Share

Bab 52. Buntelan.

Penulis: Kencana Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 08:19:19

Aku menceritakan semuanya pada ibu apa yang sebenarnya terjadi kemarin sore saat kami ke rumah Mbak Asih.

“Apa suaminya Asih yang sudah buat Danu begini, Ta? Dia kan, enggak suka sama Danu,” duga ibu.

“Aku malah enggak kepikiran sampai sana, Bu. Aku pun benar-benar lupa kalau Mbak Asih menulis namaku dan Mas Danu.”

“Segala kemungkinan bisa saja terjadi, Ta.” Aku mengangguk setuju. Hari gini tidak ada yang tidak mungkin meski sudah zaman serba teknologi masih banyak orang yang berbuat di luar nalar manusia.

“Ta, lihat ini!” Mamah Atik dan ibu mertuaku kembali dengan tergesa-gesa seraya membawa buku tulis.

“Danu, Ita. B. J. B. J.” Aku membaca semua tulisan Mbak Asih. Satu buku penuh hanya itu saja tulisannya dan tidak beraturan.

Buku ini awalnya aku berikan pada Kia untuk dicoret-coretnya kemudian Mbak Asih pakai untuk gambar bunga, ikan, gunung, dll lalu mewarnai bersama Kia. Tapi, setelah kejadian aneh kemarin sore buku ini ditulis namaku dan Mas Danu saja sampai habis.

“Nanti kita be
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 53. Isinya aneh.

    Belum habis keterkejutan kami karena Kia bisa membuka buntelan kain batik ini ditambah teror gambar mengerikan. Aku benar-benar syok.Ibu memapahku ke sofa lalu memberiku air minum. Sebenarnya aku tidak haus, tapi aku berhasil menghabiskan satu gelas air minum hingga tandas tak tersisa.Herannya setelah berhasil membuka buntelan itu Kia kembali main boneka seperti tidak terjadi apa-apa. Apa karena Kia masih balita jadi tidak paham?“Ya Allah ... kok aneh, isinya segini banyak perasaannya kantongnya kecil?” ujar Mamah Atik heran.Benar juga kantong buntelan dari kain batik itu kecil hanya berukuran kira-kira 5x10 cm, tapi kok isinya banyak pasir saja ada dua genggaman orang dewasa.“Isinya apa aja coba dilihat mabes, aku takut mau lihatnya rasanya trauma seperti yang sudah-sudah,” ucap ibu mertuaku.“Ada benang sama jarum jahit, gigi entah gigi apa ini? Tulang sepertinya ini tulang ayam, rambut yang digulung-gulungkan ke sepotong kayu, paku sudah karatan, sama peniti berwarna kuning e

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 54. Hampir tertipu.

    Evi ketakutan dan langsung menggelengkan kepalanya.“Suwear, Bulek! Aku tidak tahu apa-apa. Aku hanya menemukan buntelan itu saja tadi sewaktu selfi-selfi padahal pas aku sapu di sekitar bunga-bunga itu aku tidak lihat.”“Awas ya, kalau terjadi apa-apa pada Danu dan ternyata kamu atau pamanmu yang ada di balik ini semua maka aku akan buat perhitungan sama kamu!” Ancam ibu mertuaku.“Sabar, Bu. Sepertinya memang bukan Evi ataupun Paman, deh! Karena kalau itu ulah mereka tidak mungkin Evi berani membawa buntelan itu ke sini. Itu bisa membahayakan dirinya. Lagi pula kain ini seperti sudah terpendam lama di tanah. Lihat saja corak-corak warnanya sudah mulai pudar dan kainnya sudah agak lapuk,” kataku seraya membolak-balik buntelan kain batik itu.“Iya, benar! Tapi, kenapa tadi kita susah sekali ya, mau bukanya sampai digunting dan dibakar tidak bisa padahal ini kainnya ditarik saja rapuh,” sahut Mamah Atik.“Kia sekali tarik bisa. Mungkin karena Kia masih anak kecil,” timpal ibuku.Kami s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 55. Teluh.

