Share

Bab 40. Sindiran tetangga.

Penulis: Kencana Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-24 23:49:58

“Evi, jangan main HP aja! Kerjakan semuanya yang benar! Kalau sampai pecah itu piring aku tidak jadi memberimu duit.” Ancamku.

Galak banget sih, dan terkesan aku sangat kejam, tapi kalau tidak ditegasin begitu bisa seenak sendiri Evinya.

Kujemput Kia di rumah ibu. Saat aku salam tidak ada sahutan. Ternyata Kia sedang asyik bermain masak-masakan dengan Mbak Asih. Syukurlah Mbak Asih sampai hari terlihat baik-baik saja padahal aku takut dia akan kumat lagi seperti dulu.

Ibu mertuaku sedang mengawasi mereka, tapi tidak sepenuhnya jiwanya seperti tidak ada di sana. Beliau bengong.

“Bu ....” Kusentuh lembut pundak beliau.

“Ta, kapan datang? Kok, enggak salam?”

Nah, kan, benar ibu mertuaku bengong sejak tadi.

“Barusan. Aku salam kuat banget loh, tapi enggak dijawab. Ibu bengong lagi, ya? Ngalamunin apa sih, Bu? Enggak baik loh, begong gitu.”

“Ibu ini bingung, Ta. Asih ini beneran nikah atau enggak, ya? Kok, Ibu merasa sangat berdosa kalau membiarkan dia begitu saja,” jawab ibu.

“Nanti kita
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 41. Mbak Asih kumat lagi.

    “Mbak kami permisi, terima kasih banyak atas bantuannya selama ini,” ucap Septi memelukku. Mobil travel sudah menunggu di depan. Septi dan ibunya siap pulang.“Nak, doakan Mak, kuat dan bisa menjalani ini semua. Maaf, Mak enggak bisa balas kebaikanmu semoga Allah SWT yang membalasnya dengan berlipat-lipat kebaikan. Salam juga untuk suamimu,” sahut ibu Septi. Kami pun berpelukan. Tak lupa kuselipkan amplop di saku bajunya tanpa sepengetahuannya.Kemudian Septi dan ibunya berpamitan pada ibuku, bapakku, dan Mamah Atik. Juga berkali-kali minta maaf karena sudah banyak merepotkan.Baru mengenal mereka dua hari rasanya seperti sudah mengenal lama. Mereka punya attitude yang baik.“Septi, jangan lupa kasih kabar kalau sudah sampai,” kataku mengingatkan.“Baik, Mbak. Kami pamit ... assalamualaikum.”Mobil travel melaju perlahan meninggalkan rumahku. Semoga mereka selamat sampai tujuan.“Aaah ... leganya akhirnya dua benalu di rumah ini pergi juga,” ucap paman dari ruang tamu. Cukup kencang h

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 42. Mas Danu ke mana?

    "Ya, sudah, kalau gitu Pak lek mau lihat itu yang ditulis kamu apa? Kok, sepertinya bagus sekali?”Mbak Asih langsung menatap buku yang dipegangnya.“Apa tulisanku bagus Pak lek?” tanyanya.“Mungkin bagus karena Pak lek belum jelas lihatnya. Coba mana lihat,” rayu bapak.“Ini!” Mbak Asih memberikan buku tulis itu pada bapak.“Coba lihat, Ta, tulisan Mbakmu ini bagus atau tidak, mata Bapak ini sudah blereng kalau enggak pakai kacamata,” ucap bapak seraya memberikan buku itu padaku.“Astaghfirullah ....”Aku reflek membuang buku itu dan mengenai Mbak Asih karena posisiku berdiri sedang Mbak Asih duduk di lantai.“Kok, dibuang, Ta? Apa tulisanku jelek?” tanyanya.Mata itu, tatapan matanya kosong.“Coba sini biar Pak lek saja yang lihat.”Bapak hendak meraih buku itu, tapi naas Mbak asih menusukkan pena ke lengan bapak. Teriakan bapak membuat kami semua panik.Mamah Atik reflek menendang bahu Mbak Asih sampai Mbak Asih tersungkur. Aku meraih bapak dan membantunya berdiri.Memang tidak terl

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 43. Menggodaku.

