Share

Bab 55. Teluh.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2024-11-02 08:48:42

“Oh, penipu itu, Ta! Kamu sudah transfer?” tanya paman. Aku menggeleng.

“Syukurlah kalau gitu. Untung saja belum kamu kirim.”

“Suaranya benar-benar mirip denganmu, Nak Joko,” sahut ibuku.

“Pakai HP-ku juga, Bu?” tanya Joko penasaran.

“Enggak, Mas. Pakai nomor lain katanya HP-mu lowbat,” jawabku.

“Aneh, sekali. HP-ku sama Opik ini baru saja dipakai untuk telepon istrinya,” kata Joko seraya menunjukkan HP-nya.

“Lagi pula HP-ku tidak akan lowbat, Ta. Aku bawa casannya. Siapa yang mempermainkan kita begini kurang ajar sekali,” kata Joko lagi.

“Syukurlah kamu tidak gegabah main transfer saja, Ta,” sahut bapak.

“Kami tadi sudah mau transfer lalu dengar suara Paman teriak-teriak jadi langsung lari ke depan,” jelasku.

“Alhamdulillah ... Allah melindungimu, Nak,” kata bapak lagi.

“Benar kata Bapakmu, Ta. Syukurlah belum kamu transfer kalau sampai itu terjadi aku pun yang kelimpungan. Aku yakin orang itu kenal kalian berdua bahkan tahu orang-orang yang sering berinteraksi dengan kalian sampai t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 56. Mas Danu pulang.

    Ibu dan paman langsung kicep diam. Mereka hanya saling lirik dan melototi satu sama lain.“Asih berkata benar dia memang lihat makhluk-makhluk aneh itu ....” ujar Joko menggantung ucapannya.“Aaa! Ngomong apa sih, Mas ... aku kan jadi takut,” teriak Evi. Dia merapatkan duduknya ke arah Joko.“Evi, jaga sikapmu atau kamu kucabein!” bentak Mamah Atik. Evi hanya senyum-senyum saja lalu mendekat ke arah Mamah Atik.“Apa Asih indigo seperti kamu, Jok, yang punya kelebihan bisa lihat-lihat yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang?” tanya ibu mertua.“Enggak tahu kalau itu Bu, tapi yang jelas Asih bisa lihat. Kalau dia bukan indigo mungkin efek dia dijadikan objek itulah. Ini pun aku lihat mereka masih berkeliaran di sini yang duduk persis di dekat Ibu pun ada,” jelas Joko.“Aaa! Apa sih, Joko! Kamu itu malah nakut-nakutin orang tua! Kualat nanti kamu!” bentak ibu seraya menoyor kepala Joko.“Kenapa mereka berkeliaran di rumah ini, Nak Joko?” tanya bapak.“Karena rumahnya rusak. Itu bun

    Last Updated : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 57. Bahagia.

    Keharuan menyelimuti kepulangan Mas Danu. Aku merasa ini adalah pertemuan termanis kami dan paling berkesan. Seperti sudah menunggu ribuan tahun untuk sampai di perjumpaan ini.Bagaimana tidak aku menunggu belahan jiwaku siang malam selama dua hari dengan hati yang diselimuti kecemasan tidak terkira.Aku sudah berpasrah diri jika tidak bertemu lagi maka aku minta untuk Allah pertemukan dan satukan kami kelak di surganya.Akan tetapi Allah sangatlah sayang padaku hingga kami bisa bersama lagi.Kupindai setiap inci wajah suamiku tidak ada yang kurang darinya. Hanya sedikit lebih celong atau sayu matanya dan badannya juga bau keringat mungkin Mas Danu menahan kantuk dan juga tidak mandi. Nanti akan aku tanyakan padanya.Ibu mertuaku dan Mamah Atik dibantu Evi menjamu tamu kami. Tamu yang mengantarkan Mas Danu pulang lebih dari 5 motor. Bapak, paman, Joko, dan yang lainnya menemani mereka mengobrol. Aku segera menyiapkan baju Mas Danu. Dia kusuruh bersih-bersih badan terlebih dahulu.“Di

    Last Updated : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 58. Siapa?

