Share

Bab 64. Paman out!

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2024-11-03 09:05:39

"Iya, Mah. Itu di depan juga ada suami Evi sama anak-anaknya mereka ke sini mau jemput Evi juga.”

“Ck, beneran ya, Ta. Kalau mereka malah ikut tinggal di sini Mamah sendiri yang akan turun tangan.”

“Sssttt ... Mah, jangan gitu, ah. Enggak baik loh. Bibi ke sini beneran mau jemput Paman.”

“Em—maaf ya, Bu, kalau kedatangan kami ke sini tidak berkenan di hati Ibu dan keluarga ini. Saya ke sini memang benar-benar mau jemput suami saya. Biar dia tidak seenak sendiri ninggalin kami begitu saja.”

“Suamimu itu memang kebangetan! Sudah numpang, tapi malasan. Sudah gitu banyak maunya. Bagus kalau kamu ke sini mau jemput dia. Jujur aja aku sudah enek sama tingkahnya,” ujar Mamah Atik lagi.

“Sembarangan kalau ngomong! Aku tidak mau pulang meski orang satu kampung yang jemput aku ke sini!” sahut paman dari pintu samping.

“Beneran Pak, enggak mau pulang? Baiklah kalau gitu aku tinggal telepon saja Nyonya Desi dan ngasih tahu kalau kamu di sini. Ingat Pak, kalau mereka sudah ke sini dan gebukin bap
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 65. Pengakuan Mas Danu.

    Sejatinya semua hal memiliki warna pun dengan kehidupan ini. Berkatnyalah kehidupan kita menjadi banyak rasa dan asa.Ujian yang sering kuhadapi kadang putih dan kadang pula hitam tergantung aku memaknainya. Itu pula yang terkadang membuat hatiku bimbang antara perbuatan dan perasaan.Bolehkah jika aku mengeluh? Rasanya hatiku lelah ujian ini bertubi-tubi walaupun aku yakin di luar sana ada banyak kehidupan dengan ujian yang lebih dahsyat dari yang kualami. Satu-satunya yang selalu membuatku kuat dan bertahan untuk tidak berontak adalah lelakiku. Katanya, nikmat yang kami terima tidak sebanding dengan terjalnya sandungan batu kehidupan yang harus kita jalani. Ya, lagi-lagi karena apa yang kami hadapi tidak sebanding dengan apa yang kami punyai. Tubuh lemah yang setiap hari kupeluk kini menggigil kedinginan padahal suhu tubuhnya sangat tinggi. Pada awalnya aku yang ingin sekali melontarkan banyak pertanyaan padanya kuurungkan. Tak tega rasanya jika aku hanya menilai sesuatu dari sat

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 66. Minta uang damai.

    “Danu bilang apa, Ta?” tanya bapak. Mimik wajahnya jelas sekali menggambarkan kecemasan.“Apa kurang jelas, pengakuan Evi, bukti, dan juga pengakuan anakmu ini?” sela paman.“Pokoknya aku tidak terima meski, Mas Danu itu kakakku, tapi kalau melecehkan begini aku tidak akan bisa terima kita harus tempuh jalur hukum,” sahut Evi. Paman dan suaminya mengangguk setuju. Apa yang kukhawatirkan terjadi juga.“Mas Dani memang jujur padaku kalau mau melakukan tindakan asusila itu .....”“Nah, kan, kurang apa lagi? Tersangka sudah mengaku. Sebaiknya kita cepat-cepat buat laporan, Vi,” sela paman.“Ini kepala isinya apa? Kalau ada orang lagi ngomong didengarin dulu!” Bibi memukul kepala paman.“Mas Danu melakukan itu tidak disengaja, dia mengira kalau Evi adalah aku. Badannya memang panas menggigil kesadarannya tidak sepenuhnya berfungsi. Mas Danu bilang Evi tiba-tiba masuk dan memberi segelas teh. Karena aku biasa melakukan itu, jadi Evi dikira aku,” jelasku. “Bohong! Mas Danu jelas-jelas sadar

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 67. Nyonya rentenir.