    POV DANU🌸🌸“Perasaan dari tadi aku lihat kamu bengong terus ada apa, Dan?” tanya Joko, sahabat karibku.“Masa sih? Aku enggak bengong kok, biasa aja,” jawabku berbohong. Aku tidak mau membuat sahabatku itu ikut kepikiran. Sedari tadi memang aku sedikit melamun beberapa kali kepikiran masalah yang terus saja menimpa rumah tanggaku.Seperti semalam saat aku selesai tahajud dan mengambil air minum ke dapur aku di datangi Evi. Dia mengenakan pakaian yang sangat mini. Aku sendiri sampai malu melihatnya.Bukannya dia malu justru dengan sengaja memamerkan auratnya padaku. Aku tidak berani menceritakannya pada Ita takut malah menjadi boomerang. Evi mencoba menggodaku.Yang benar-benar mengganggu pikiranku adalah teror dari seorang perempuan entah siapa yang terus saja menelepon dan bilang kejayaan yang aku nikmati ini tidak akan bertahan lama karena sudah zholim padanya. Setiap aku tanya siapa tidak jawab. Aku sampai-sampai berspekulasi bahwa apa yang aku dapatkan selama hidupku ini tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 44. Horor.

    Toko hari ini tutup lebih awal aku ada janji, sedang ke dua pekerjaku ada undangan pernikahan di kampung mereka.“Dan, besok anakku mau sunat. Boleh aku pinjam motor maticmu untuk bawa ke dokter di kota?” Izin Joko.“Boleh, ambil aja di rumah. Nanti sekalian aku bilang pada Ita. Kenapa sunatnya jauh sekali?”“Katanya di sana bagus meski agak mahal tidak apa-apa sekalian jalan-jalan. Mau pakai motorku bodong. Terima kasih banyak ya, Dan.”“Iya, Jok.”“Hati-hati dijalan!” teriakku pada Joko dan yang lainnya.Segera kupacu kendaraanku agar segera sampai ke Masjid itu. Entah kenapa perasaanku juga tidak enak.Sampai di Masjid ternyata aku sudah ditunggu jadi memudahkanku untuk tidak berlama-lama. Pikiranku saat ini ingin segera sampai rumah.Cerobohnya aku tidak membawa ponsel jadi tidak bisa tahu keadaan di rumah. Semoga saja di rumah tidak terjadi apa-apa. Tadi siang Ita mengabari lewat HP Karim kalau semuanya sudah beres dan sore tadi mertua Maya pulang.Kukira karena sudah ada Takmir

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 45. Keselong.

    Panik. Itulah yang kurasakan saat ini. Meski aku terus membaca doa-doa yang aku bisa tetap saja tak bisa kupungkiri aku sangat panik dan ketakutan.Kutepikan mobil. Kulepaskan jam tanganku ternyata memang jamku hidup kukira tadi mati karena sejak tadi masih saja menunjukkan pukul 18.45 WIB.Kuperhatikan lagi, mata kukerjap-kerjapkan takutnya mataku yang salah lihat, tapi ternyata tidak.Astaghfirullah ... Engkaulah sebaik-baik penolong ya, Rabb.Kuambil nafas. Membuang jauh-jauh pikiran-pikiran negatif. Mencari jalan keluar dari sini.Kulihat lurus ke depan. Tampak lampu kelap-kelip itu memang rumah penduduk. Jaraknya hanya 5 KM jika aku berkendara pelan saja harusnya sudah sampai.Bismillah ... kuinjak pedal gas. Sial! Kenapa enggak bisa jalan!“Danu!”Aku terkejut panggilan dari arah belakang. Aku mulai keringat dingin. Bugh!Belum habis rasa terkejutku sudah dibuat jantungan lagi pintu sebelah kanan dilempar entah apa. Kuat sekali. Pasti besok aku akan mengeluarkan uang ratusan ri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 46. Dua hari lamanya.

