“Apa yang dirasa, Mas?” tanyaku sedih. Hatiku sungguh tak tega melihat belahan jiwaku sakit begini.“Cuma pusing sama panas aja, Dik. Istirahat juga nanti sembuh,” jawabnya. “Ya, sudah, aku ambilkan sarapan dulu ya, Mas. Setelah ini minum obat terus kita ke klinik.”“Enggak usah lah, Dik, nanti juga sembuh,” tolaknya.Aku iyakan saja, sebab jika dibantah pun percuma. Mas Danu tipe orang yang susah sekali diajak berobat jika sakit.“Ita, Joko, sudah datang, Nak!” panggil Mamah Atik.“Joko, ngapain pagi-pagi begini ke sini, Dik?”“Aku mintain tolong untuk antar kamu berobat, Mas,” jawabku sambil mengganti pakaian Mas Danu.“Dibilang aku hanya butuh istirahat, Dik,” protesnya.“Iya, nanti istirahat kalau sudah berobat. Ayo, Mas!”Dibantu Mamah Atik kami membawa Mas Danu keluar. Mas Danu sepertinya sangat lemas dan juga pusing sampai jalan pun susah sekali dan sempoyongan.“Kamu itu dasar keponakan kurang ajar! Orang tua yang ngurusin kamu dari kecil kesusahan begini malah kalian tinggal
Last Updated : 2024-11-03 Read more