Share

Bab 48. Kejanggalan.

Penulis: Kencana Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 03:13:28

"Kami juga dari tadi sudah telepon kalian, tapi tidak diangkat,” ucap bapak lagi.

Joko kaget. Dia langsung beranjak mengambil HP-nya di atas TV.

“Jam berapa telepon, Pak? Ini kok, enggak ada panggilan masuk sama sekali, ya?” tanya Joko seraya menunjukkan ponselnya pada bapak.

“Habis Maghrib tadi, Mas. Ini aku telepon sampai 10 kali,” jawabku. HP-ku pun kuberikan pada Joko.

Dia kaget dan melihat ke arah kami semua.

“Tersambung , tapi tidak kamu jawab,” imbuh Mamah Atik.

“Ini aneh, sekali. Bu, HP Bapak, kan, dari tadi diam saja, ya? Tidak ada yang telepon?” tanya Joko pada istrinya yang keluar membawa teh hangat.

“Iya, benar. Kami tidak dengar HP bunyi padahal HP Bapak kalau ada yang telepon tetangga sebelah rumah juga sampai dengar saking kuatnya volume suaranya,” jawab istri Joko.

Mendengar penjelasan ke duanya aku semakin histeris. Aku tidak bisa lagi membendung kesedihan juga kegelisahanku.

“Sabar, Ta. Jangan, nangis gitu Mamah jadi ikut sedih.” Mamah Atik mengelap air mataku.

“Mbak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 49. Kejadian aneh.

    Sesampainya kamar, Kia sudah berada di bawah dalam posisi tidur terlentang, tapi menangis.Kuambil Kia lalu kupeluk. Panik makin merajai hati. Bagaimana tidak Kia dalam posisi tidur lelap, tapi mulutnya terus saja meracau memanggil-manggil namaku dan itu kuat sekali.Ibuku sibuk membacakan doa ke segelas air minum. “Bangun, Nak, bangun Sayangnya Ibu.” Kuelus-elus punggung Kia seperti biasanya saat aku membangunkannya.“Cucu Nenek yang cantik bangun Sayang.” Mamah Atik mengusap wajah Kia beberapa kali dengan air minum yang sudah ibu bacakan doa agar segera bangun.“Sayangnya Ibu, bangun, Nak. Ini Ibu sudah peluk Kia,” kataku.Aku benar-benar kacau pikiranku terbagi antara Mas Danu, suamiku dan juga Kia. Ada apa ini semua kenapa kejadiannya benar-benar di luar nalar kami.“Mbak, aku takut ....” Evi merengek seperti anak kecil. Dia terus saja bersembunyi di balik punggungku.“Evi, bisa tolong pergi dulu sana, aku sedang panik bangunin Kia. Kamu jangan terus saja di belakangku begitu. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 50. Di luar nalar.

    Pikiranku kini melalang buana ke mana-mana. Ketar-ketir memikirkan segala kemungkinan yang terjadi.“Ke mana kamu, Mas. Ini sudah larut malam,” gumamku.“Sabar, tidak ada yang bisa kita lakukan selain berdoa,” sahut Joko.Untuk beberapa saat kami saling terdiam. Hanya terdengar suara seruputan kopi.“Besok aku akan datangi orang pintar untuk menanyakan keberadaan Danu. Pasti dia tahu,” celetuk paman. Aku hanya ternganga saja mendengar ide paman yang tidak masuk akal.“Enggak usah bikin masalah kamu itu. Orang pintar apaan. Kamu kira kita semua yang di sini orang bodoh?” sahut Mamah Atik.“Em, bukan itu. Maksudnya paranormal. Mereka akan melihat dengan mata batin mereka di mana keberadaan Danu,” jawab paman.Joko terkekeh seraya memainkan ponselnya.“Terserah Paman saja. Aku tidak mau mengeluarkan syaratnya. Paman modal sendiri,” kataku kesal. Paman diam saja.Aku sudah tahu arah pembicaraan paman pasti ujung-ujungnya duit. Dia itu kan, mata duitan. Selalu mencari kesempatan dalam kese

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Ba 51. Praduga.