    "Bilang aja enggak usah sungkan gitu.”“Enggak jadi nanti aja, hehe ....”“Ehalah. Dasar enggak jelas. Kenapa bilang aja, Dan.” Joko memukul pundak Mas Danu.“Nanti saja.” Kita lanjutkan makan dulu aku sudah lapar sekali.Aku geleng-geleng kepala melihat tingkah suamiku. Serindu ini aku padanya hingga semua gerak-geriknya aku perhatikan. Seolah aku takut kehilangan suamiku lagi.Karena penasaran dengan ucapan Mas Danu aku kembali ke kamar untuk mengaktifkan ponselnya.[Danu, aku sudah kembali dari rumah sakit. Kapan kamu akan menjengukku?] WA dari Maya dikirim kemarin sore.[Danu, apa kamu sedang bersama istrimu yang cerewet itu? Kok, HP-mu enggak aktif, sih?] Skip aja bikin moodku buruk. Maya benar-benar tidak jera dan tidak tahu malu.Lalu ada 7 panggilan tak terjawab. Dari Maya dan dua nomor asing.[Mas, tolong aku. Ini Wira, sekarang aku sedang sembunyi di rumah temanku karena dikejar-kejar penagih hutang. Mereka sampai bawa parang. Aku takut makanya aku kabur. Tolong Mas aku tida

    Last Updated : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 59. Biang rusuh.

    Dalam setiap kehidupan, hampir semua orang memiliki masalah, tetapi ketika kamu khawatir kamu menggandakannya.—Bobby McFerrin.🌸🌸🌸“Apa ini laki-laki yang dibawa dia ke sana?” tanya Mamah Atik seraya memperlihatkan foto Mas Roni yang ada di HP-nya.“Iya, benar ini orangnya. Apakah mereka betul suami istri? Kalau bukan kami bisa bertindak tegas jika mereka datang lagi ke rumah Mbah Wiji,” tanya bapak yang pakai peci. Kata Mas Danu tadi beliau konsumen langganan di toko. Beliau juga yang pertama kali mengenali Mas Danu.“Iya, benar ini mereka dulu suami istri sempat cerai dan katanya sudah rujuk,” jawab Mas Danu jujur.Sesaat kami saling diam. Aku sendiri bahkan sampai bingung harus bagaimana. Malu iya, kesal iya, capek juga iya.Mbak Asih selalu saja melempari kami dengan bau busuk. Apalagi semenjak ingatannya bermasalah. Polah tingkahnya membuat nyesek di dada. Kalau hati dan pikiranku bukan buatan Tuhan pasti sudah rusak karena saking banyaknya masalah hidup yang harus aku hadapi.

    Last Updated : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 60. Mengaku suami Evi.

    "Maaf, Dik, bukan bermaksud menyembunyikan, tapi aku tidak ingin kamu kepikiran. Kasihan kamu, selama hidup denganku selalu saja terlibat masalah,” jawab Mas Danu seraya mencium pucuk kepalaku.“Jangan berkata begitu, Mas. Kita ini, kan, suami istri. Jadi, kita ini satu. Masalahmu ya, masalahku. Kalau kamu enggak mau melibatkanku seolah tidak menghargai diriku,” kataku lagi. “Maaf bukan gitu, Dik. Karena kamu sudah tahu jadi nanti kita bahas. Boleh aku tidur sebentar saja. Aku sangat lelah.”“Iya, Mas, tidurlah.”“Tidur di pangkuanmu, ya, rasanya nyaman sekali. Aku bisa langsung terlelap,” pinta Mas Danu, alis matanya dinaik turunkan menggodaku.“Dih, aleman! Sini!”Mas Danu meletakkan kepalanya di pangkuanku hingga dia terlelap. Kubelai rambutnya yang sudah mulai ada yang putih beruban padahal usia baru kepala tiga. Pasti suamiku banyak beban pikiran.Aku kembali mengambil ponsel Mas Danu yang kucas di atas nakas. Ada 3 WA masuk. Segera kubuka ternyata dari dua nomor asing itu lagi

    Last Updated : 2024-11-02
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 61. Wanita egois!

