All Chapters of Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.: Chapter 41 - Chapter 50

149 Chapters

Bab 42. Mas Danu ke mana?

"Ya, sudah, kalau gitu Pak lek mau lihat itu yang ditulis kamu apa? Kok, sepertinya bagus sekali?”Mbak Asih langsung menatap buku yang dipegangnya.“Apa tulisanku bagus Pak lek?” tanyanya.“Mungkin bagus karena Pak lek belum jelas lihatnya. Coba mana lihat,” rayu bapak.“Ini!” Mbak Asih memberikan buku tulis itu pada bapak.“Coba lihat, Ta, tulisan Mbakmu ini bagus atau tidak, mata Bapak ini sudah blereng kalau enggak pakai kacamata,” ucap bapak seraya memberikan buku itu padaku.“Astaghfirullah ....”Aku reflek membuang buku itu dan mengenai Mbak Asih karena posisiku berdiri sedang Mbak Asih duduk di lantai.“Kok, dibuang, Ta? Apa tulisanku jelek?” tanyanya.Mata itu, tatapan matanya kosong.“Coba sini biar Pak lek saja yang lihat.”Bapak hendak meraih buku itu, tapi naas Mbak asih menusukkan pena ke lengan bapak. Teriakan bapak membuat kami semua panik.Mamah Atik reflek menendang bahu Mbak Asih sampai Mbak Asih tersungkur. Aku meraih bapak dan membantunya berdiri.Memang tidak terl
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 43. Menggodaku.

POV DANU🌸🌸“Perasaan dari tadi aku lihat kamu bengong terus ada apa, Dan?” tanya Joko, sahabat karibku.“Masa sih? Aku enggak bengong kok, biasa aja,” jawabku berbohong. Aku tidak mau membuat sahabatku itu ikut kepikiran. Sedari tadi memang aku sedikit melamun beberapa kali kepikiran masalah yang terus saja menimpa rumah tanggaku.Seperti semalam saat aku selesai tahajud dan mengambil air minum ke dapur aku di datangi Evi. Dia mengenakan pakaian yang sangat mini. Aku sendiri sampai malu melihatnya.Bukannya dia malu justru dengan sengaja memamerkan auratnya padaku. Aku tidak berani menceritakannya pada Ita takut malah menjadi boomerang. Evi mencoba menggodaku.Yang benar-benar mengganggu pikiranku adalah teror dari seorang perempuan entah siapa yang terus saja menelepon dan bilang kejayaan yang aku nikmati ini tidak akan bertahan lama karena sudah zholim padanya. Setiap aku tanya siapa tidak jawab. Aku sampai-sampai berspekulasi bahwa apa yang aku dapatkan selama hidupku ini tid
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 44. Horor.

Toko hari ini tutup lebih awal aku ada janji, sedang ke dua pekerjaku ada undangan pernikahan di kampung mereka.“Dan, besok anakku mau sunat. Boleh aku pinjam motor maticmu untuk bawa ke dokter di kota?” Izin Joko.“Boleh, ambil aja di rumah. Nanti sekalian aku bilang pada Ita. Kenapa sunatnya jauh sekali?”“Katanya di sana bagus meski agak mahal tidak apa-apa sekalian jalan-jalan. Mau pakai motorku bodong. Terima kasih banyak ya, Dan.”“Iya, Jok.”“Hati-hati dijalan!” teriakku pada Joko dan yang lainnya.Segera kupacu kendaraanku agar segera sampai ke Masjid itu. Entah kenapa perasaanku juga tidak enak.Sampai di Masjid ternyata aku sudah ditunggu jadi memudahkanku untuk tidak berlama-lama. Pikiranku saat ini ingin segera sampai rumah.Cerobohnya aku tidak membawa ponsel jadi tidak bisa tahu keadaan di rumah. Semoga saja di rumah tidak terjadi apa-apa. Tadi siang Ita mengabari lewat HP Karim kalau semuanya sudah beres dan sore tadi mertua Maya pulang.Kukira karena sudah ada Takmir
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 45. Keselong.