    “Benarkah itu, Ta? Pantas semalam Ibu mimpiin Danu,” sahut ibu lirih.“Mimpinya gimana, Bu?” tanyaku penasaran.“Danu minta air minum, kita Ibu orang di rumahmu banyak air kok, minta ke sini. Pas Ibu mau kasih eh, Danu ngacir pulang.”“Aneh, sekali. Ini pasti terjadi sesuatu pada Mas Danu. Gimana Mbak Asih, Bu?”“Ibu yakin juga begitu. Asih setelah subuh tadi tidur pulas pintu kamarnya juga bisa dibuka gitu aja. Padahal kan, semalam susah sekali dibuka,” jawabnya.Kami diam untuk sesaat. Aku yakin baik ibu, Mamah Atik, dan yang lainnya memikirkan bagaimana caranya untuk menemukan Mas Danu. Ini benar-benar diluar nalar kami semua.HP-ku berdering. Telepon dari Joko.“Assalamu’alaikum ... Ta, kami sedang nyari keberadaan Danu. Menurut jamaah yang salat di dekat lokasi kecelakaan puso pengangkut minyak goreng itu, Danu Maghrib masih di sini. Ini kami mau tanya dengan warga sekitar siapa tahu mereka lihat Danu. Bantu doa, ya?”“Iya, Mas. Insya Allah. Kami di rumah tidak putus doa.”“Saran

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 52. Buntelan.

    Aku menceritakan semuanya pada ibu apa yang sebenarnya terjadi kemarin sore saat kami ke rumah Mbak Asih.“Apa suaminya Asih yang sudah buat Danu begini, Ta? Dia kan, enggak suka sama Danu,” duga ibu.“Aku malah enggak kepikiran sampai sana, Bu. Aku pun benar-benar lupa kalau Mbak Asih menulis namaku dan Mas Danu.”“Segala kemungkinan bisa saja terjadi, Ta.” Aku mengangguk setuju. Hari gini tidak ada yang tidak mungkin meski sudah zaman serba teknologi masih banyak orang yang berbuat di luar nalar manusia.“Ta, lihat ini!” Mamah Atik dan ibu mertuaku kembali dengan tergesa-gesa seraya membawa buku tulis.“Danu, Ita. B. J. B. J.” Aku membaca semua tulisan Mbak Asih. Satu buku penuh hanya itu saja tulisannya dan tidak beraturan.Buku ini awalnya aku berikan pada Kia untuk dicoret-coretnya kemudian Mbak Asih pakai untuk gambar bunga, ikan, gunung, dll lalu mewarnai bersama Kia. Tapi, setelah kejadian aneh kemarin sore buku ini ditulis namaku dan Mas Danu saja sampai habis.“Nanti kita be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 53. Isinya aneh.

    Belum habis keterkejutan kami karena Kia bisa membuka buntelan kain batik ini ditambah teror gambar mengerikan. Aku benar-benar syok.Ibu memapahku ke sofa lalu memberiku air minum. Sebenarnya aku tidak haus, tapi aku berhasil menghabiskan satu gelas air minum hingga tandas tak tersisa.Herannya setelah berhasil membuka buntelan itu Kia kembali main boneka seperti tidak terjadi apa-apa. Apa karena Kia masih balita jadi tidak paham?“Ya Allah ... kok aneh, isinya segini banyak perasaannya kantongnya kecil?” ujar Mamah Atik heran.Benar juga kantong buntelan dari kain batik itu kecil hanya berukuran kira-kira 5x10 cm, tapi kok isinya banyak pasir saja ada dua genggaman orang dewasa.“Isinya apa aja coba dilihat mabes, aku takut mau lihatnya rasanya trauma seperti yang sudah-sudah,” ucap ibu mertuaku.“Ada benang sama jarum jahit, gigi entah gigi apa ini? Tulang sepertinya ini tulang ayam, rambut yang digulung-gulungkan ke sepotong kayu, paku sudah karatan, sama peniti berwarna kuning e

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 54. Hampir tertipu.