    “Ita! Ta!”Ibu menggedor-gedor pintu kamarku. Pasti ini ada hubungannya dengan ribut-ribut di depan sana. Pagi-pagi paman dan bibi sudah bikin kehebohan. Hari ini juga mereka harus pergi.Mas Danu semakin parah makanya aku semalaman tidak keluar kamar lagi hingga subuh ini.“Ta, Ita!” panggil ibu lagi.“Iya, Bu?”“Sudah subuhan? Danu gimana keadaannya apa kita bawa ke rumah sakit pagi ini saja?” tanya ibu seraya melongok ke dalam melihat Mas Danu.“Iya, Bu, aku berkemas dulu. Sekalian mau telepon Joko untuk mengantar.”“Kasihan sekali menantu Ibu. Ya, sudah cepatlah bersiap ini Ibu siapkan sarapannya.” Aku mengangguk.Belum juga pintu kututup paman sudah nyelonong masuk.“Paman! Kebiasaan, deh!” tegurku untungnya aku masih pakai mukena.“Ma—af, Ta. A—ku terpaksa! Cepetan kasih aku denda untuk Evi semalam, aku harus bayar cicilan hutang. Itu Nyonya Desi di depan sama anak buahnya. A—ku takut sekali,” ucap paman terbata.Pantas saja pagi-pagi sudah ribut dengan bibi ternyata sudah dita

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 68. Ternyata?

    Bibi panik. Dia langsung lari ke depan.“Mau kabur ke mana lagi, kamu!” bentak orang-orang itu lagi.Lalu selanjutnya terdengar teriakan bibi dan suara pukulan berkali-kali. Sudah kupastikan paman pasti menjadi bulan-bulanan dihajar oleh mereka.“Ampun!” rintih paman.“Lepas Mas, tolong sudah jangan pukuli suamiku!” teriak bibi.Brak!Bibi terbentur pintu. Aku dan Mamah Atik berlari keluar. Kurang ajar sekali mereka main fisik pada perempuan.“Jika terjadi sesuatu pada perempuan ini aku pastikan kalian semua masuk penjara!” teriak Mamah Atik, seketika mereka menghentikan pukulannya pada paman.“Jangan ikut campur!” bentak mereka.“Aku tidak ikut campur, tapi kalian sudah main fisik apa lagi pada seorang wanita. Ingat ya, negara ini negara hukum!” Suara Mamah Atik tak kalah lantang dari mereka.“Ka—lian bilang kal—au aku memberi tahu kebe—radaan suamiku kalian tidak akan kasar pada suamiku nyat—anya kalian malah memukuli suamiku sampai begini,” ucap bibi terbata sambil menangis.Orang

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 69. Dendamnya mertuaku.

    “Aku tidak ada urusan denganmu, Ta. Jangan coba-coba melindungi tukang utang enggak mau bayar!” bentak Mbak Desi. “Aku tidak ikut campur Mbak, aku tadi hanya terkejut saja ternyata dirimu yang jadi rentenir. Silakan saja urus urusanmu dengan orang ini,” jawabku tak kalah sengit.“Taaa ... tolong bayarin dulu utang Paman,” rengek paman seraya memegangi kakiku.“Maaf Paman, aku tidak mau ikut campur urusan Paman. Kan, tadi nyonya Rentenir itu minta sertifikat rumah Paman kasihkan saja, maka semua urusan akan beres!” tegasku. Sengaja aku menekankan kata Rentenir agar Mbak Desi tersinggung. Rupanya berhasil, dia langsung mencebikkan bibirnya.“Beri atau nyawamu akan melayang!” Ancam anak buah Mbak Desi seraya melayangkan tinjunya lagi ke wajah Paman.“Cukup! Tolong jangan pukuli suamiku lagi. Aku akan cari tunggu dulu,” ucap bibi.“Kamu taruh mana, Pak. Cepat bilang. Apa kamu mau mati sia-sia!” bentak bibi. Paman semakin ketakutan.“I—tu, Bu. Sertifikatnya sudah aku gadaikan di Pegadaian,

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 70. Sakitnya Mas Danu.