    Dugh! Dugh! Dugh!“Mas! Mas!”“Woi, Mas! Mas!”Aku mendengar suara orang-orang memanggilku. Kubuka mata perlahan.Terang ada cahaya. Lalu aku tersentak kaget mobilku sudah dikelilingi banyak orang. Ada yang memanggil-manggilku. Ada juga beberapa yang berusaha memecahkan kacanya.“Mas!”“Woi, Mas!”“Bangun! Itu orangnya bangun!”“Alhamdulillah!”“Buka, Mas! Buka!”Teriak mereka saling bersahutan.Kulepaskan sabuk pengaman lalu membuka pintu dan keluar.Aku langsung duduk ke tanah. Menangis sejadi-jadinya.“Minum dulu, Mas.”“Tenang, Mas ....”Perlahan kupandangi orang-orang yang mengelilingiku.“Mas, eling, nyebut!” ujar salah satu dari mereka.“Astaghfirullah ... Ya Allah. Alhamdulillah aku selamat,” ucapku lirih.“Masnya dari mana?”“Dari pasar kecamatan mau pulang ke rumah,” jawabku jujur.“Sepertinya aku kenal Mas ini. Mas yang punya toko grosiran sembako bukan, ya?” tanya salah satu dari mereka.“I—iya, namaku Danu.”“Iya, Mas Danu. Ya, Allah, Mas Danu kok, bisa di sini?”“Entah,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 47. Menemui Joko.

    Meski aku mengabaikan ucapan paman, tapi tetap saja hatiku gelisah. Istri mana yang tidak khawatir suaminya belum pulang hingga malam? Kurasa semua wanita di dunia ini yang bergelar seorang istri akan merasakan itu semua.“Apa kamu bilang tadi? Ini otak pikirannya jangan kotor terus! Danu anakku bukan lelaki seperti yang kamu bilang. Dia berbeda dengan lelaki kebanyakan.” Mamah Atik emosi. Disumpelnya mulut Paman pakai tisu. Ya Allah itu kan, tisu bekas ngelap ingus Kia!“Kamu ya, dibiarin makin ngelunjak kalau kamu laki-laki sudah kuajak duel!” sungut paman.“Kalau aku laki-laki lawan duelku bukan kamu, lemah! Menyek-menyek begitu!” sindir Mamah Atik.“Kamu itu enggak tahu aja, laki-laki meski terlihat kalem dan baik, tapi jauh di dasar hatinya tersimpan banyak keinginan. Apa lagi di luar sana Danu sering lihat wanita cantik, seksi, dan gemulai. Belum lagi dia punya segalanya. Wanita mana yang tidak klepek-klepek padanya,” ujar paman santai.“Oh, kamu itu ya, sudah kubilang itu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 48. Kejanggalan.

    "Kami juga dari tadi sudah telepon kalian, tapi tidak diangkat,” ucap bapak lagi.Joko kaget. Dia langsung beranjak mengambil HP-nya di atas TV.“Jam berapa telepon, Pak? Ini kok, enggak ada panggilan masuk sama sekali, ya?” tanya Joko seraya menunjukkan ponselnya pada bapak.“Habis Maghrib tadi, Mas. Ini aku telepon sampai 10 kali,” jawabku. HP-ku pun kuberikan pada Joko.Dia kaget dan melihat ke arah kami semua.“Tersambung , tapi tidak kamu jawab,” imbuh Mamah Atik.“Ini aneh, sekali. Bu, HP Bapak, kan, dari tadi diam saja, ya? Tidak ada yang telepon?” tanya Joko pada istrinya yang keluar membawa teh hangat.“Iya, benar. Kami tidak dengar HP bunyi padahal HP Bapak kalau ada yang telepon tetangga sebelah rumah juga sampai dengar saking kuatnya volume suaranya,” jawab istri Joko.Mendengar penjelasan ke duanya aku semakin histeris. Aku tidak bisa lagi membendung kesedihan juga kegelisahanku.“Sabar, Ta. Jangan, nangis gitu Mamah jadi ikut sedih.” Mamah Atik mengelap air mataku.“Mbak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 168. Siapa?