    “Oh, penipu itu, Ta! Kamu sudah transfer?” tanya paman. Aku menggeleng.“Syukurlah kalau gitu. Untung saja belum kamu kirim.”“Suaranya benar-benar mirip denganmu, Nak Joko,” sahut ibuku.“Pakai HP-ku juga, Bu?” tanya Joko penasaran.“Enggak, Mas. Pakai nomor lain katanya HP-mu lowbat,” jawabku.“Aneh, sekali. HP-ku sama Opik ini baru saja dipakai untuk telepon istrinya,” kata Joko seraya menunjukkan HP-nya.“Lagi pula HP-ku tidak akan lowbat, Ta. Aku bawa casannya. Siapa yang mempermainkan kita begini kurang ajar sekali,” kata Joko lagi.“Syukurlah kamu tidak gegabah main transfer saja, Ta,” sahut bapak.“Kami tadi sudah mau transfer lalu dengar suara Paman teriak-teriak jadi langsung lari ke depan,” jelasku.“Alhamdulillah ... Allah melindungimu, Nak,” kata bapak lagi.“Benar kata Bapakmu, Ta. Syukurlah belum kamu transfer kalau sampai itu terjadi aku pun yang kelimpungan. Aku yakin orang itu kenal kalian berdua bahkan tahu orang-orang yang sering berinteraksi dengan kalian sampai t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 56. Mas Danu pulang.

    Ibu dan paman langsung kicep diam. Mereka hanya saling lirik dan melototi satu sama lain.“Asih berkata benar dia memang lihat makhluk-makhluk aneh itu ....” ujar Joko menggantung ucapannya.“Aaa! Ngomong apa sih, Mas ... aku kan jadi takut,” teriak Evi. Dia merapatkan duduknya ke arah Joko.“Evi, jaga sikapmu atau kamu kucabein!” bentak Mamah Atik. Evi hanya senyum-senyum saja lalu mendekat ke arah Mamah Atik.“Apa Asih indigo seperti kamu, Jok, yang punya kelebihan bisa lihat-lihat yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang?” tanya ibu mertua.“Enggak tahu kalau itu Bu, tapi yang jelas Asih bisa lihat. Kalau dia bukan indigo mungkin efek dia dijadikan objek itulah. Ini pun aku lihat mereka masih berkeliaran di sini yang duduk persis di dekat Ibu pun ada,” jelas Joko.“Aaa! Apa sih, Joko! Kamu itu malah nakut-nakutin orang tua! Kualat nanti kamu!” bentak ibu seraya menoyor kepala Joko.“Kenapa mereka berkeliaran di rumah ini, Nak Joko?” tanya bapak.“Karena rumahnya rusak. Itu bun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 57. Bahagia.

    Keharuan menyelimuti kepulangan Mas Danu. Aku merasa ini adalah pertemuan termanis kami dan paling berkesan. Seperti sudah menunggu ribuan tahun untuk sampai di perjumpaan ini.Bagaimana tidak aku menunggu belahan jiwaku siang malam selama dua hari dengan hati yang diselimuti kecemasan tidak terkira.Aku sudah berpasrah diri jika tidak bertemu lagi maka aku minta untuk Allah pertemukan dan satukan kami kelak di surganya.Akan tetapi Allah sangatlah sayang padaku hingga kami bisa bersama lagi.Kupindai setiap inci wajah suamiku tidak ada yang kurang darinya. Hanya sedikit lebih celong atau sayu matanya dan badannya juga bau keringat mungkin Mas Danu menahan kantuk dan juga tidak mandi. Nanti akan aku tanyakan padanya.Ibu mertuaku dan Mamah Atik dibantu Evi menjamu tamu kami. Tamu yang mengantarkan Mas Danu pulang lebih dari 5 motor. Bapak, paman, Joko, dan yang lainnya menemani mereka mengobrol. Aku segera menyiapkan baju Mas Danu. Dia kusuruh bersih-bersih badan terlebih dahulu.“Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 58. Siapa?

