Share

Bab 60. Mengaku suami Evi.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2024-11-02 11:17:03

"Maaf, Dik, bukan bermaksud menyembunyikan, tapi aku tidak ingin kamu kepikiran. Kasihan kamu, selama hidup denganku selalu saja terlibat masalah,” jawab Mas Danu seraya mencium pucuk kepalaku.

“Jangan berkata begitu, Mas. Kita ini, kan, suami istri. Jadi, kita ini satu. Masalahmu ya, masalahku. Kalau kamu enggak mau melibatkanku seolah tidak menghargai diriku,” kataku lagi.

“Maaf bukan gitu, Dik. Karena kamu sudah tahu jadi nanti kita bahas. Boleh aku tidur sebentar saja. Aku sangat lelah.”

“Iya, Mas, tidurlah.”

“Tidur di pangkuanmu, ya, rasanya nyaman sekali. Aku bisa langsung terlelap,” pinta Mas Danu, alis matanya dinaik turunkan menggodaku.

“Dih, aleman! Sini!”

Mas Danu meletakkan kepalanya di pangkuanku hingga dia terlelap. Kubelai rambutnya yang sudah mulai ada yang putih beruban padahal usia baru kepala tiga. Pasti suamiku banyak beban pikiran.

Aku kembali mengambil ponsel Mas Danu yang kucas di atas nakas. Ada 3 WA masuk. Segera kubuka ternyata dari dua nomor asing itu lagi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 61. Wanita egois!

    Jadilah orang baik meski kebaikan kita tidak dianggap oleh orang lain atau bahkan karena kebaikan kita itu kita jadi dimanfaatkan orang lain. Tetaplah jadi orang baik karena kita tidak tahu kebaikan kita yang mana yang akan membawa kita ke surga. 🌸🌸🌸🌸“Ooh, ini keluarga Paman? Duuh, jangan begitu kalau sama keluarga. Mongga Bibi, masuk!” ajakku ramah. Mereka bingung terlebih Evi melihat perubahan sikapku.“Apaan sih, Mbak, tambah nyusahin aja deh, udah biarin aja mereka pulang. Sana pulang. Kamu bukan suamiku!” bentak Evi.“Ini rumah siapa? Aku tuan rumah, jadi aku yang menentukan mereka masuk atau tidak!” hardikku.Evi mendengus kesal, lalu masuk rumah dengan menghentak-hentakkan kakinya.“Jangan sungkan, mari-mari masuk!” ujakku lagi mempersilakan mereka masuk.Meski terlihat canggung mereka tetap masuk. Aku memang sengaja menyambut mereka selain kasihan karena perjalanan jauh, aku punya rencana untuk mereka.“Dik?” Mas Danu tampak mau protes.“Ssstt ... bukankah tamu adalah ra

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 62. Main cantik mengusir benalu.

    "Tahu begini lebih baik aku tidak izinkan kamu pergi menemani Paman,” sesal suami Evi.“Iya, benar! Bibi juga kalau tahu akan begini tidak akan kasih izin ke pamanmu untuk datang ke sini mencari keponakannya,” sahut bibi seraya mengunyah camilan yang ada di meja.“Ya, kamu enggak bisa gitu juga, Bu. Bapak kan, tujuannya baik,” sahut paman tak terima.“Baik apanya, Pak? Kamu itu pamit pergi hanya dua atau tiga hari. Lah ini sudah mau sebulan enggak pulang, enggak kasih kabar, enggak ninggalin kami uang. Kami harus lontang-kantung kerja untuk menyambung hidup,” kata bibi.“Benar kata, Bibi. Bahkan, rentenir tiap hari menagih utang ke rumah paman sampai rumah disita. Bibi menumpang tinggal di rumahku,” sahut suami Evi.“Apa!” teriak Evi dan paman hampir bersamaan.“Bagaimana bisa begitu, Bu? Rumah disita kita mau tinggal di mana? Utang kita tidak sebanding dengan rumah itu. Kenapa Ibu kasihkan begitu saja?” tanya paman, tampak jelas sekali beliau frustasi.“Salah Bapak enggak kirim uang

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 63. Sawang sinawang.