    “Apa yang dirasa, Mas?” tanyaku sedih. Hatiku sungguh tak tega melihat belahan jiwaku sakit begini.“Cuma pusing sama panas aja, Dik. Istirahat juga nanti sembuh,” jawabnya. “Ya, sudah, aku ambilkan sarapan dulu ya, Mas. Setelah ini minum obat terus kita ke klinik.”“Enggak usah lah, Dik, nanti juga sembuh,” tolaknya.Aku iyakan saja, sebab jika dibantah pun percuma. Mas Danu tipe orang yang susah sekali diajak berobat jika sakit.“Ita, Joko, sudah datang, Nak!” panggil Mamah Atik.“Joko, ngapain pagi-pagi begini ke sini, Dik?”“Aku mintain tolong untuk antar kamu berobat, Mas,” jawabku sambil mengganti pakaian Mas Danu.“Dibilang aku hanya butuh istirahat, Dik,” protesnya.“Iya, nanti istirahat kalau sudah berobat. Ayo, Mas!”Dibantu Mamah Atik kami membawa Mas Danu keluar. Mas Danu sepertinya sangat lemas dan juga pusing sampai jalan pun susah sekali dan sempoyongan.“Kamu itu dasar keponakan kurang ajar! Orang tua yang ngurusin kamu dari kecil kesusahan begini malah kalian tinggal

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 71. Penyakit aneh.

    [Kamu akan dapatkan karma itu!] Lagi pesan teror dari nomor itu masuk setelah beberapa detik aku membaca pesan yang pertama.Aku mengingat-ngingat apa yang sudah kami lakukan pada orang lain selama perjalanan rumah tangga kami. Kenapa ada orang yang semarah itu pada kami sampai meneror setiap hari. Jika saja identitasnya bisa kuketahui tentu saja aku bisa dengan cepat mengetahui siapa pelakunya. Sayangnya sampai sejauh ini kami sama sekali tidak bisa tahu siapa dia.Kulihat Mas Danu sedang menahan sakit. Niatku yang awalnya mau memberi tahukan padanya segera kuurungkan. Wajahnya Mas Danu pucat sekali, jadi kalau aku beritahukan ini padanya takut akan mengganggu kesehatannya.“Kenapa lama banget ya, Dik. Aku sudah tidak tahan,” keluh Mas Danu. Kami sedang menunggu giliran untuk ronsen.“Sabar ya, Mas. Sini rebahan saja kalau tidak kuat tidak apa-apa. Kakinya dilurusin, kepala aku pangku,” jawabku.Saat kepala Mas Danu kupangku rasanya panas sekali. Mas Danu benar-benar demam tinggi.

    Last Updated : 2024-11-04
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 72. Membaik.

    “Sabar, Mas. Ayo, istighfar,” jawabku. Mas Danu berkali-kali istighfar. Aku pun membaca doa yang kubisa. “Maaf ya, Bu. Kami tidak dengar kalau bel berbunyi. Padahal kami stay di ruang jaga,” ucap suster seraya memasang kembali infus Mas Danu.“Atau mungkin rusak, Sus?” tanya Mamah Atik.“Tidak, Bu, belnya baru. Sebentar saya coba, ya?”Suster memencet bel dan lampu menyala itu artinya bel ini berfungsi.“Tidak rusak, Bu. Ini lampunya menyala,” ujar suster ramah.“Tadi juga gitu, Sus. Menyala,” sahutku.“Baik, mungkin karena kelalaian kami dalam bekerja jadi tidak dengar. Misal nanti pasien ada keluhan lagi dan ibu sudah memencet bel, tapi tim kami tidak ada yang datang mohon langsung panggil ke sana saja ya, Bu,” jelas Suster. Kami mengangguk paham.“Bapak apa masih lemas?” tanya suster pada Mas Danu.“Masih, Sus, malah seperti tidak ada tulang. Perut saya tadi sakit sekali seperti diremas-remas makanya saya tidak tahan sampai selang infus terlepas,” jawab Mas Danu.“Baik, nanti sor

    Last Updated : 2024-11-04

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 164. Mulut comberan.