    Evi ketakutan dan langsung menggelengkan kepalanya.“Suwear, Bulek! Aku tidak tahu apa-apa. Aku hanya menemukan buntelan itu saja tadi sewaktu selfi-selfi padahal pas aku sapu di sekitar bunga-bunga itu aku tidak lihat.”“Awas ya, kalau terjadi apa-apa pada Danu dan ternyata kamu atau pamanmu yang ada di balik ini semua maka aku akan buat perhitungan sama kamu!” Ancam ibu mertuaku.“Sabar, Bu. Sepertinya memang bukan Evi ataupun Paman, deh! Karena kalau itu ulah mereka tidak mungkin Evi berani membawa buntelan itu ke sini. Itu bisa membahayakan dirinya. Lagi pula kain ini seperti sudah terpendam lama di tanah. Lihat saja corak-corak warnanya sudah mulai pudar dan kainnya sudah agak lapuk,” kataku seraya membolak-balik buntelan kain batik itu.“Iya, benar! Tapi, kenapa tadi kita susah sekali ya, mau bukanya sampai digunting dan dibakar tidak bisa padahal ini kainnya ditarik saja rapuh,” sahut Mamah Atik.“Kia sekali tarik bisa. Mungkin karena Kia masih anak kecil,” timpal ibuku.Kami s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 55. Teluh.

    “Oh, penipu itu, Ta! Kamu sudah transfer?” tanya paman. Aku menggeleng.“Syukurlah kalau gitu. Untung saja belum kamu kirim.”“Suaranya benar-benar mirip denganmu, Nak Joko,” sahut ibuku.“Pakai HP-ku juga, Bu?” tanya Joko penasaran.“Enggak, Mas. Pakai nomor lain katanya HP-mu lowbat,” jawabku.“Aneh, sekali. HP-ku sama Opik ini baru saja dipakai untuk telepon istrinya,” kata Joko seraya menunjukkan HP-nya.“Lagi pula HP-ku tidak akan lowbat, Ta. Aku bawa casannya. Siapa yang mempermainkan kita begini kurang ajar sekali,” kata Joko lagi.“Syukurlah kamu tidak gegabah main transfer saja, Ta,” sahut bapak.“Kami tadi sudah mau transfer lalu dengar suara Paman teriak-teriak jadi langsung lari ke depan,” jelasku.“Alhamdulillah ... Allah melindungimu, Nak,” kata bapak lagi.“Benar kata Bapakmu, Ta. Syukurlah belum kamu transfer kalau sampai itu terjadi aku pun yang kelimpungan. Aku yakin orang itu kenal kalian berdua bahkan tahu orang-orang yang sering berinteraksi dengan kalian sampai t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 56. Mas Danu pulang.

    Ibu dan paman langsung kicep diam. Mereka hanya saling lirik dan melototi satu sama lain.“Asih berkata benar dia memang lihat makhluk-makhluk aneh itu ....” ujar Joko menggantung ucapannya.“Aaa! Ngomong apa sih, Mas ... aku kan jadi takut,” teriak Evi. Dia merapatkan duduknya ke arah Joko.“Evi, jaga sikapmu atau kamu kucabein!” bentak Mamah Atik. Evi hanya senyum-senyum saja lalu mendekat ke arah Mamah Atik.“Apa Asih indigo seperti kamu, Jok, yang punya kelebihan bisa lihat-lihat yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang?” tanya ibu mertua.“Enggak tahu kalau itu Bu, tapi yang jelas Asih bisa lihat. Kalau dia bukan indigo mungkin efek dia dijadikan objek itulah. Ini pun aku lihat mereka masih berkeliaran di sini yang duduk persis di dekat Ibu pun ada,” jelas Joko.“Aaa! Apa sih, Joko! Kamu itu malah nakut-nakutin orang tua! Kualat nanti kamu!” bentak ibu seraya menoyor kepala Joko.“Kenapa mereka berkeliaran di rumah ini, Nak Joko?” tanya bapak.“Karena rumahnya rusak. Itu bun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 237. Ending.