Panik. Itulah yang kurasakan saat ini. Meski aku terus membaca doa-doa yang aku bisa tetap saja tak bisa kupungkiri aku sangat panik dan ketakutan.Kutepikan mobil. Kulepaskan jam tanganku ternyata memang jamku hidup kukira tadi mati karena sejak tadi masih saja menunjukkan pukul 18.45 WIB.Kuperhatikan lagi, mata kukerjap-kerjapkan takutnya mataku yang salah lihat, tapi ternyata tidak.Astaghfirullah ... Engkaulah sebaik-baik penolong ya, Rabb.Kuambil nafas. Membuang jauh-jauh pikiran-pikiran negatif. Mencari jalan keluar dari sini.Kulihat lurus ke depan. Tampak lampu kelap-kelip itu memang rumah penduduk. Jaraknya hanya 5 KM jika aku berkendara pelan saja harusnya sudah sampai.Bismillah ... kuinjak pedal gas. Sial! Kenapa enggak bisa jalan!“Danu!”Aku terkejut panggilan dari arah belakang. Aku mulai keringat dingin. Bugh!Belum habis rasa terkejutku sudah dibuat jantungan lagi pintu sebelah kanan dilempar entah apa. Kuat sekali. Pasti besok aku akan mengeluarkan uang ratusan ri
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 46. Dua hari lamanya.

Dugh! Dugh! Dugh!“Mas! Mas!”“Woi, Mas! Mas!”Aku mendengar suara orang-orang memanggilku. Kubuka mata perlahan.Terang ada cahaya. Lalu aku tersentak kaget mobilku sudah dikelilingi banyak orang. Ada yang memanggil-manggilku. Ada juga beberapa yang berusaha memecahkan kacanya.“Mas!”“Woi, Mas!”“Bangun! Itu orangnya bangun!”“Alhamdulillah!”“Buka, Mas! Buka!”Teriak mereka saling bersahutan.Kulepaskan sabuk pengaman lalu membuka pintu dan keluar.Aku langsung duduk ke tanah. Menangis sejadi-jadinya.“Minum dulu, Mas.”“Tenang, Mas ....”Perlahan kupandangi orang-orang yang mengelilingiku.“Mas, eling, nyebut!” ujar salah satu dari mereka.“Astaghfirullah ... Ya Allah. Alhamdulillah aku selamat,” ucapku lirih.“Masnya dari mana?”“Dari pasar kecamatan mau pulang ke rumah,” jawabku jujur.“Sepertinya aku kenal Mas ini. Mas yang punya toko grosiran sembako bukan, ya?” tanya salah satu dari mereka.“I—iya, namaku Danu.”“Iya, Mas Danu. Ya, Allah, Mas Danu kok, bisa di sini?”“Entah,
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 47. Menemui Joko.

Meski aku mengabaikan ucapan paman, tapi tetap saja hatiku gelisah. Istri mana yang tidak khawatir suaminya belum pulang hingga malam? Kurasa semua wanita di dunia ini yang bergelar seorang istri akan merasakan itu semua.“Apa kamu bilang tadi? Ini otak pikirannya jangan kotor terus! Danu anakku bukan lelaki seperti yang kamu bilang. Dia berbeda dengan lelaki kebanyakan.” Mamah Atik emosi. Disumpelnya mulut Paman pakai tisu. Ya Allah itu kan, tisu bekas ngelap ingus Kia!“Kamu ya, dibiarin makin ngelunjak kalau kamu laki-laki sudah kuajak duel!” sungut paman.“Kalau aku laki-laki lawan duelku bukan kamu, lemah! Menyek-menyek begitu!” sindir Mamah Atik.“Kamu itu enggak tahu aja, laki-laki meski terlihat kalem dan baik, tapi jauh di dasar hatinya tersimpan banyak keinginan. Apa lagi di luar sana Danu sering lihat wanita cantik, seksi, dan gemulai. Belum lagi dia punya segalanya. Wanita mana yang tidak klepek-klepek padanya,” ujar paman santai.“Oh, kamu itu ya, sudah kubilang itu tidak
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 48. Kejanggalan.

"Kami juga dari tadi sudah telepon kalian, tapi tidak diangkat,” ucap bapak lagi.Joko kaget. Dia langsung beranjak mengambil HP-nya di atas TV.“Jam berapa telepon, Pak? Ini kok, enggak ada panggilan masuk sama sekali, ya?” tanya Joko seraya menunjukkan ponselnya pada bapak.“Habis Maghrib tadi, Mas. Ini aku telepon sampai 10 kali,” jawabku. HP-ku pun kuberikan pada Joko.Dia kaget dan melihat ke arah kami semua.“Tersambung , tapi tidak kamu jawab,” imbuh Mamah Atik.“Ini aneh, sekali. Bu, HP Bapak, kan, dari tadi diam saja, ya? Tidak ada yang telepon?” tanya Joko pada istrinya yang keluar membawa teh hangat.“Iya, benar. Kami tidak dengar HP bunyi padahal HP Bapak kalau ada yang telepon tetangga sebelah rumah juga sampai dengar saking kuatnya volume suaranya,” jawab istri Joko.Mendengar penjelasan ke duanya aku semakin histeris. Aku tidak bisa lagi membendung kesedihan juga kegelisahanku.“Sabar, Ta. Jangan, nangis gitu Mamah jadi ikut sedih.” Mamah Atik mengelap air mataku.“Mbak
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 49. Kejadian aneh.