    “Wak, aku, bukan tipe orang yang suka melupakan jasa orang lain. Ya, terserah awak saja mau percaya atau tidak. Yng jelas aku tidak ada uutang dengan Novi," jawabku kesal lalu ikut mengantri untuk belanja.“Nih, Wak, dimakan! Biar itu mulut nggak pedes kayak cabe setan!" sahut Ibuku lalu memasukkan segenggam cabe caplak jawa yang kata orang cabe setan ke mulut Wak Jum yang sedang menganga karena menertawakanku.“Apa-apaan sih, kamu, Wak, jelek-jelekin menantuku! Bibirmu itu lama-lama nanti double dan dosamu menumpuk. Ingat, dosa woi! Jangan sampai kamu menyesal nantinya. Menantuku itu orang baik tidak mungkin dia berhutang kepada orang lain," bela ibu mertuaku.“Iya, betul tuh masih aja ada yang percaya sama mulutnya Novi. Dia itu kan, ember dan juga mulut comberan. PAgi-pagi sudah bikin orang ribut saja!" sahut Mbak Fitri yang ternyata dia ada di sini belanja sayuran juga.“Sudah jangan ribut perkara uutang orang lain nggak baik. Dasar itu aja mulutnya comberan mau ikut campur aja u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 163. Dicela.

    “Assalamualaikum permisi! Assalamualaikum permisi! berkali-kali kuulangi panggilan dan menggedor pintu Novi, tetapi tetap juga tidak dibukakan olehnya. Benar-benar memang dia sudah keterlaluan! Oke baiklah Novi aku akan pakai caramu!Dia benar-benar sudah tidak menghormati aku sebagai tetangga dan tidak menganggapku teman lagi. Padahal tadi pagi subuh-subuh dia memohon-mohon padaku untuk meminjamkan uang padanya. Lalu dia menyindirku lewat status WA. Aku datangi dia tidak berani nongol! Maunya apa? Kenapa dia bersikap seperti itu padaku? Padahal aku merasa tidak pernah punya salah pada dia.Bukankah seharusnya jika sudah mengenalku dari kecil, menganggapku teman, dan sekarang kami bertetanggaan, sikapnya harusnya lebih baik padaku bahkan menganggapku lebih dari saudara. Seperti aku menganggapnya begitu. Dasar saja Novi ternyata sifatnya sejak dulu tidak pernah berubah.Aku telusuri jalanan di depan rumahku dengan perasaan dongkol dan kesal. Astagfirullah pagi-pagi aku tidak boleh beg

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 162. Putar balik fakta.

    Astaghfirullahaladzim ... kubaca status WA-nya Novi.“Pagi-pagi buta sudah ada orang datang ke rumah pinjam uang. Kelihatannya sih, kaya raya, rumahnya gede, bagus, ke mana-mana naiknya mobil ternyata pagi-pagi sudah pinjam uang. Yaa, elah, berarti dia lebih miskin dari aku, dong!”Aku geram sekali membaca status WA-nya Novi. Kenapa dia memutarbalikkan fakta seperti itu? Ini orang pagi-pagi sudah membuat kepalaku mendidih.Apa iya, aku harus mengikuti saran Mbak Fitri untuk melabrak dia, tapi meskipun Novi nulis status WA begitu itu, tapi tidak ada orang yang percaya dengan status dia buktinya Mbak Fitri malah marah-marah pada dia. Kalau meladeni Novi tidak akan pernah habisnya dan itu sangat buang-buang waktuku.Hidupku bukan hanya untuk mengurusi urusan orang lain. Lebih dari itu, tapi kalau dia tidak dikasih pelajaran dia bakalan selamanya menginjak-nginjak harga diriku. Salah apa aku ini pada Novi? Perasaan aku sudah selalu berbuat baik padanya, tapi masih saja dia menjelek-jelek

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 161. Kurang kerjaan.