    Hidup ini sudah sulit, jadi jangan dibuat sulit. Selagi masih lapang, selagi masih ada kesempatan gunakan sebaik mungkin.Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan apa yang dirasa. Istilah jawanya sawang sinawang. Rumput tetangga lebih hijau.Itulah sebabnya seberapa pun buruknya perlakuan orang padaku, aku akan tetap menjadi orang yang tidak akan pernah mendendam. Tegas boleh, menyakiti jangan! Mawas diri harus, pelit dan kikir jangan!🌸🌸🌸“Mbak ... tunggu dong, jangan buat kesimpulan seperti itu. Mbak kan, enggak tahu sifat asli suamiku. Di depan orang aja baik aslinya jahat. Makanya aku enggak mau lagi jadi istrinya,” ucap Evi beralasan.“Sudah mau sore, Vi. Kami mau masak dan juga salat. Sebaiknya kamu berkemas. Besok kamu harus sudah pergi dari sini,” tegasku.Tak kupedulikan lagi panggilan Evi yang seperti Tarzan di tengah hutan. Dia benar-benar tidak mau pergi dari sini. Lebih baik aku menyiapkan menu untuk makan malam nanti.“Itaaaa ... Danu mana?”“Di kamar, Bu. I

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 64. Paman out!

    "Iya, Mah. Itu di depan juga ada suami Evi sama anak-anaknya mereka ke sini mau jemput Evi juga.”“Ck, beneran ya, Ta. Kalau mereka malah ikut tinggal di sini Mamah sendiri yang akan turun tangan.”“Sssttt ... Mah, jangan gitu, ah. Enggak baik loh. Bibi ke sini beneran mau jemput Paman.”“Em—maaf ya, Bu, kalau kedatangan kami ke sini tidak berkenan di hati Ibu dan keluarga ini. Saya ke sini memang benar-benar mau jemput suami saya. Biar dia tidak seenak sendiri ninggalin kami begitu saja.”“Suamimu itu memang kebangetan! Sudah numpang, tapi malasan. Sudah gitu banyak maunya. Bagus kalau kamu ke sini mau jemput dia. Jujur aja aku sudah enek sama tingkahnya,” ujar Mamah Atik lagi.“Sembarangan kalau ngomong! Aku tidak mau pulang meski orang satu kampung yang jemput aku ke sini!” sahut paman dari pintu samping.“Beneran Pak, enggak mau pulang? Baiklah kalau gitu aku tinggal telepon saja Nyonya Desi dan ngasih tahu kalau kamu di sini. Ingat Pak, kalau mereka sudah ke sini dan gebukin bap

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 65. Pengakuan Mas Danu.

    Sejatinya semua hal memiliki warna pun dengan kehidupan ini. Berkatnyalah kehidupan kita menjadi banyak rasa dan asa.Ujian yang sering kuhadapi kadang putih dan kadang pula hitam tergantung aku memaknainya. Itu pula yang terkadang membuat hatiku bimbang antara perbuatan dan perasaan.Bolehkah jika aku mengeluh? Rasanya hatiku lelah ujian ini bertubi-tubi walaupun aku yakin di luar sana ada banyak kehidupan dengan ujian yang lebih dahsyat dari yang kualami. Satu-satunya yang selalu membuatku kuat dan bertahan untuk tidak berontak adalah lelakiku. Katanya, nikmat yang kami terima tidak sebanding dengan terjalnya sandungan batu kehidupan yang harus kita jalani. Ya, lagi-lagi karena apa yang kami hadapi tidak sebanding dengan apa yang kami punyai. Tubuh lemah yang setiap hari kupeluk kini menggigil kedinginan padahal suhu tubuhnya sangat tinggi. Pada awalnya aku yang ingin sekali melontarkan banyak pertanyaan padanya kuurungkan. Tak tega rasanya jika aku hanya menilai sesuatu dari sat

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 66. Minta uang damai.