Sesampainya kamar, Kia sudah berada di bawah dalam posisi tidur terlentang, tapi menangis.Kuambil Kia lalu kupeluk. Panik makin merajai hati. Bagaimana tidak Kia dalam posisi tidur lelap, tapi mulutnya terus saja meracau memanggil-manggil namaku dan itu kuat sekali.Ibuku sibuk membacakan doa ke segelas air minum. “Bangun, Nak, bangun Sayangnya Ibu.” Kuelus-elus punggung Kia seperti biasanya saat aku membangunkannya.“Cucu Nenek yang cantik bangun Sayang.” Mamah Atik mengusap wajah Kia beberapa kali dengan air minum yang sudah ibu bacakan doa agar segera bangun.“Sayangnya Ibu, bangun, Nak. Ini Ibu sudah peluk Kia,” kataku.Aku benar-benar kacau pikiranku terbagi antara Mas Danu, suamiku dan juga Kia. Ada apa ini semua kenapa kejadiannya benar-benar di luar nalar kami.“Mbak, aku takut ....” Evi merengek seperti anak kecil. Dia terus saja bersembunyi di balik punggungku.“Evi, bisa tolong pergi dulu sana, aku sedang panik bangunin Kia. Kamu jangan terus saja di belakangku begitu. Ak
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 50. Di luar nalar.

Pikiranku kini melalang buana ke mana-mana. Ketar-ketir memikirkan segala kemungkinan yang terjadi.“Ke mana kamu, Mas. Ini sudah larut malam,” gumamku.“Sabar, tidak ada yang bisa kita lakukan selain berdoa,” sahut Joko.Untuk beberapa saat kami saling terdiam. Hanya terdengar suara seruputan kopi.“Besok aku akan datangi orang pintar untuk menanyakan keberadaan Danu. Pasti dia tahu,” celetuk paman. Aku hanya ternganga saja mendengar ide paman yang tidak masuk akal.“Enggak usah bikin masalah kamu itu. Orang pintar apaan. Kamu kira kita semua yang di sini orang bodoh?” sahut Mamah Atik.“Em, bukan itu. Maksudnya paranormal. Mereka akan melihat dengan mata batin mereka di mana keberadaan Danu,” jawab paman.Joko terkekeh seraya memainkan ponselnya.“Terserah Paman saja. Aku tidak mau mengeluarkan syaratnya. Paman modal sendiri,” kataku kesal. Paman diam saja.Aku sudah tahu arah pembicaraan paman pasti ujung-ujungnya duit. Dia itu kan, mata duitan. Selalu mencari kesempatan dalam kese
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Ba 51. Praduga.

“Benarkah itu, Ta? Pantas semalam Ibu mimpiin Danu,” sahut ibu lirih.“Mimpinya gimana, Bu?” tanyaku penasaran.“Danu minta air minum, kita Ibu orang di rumahmu banyak air kok, minta ke sini. Pas Ibu mau kasih eh, Danu ngacir pulang.”“Aneh, sekali. Ini pasti terjadi sesuatu pada Mas Danu. Gimana Mbak Asih, Bu?”“Ibu yakin juga begitu. Asih setelah subuh tadi tidur pulas pintu kamarnya juga bisa dibuka gitu aja. Padahal kan, semalam susah sekali dibuka,” jawabnya.Kami diam untuk sesaat. Aku yakin baik ibu, Mamah Atik, dan yang lainnya memikirkan bagaimana caranya untuk menemukan Mas Danu. Ini benar-benar diluar nalar kami semua.HP-ku berdering. Telepon dari Joko.“Assalamu’alaikum ... Ta, kami sedang nyari keberadaan Danu. Menurut jamaah yang salat di dekat lokasi kecelakaan puso pengangkut minyak goreng itu, Danu Maghrib masih di sini. Ini kami mau tanya dengan warga sekitar siapa tahu mereka lihat Danu. Bantu doa, ya?”“Iya, Mas. Insya Allah. Kami di rumah tidak putus doa.”“Saran
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status