    “Mas, sepertinya dia ini manusia benar-benar tidak punya pekerjaan. Bayangkan saja dia meneror kita setiap hari, setiap waktu dengan kata-kata serupa, tapi dia tidak berani menunjukkan actionnya selain mengirimi kita makhluk-makhluk halus begitu ya, enggak sih, Mas?” ucapku kepada Mas Danu.“Iya, betul, Dik, itulah kenapa Mas, selalu berpesan padamu dan juga yang lainnya agar selalu hati-hati karena lawan kita tidak kasat mata. Jika manusia di depan kita hendak mencelakai, kita, bisa melawannya, tapi kalau makhluk halus begitu kita tidak melihat bagaimana kita akan melawan mereka selain dengan doa dan kehati-hatian kita. Kamu paham kan, maksudku?” ujar Mas Danu.“Iya, Mas, aku paham, maka dari itu aku pun selalu mewanti-wanti Ibu, Mama, Ibumu, untuk selalu waspada. Apalagi Mbak Asih kan, sekarang dia sudah bertaubat memperbaiki diri, menutup, aurat, banyak-banyak mendekatkan diri pada Allah. Intinya yang pasti sudah tidak ada lagi media yang bisa digunakan untuk menteror kita dengan m

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 160. Minta kerjaan.

    "Ada, Nov. Alhamdulillah ini aku kasih jangka waktu sampai suamimu gajian, ya? Oh, ya suamimu gajiannya tanggal berapa, Nov?” tanyaku seraya memberikan uang yang aku pegang kepada Novi.“Gajiannya akhir bulan, Ita, ini kan masih tanggal 5 masih lama. Ya, makanya aku harus hemat uang satu juta ini sampai tanggal 25 nanti, ya, sudah terima kasih ya, Ta, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti akan aku bayar,” ucap Novi senang.“Iya, Nov, santai aja pakai aja dulu pokoknya begitu suamimu gajian, kamu langsung aja datang ke rumah. Aku tidak mau menagih padamu, Nov, selain tidak enak aku juga menjaga privasimu takutnya pas aku lagi nagih, eh, ada tetangga kita atau yang lain atau ada teman kamu, jadi kan, mereka tahu kalau kamu punya utang. Jadi, aku minta tolong kamu cukup tahu diri aja ya, Nov. Kalau sudah gajian langsung ke rumah,” kataku to the point. Orang seperti Novi memang harus ditegasin. Kalau tidak dia akan menganggap remeh.“Oh, jelaslah itu. Kamu enggak usah khawatir. Ya, kalau

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 159. Utang.

    Paginya saat aku baru saja membuka pintu rumah tepatnya setelah salat subuh tiba-tiba Novi datang ke tergopoh-gopoh menghampiriku.Tumben sekali dia datang sepagi ini.“Ita! Boleh aku minta tolong padamu sekali ini saja,” tanya Novi. Aku mengangguk meskipun sedikit ragu.“Ada apa, ya, Nov? Tumben sekali kamu subuh-subuh datang ke sini,” jawabku balik bertanya.“Itu, Suamiku belum ngambil uang di ATM dan kebetulan uangku juga habis. Hari ini susu anakku habis ini dia lagi nangis karena minta susu enggak aku buatin ditambah lagi listriku tokennya sudah bunyi. Kasih aku pinjam uang satu juta saja Ita, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti langsung aku ganti,” jawab Novi.“Oh, mau pinjam uang Nov? Pagi-pagi begini memang ada minimarket buka,” tanyaku lagi.“Ya, enggak, ada sih, Ta, tapi kan, setelah ini aku mau langsung ke minimarket mau beli susu sekalian mau beli token listrik. Kamu tahu kan, Ta, rumahku itu besar pemakainya banyak jadi boros sekali listriknya,” jawab Novi.“Kalau gitu

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 158. Siapa Novi sebenarnya?