    “Danu bilang apa, Ta?” tanya bapak. Mimik wajahnya jelas sekali menggambarkan kecemasan.“Apa kurang jelas, pengakuan Evi, bukti, dan juga pengakuan anakmu ini?” sela paman.“Pokoknya aku tidak terima meski, Mas Danu itu kakakku, tapi kalau melecehkan begini aku tidak akan bisa terima kita harus tempuh jalur hukum,” sahut Evi. Paman dan suaminya mengangguk setuju. Apa yang kukhawatirkan terjadi juga.“Mas Dani memang jujur padaku kalau mau melakukan tindakan asusila itu .....”“Nah, kan, kurang apa lagi? Tersangka sudah mengaku. Sebaiknya kita cepat-cepat buat laporan, Vi,” sela paman.“Ini kepala isinya apa? Kalau ada orang lagi ngomong didengarin dulu!” Bibi memukul kepala paman.“Mas Danu melakukan itu tidak disengaja, dia mengira kalau Evi adalah aku. Badannya memang panas menggigil kesadarannya tidak sepenuhnya berfungsi. Mas Danu bilang Evi tiba-tiba masuk dan memberi segelas teh. Karena aku biasa melakukan itu, jadi Evi dikira aku,” jelasku. “Bohong! Mas Danu jelas-jelas sadar

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 67. Nyonya rentenir.

    “Ita! Ta!”Ibu menggedor-gedor pintu kamarku. Pasti ini ada hubungannya dengan ribut-ribut di depan sana. Pagi-pagi paman dan bibi sudah bikin kehebohan. Hari ini juga mereka harus pergi.Mas Danu semakin parah makanya aku semalaman tidak keluar kamar lagi hingga subuh ini.“Ta, Ita!” panggil ibu lagi.“Iya, Bu?”“Sudah subuhan? Danu gimana keadaannya apa kita bawa ke rumah sakit pagi ini saja?” tanya ibu seraya melongok ke dalam melihat Mas Danu.“Iya, Bu, aku berkemas dulu. Sekalian mau telepon Joko untuk mengantar.”“Kasihan sekali menantu Ibu. Ya, sudah cepatlah bersiap ini Ibu siapkan sarapannya.” Aku mengangguk.Belum juga pintu kututup paman sudah nyelonong masuk.“Paman! Kebiasaan, deh!” tegurku untungnya aku masih pakai mukena.“Ma—af, Ta. A—ku terpaksa! Cepetan kasih aku denda untuk Evi semalam, aku harus bayar cicilan hutang. Itu Nyonya Desi di depan sama anak buahnya. A—ku takut sekali,” ucap paman terbata.Pantas saja pagi-pagi sudah ribut dengan bibi ternyata sudah dita

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 68. Ternyata?

    Bibi panik. Dia langsung lari ke depan.“Mau kabur ke mana lagi, kamu!” bentak orang-orang itu lagi.Lalu selanjutnya terdengar teriakan bibi dan suara pukulan berkali-kali. Sudah kupastikan paman pasti menjadi bulan-bulanan dihajar oleh mereka.“Ampun!” rintih paman.“Lepas Mas, tolong sudah jangan pukuli suamiku!” teriak bibi.Brak!Bibi terbentur pintu. Aku dan Mamah Atik berlari keluar. Kurang ajar sekali mereka main fisik pada perempuan.“Jika terjadi sesuatu pada perempuan ini aku pastikan kalian semua masuk penjara!” teriak Mamah Atik, seketika mereka menghentikan pukulannya pada paman.“Jangan ikut campur!” bentak mereka.“Aku tidak ikut campur, tapi kalian sudah main fisik apa lagi pada seorang wanita. Ingat ya, negara ini negara hukum!” Suara Mamah Atik tak kalah lantang dari mereka.“Ka—lian bilang kal—au aku memberi tahu kebe—radaan suamiku kalian tidak akan kasar pada suamiku nyat—anya kalian malah memukuli suamiku sampai begini,” ucap bibi terbata sambil menangis.Orang

    Last Updated : 2024-11-03

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 168. Siapa?