    Wak Tono melotot begitu juga dengan istrinya. Pasti mereka benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan nekat seperti ini mempolisikan mereka berdua.“Sabar Ita, sabar dulu. Kita dengarkan dulu penjelasan Wak Tono. Barangkali itu memang bukan barang milik Wak Tono atau mungkin memang punya dia, tapi tidak untuk dipakai mencelakai kamu ataupun Danu,” bela Mbak Ning.“Kalau tidak tahu apa-apa enggak usah banyak komentar Mbak. Lama-lama mulut Mbak Ning, aku sumpel pakai paku ini. Aku tidak butuh saran dari Mbak Ning dan Mbak Ning tidak usah mencampur urusan rumah tanggaku. Aku sudah benar-benar kesal dan batas ambang sabarku sudah habis, Mbak! Pokoknya aku mau kita selesaikan ini secara hukum. Wak Tono dan istrinya harus benar-benar dihukum dengan setimpal karena ini membahayakan nyawa orang lain,” tegasku. Mbak Ning diam saja mungkin dia takut akan aku masukkan ke penjara juga jika membantah ucapanku.“Benar sekali apa yang dikatakan oleh Ita. Baik Wak Tono maupun istrinya harus kita pro

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 236. Terungkap.

    "Hentikan! Tolong hentikan dan jangan kamu pukuli suamiku!” sela istri Wak Tono seraya memukul-mukul punggung Mas Danu. Aku yang geram pun langsung mendorong tubuh tua istri Wak Tono hingga dia tersungkur tepat di bawah kaki suaminya.“Jahat! Kalian jahat!” teriak istri Wak Tono lagi dan berusaha bangun untuk menyerangku. Badannya yang gemuk membuatnya susah untuk leluasa bergerak sedangkan wajah Wak Tono sudah babak belur. Wak Tono diseret oleh Pak RT dan beberapa warga ke rumah kami.Istri Wak Tono terus saja meraung-raung menangisi suaminya. Semua saudara-saudara yang sudah terlelap tidur pun terpaksa bangun untuk melihat apa yang terjadi di sini, bahkan ibu mertuaku dan Mbak Lili yang berada di rumahnya pun tergopoh-gopoh menghampiri kami.“Ada apa ini, Ita? Kenapa istrinya Wak Tono menangis begitu?” tanya ibuku.“Mereka itu penjahat, Bu! Ternyata yang meneror keluarga kita selama ini adalah Wak Tono dan juga istrinya. Itu sebabnya istrinya Wak Tono menangis karena Wak Tono sudah

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 235. Tak salah.

    Aku bergegas keluar. Tak pedulikan panggilan Mamah Atik dan juga Ibuku. Rupanya mereka juga belum tidur. Mungkin sedang menyusun rencana untuk acara besok. Sedangkan Dina tadi tidak aku memperbolehkan ikut karena dia harus tetap tinggal di kamar untuk menjaga anak-anak.Teras depan langsung sepi sepertinya bapak-bapak yang ikut mengobrol tadi langsung menuju ke samping kamarku. Ya, Allah aku deg-degan sekali. Takut sesuatu terjadi pada Mas Danu karena dia jalannya saja susah agak pincang kalau dia berduel dengan orang yang mengetuk jendelaku tentu saja dia kalah.Aku yakin sekali bahwa itu adalah manusia, kalau hantu tentu saja tidak akan seperti itu. Mana bisa hantu melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh manusia. Walaupun ada itu hanya dalam cerita saja.“Wak, kenapa di luar begini? Apa Wak dengar keributan juga?” tanyaku pada istri Wak Tono, tapi istri Wak Tono diam saja justru jalannya terburu-buru menghampiri kerumunan. Rupanya dia pun penasaran sama sepertiku.Memang sih,

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 234. Tertangkap.