    Jadilah orang baik meski kebaikan kita tidak dianggap oleh orang lain atau bahkan karena kebaikan kita itu kita jadi dimanfaatkan orang lain. Tetaplah jadi orang baik karena kita tidak tahu kebaikan kita yang mana yang akan membawa kita ke surga. 🌸🌸🌸🌸“Ooh, ini keluarga Paman? Duuh, jangan begitu kalau sama keluarga. Mongga Bibi, masuk!” ajakku ramah. Mereka bingung terlebih Evi melihat perubahan sikapku.“Apaan sih, Mbak, tambah nyusahin aja deh, udah biarin aja mereka pulang. Sana pulang. Kamu bukan suamiku!” bentak Evi.“Ini rumah siapa? Aku tuan rumah, jadi aku yang menentukan mereka masuk atau tidak!” hardikku.Evi mendengus kesal, lalu masuk rumah dengan menghentak-hentakkan kakinya.“Jangan sungkan, mari-mari masuk!” ujakku lagi mempersilakan mereka masuk.Meski terlihat canggung mereka tetap masuk. Aku memang sengaja menyambut mereka selain kasihan karena perjalanan jauh, aku punya rencana untuk mereka.“Dik?” Mas Danu tampak mau protes.“Ssstt ... bukankah tamu adalah ra

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 62. Main cantik mengusir benalu.

    "Tahu begini lebih baik aku tidak izinkan kamu pergi menemani Paman,” sesal suami Evi.“Iya, benar! Bibi juga kalau tahu akan begini tidak akan kasih izin ke pamanmu untuk datang ke sini mencari keponakannya,” sahut bibi seraya mengunyah camilan yang ada di meja.“Ya, kamu enggak bisa gitu juga, Bu. Bapak kan, tujuannya baik,” sahut paman tak terima.“Baik apanya, Pak? Kamu itu pamit pergi hanya dua atau tiga hari. Lah ini sudah mau sebulan enggak pulang, enggak kasih kabar, enggak ninggalin kami uang. Kami harus lontang-kantung kerja untuk menyambung hidup,” kata bibi.“Benar kata, Bibi. Bahkan, rentenir tiap hari menagih utang ke rumah paman sampai rumah disita. Bibi menumpang tinggal di rumahku,” sahut suami Evi.“Apa!” teriak Evi dan paman hampir bersamaan.“Bagaimana bisa begitu, Bu? Rumah disita kita mau tinggal di mana? Utang kita tidak sebanding dengan rumah itu. Kenapa Ibu kasihkan begitu saja?” tanya paman, tampak jelas sekali beliau frustasi.“Salah Bapak enggak kirim uang

    Last Updated : 2024-11-03
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 63. Sawang sinawang.

    Hidup ini sudah sulit, jadi jangan dibuat sulit. Selagi masih lapang, selagi masih ada kesempatan gunakan sebaik mungkin.Terkadang apa yang kita lihat tidak sesuai dengan apa yang dirasa. Istilah jawanya sawang sinawang. Rumput tetangga lebih hijau.Itulah sebabnya seberapa pun buruknya perlakuan orang padaku, aku akan tetap menjadi orang yang tidak akan pernah mendendam. Tegas boleh, menyakiti jangan! Mawas diri harus, pelit dan kikir jangan!🌸🌸🌸“Mbak ... tunggu dong, jangan buat kesimpulan seperti itu. Mbak kan, enggak tahu sifat asli suamiku. Di depan orang aja baik aslinya jahat. Makanya aku enggak mau lagi jadi istrinya,” ucap Evi beralasan.“Sudah mau sore, Vi. Kami mau masak dan juga salat. Sebaiknya kamu berkemas. Besok kamu harus sudah pergi dari sini,” tegasku.Tak kupedulikan lagi panggilan Evi yang seperti Tarzan di tengah hutan. Dia benar-benar tidak mau pergi dari sini. Lebih baik aku menyiapkan menu untuk makan malam nanti.“Itaaaa ... Danu mana?”“Di kamar, Bu. I

    Last Updated : 2024-11-03

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 237. Ending.