    [Aku tidak peduli, pokoknya cepat kembalikan uangku! Aku sudah benar-benar marah padamu, aku sudah tidak percaya lagi padamu. Terserah kamu masih mau berteman denganku atau tidak karena itu sama sekali tidak membuatku rugi.][Iyalah baik, aku ke sana, tunggu!]Dengan senang hati aku menunggu kedatangan Novi, semoga saja kali ini dia tidak berbohong dan tidak banyak alasan. Kalau sampai dia tidak datang ke sini maka aku yang akan datang menghampiri ke rumahnya. Dia yang memulai, dia pun yang harus mengakhiri.Brak! tiba-tiba saja kacaku kembali dilempar oleh seseorang dengan batu yang sangat besar, kami yang sedang asyik bersantai di ruang TV pun bergegas lari ke depan.Tidak ada siapa-siapa hanya ada batu bata besar dengan bungkusan plastik hitam. Bapak lari ke jalan dan celingak-celinguk mencari apakah ada orang yang patut dicurigai.“Mbak Asih dari mana?" tanyaku pada Mbak Asih. Dia sepertinya dari minimarket karena menenteng plastik berlogo minimarket terkenal dengan segala isinya

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 167. Tak terima.

    Setelah selesai sarapan aku segera beres-beres rumah. Hari ini rencananya akan berbelanja untuk acara esok yang akan kami adakan 5 hari lagi.Ting!WA dari Novi.[Ita maksudmu apa nulis status begitu, kamu menyindirku?Kamu tidak ikhlas menolongku. Oke, aku, kembalikan uang kamu, tapi tolong dong, kamu nggak usah bikin status-status begitu! Kamu merendahkan sekali. Jadi manusia baru kaya begitu saja sudah sombong.][Sepertinya kamu harus berkaca pakai kaca yang besar, kalau tidak ada datanglah ke rumahku sini. Berkaca di sini kamu kan, yang memulainya duluan, Nov! Kamu update status menyinggung aku bahwa aku ini berutang padamu subuh-subuh padahal kan, kamu yang hutang sama aku, jadi manusia itu jangan suka memutarbalikkan fakta. Ingat dosa, ingat mati, memangnya aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di belakangku? Banyak orang yang laporan padaku.] balasku berapi-api, kalau dia benar-benar mengajak perang maka aku akan ladeni.[Eh, fitnah itu, siapa yang bilang begitu. Aku tidak ada u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 166. Nasihat.

    “Iya, Mah, Bu. Terima kasih sudah mengingatkan aku, tapi aku sudah kadung bikin status unek-unek di story WA.”“Ya, sudah tidak apa-apa biar kamu merasa puas kali ini Ibu maklum, tapi lain kali jangan kamu ulangi lagi, ya, Nak? Ibu tidak mau loh anak Ibu yang Ibu banggakan ini terpengaruh oleh lingkungan yang kotor.”“Astaghfirullahaladzim ... Iya, Bu, insya Allah aku tidak akan mengulangi lagi. Terima kasih Mama dan Ibu sudah selalu mmenasihatiku.”“Iya, kan, ini memang sudah tugas orang tua untuk selalu mengingatkan anaknya jika anaknya tersesat di jalan yang salah. Sudah kamu makan saja dulu. Lupakan masalahmu kalau kamu makan sambil mengingat-ingat kejadian yang bikin kamu emosi tidak akan pernah jadi daging makanan yang kamu telan itu,” jawab mamah Atik.“Iya, Mah. Terima kasih, ya, sudah masakin nasi goreng yang super enak ini kalau kita buka restoran dan ada menu nasi gorengnya, Mama wajib yang masak, rasanya enak banget. Pasti laris dan keuntungannya juga banyak,” pujiku pada

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 165. Balasan SW.