    “Iya, Din, Betul kata kamu. Makanya tadi pas Mbak ke sana, ya, hanya ngasih saran sekedarnya saja. Sepertinya juga Mas Roni tadi ketakutan karena aku ancam akan kupolisikan kalau masih memaksa Mbak Asih dengan kekerasan.”“Ya, Allah ngeri banget, sih! Mas Roni benar-benar nekat!” ujar Dina.“Ya, begitulah kalau orang sudah nekat pasti segala cara akan dilakukan. Sebentar, ya, Din, aku mau WA Mas Danu dulu. Tadi mau manggil dia enggak enak karena sedang ngobrol sama Pak RT dan juga bapakku.”[Mas, ada yang ketuk-ketuk jendela kamar kita. Sewaktu Dina berniat untuk melihatnya, tapi tidak ada siapa-siapa. Tolong Mas Danu awasi barangkali setelah ini akan ada ketukan selanjutnya.] terkirim dan langsung dibaca oleh Mas Danu.[Iya, Sayang! Ini Mas juga sambil ngawasin saudara-saudara kita. Karena tadi Mas seperti melihat bayangan hitam menyelinap. Mas pikir hanya halusinasi saja.][Iya, Mas. Sepertinya yang meneror keluarga kita mulai beraksi lagi, setelah tiga hari kemarin dia tidak mela

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 233. Beraksi lagi.

    "Mbak, Mbak, itu apa seperti bayangan hitam?” tanyaku pada Mbak Mala. Dia justru memegang lenganku dengan erat. Mbak Mala ketakutan.“Duh, apa, ya, aku pun tidak tahu Ita? Aku takut. Ayo, ah, kita masuk rumah saja!” ajak Mbak Mala seraya menyeret lenganku untuk segera masuk ke dalam rumah.“Itu manusia loh, bukan hantu. Kakinya saja tadi napak tanah, tapi dia tidak melihat kita. Mungkin dia terburu-buru. Ayo, Mbak, kita, intip!” ajakku pada Mbak Mala.“Enggak maulah, Ta, aku takut!” tolak Mbak Mala kemudian dia buru-buru menutup pintu aku pun mengekorinya.“Tuh, kan, Ta, semuanya sudah tidur hanya para bapak-bapak saja itu di depan yang sedang main gaple. Ayolah, kita tidur juga biar besok bisa bangun pagi! Mungkin tadi itu beneran hantu tahu, Ta. Kita sih, malam-malam kelayapan,” ucap Mbak Mala. Lucu sekali ekspresinya dia. Mbak Mala menunjukkan bahwa dia benar-benar ketakutan.“Iya, Mbak Mala tidur sana. Terima kasih infonya nanti kalau misalnya beneran ada apa-apa kita selidiki b

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 232. Bayangan hitam.

    “Mbak Asih, kamu tidak apa-apa, Mbak? Bagaimana perutmu apa sakit? tanyaku khawatir pada Mbak Asih. Mbak Asih hanya menggeleng saja mulutnya terus saja beristighfar. Kasihan sekali. Aku tidak tega melihat dia begini.“Ayo, Ibu, Mbak Lili, Mbak Mala sudah jangan hiraukan Mas Roni dulu. Kita tolong Mbak Asih. Kasihan dia sedang hamil pasti perutnya sakit karena tersungkur begini. Ini pasti Mas Roni kan, yang sudah mendorong Mbak Asih,” kataku lagi. Mereka bertiga bergegas menghampiri untuk membantu Mbak Asih berdiri dan pindah duduk ke sofa.“Iya, benar sekali ini ulah si Roni laknat itu! Padahal Asih sudah menolaknya berkali-kali ini tetap saja si Roni memaksanya untuk kembali. Asih tidak mau lalu si Roni mendorong Asih. Dia itu tidak punya otak dan pikiran padahal Asih sedang hamil besar. Ibu benar-benar benci pada dia. Kalau bisa jebloskan saja Roni ke penjara!” ucap ibu.“Mana bisa begitu, Bu, kalian tidak berhak mengatur hidupku dan juga Asih. Aku ini masih suami sahnya Asih, ja

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 231. Datang lagi.