    “Barusan ada kok. Cepat sekali mereka pergi. Kenapa kalau pulang tidak pamitan? Dasar manusia hutan tidak punya etika!” gerutu Mbak Wulan.“Sebentar, ya, aku lihat ke depan, barangkali dia ngobrol dengan Mas Danu dan yang lainnya," kataku seraya menghampiri suamiku yang sedang duduk di depan.Loh, kok tidak ada juga, ke mana, ya? Di sana hanya ada suaminya yang ikut ngobrol dengan Mas Danu. Apa Novi pulang mengantarkan anak-anak, ya?“Ti—dak kok, Nyah, semuanya aman terkendali, Nyonya di sana baik-baik, ya, pokoknya nanti pas pulang ke sini semuanya sudah beres dan nyonya pasti terkejut sama rumah barunya.” Aku mendengar suara Novi di teras, aku tengok rupanya dia sedang menerima telepon. Pantas saja aku cari ke mana-mana tidak ada. “Oh, yang taman depan rumah tenang saja, Nyah, itu juga sedang dikerjain sama suamiku. Pokoknya beres terkendali. Nyonya di sana jaga kesehatan, baik-baik pokoknya. Aku di sini akan menjaga amanah Nyonya,” ucap Novi lagi.Aku sedikit terkejut dengar ob

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 157. Bikin geregetan.

    Kata Rasulullah saudara yang terdekat dengan kita adalah tetangga kita. Itu artinya kita harus bersikap baik kepada tetangga kita agar berikatan simbiosis mutualisme, saling membutuhkan satu sama lain, saling tolong menolong satu sama lain, tidak mungkin kan kita mati dikubur sendiri? Tidak mungkin juga kita dalam keadaan sakit pergi ke rumah sakit sendiri itu sebabnya kita diwajibkan selalu berbuat baik kepada orang lain terutama tetangga kita.Kalau kasusnya seperti Novi ini aku bisa apa? Dibaikin seenaknya sendiri, tidak dibaikin juga seenaknya sendiri, jadi serba salah.Jadi satu-satunya jalan yang bisa aku lakukan adalah jika dia tanya aku jawab, jika tidak, ya, sudah diam saja yang penting jika, Novi memiliki kesusahan aku harus pasang badan untuk menolong walaupun dia sangat menyebalkan, tapi Novi tetangga dekatku dan juga temanku dari kecil.Aku mengamati Novi sejak tadi terus saja berbicara mengeluarkan unek-uneknya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.Salahku

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 156. Lidah tak bertulang.

    “Nov, langit itu tidak perlu memberitahukan bahwa dirinya tinggi karena tanpa diberitahu semua orang pun sudah tahu. Begitu juga dengan kehidupan kita, tak perlu lagi kita memberitahu kebahagiaan kita, harta-harta kita, kalau memang itu ada pasti nampak, kalau memang itu benar semua orang akan tahu dengan sendirinya, Nov.” Nasihatku kepadanya.“Alah kamu itu, Ta, sok, bijak! Padahal aslinya kamu juga kepo kan, sama kehidupanku? Kamu, kan, dari kecil dulu memang sudah terbiasa di bawahku, jadi ketika kamu hidup kaya, kamu terus mengepoin aku karena merasa tersaingi, ya, kan? Jujur aja, Ta. Enggak apa-apa kok, kita kan memang sudah teman sejak kecil jadi aku tahu betul loh, gimana sifat kamu," jawab Novi lagi.“Ita, ngepoin hidup kamu? Noh, kalau menurutku sih, kebalikannya. Kamu yang selalu mengepoin hidupnya Ita, kalau Ita mah udah mode kalem, mode tidak pernah memamerkan hartanya, dan juga mode dermawan sedangkan kamu kebalikannya," sahut Wulan kesal.“Iya, deh iya, Nov, memang aku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status