    [Dasar manusia tidak tahu diri, tidak bersyukur tidak tahu diuntung, sudah dibantu malah memutar balikan fakta. Semoga saja kamu tidak bertemu dengan orang yang sifatnya sama denganmu. Pagi-pagi datang memohon-mohon meminjam uang setelah dapat bukanya mengucapkan terima kasih malah mengatakan yang tidak-tidak tentang aku.]Kutulis status di WA-ku panjang lebar agar semua orang-orang yang ada di sini, tetangga-tetanggaku bisa membacanya. Aku sudah benar-benar gerah dengan sikap Novi Yang keterlaluan padaku.Kutinggalkan ponselku di atas nakas lalu membantu Mama Atik dan ibuku untuk masak. Sebentar lagi pasti Mas Danu akan pulang.“Kamu kenapa, Ta, kok senyum-senyum begitu?” tanya ibu penuh selidik.“Tidak apa-apa, Bu, hanya ingat kejadian lucu tadi di warung,” jawabku.“Kejadian apa itu? Ibu, jadi kepo, nih! Duh bahasanya sudah kayak Si Nopi saja kepo,” ujar ibu.“Jadi ceritanya, Bu, tadi pagi subuh-subuh Novi itu datang ke sini pinjam uang sama aku satu juta katanya uangnya untuk be

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 164. Mulut comberan.

    “Wak, aku, bukan tipe orang yang suka melupakan jasa orang lain. Ya, terserah awak saja mau percaya atau tidak. Yng jelas aku tidak ada uutang dengan Novi," jawabku kesal lalu ikut mengantri untuk belanja.“Nih, Wak, dimakan! Biar itu mulut nggak pedes kayak cabe setan!" sahut Ibuku lalu memasukkan segenggam cabe caplak jawa yang kata orang cabe setan ke mulut Wak Jum yang sedang menganga karena menertawakanku.“Apa-apaan sih, kamu, Wak, jelek-jelekin menantuku! Bibirmu itu lama-lama nanti double dan dosamu menumpuk. Ingat, dosa woi! Jangan sampai kamu menyesal nantinya. Menantuku itu orang baik tidak mungkin dia berhutang kepada orang lain," bela ibu mertuaku.“Iya, betul tuh masih aja ada yang percaya sama mulutnya Novi. Dia itu kan, ember dan juga mulut comberan. PAgi-pagi sudah bikin orang ribut saja!" sahut Mbak Fitri yang ternyata dia ada di sini belanja sayuran juga.“Sudah jangan ribut perkara uutang orang lain nggak baik. Dasar itu aja mulutnya comberan mau ikut campur aja u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 163. Dicela.

    “Assalamualaikum permisi! Assalamualaikum permisi! berkali-kali kuulangi panggilan dan menggedor pintu Novi, tetapi tetap juga tidak dibukakan olehnya. Benar-benar memang dia sudah keterlaluan! Oke baiklah Novi aku akan pakai caramu!Dia benar-benar sudah tidak menghormati aku sebagai tetangga dan tidak menganggapku teman lagi. Padahal tadi pagi subuh-subuh dia memohon-mohon padaku untuk meminjamkan uang padanya. Lalu dia menyindirku lewat status WA. Aku datangi dia tidak berani nongol! Maunya apa? Kenapa dia bersikap seperti itu padaku? Padahal aku merasa tidak pernah punya salah pada dia.Bukankah seharusnya jika sudah mengenalku dari kecil, menganggapku teman, dan sekarang kami bertetanggaan, sikapnya harusnya lebih baik padaku bahkan menganggapku lebih dari saudara. Seperti aku menganggapnya begitu. Dasar saja Novi ternyata sifatnya sejak dulu tidak pernah berubah.Aku telusuri jalanan di depan rumahku dengan perasaan dongkol dan kesal. Astagfirullah pagi-pagi aku tidak boleh beg

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 162. Putar balik fakta.