    [Aku tidak peduli, pokoknya cepat kembalikan uangku! Aku sudah benar-benar marah padamu, aku sudah tidak percaya lagi padamu. Terserah kamu masih mau berteman denganku atau tidak karena itu sama sekali tidak membuatku rugi.][Iyalah baik, aku ke sana, tunggu!]Dengan senang hati aku menunggu kedatangan Novi, semoga saja kali ini dia tidak berbohong dan tidak banyak alasan. Kalau sampai dia tidak datang ke sini maka aku yang akan datang menghampiri ke rumahnya. Dia yang memulai, dia pun yang harus mengakhiri.Brak! tiba-tiba saja kacaku kembali dilempar oleh seseorang dengan batu yang sangat besar, kami yang sedang asyik bersantai di ruang TV pun bergegas lari ke depan.Tidak ada siapa-siapa hanya ada batu bata besar dengan bungkusan plastik hitam. Bapak lari ke jalan dan celingak-celinguk mencari apakah ada orang yang patut dicurigai.“Mbak Asih dari mana?" tanyaku pada Mbak Asih. Dia sepertinya dari minimarket karena menenteng plastik berlogo minimarket terkenal dengan segala isinya

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 167. Tak terima.

    Setelah selesai sarapan aku segera beres-beres rumah. Hari ini rencananya akan berbelanja untuk acara esok yang akan kami adakan 5 hari lagi.Ting!WA dari Novi.[Ita maksudmu apa nulis status begitu, kamu menyindirku?Kamu tidak ikhlas menolongku. Oke, aku, kembalikan uang kamu, tapi tolong dong, kamu nggak usah bikin status-status begitu! Kamu merendahkan sekali. Jadi manusia baru kaya begitu saja sudah sombong.][Sepertinya kamu harus berkaca pakai kaca yang besar, kalau tidak ada datanglah ke rumahku sini. Berkaca di sini kamu kan, yang memulainya duluan, Nov! Kamu update status menyinggung aku bahwa aku ini berutang padamu subuh-subuh padahal kan, kamu yang hutang sama aku, jadi manusia itu jangan suka memutarbalikkan fakta. Ingat dosa, ingat mati, memangnya aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di belakangku? Banyak orang yang laporan padaku.] balasku berapi-api, kalau dia benar-benar mengajak perang maka aku akan ladeni.[Eh, fitnah itu, siapa yang bilang begitu. Aku tidak ada u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 166. Nasihat.

    “Iya, Mah, Bu. Terima kasih sudah mengingatkan aku, tapi aku sudah kadung bikin status unek-unek di story WA.”“Ya, sudah tidak apa-apa biar kamu merasa puas kali ini Ibu maklum, tapi lain kali jangan kamu ulangi lagi, ya, Nak? Ibu tidak mau loh anak Ibu yang Ibu banggakan ini terpengaruh oleh lingkungan yang kotor.”“Astaghfirullahaladzim ... Iya, Bu, insya Allah aku tidak akan mengulangi lagi. Terima kasih Mama dan Ibu sudah selalu mmenasihatiku.”“Iya, kan, ini memang sudah tugas orang tua untuk selalu mengingatkan anaknya jika anaknya tersesat di jalan yang salah. Sudah kamu makan saja dulu. Lupakan masalahmu kalau kamu makan sambil mengingat-ingat kejadian yang bikin kamu emosi tidak akan pernah jadi daging makanan yang kamu telan itu,” jawab mamah Atik.“Iya, Mah. Terima kasih, ya, sudah masakin nasi goreng yang super enak ini kalau kita buka restoran dan ada menu nasi gorengnya, Mama wajib yang masak, rasanya enak banget. Pasti laris dan keuntungannya juga banyak,” pujiku pada

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 165. Balasan SW.

