak baik loh. Bibi ke sini beneran mau jemput Paman.”“Em—maaf ya, Bu, kalau kedatangan kami ke sini tidak berkenan di hati Ibu dan keluarga ini. Saya ke sini memang benar-benar mau jemput suami saya. Biar dia tidak seenak sendiri ninggalin kami begitu saja.”“Suamimu itu memang kebangetan! Sudah numpang, tapi malasan. Sudah gitu banyak maunya. Bagus kalau kamu ke sini mau jemput dia. Jujur aja aku sudah enek sama tingkahnya,” ujar Mamah Atik lagi.“Sembarangan kalau ngomong! Aku tidak mau pulang meski orang satu kampung yang jemput aku ke sini!” sahut paman dari pintu samping.“Beneran Pak, enggak mau pulang? Baiklah kalau gitu aku tinggal telepon saja Nyonya Desi dan ngasih tahu kalau kamu di sini. Ingat Pak, kalau mereka sudah ke sini dan gebukin bap

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 65. Pengakuan Mas Danu.

    Sejatinya semua hal memiliki warna pun dengan kehidupan ini. Berkatnyalah kehidupan kita menjadi banyak rasa dan asa.Ujian yang sering kuhadapi kadang putih dan kadang pula hitam tergantung aku memaknainya. Itu pula yang terkadang membuat hatiku bimbang antara perbuatan dan perasaan.Bolehkah jika aku mengeluh? Rasanya hatiku lelah ujian ini bertubi-tubi walaupun aku yakin di luar sana ada banyak kehidupan dengan ujian yang lebih dahsyat dari yang kualami. Satu-satunya yang selalu membuatku kuat dan bertahan untuk tidak berontak adalah lelakiku. Katanya, nikmat yang kami terima tidak sebanding dengan terjalnya sandungan batu kehidupan yang harus kita jalani. Ya, lagi-lagi karena apa yang kami hadapi tidak sebanding dengan apa yang kami punyai. Tubuh lemah yang setiap hari kupeluk kini menggigil kedinginan padahal suhu tubuhnya sangat tinggi. Pada awalnya aku yang ingin sekali melontarkan banyak pertanyaan padanya kuurungkan. Tak tega rasanya jika aku hanya menilai sesuatu dari sat

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 66. Minta uang damai.

    “Danu bilang apa, Ta?” tanya bapak. Mimik wajahnya jelas sekali menggambarkan kecemasan.“Apa kurang jelas, pengakuan Evi, bukti, dan juga pengakuan anakmu ini?” sela paman.“Pokoknya aku tidak terima meski, Mas Danu itu kakakku, tapi kalau melecehkan begini aku tidak akan bisa terima kita harus tempuh jalur hukum,” sahut Evi. Paman dan suaminya mengangguk setuju. Apa yang kukhawatirkan terjadi juga.“Mas Dani memang jujur padaku kalau mau melakukan tindakan asusila itu .....”“Nah, kan, kurang apa lagi? Tersangka sudah mengaku. Sebaiknya kita cepat-cepat buat laporan, Vi,” sela paman.“Ini kepala isinya apa? Kalau ada orang lagi ngomong didengarin dulu!” Bibi memukul kepala paman.“Mas Danu melakukan itu tidak disengaja, dia mengira kalau Evi adalah aku. Badannya memang panas menggigil kesadarannya tidak sepenuhnya berfungsi. Mas Danu bilang Evi tiba-tiba masuk dan memberi segelas teh. Karena aku biasa melakukan itu, jadi Evi dikira aku,” jelasku. “Bohong! Mas Danu jelas-jelas sadar

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 67. Nyonya rentenir.