    Aku mengikuti Mbak Mala ke luar rumah dan terpaksa meninggalkan piring makan malamku. Untungnya tinggal sedikit lagi. Gampanglah nanti bisa aku habiskan.Malam ini rembulan memang bersinar terang sekali sepertinya memang hari ini tanggal 15, jadi bulan purnama bertengger cantik di langit malam.Sejujurnya memang dari awal Wak Tono datang ke rumah aku sudah sedikit tidak sreg dengan segala tingkah lakunya. Seperti ucapannya yang terkesan selalu ketus, selalu menyudutkanku dan Mas Danu dan juga seperti mengawasi keadaan rumahku.“Mbak Mala apa beneran tadi Wak Tono ke sini?” tanyaku pada Mbak Mala, dia hanya mengangguk dan terus menggandeng tanganku.“Iya, Ita. Tadi aku lihat Wak Tono tlewat sini terus ke arah sana, ke pohon jeruk kamu dan membakar sesuatu seperti yang aku jelaskan tadi,” jawab Mbak Mala.“Baiklah kalau gitu, ayo kita cek ke sana!” Kami berdua gegas mengecek pohon jeruk yang dimaksud oleh Mbak Mala. Aku menggunakan senter HP untuk lebih menerangi jalanan kami karena me

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 230. Wak Tono.

    "Ya, Allah ... sungguh mulia hatimu, Dina. Bapak jadi malu karena tidak bisa mengontrol emosi. Bapak begitu mendengar kabar dari Danu bahwa Wira besok akan menikah sungguh Bapak benar-benar malu. Maafkan kekhilafan Bapak Dina,” ucap bapak dengan tulus.“Iya, Pak. Aku memaafkan semua orang-orang yang menyakitiku karena aku merasa lebih tenang dan damai jika aku berbuat demikian. Sudahlah lebih baik kita jangan bahas Mas Wira lagi nanti selera makanku jadi turun kasihan kan, cucu Bapak dan Ibu, jadi asinya nanti enggak berkualitas kalau aku makannya tidak banyak.”“Iya, iya, betul. Benar apa yang kamu bilang, ya, sudah Bapak kembali ke depan untuk menemui Danu. Kamu tetap di sini dengan ibu dan juga kakak-kakakmu. Terima kasih sudah menjadi menantu Bapak yang baik hati. Terima kasih Dina,” ucap bapak lagi sebelum pergi meninggalkan kamar ini. Matanya berkaca-kaca, tangannya mengelus pundak Dina.Aku tahu Dina pun menahan gejolak yang ada di hatinya itu terbukti dari tatapan Dina yang s

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 229. Tegarnya hati.

    "Ya, Allah, Dina! Kamu yang sabar, ya, sayang? Di sini ada Bulek yang akan selalu membelamu. Apa pun yang terjadi Bulek akan menjadi garda terdepan untuk kamu. Apalagi hanya laki-laki pecundang macam Wira. Bulek akan polisikan dia, sampai bertekuk lutut padamu. Memang Tuhan itu menunjukkan siapa sebenarnya suamimu itu, Dina. Di saat kamu berhijrah ke jalan Allah menjalani hidup menjadi lebih baik justru suamimu perbuatannya makin tidak terkendali. Makin bobrok sehingga melupakan anak istrinya. Tenanglah Dina. Jangan kamu tangisi laki-laki seperti itu. Jangan pernah kamu bersedih karena ulahnya. Allah sudah merencanakan masa depanmu yang jauh lebih indah dari pada ini. Bulek yakin suatu hari nanti kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Wira. Kamu masih muda, cantik, saleha pasti banyak laki-laki yang jauh di atas Wira yang mau dengan kamu. Percayalah pada Bulekmu ini Dina, kesedihan kamu kesedihan Bulek juga. Sakitmu sakitnya Bulek juga," ucap Mamah Atik seraya memeluk Din

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status