    [Dasar manusia tidak tahu diri, tidak bersyukur tidak tahu diuntung, sudah dibantu malah memutar balikan fakta. Semoga saja kamu tidak bertemu dengan orang yang sifatnya sama denganmu. Pagi-pagi datang memohon-mohon meminjam uang setelah dapat bukanya mengucapkan terima kasih malah mengatakan yang tidak-tidak tentang aku.]Kutulis status di WA-ku panjang lebar agar semua orang-orang yang ada di sini, tetangga-tetanggaku bisa membacanya. Aku sudah benar-benar gerah dengan sikap Novi Yang keterlaluan padaku.Kutinggalkan ponselku di atas nakas lalu membantu Mama Atik dan ibuku untuk masak. Sebentar lagi pasti Mas Danu akan pulang.“Kamu kenapa, Ta, kok senyum-senyum begitu?” tanya ibu penuh selidik.“Tidak apa-apa, Bu, hanya ingat kejadian lucu tadi di warung,” jawabku.“Kejadian apa itu? Ibu, jadi kepo, nih! Duh bahasanya sudah kayak Si Nopi saja kepo,” ujar ibu.“Jadi ceritanya, Bu, tadi pagi subuh-subuh Novi itu datang ke sini pinjam uang sama aku satu juta katanya uangnya untuk be

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 164. Mulut comberan.

    “Wak, aku, bukan tipe orang yang suka melupakan jasa orang lain. Ya, terserah awak saja mau percaya atau tidak. Yng jelas aku tidak ada uutang dengan Novi," jawabku kesal lalu ikut mengantri untuk belanja.“Nih, Wak, dimakan! Biar itu mulut nggak pedes kayak cabe setan!" sahut Ibuku lalu memasukkan segenggam cabe caplak jawa yang kata orang cabe setan ke mulut Wak Jum yang sedang menganga karena menertawakanku.“Apa-apaan sih, kamu, Wak, jelek-jelekin menantuku! Bibirmu itu lama-lama nanti double dan dosamu menumpuk. Ingat, dosa woi! Jangan sampai kamu menyesal nantinya. Menantuku itu orang baik tidak mungkin dia berhutang kepada orang lain," bela ibu mertuaku.“Iya, betul tuh masih aja ada yang percaya sama mulutnya Novi. Dia itu kan, ember dan juga mulut comberan. PAgi-pagi sudah bikin orang ribut saja!" sahut Mbak Fitri yang ternyata dia ada di sini belanja sayuran juga.“Sudah jangan ribut perkara uutang orang lain nggak baik. Dasar itu aja mulutnya comberan mau ikut campur aja u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 163. Dicela.

    “Assalamualaikum permisi! Assalamualaikum permisi! berkali-kali kuulangi panggilan dan menggedor pintu Novi, tetapi tetap juga tidak dibukakan olehnya. Benar-benar memang dia sudah keterlaluan! Oke baiklah Novi aku akan pakai caramu!Dia benar-benar sudah tidak menghormati aku sebagai tetangga dan tidak menganggapku teman lagi. Padahal tadi pagi subuh-subuh dia memohon-mohon padaku untuk meminjamkan uang padanya. Lalu dia menyindirku lewat status WA. Aku datangi dia tidak berani nongol! Maunya apa? Kenapa dia bersikap seperti itu padaku? Padahal aku merasa tidak pernah punya salah pada dia.Bukankah seharusnya jika sudah mengenalku dari kecil, menganggapku teman, dan sekarang kami bertetanggaan, sikapnya harusnya lebih baik padaku bahkan menganggapku lebih dari saudara. Seperti aku menganggapnya begitu. Dasar saja Novi ternyata sifatnya sejak dulu tidak pernah berubah.Aku telusuri jalanan di depan rumahku dengan perasaan dongkol dan kesal. Astagfirullah pagi-pagi aku tidak boleh beg

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 162. Putar balik fakta.