    "Bilang aja enggak usah sungkan gitu.”“Enggak jadi nanti aja, hehe ....”“Ehalah. Dasar enggak jelas. Kenapa bilang aja, Dan.” Joko memukul pundak Mas Danu.“Nanti saja.” Kita lanjutkan makan dulu aku sudah lapar sekali.Aku geleng-geleng kepala melihat tingkah suamiku. Serindu ini aku padanya hingga semua gerak-geriknya aku perhatikan. Seolah aku takut kehilangan suamiku lagi.Karena penasaran dengan ucapan Mas Danu aku kembali ke kamar untuk mengaktifkan ponselnya.[Danu, aku sudah kembali dari rumah sakit. Kapan kamu akan menjengukku?] WA dari Maya dikirim kemarin sore.[Danu, apa kamu sedang bersama istrimu yang cerewet itu? Kok, HP-mu enggak aktif, sih?] Skip aja bikin moodku buruk. Maya benar-benar tidak jera dan tidak tahu malu.Lalu ada 7 panggilan tak terjawab. Dari Maya dan dua nomor asing.[Mas, tolong aku. Ini Wira, sekarang aku sedang sembunyi di rumah temanku karena dikejar-kejar penagih hutang. Mereka sampai bawa parang. Aku takut makanya aku kabur. Tolong Mas aku tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 59. Biang rusuh.

    Dalam setiap kehidupan, hampir semua orang memiliki masalah, tetapi ketika kamu khawatir kamu menggandakannya.—Bobby McFerrin.🌸🌸🌸“Apa ini laki-laki yang dibawa dia ke sana?” tanya Mamah Atik seraya memperlihatkan foto Mas Roni yang ada di HP-nya.“Iya, benar ini orangnya. Apakah mereka betul suami istri? Kalau bukan kami bisa bertindak tegas jika mereka datang lagi ke rumah Mbah Wiji,” tanya bapak yang pakai peci. Kata Mas Danu tadi beliau konsumen langganan di toko. Beliau juga yang pertama kali mengenali Mas Danu.“Iya, benar ini mereka dulu suami istri sempat cerai dan katanya sudah rujuk,” jawab Mas Danu jujur.Sesaat kami saling diam. Aku sendiri bahkan sampai bingung harus bagaimana. Malu iya, kesal iya, capek juga iya.Mbak Asih selalu saja melempari kami dengan bau busuk. Apalagi semenjak ingatannya bermasalah. Polah tingkahnya membuat nyesek di dada. Kalau hati dan pikiranku bukan buatan Tuhan pasti sudah rusak karena saking banyaknya masalah hidup yang harus aku hadapi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 60. Mengaku suami Evi.

    "Maaf, Dik, bukan bermaksud menyembunyikan, tapi aku tidak ingin kamu kepikiran. Kasihan kamu, selama hidup denganku selalu saja terlibat masalah,” jawab Mas Danu seraya mencium pucuk kepalaku.“Jangan berkata begitu, Mas. Kita ini, kan, suami istri. Jadi, kita ini satu. Masalahmu ya, masalahku. Kalau kamu enggak mau melibatkanku seolah tidak menghargai diriku,” kataku lagi. “Maaf bukan gitu, Dik. Karena kamu sudah tahu jadi nanti kita bahas. Boleh aku tidur sebentar saja. Aku sangat lelah.”“Iya, Mas, tidurlah.”“Tidur di pangkuanmu, ya, rasanya nyaman sekali. Aku bisa langsung terlelap,” pinta Mas Danu, alis matanya dinaik turunkan menggodaku.“Dih, aleman! Sini!”Mas Danu meletakkan kepalanya di pangkuanku hingga dia terlelap. Kubelai rambutnya yang sudah mulai ada yang putih beruban padahal usia baru kepala tiga. Pasti suamiku banyak beban pikiran.Aku kembali mengambil ponsel Mas Danu yang kucas di atas nakas. Ada 3 WA masuk. Segera kubuka ternyata dari dua nomor asing itu lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 164. Mulut comberan.