    Wak Tono melotot begitu juga dengan istrinya. Pasti mereka benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan nekat seperti ini mempolisikan mereka berdua.“Sabar Ita, sabar dulu. Kita dengarkan dulu penjelasan Wak Tono. Barangkali itu memang bukan barang milik Wak Tono atau mungkin memang punya dia, tapi tidak untuk dipakai mencelakai kamu ataupun Danu,” bela Mbak Ning.“Kalau tidak tahu apa-apa enggak usah banyak komentar Mbak. Lama-lama mulut Mbak Ning, aku sumpel pakai paku ini. Aku tidak butuh saran dari Mbak Ning dan Mbak Ning tidak usah mencampur urusan rumah tanggaku. Aku sudah benar-benar kesal dan batas ambang sabarku sudah habis, Mbak! Pokoknya aku mau kita selesaikan ini secara hukum. Wak Tono dan istrinya harus benar-benar dihukum dengan setimpal karena ini membahayakan nyawa orang lain,” tegasku. Mbak Ning diam saja mungkin dia takut akan aku masukkan ke penjara juga jika membantah ucapanku.“Benar sekali apa yang dikatakan oleh Ita. Baik Wak Tono maupun istrinya harus kita pro

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 236. Terungkap.

    "Hentikan! Tolong hentikan dan jangan kamu pukuli suamiku!” sela istri Wak Tono seraya memukul-mukul punggung Mas Danu. Aku yang geram pun langsung mendorong tubuh tua istri Wak Tono hingga dia tersungkur tepat di bawah kaki suaminya.“Jahat! Kalian jahat!” teriak istri Wak Tono lagi dan berusaha bangun untuk menyerangku. Badannya yang gemuk membuatnya susah untuk leluasa bergerak sedangkan wajah Wak Tono sudah babak belur. Wak Tono diseret oleh Pak RT dan beberapa warga ke rumah kami.Istri Wak Tono terus saja meraung-raung menangisi suaminya. Semua saudara-saudara yang sudah terlelap tidur pun terpaksa bangun untuk melihat apa yang terjadi di sini, bahkan ibu mertuaku dan Mbak Lili yang berada di rumahnya pun tergopoh-gopoh menghampiri kami.“Ada apa ini, Ita? Kenapa istrinya Wak Tono menangis begitu?” tanya ibuku.“Mereka itu penjahat, Bu! Ternyata yang meneror keluarga kita selama ini adalah Wak Tono dan juga istrinya. Itu sebabnya istrinya Wak Tono menangis karena Wak Tono sudah

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 235. Tak salah.

    Aku bergegas keluar. Tak pedulikan panggilan Mamah Atik dan juga Ibuku. Rupanya mereka juga belum tidur. Mungkin sedang menyusun rencana untuk acara besok. Sedangkan Dina tadi tidak aku memperbolehkan ikut karena dia harus tetap tinggal di kamar untuk menjaga anak-anak.Teras depan langsung sepi sepertinya bapak-bapak yang ikut mengobrol tadi langsung menuju ke samping kamarku. Ya, Allah aku deg-degan sekali. Takut sesuatu terjadi pada Mas Danu karena dia jalannya saja susah agak pincang kalau dia berduel dengan orang yang mengetuk jendelaku tentu saja dia kalah.Aku yakin sekali bahwa itu adalah manusia, kalau hantu tentu saja tidak akan seperti itu. Mana bisa hantu melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh manusia. Walaupun ada itu hanya dalam cerita saja.“Wak, kenapa di luar begini? Apa Wak dengar keributan juga?” tanyaku pada istri Wak Tono, tapi istri Wak Tono diam saja justru jalannya terburu-buru menghampiri kerumunan. Rupanya dia pun penasaran sama sepertiku.Memang sih,

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 234. Tertangkap.