    “Ita! Ta!”Ibu menggedor-gedor pintu kamarku. Pasti ini ada hubungannya dengan ribut-ribut di depan sana. Pagi-pagi paman dan bibi sudah bikin kehebohan. Hari ini juga mereka harus pergi.Mas Danu semakin parah makanya aku semalaman tidak keluar kamar lagi hingga subuh ini.“Ta, Ita!” panggil ibu lagi.“Iya, Bu?”“Sudah subuhan? Danu gimana keadaannya apa kita bawa ke rumah sakit pagi ini saja?” tanya ibu seraya melongok ke dalam melihat Mas Danu.“Iya, Bu, aku berkemas dulu. Sekalian mau telepon Joko untuk mengantar.”“Kasihan sekali menantu Ibu. Ya, sudah cepatlah bersiap ini Ibu siapkan sarapannya.” Aku mengangguk.Belum juga pintu kututup paman sudah nyelonong masuk.“Paman! Kebiasaan, deh!” tegurku untungnya aku masih pakai mukena.“Ma—af, Ta. A—ku terpaksa! Cepetan kasih aku denda untuk Evi semalam, aku harus bayar cicilan hutang. Itu Nyonya Desi di depan sama anak buahnya. A—ku takut sekali,” ucap paman terbata.Pantas saja pagi-pagi sudah ribut dengan bibi ternyata sudah dita

    Last Updated : 2024-11-03

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 160. Minta kerjaan.

    "Ada, Nov. Alhamdulillah ini aku kasih jangka waktu sampai suamimu gajian, ya? Oh, ya suamimu gajiannya tanggal berapa, Nov?” tanyaku seraya memberikan uang yang aku pegang kepada Novi.“Gajiannya akhir bulan, Ita, ini kan masih tanggal 5 masih lama. Ya, makanya aku harus hemat uang satu juta ini sampai tanggal 25 nanti, ya, sudah terima kasih ya, Ta, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti akan aku bayar,” ucap Novi senang.“Iya, Nov, santai aja pakai aja dulu pokoknya begitu suamimu gajian, kamu langsung aja datang ke rumah. Aku tidak mau menagih padamu, Nov, selain tidak enak aku juga menjaga privasimu takutnya pas aku lagi nagih, eh, ada tetangga kita atau yang lain atau ada teman kamu, jadi kan, mereka tahu kalau kamu punya utang. Jadi, aku minta tolong kamu cukup tahu diri aja ya, Nov. Kalau sudah gajian langsung ke rumah,” kataku to the point. Orang seperti Novi memang harus ditegasin. Kalau tidak dia akan menganggap remeh.“Oh, jelaslah itu. Kamu enggak usah khawatir. Ya, kalau

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 159. Utang.

    Paginya saat aku baru saja membuka pintu rumah tepatnya setelah salat subuh tiba-tiba Novi datang ke tergopoh-gopoh menghampiriku.Tumben sekali dia datang sepagi ini.“Ita! Boleh aku minta tolong padamu sekali ini saja,” tanya Novi. Aku mengangguk meskipun sedikit ragu.“Ada apa, ya, Nov? Tumben sekali kamu subuh-subuh datang ke sini,” jawabku balik bertanya.“Itu, Suamiku belum ngambil uang di ATM dan kebetulan uangku juga habis. Hari ini susu anakku habis ini dia lagi nangis karena minta susu enggak aku buatin ditambah lagi listriku tokennya sudah bunyi. Kasih aku pinjam uang satu juta saja Ita, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti langsung aku ganti,” jawab Novi.“Oh, mau pinjam uang Nov? Pagi-pagi begini memang ada minimarket buka,” tanyaku lagi.“Ya, enggak, ada sih, Ta, tapi kan, setelah ini aku mau langsung ke minimarket mau beli susu sekalian mau beli token listrik. Kamu tahu kan, Ta, rumahku itu besar pemakainya banyak jadi boros sekali listriknya,” jawab Novi.“Kalau gitu

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 158. Siapa Novi sebenarnya?

    “Barusan ada kok. Cepat sekali mereka pergi. Kenapa kalau pulang tidak pamitan? Dasar manusia hutan tidak punya etika!” gerutu Mbak Wulan.“Sebentar, ya, aku lihat ke depan, barangkali dia ngobrol dengan Mas Danu dan yang lainnya," kataku seraya menghampiri suamiku yang sedang duduk di depan.Loh, kok tidak ada juga, ke mana, ya? Di sana hanya ada suaminya yang ikut ngobrol dengan Mas Danu. Apa Novi pulang mengantarkan anak-anak, ya?“Ti—dak kok, Nyah, semuanya aman terkendali, Nyonya di sana baik-baik, ya, pokoknya nanti pas pulang ke sini semuanya sudah beres dan nyonya pasti terkejut sama rumah barunya.” Aku mendengar suara Novi di teras, aku tengok rupanya dia sedang menerima telepon. Pantas saja aku cari ke mana-mana tidak ada. “Oh, yang taman depan rumah tenang saja, Nyah, itu juga sedang dikerjain sama suamiku. Pokoknya beres terkendali. Nyonya di sana jaga kesehatan, baik-baik pokoknya. Aku di sini akan menjaga amanah Nyonya,” ucap Novi lagi.Aku sedikit terkejut dengar ob

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 157. Bikin geregetan.