    “Wak, aku, bukan tipe orang yang suka melupakan jasa orang lain. Ya, terserah awak saja mau percaya atau tidak. Yng jelas aku tidak ada uutang dengan Novi," jawabku kesal lalu ikut mengantri untuk belanja.“Nih, Wak, dimakan! Biar itu mulut nggak pedes kayak cabe setan!" sahut Ibuku lalu memasukkan segenggam cabe caplak jawa yang kata orang cabe setan ke mulut Wak Jum yang sedang menganga karena menertawakanku.“Apa-apaan sih, kamu, Wak, jelek-jelekin menantuku! Bibirmu itu lama-lama nanti double dan dosamu menumpuk. Ingat, dosa woi! Jangan sampai kamu menyesal nantinya. Menantuku itu orang baik tidak mungkin dia berhutang kepada orang lain," bela ibu mertuaku.“Iya, betul tuh masih aja ada yang percaya sama mulutnya Novi. Dia itu kan, ember dan juga mulut comberan. PAgi-pagi sudah bikin orang ribut saja!" sahut Mbak Fitri yang ternyata dia ada di sini belanja sayuran juga.“Sudah jangan ribut perkara uutang orang lain nggak baik. Dasar itu aja mulutnya comberan mau ikut campur aja u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 163. Dicela.

    “Assalamualaikum permisi! Assalamualaikum permisi! berkali-kali kuulangi panggilan dan menggedor pintu Novi, tetapi tetap juga tidak dibukakan olehnya. Benar-benar memang dia sudah keterlaluan! Oke baiklah Novi aku akan pakai caramu!Dia benar-benar sudah tidak menghormati aku sebagai tetangga dan tidak menganggapku teman lagi. Padahal tadi pagi subuh-subuh dia memohon-mohon padaku untuk meminjamkan uang padanya. Lalu dia menyindirku lewat status WA. Aku datangi dia tidak berani nongol! Maunya apa? Kenapa dia bersikap seperti itu padaku? Padahal aku merasa tidak pernah punya salah pada dia.Bukankah seharusnya jika sudah mengenalku dari kecil, menganggapku teman, dan sekarang kami bertetanggaan, sikapnya harusnya lebih baik padaku bahkan menganggapku lebih dari saudara. Seperti aku menganggapnya begitu. Dasar saja Novi ternyata sifatnya sejak dulu tidak pernah berubah.Aku telusuri jalanan di depan rumahku dengan perasaan dongkol dan kesal. Astagfirullah pagi-pagi aku tidak boleh beg

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 162. Putar balik fakta.

    Astaghfirullahaladzim ... kubaca status WA-nya Novi.“Pagi-pagi buta sudah ada orang datang ke rumah pinjam uang. Kelihatannya sih, kaya raya, rumahnya gede, bagus, ke mana-mana naiknya mobil ternyata pagi-pagi sudah pinjam uang. Yaa, elah, berarti dia lebih miskin dari aku, dong!”Aku geram sekali membaca status WA-nya Novi. Kenapa dia memutarbalikkan fakta seperti itu? Ini orang pagi-pagi sudah membuat kepalaku mendidih.Apa iya, aku harus mengikuti saran Mbak Fitri untuk melabrak dia, tapi meskipun Novi nulis status WA begitu itu, tapi tidak ada orang yang percaya dengan status dia buktinya Mbak Fitri malah marah-marah pada dia. Kalau meladeni Novi tidak akan pernah habisnya dan itu sangat buang-buang waktuku.Hidupku bukan hanya untuk mengurusi urusan orang lain. Lebih dari itu, tapi kalau dia tidak dikasih pelajaran dia bakalan selamanya menginjak-nginjak harga diriku. Salah apa aku ini pada Novi? Perasaan aku sudah selalu berbuat baik padanya, tapi masih saja dia menjelek-jelek

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 161. Kurang kerjaan.