    “Iya, Din, Betul kata kamu. Makanya tadi pas Mbak ke sana, ya, hanya ngasih saran sekedarnya saja. Sepertinya juga Mas Roni tadi ketakutan karena aku ancam akan kupolisikan kalau masih memaksa Mbak Asih dengan kekerasan.”“Ya, Allah ngeri banget, sih! Mas Roni benar-benar nekat!” ujar Dina.“Ya, begitulah kalau orang sudah nekat pasti segala cara akan dilakukan. Sebentar, ya, Din, aku mau WA Mas Danu dulu. Tadi mau manggil dia enggak enak karena sedang ngobrol sama Pak RT dan juga bapakku.”[Mas, ada yang ketuk-ketuk jendela kamar kita. Sewaktu Dina berniat untuk melihatnya, tapi tidak ada siapa-siapa. Tolong Mas Danu awasi barangkali setelah ini akan ada ketukan selanjutnya.] terkirim dan langsung dibaca oleh Mas Danu.[Iya, Sayang! Ini Mas juga sambil ngawasin saudara-saudara kita. Karena tadi Mas seperti melihat bayangan hitam menyelinap. Mas pikir hanya halusinasi saja.][Iya, Mas. Sepertinya yang meneror keluarga kita mulai beraksi lagi, setelah tiga hari kemarin dia tidak mela

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 233. Beraksi lagi.

    "Mbak, Mbak, itu apa seperti bayangan hitam?” tanyaku pada Mbak Mala. Dia justru memegang lenganku dengan erat. Mbak Mala ketakutan.“Duh, apa, ya, aku pun tidak tahu Ita? Aku takut. Ayo, ah, kita masuk rumah saja!” ajak Mbak Mala seraya menyeret lenganku untuk segera masuk ke dalam rumah.“Itu manusia loh, bukan hantu. Kakinya saja tadi napak tanah, tapi dia tidak melihat kita. Mungkin dia terburu-buru. Ayo, Mbak, kita, intip!” ajakku pada Mbak Mala.“Enggak maulah, Ta, aku takut!” tolak Mbak Mala kemudian dia buru-buru menutup pintu aku pun mengekorinya.“Tuh, kan, Ta, semuanya sudah tidur hanya para bapak-bapak saja itu di depan yang sedang main gaple. Ayolah, kita tidur juga biar besok bisa bangun pagi! Mungkin tadi itu beneran hantu tahu, Ta. Kita sih, malam-malam kelayapan,” ucap Mbak Mala. Lucu sekali ekspresinya dia. Mbak Mala menunjukkan bahwa dia benar-benar ketakutan.“Iya, Mbak Mala tidur sana. Terima kasih infonya nanti kalau misalnya beneran ada apa-apa kita selidiki b

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 232. Bayangan hitam.

    “Mbak Asih, kamu tidak apa-apa, Mbak? Bagaimana perutmu apa sakit? tanyaku khawatir pada Mbak Asih. Mbak Asih hanya menggeleng saja mulutnya terus saja beristighfar. Kasihan sekali. Aku tidak tega melihat dia begini.“Ayo, Ibu, Mbak Lili, Mbak Mala sudah jangan hiraukan Mas Roni dulu. Kita tolong Mbak Asih. Kasihan dia sedang hamil pasti perutnya sakit karena tersungkur begini. Ini pasti Mas Roni kan, yang sudah mendorong Mbak Asih,” kataku lagi. Mereka bertiga bergegas menghampiri untuk membantu Mbak Asih berdiri dan pindah duduk ke sofa.“Iya, benar sekali ini ulah si Roni laknat itu! Padahal Asih sudah menolaknya berkali-kali ini tetap saja si Roni memaksanya untuk kembali. Asih tidak mau lalu si Roni mendorong Asih. Dia itu tidak punya otak dan pikiran padahal Asih sedang hamil besar. Ibu benar-benar benci pada dia. Kalau bisa jebloskan saja Roni ke penjara!” ucap ibu.“Mana bisa begitu, Bu, kalian tidak berhak mengatur hidupku dan juga Asih. Aku ini masih suami sahnya Asih, ja

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 231. Datang lagi.