    Astaghfirullahaladzim ... kubaca status WA-nya Novi.“Pagi-pagi buta sudah ada orang datang ke rumah pinjam uang. Kelihatannya sih, kaya raya, rumahnya gede, bagus, ke mana-mana naiknya mobil ternyata pagi-pagi sudah pinjam uang. Yaa, elah, berarti dia lebih miskin dari aku, dong!”Aku geram sekali membaca status WA-nya Novi. Kenapa dia memutarbalikkan fakta seperti itu? Ini orang pagi-pagi sudah membuat kepalaku mendidih.Apa iya, aku harus mengikuti saran Mbak Fitri untuk melabrak dia, tapi meskipun Novi nulis status WA begitu itu, tapi tidak ada orang yang percaya dengan status dia buktinya Mbak Fitri malah marah-marah pada dia. Kalau meladeni Novi tidak akan pernah habisnya dan itu sangat buang-buang waktuku.Hidupku bukan hanya untuk mengurusi urusan orang lain. Lebih dari itu, tapi kalau dia tidak dikasih pelajaran dia bakalan selamanya menginjak-nginjak harga diriku. Salah apa aku ini pada Novi? Perasaan aku sudah selalu berbuat baik padanya, tapi masih saja dia menjelek-jelek

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 161. Kurang kerjaan.

    “Mas, sepertinya dia ini manusia benar-benar tidak punya pekerjaan. Bayangkan saja dia meneror kita setiap hari, setiap waktu dengan kata-kata serupa, tapi dia tidak berani menunjukkan actionnya selain mengirimi kita makhluk-makhluk halus begitu ya, enggak sih, Mas?” ucapku kepada Mas Danu.“Iya, betul, Dik, itulah kenapa Mas, selalu berpesan padamu dan juga yang lainnya agar selalu hati-hati karena lawan kita tidak kasat mata. Jika manusia di depan kita hendak mencelakai, kita, bisa melawannya, tapi kalau makhluk halus begitu kita tidak melihat bagaimana kita akan melawan mereka selain dengan doa dan kehati-hatian kita. Kamu paham kan, maksudku?” ujar Mas Danu.“Iya, Mas, aku paham, maka dari itu aku pun selalu mewanti-wanti Ibu, Mama, Ibumu, untuk selalu waspada. Apalagi Mbak Asih kan, sekarang dia sudah bertaubat memperbaiki diri, menutup, aurat, banyak-banyak mendekatkan diri pada Allah. Intinya yang pasti sudah tidak ada lagi media yang bisa digunakan untuk menteror kita dengan m

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 160. Minta kerjaan.

    "Ada, Nov. Alhamdulillah ini aku kasih jangka waktu sampai suamimu gajian, ya? Oh, ya suamimu gajiannya tanggal berapa, Nov?” tanyaku seraya memberikan uang yang aku pegang kepada Novi.“Gajiannya akhir bulan, Ita, ini kan masih tanggal 5 masih lama. Ya, makanya aku harus hemat uang satu juta ini sampai tanggal 25 nanti, ya, sudah terima kasih ya, Ta, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti akan aku bayar,” ucap Novi senang.“Iya, Nov, santai aja pakai aja dulu pokoknya begitu suamimu gajian, kamu langsung aja datang ke rumah. Aku tidak mau menagih padamu, Nov, selain tidak enak aku juga menjaga privasimu takutnya pas aku lagi nagih, eh, ada tetangga kita atau yang lain atau ada teman kamu, jadi kan, mereka tahu kalau kamu punya utang. Jadi, aku minta tolong kamu cukup tahu diri aja ya, Nov. Kalau sudah gajian langsung ke rumah,” kataku to the point. Orang seperti Novi memang harus ditegasin. Kalau tidak dia akan menganggap remeh.“Oh, jelaslah itu. Kamu enggak usah khawatir. Ya, kalau

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status