    “Mas, sepertinya dia ini manusia benar-benar tidak punya pekerjaan. Bayangkan saja dia meneror kita setiap hari, setiap waktu dengan kata-kata serupa, tapi dia tidak berani menunjukkan actionnya selain mengirimi kita makhluk-makhluk halus begitu ya, enggak sih, Mas?” ucapku kepada Mas Danu.“Iya, betul, Dik, itulah kenapa Mas, selalu berpesan padamu dan juga yang lainnya agar selalu hati-hati karena lawan kita tidak kasat mata. Jika manusia di depan kita hendak mencelakai, kita, bisa melawannya, tapi kalau makhluk halus begitu kita tidak melihat bagaimana kita akan melawan mereka selain dengan doa dan kehati-hatian kita. Kamu paham kan, maksudku?” ujar Mas Danu.“Iya, Mas, aku paham, maka dari itu aku pun selalu mewanti-wanti Ibu, Mama, Ibumu, untuk selalu waspada. Apalagi Mbak Asih kan, sekarang dia sudah bertaubat memperbaiki diri, menutup, aurat, banyak-banyak mendekatkan diri pada Allah. Intinya yang pasti sudah tidak ada lagi media yang bisa digunakan untuk menteror kita dengan m

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 160. Minta kerjaan.

    "Ada, Nov. Alhamdulillah ini aku kasih jangka waktu sampai suamimu gajian, ya? Oh, ya suamimu gajiannya tanggal berapa, Nov?” tanyaku seraya memberikan uang yang aku pegang kepada Novi.“Gajiannya akhir bulan, Ita, ini kan masih tanggal 5 masih lama. Ya, makanya aku harus hemat uang satu juta ini sampai tanggal 25 nanti, ya, sudah terima kasih ya, Ta, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti akan aku bayar,” ucap Novi senang.“Iya, Nov, santai aja pakai aja dulu pokoknya begitu suamimu gajian, kamu langsung aja datang ke rumah. Aku tidak mau menagih padamu, Nov, selain tidak enak aku juga menjaga privasimu takutnya pas aku lagi nagih, eh, ada tetangga kita atau yang lain atau ada teman kamu, jadi kan, mereka tahu kalau kamu punya utang. Jadi, aku minta tolong kamu cukup tahu diri aja ya, Nov. Kalau sudah gajian langsung ke rumah,” kataku to the point. Orang seperti Novi memang harus ditegasin. Kalau tidak dia akan menganggap remeh.“Oh, jelaslah itu. Kamu enggak usah khawatir. Ya, kalau

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 159. Utang.

    Paginya saat aku baru saja membuka pintu rumah tepatnya setelah salat subuh tiba-tiba Novi datang ke tergopoh-gopoh menghampiriku.Tumben sekali dia datang sepagi ini.“Ita! Boleh aku minta tolong padamu sekali ini saja,” tanya Novi. Aku mengangguk meskipun sedikit ragu.“Ada apa, ya, Nov? Tumben sekali kamu subuh-subuh datang ke sini,” jawabku balik bertanya.“Itu, Suamiku belum ngambil uang di ATM dan kebetulan uangku juga habis. Hari ini susu anakku habis ini dia lagi nangis karena minta susu enggak aku buatin ditambah lagi listriku tokennya sudah bunyi. Kasih aku pinjam uang satu juta saja Ita, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti langsung aku ganti,” jawab Novi.“Oh, mau pinjam uang Nov? Pagi-pagi begini memang ada minimarket buka,” tanyaku lagi.“Ya, enggak, ada sih, Ta, tapi kan, setelah ini aku mau langsung ke minimarket mau beli susu sekalian mau beli token listrik. Kamu tahu kan, Ta, rumahku itu besar pemakainya banyak jadi boros sekali listriknya,” jawab Novi.“Kalau gitu

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 158. Siapa Novi sebenarnya?