    Astaghfirullahaladzim ... kubaca status WA-nya Novi.“Pagi-pagi buta sudah ada orang datang ke rumah pinjam uang. Kelihatannya sih, kaya raya, rumahnya gede, bagus, ke mana-mana naiknya mobil ternyata pagi-pagi sudah pinjam uang. Yaa, elah, berarti dia lebih miskin dari aku, dong!”Aku geram sekali membaca status WA-nya Novi. Kenapa dia memutarbalikkan fakta seperti itu? Ini orang pagi-pagi sudah membuat kepalaku mendidih.Apa iya, aku harus mengikuti saran Mbak Fitri untuk melabrak dia, tapi meskipun Novi nulis status WA begitu itu, tapi tidak ada orang yang percaya dengan status dia buktinya Mbak Fitri malah marah-marah pada dia. Kalau meladeni Novi tidak akan pernah habisnya dan itu sangat buang-buang waktuku.Hidupku bukan hanya untuk mengurusi urusan orang lain. Lebih dari itu, tapi kalau dia tidak dikasih pelajaran dia bakalan selamanya menginjak-nginjak harga diriku. Salah apa aku ini pada Novi? Perasaan aku sudah selalu berbuat baik padanya, tapi masih saja dia menjelek-jelek

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 161. Kurang kerjaan.

    “Mas, sepertinya dia ini manusia benar-benar tidak punya pekerjaan. Bayangkan saja dia meneror kita setiap hari, setiap waktu dengan kata-kata serupa, tapi dia tidak berani menunjukkan actionnya selain mengirimi kita makhluk-makhluk halus begitu ya, enggak sih, Mas?” ucapku kepada Mas Danu.“Iya, betul, Dik, itulah kenapa Mas, selalu berpesan padamu dan juga yang lainnya agar selalu hati-hati karena lawan kita tidak kasat mata. Jika manusia di depan kita hendak mencelakai, kita, bisa melawannya, tapi kalau makhluk halus begitu kita tidak melihat bagaimana kita akan melawan mereka selain dengan doa dan kehati-hatian kita. Kamu paham kan, maksudku?” ujar Mas Danu.“Iya, Mas, aku paham, maka dari itu aku pun selalu mewanti-wanti Ibu, Mama, Ibumu, untuk selalu waspada. Apalagi Mbak Asih kan, sekarang dia sudah bertaubat memperbaiki diri, menutup, aurat, banyak-banyak mendekatkan diri pada Allah. Intinya yang pasti sudah tidak ada lagi media yang bisa digunakan untuk menteror kita dengan m

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 160. Minta kerjaan.

    "Ada, Nov. Alhamdulillah ini aku kasih jangka waktu sampai suamimu gajian, ya? Oh, ya suamimu gajiannya tanggal berapa, Nov?” tanyaku seraya memberikan uang yang aku pegang kepada Novi.“Gajiannya akhir bulan, Ita, ini kan masih tanggal 5 masih lama. Ya, makanya aku harus hemat uang satu juta ini sampai tanggal 25 nanti, ya, sudah terima kasih ya, Ta, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti akan aku bayar,” ucap Novi senang.“Iya, Nov, santai aja pakai aja dulu pokoknya begitu suamimu gajian, kamu langsung aja datang ke rumah. Aku tidak mau menagih padamu, Nov, selain tidak enak aku juga menjaga privasimu takutnya pas aku lagi nagih, eh, ada tetangga kita atau yang lain atau ada teman kamu, jadi kan, mereka tahu kalau kamu punya utang. Jadi, aku minta tolong kamu cukup tahu diri aja ya, Nov. Kalau sudah gajian langsung ke rumah,” kataku to the point. Orang seperti Novi memang harus ditegasin. Kalau tidak dia akan menganggap remeh.“Oh, jelaslah itu. Kamu enggak usah khawatir. Ya, kalau

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status