    Kata Rasulullah saudara yang terdekat dengan kita adalah tetangga kita. Itu artinya kita harus bersikap baik kepada tetangga kita agar berikatan simbiosis mutualisme, saling membutuhkan satu sama lain, saling tolong menolong satu sama lain, tidak mungkin kan kita mati dikubur sendiri? Tidak mungkin juga kita dalam keadaan sakit pergi ke rumah sakit sendiri itu sebabnya kita diwajibkan selalu berbuat baik kepada orang lain terutama tetangga kita.Kalau kasusnya seperti Novi ini aku bisa apa? Dibaikin seenaknya sendiri, tidak dibaikin juga seenaknya sendiri, jadi serba salah.Jadi satu-satunya jalan yang bisa aku lakukan adalah jika dia tanya aku jawab, jika tidak, ya, sudah diam saja yang penting jika, Novi memiliki kesusahan aku harus pasang badan untuk menolong walaupun dia sangat menyebalkan, tapi Novi tetangga dekatku dan juga temanku dari kecil.Aku mengamati Novi sejak tadi terus saja berbicara mengeluarkan unek-uneknya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.Salahku

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 156. Lidah tak bertulang.

    “Nov, langit itu tidak perlu memberitahukan bahwa dirinya tinggi karena tanpa diberitahu semua orang pun sudah tahu. Begitu juga dengan kehidupan kita, tak perlu lagi kita memberitahu kebahagiaan kita, harta-harta kita, kalau memang itu ada pasti nampak, kalau memang itu benar semua orang akan tahu dengan sendirinya, Nov.” Nasihatku kepadanya.“Alah kamu itu, Ta, sok, bijak! Padahal aslinya kamu juga kepo kan, sama kehidupanku? Kamu, kan, dari kecil dulu memang sudah terbiasa di bawahku, jadi ketika kamu hidup kaya, kamu terus mengepoin aku karena merasa tersaingi, ya, kan? Jujur aja, Ta. Enggak apa-apa kok, kita kan memang sudah teman sejak kecil jadi aku tahu betul loh, gimana sifat kamu," jawab Novi lagi.“Ita, ngepoin hidup kamu? Noh, kalau menurutku sih, kebalikannya. Kamu yang selalu mengepoin hidupnya Ita, kalau Ita mah udah mode kalem, mode tidak pernah memamerkan hartanya, dan juga mode dermawan sedangkan kamu kebalikannya," sahut Wulan kesal.“Iya, deh iya, Nov, memang aku

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 155. Mulut jahat Novi

    “Sebenarnya ada acara apa sih, kalian makan-makan begini? Soalnya Mbak Fitri sama Mbak Wulan update status enggak ada captionnya, jadi, aku bingung acara apa. Lagi pula aku belum makan malam, nih jadi kami ke sini. Ita ada acara apa sih?" tanya Novi.“Acara makan-makan biasa aja, Nov, kumpul-kumpul biasa. Karena kan, sudah lama juga kita enggak kumpul-kumpul,” jawabku.“Kok, kamu kumpul-kumpul enggak ngajakin aku sih, Ta, pelit banget!" jawab Novi kesal.“Bukan pelit, Nov, tadi kita itu mau ngajakin kamu, tapi kamu kan, jalannya duluan sudah gitu kamu jatuh ke comberan masa kita mau teriak-teriak ngajakin kamu," jawabku beralasan.Sebenarnya memang tadi mau ngajakin Novi, tapi karena dia sudah kesal duluan pada kami dan acara kami juga dadakan, jadi ya, terpaksa dia terlewatkan walaupun rumahnya persis di samping rumahku.“Halah, alasan saja kamu itu, Ita, kan, ada HP. Kamu bisa loh telpon aku. Novi ke sini, ya, sebentar kita makan-makan gitu, ah dasar aja, kamu, Ta, pelit," ucap

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 154. Tak beretika.