    Aku mengikuti Mbak Mala ke luar rumah dan terpaksa meninggalkan piring makan malamku. Untungnya tinggal sedikit lagi. Gampanglah nanti bisa aku habiskan.Malam ini rembulan memang bersinar terang sekali sepertinya memang hari ini tanggal 15, jadi bulan purnama bertengger cantik di langit malam.Sejujurnya memang dari awal Wak Tono datang ke rumah aku sudah sedikit tidak sreg dengan segala tingkah lakunya. Seperti ucapannya yang terkesan selalu ketus, selalu menyudutkanku dan Mas Danu dan juga seperti mengawasi keadaan rumahku.“Mbak Mala apa beneran tadi Wak Tono ke sini?” tanyaku pada Mbak Mala, dia hanya mengangguk dan terus menggandeng tanganku.“Iya, Ita. Tadi aku lihat Wak Tono tlewat sini terus ke arah sana, ke pohon jeruk kamu dan membakar sesuatu seperti yang aku jelaskan tadi,” jawab Mbak Mala.“Baiklah kalau gitu, ayo kita cek ke sana!” Kami berdua gegas mengecek pohon jeruk yang dimaksud oleh Mbak Mala. Aku menggunakan senter HP untuk lebih menerangi jalanan kami karena me

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 230. Wak Tono.

    "Ya, Allah ... sungguh mulia hatimu, Dina. Bapak jadi malu karena tidak bisa mengontrol emosi. Bapak begitu mendengar kabar dari Danu bahwa Wira besok akan menikah sungguh Bapak benar-benar malu. Maafkan kekhilafan Bapak Dina,” ucap bapak dengan tulus.“Iya, Pak. Aku memaafkan semua orang-orang yang menyakitiku karena aku merasa lebih tenang dan damai jika aku berbuat demikian. Sudahlah lebih baik kita jangan bahas Mas Wira lagi nanti selera makanku jadi turun kasihan kan, cucu Bapak dan Ibu, jadi asinya nanti enggak berkualitas kalau aku makannya tidak banyak.”“Iya, iya, betul. Benar apa yang kamu bilang, ya, sudah Bapak kembali ke depan untuk menemui Danu. Kamu tetap di sini dengan ibu dan juga kakak-kakakmu. Terima kasih sudah menjadi menantu Bapak yang baik hati. Terima kasih Dina,” ucap bapak lagi sebelum pergi meninggalkan kamar ini. Matanya berkaca-kaca, tangannya mengelus pundak Dina.Aku tahu Dina pun menahan gejolak yang ada di hatinya itu terbukti dari tatapan Dina yang s

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 229. Tegarnya hati.

    "Ya, Allah, Dina! Kamu yang sabar, ya, sayang? Di sini ada Bulek yang akan selalu membelamu. Apa pun yang terjadi Bulek akan menjadi garda terdepan untuk kamu. Apalagi hanya laki-laki pecundang macam Wira. Bulek akan polisikan dia, sampai bertekuk lutut padamu. Memang Tuhan itu menunjukkan siapa sebenarnya suamimu itu, Dina. Di saat kamu berhijrah ke jalan Allah menjalani hidup menjadi lebih baik justru suamimu perbuatannya makin tidak terkendali. Makin bobrok sehingga melupakan anak istrinya. Tenanglah Dina. Jangan kamu tangisi laki-laki seperti itu. Jangan pernah kamu bersedih karena ulahnya. Allah sudah merencanakan masa depanmu yang jauh lebih indah dari pada ini. Bulek yakin suatu hari nanti kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Wira. Kamu masih muda, cantik, saleha pasti banyak laki-laki yang jauh di atas Wira yang mau dengan kamu. Percayalah pada Bulekmu ini Dina, kesedihan kamu kesedihan Bulek juga. Sakitmu sakitnya Bulek juga," ucap Mamah Atik seraya memeluk Din

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status