    “Barusan ada kok. Cepat sekali mereka pergi. Kenapa kalau pulang tidak pamitan? Dasar manusia hutan tidak punya etika!” gerutu Mbak Wulan.“Sebentar, ya, aku lihat ke depan, barangkali dia ngobrol dengan Mas Danu dan yang lainnya," kataku seraya menghampiri suamiku yang sedang duduk di depan.Loh, kok tidak ada juga, ke mana, ya? Di sana hanya ada suaminya yang ikut ngobrol dengan Mas Danu. Apa Novi pulang mengantarkan anak-anak, ya?“Ti—dak kok, Nyah, semuanya aman terkendali, Nyonya di sana baik-baik, ya, pokoknya nanti pas pulang ke sini semuanya sudah beres dan nyonya pasti terkejut sama rumah barunya.” Aku mendengar suara Novi di teras, aku tengok rupanya dia sedang menerima telepon. Pantas saja aku cari ke mana-mana tidak ada. “Oh, yang taman depan rumah tenang saja, Nyah, itu juga sedang dikerjain sama suamiku. Pokoknya beres terkendali. Nyonya di sana jaga kesehatan, baik-baik pokoknya. Aku di sini akan menjaga amanah Nyonya,” ucap Novi lagi.Aku sedikit terkejut dengar ob

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 157. Bikin geregetan.

    Kata Rasulullah saudara yang terdekat dengan kita adalah tetangga kita. Itu artinya kita harus bersikap baik kepada tetangga kita agar berikatan simbiosis mutualisme, saling membutuhkan satu sama lain, saling tolong menolong satu sama lain, tidak mungkin kan kita mati dikubur sendiri? Tidak mungkin juga kita dalam keadaan sakit pergi ke rumah sakit sendiri itu sebabnya kita diwajibkan selalu berbuat baik kepada orang lain terutama tetangga kita.Kalau kasusnya seperti Novi ini aku bisa apa? Dibaikin seenaknya sendiri, tidak dibaikin juga seenaknya sendiri, jadi serba salah.Jadi satu-satunya jalan yang bisa aku lakukan adalah jika dia tanya aku jawab, jika tidak, ya, sudah diam saja yang penting jika, Novi memiliki kesusahan aku harus pasang badan untuk menolong walaupun dia sangat menyebalkan, tapi Novi tetangga dekatku dan juga temanku dari kecil.Aku mengamati Novi sejak tadi terus saja berbicara mengeluarkan unek-uneknya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.Salahku

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 156. Lidah tak bertulang.

    “Nov, langit itu tidak perlu memberitahukan bahwa dirinya tinggi karena tanpa diberitahu semua orang pun sudah tahu. Begitu juga dengan kehidupan kita, tak perlu lagi kita memberitahu kebahagiaan kita, harta-harta kita, kalau memang itu ada pasti nampak, kalau memang itu benar semua orang akan tahu dengan sendirinya, Nov.” Nasihatku kepadanya.“Alah kamu itu, Ta, sok, bijak! Padahal aslinya kamu juga kepo kan, sama kehidupanku? Kamu, kan, dari kecil dulu memang sudah terbiasa di bawahku, jadi ketika kamu hidup kaya, kamu terus mengepoin aku karena merasa tersaingi, ya, kan? Jujur aja, Ta. Enggak apa-apa kok, kita kan memang sudah teman sejak kecil jadi aku tahu betul loh, gimana sifat kamu," jawab Novi lagi.“Ita, ngepoin hidup kamu? Noh, kalau menurutku sih, kebalikannya. Kamu yang selalu mengepoin hidupnya Ita, kalau Ita mah udah mode kalem, mode tidak pernah memamerkan hartanya, dan juga mode dermawan sedangkan kamu kebalikannya," sahut Wulan kesal.“Iya, deh iya, Nov, memang aku

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status