    “Iya, Mbak, aku juga sudah memaafkan. Alhamdulillah kalian mau memaafkanku," ucap Mbak Asih, dia beranjak dari duduknya, menyalami dan memeluk Mbak Fitri dan Mbak Wulan secara bergantian. Mereka pun menangis sesenggukan, ya, Tuhan, ini benar-benar melebihi hari raya Idul Fitri. Kami sungguh-sungguh dalam bermaaf-maafan.“Alhamdulillah kalau kita sudah saling memaafkan semuanya. Berarti malam ini lebih baik makan seruitnya ini kita khususkan untuk menyambut kebahagiaan kita atas hijrahnya Mbak Asih. Kita pimpin doa. Siapa ini yang memimpin doa, Mas Taufik, Mas Dayat atau Mas Danu?” sahut Mamah Atik.“Monggo, silakan Mas Danu atau Mas Dayat, kalau saya enggak bisa baca doa apalagi mendoakan bersama-sama begini, bisanya makan," canda Mas Taufik.“Saya juga jadi jamaah saja, silakan Mas Danu untuk memimpin doa," jawab Mas Danu.“Lah, gimana ini orang-orang di suruh mengimami doa makan tuh paling gampang tinggal baca doa mau makan allahumma bariklana sampai selesai. Ya, sudah baiklah ak

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 153. Haru.

    Tiba-tiba Mbak Asih beranjak dari duduknya dan bersujud di kaki ibu, dia menangis sejadi-jadinya sampai tidak terdengar suaranya lagi. Kami semua yang ada di sini menyaksikan adegan ini pun ikut terharu dalam suasana yang begitu menyentuh hati. Ibu mertuaku pun ikut menangis. Beliau tidak mengucapkan satu kata pun kepada Mbak Asih. Beliau hanya mengusap kepala dan bahu Mbak Asih, sesekali tangan kirinya mengusap air matanya. Mas Danu pun terlihat berkali-kali mengusap ke dua matanya. Aku yakin dia pun menahan tangis. Ini baru terjadi sepanjang aku menjadi menantu Ibu. Ini adalah kali pertamanya Mbak Asih sujud di kaki Ibu.Dulu, waktu masih sama Mas Roni, sama sekali tidak pernah sungkem. Lebaran saja hanya salaman biasa lalu pergi dengan Mas Roni ke rumah mertuanya yang lebih menyedihkan lagi adalah sebelum pergi ke rumah mertuanya dia akan membawa berbagai makanan dan meminta uang saku untuk pergi ke sana.Duhai Allah sungguh indah semua rencanaMu pada kami. Ternyata di balik ujia

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 152. Ibu mertua tak percaya.

    "Oh, iya, Mas, baik nanti akan aku terapkan itu baca ayat kursi kemarin juga aku sudah di ruqyah kata ustaznya juga gitu hanya saja kemarin aku masih bolong-bolong tidak menerapkan itu, makanya tadi sempat kerasukan walaupun hanya sebentar," jawab Mbak Asih."Syukurlah Asih, aku tuh sebenarnya sebagai tetangga prihatin sekali dengan kamu dan juga ibumu, tapi sekali lagi aku pribadi tidak berani ikut campur masalah keluarga orang lain,” ucap Mas topik lagi.“Assalamualaikum ...." Akhirnya Mama Atik dan ibu mertuaku datang. Wajah ibu mertuaku sudah masam. Aku yakin sekali dia marah dengan Mbak Asih karena tadi sudah menge-prank lagi pergi dari rumah tanpa pamit.“Asih, ih, kamu ke rumah Ita enggak bilng-bilang sama Ibu. Kamu tahu ibu, capek nyariin kamu keliling kampung karena tadi ibu dapat laporan dari Wak Jum, bahwa kamu sedang bertemu dengan Roni di ujung gang sana benar atau tidak?” omel ibu memarahi Mbak Asih.“Iya Bu, betul tadi sore aku ketemu dengan Mas Roni tuh dikasih coklat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status