“Eh, ada tamu. Siapa, Mak?” tanya seseorang dari dalam.“Enggak tahu Emak, juga!”“Ya, suruh masuk dong, Mak. Mari Kak, Bang, Masuk,” ujarnya ramah. Kutaksir wanita ini adik atau kakaknya suami Maya.“Silakan duduk, maaf ya, seadanya. Namanya di kampung begini,” ujarnya lagi. Kami pun mengangguk ramah. Mamah Atik keluar dan kembali lagi membawa beberapa kantong sembako dan jajanan untuk mereka.“Ya Allah, Bu, kok repot-repot segala. Saya tinggal ke belakang dulu, ya?”Ibu mertua Maya diam saja, tapi terus saja mengawasi kami.“Mas Iwansyahnya ada, Bu?” tanya Mas Danu.“Enggak ada!” jawabnya ketus. Astaghfirullah ... sabar-sabar. Apa karena ini Maya pisahan. Mertuanya galak.“Kenapa lihat-lihat gitu!” tegurnya padaku. Aku langsung buang muka. Kaget dan takut. Kuremas tangan suamiku kuat-kuat hingga dia meringis menahan sakit.“Kalau boleh tahu, Mas Iwansyah ke mana dan pulang kapan ya, Bu?” tanya Mas Danu lagi.“Tidak tahu!” jawabnya lagi. Kali ini tangannya sibuk meracik kinangan. Kal
Last Updated : 2024-09-23 Read more