Semua Bab Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.: Bab 81 - Bab 90

149 Bab

Bab 82. Bereaksi.

"Jadi ruqyahnya masih tetap berlanjut ya, Ustazah?” tanyaku lagi.“Tentu saja, prosesnya itu tidak hanya sekali dua kali pasien langsung sembuh bahkan ada yang sampai 40 kali baru sembuh kasusnya memang beda-beda semoga saja Asih nanti beberapa kali diruqyah bisa lekas sembuh,” jawab ustazah.“Insya Allah ... Ustazah bantu doanya juga untuk kesembuhan anakku kasihan sekali dia entah siapa yang sudah membuatnya begini. Kenapa harus anakku yang jadi sasaran,” keluh ibu.“Sabar, Bu ... semua yang terjadi pada hidup kita baik itu yang enak maupun tidak semua sudah takdir Allah tugas kita adalah menjalaninya dengan ikhlas. Semoga dengan begitu hidup kita akan jadi lebih damai dan juga lebih tenang,” jawab ustazah.“Jadi, Ustazah, kapan dilanjutkan ruqyahnya lagi?” tanya Mamah Atik.Begitu mendengar kata ruqyah Mbak Asih langsung melihat ke arah Mamah Atik dengan tatapan yang sangat-sangat menakutkan.“Insya Allah ... nanti ba'da isya kita lanjutkan lagi. Kalau sekarang biarkan tubuh Asih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 83. Mas Danu kena.

Aku baru tahu ternyata proses Ruqyah Syariah seperti ini.Tidak ada kembang tujuh rupa atau benda-benda lain sebagai medianya. Murni hanya menggunakan ayat-ayat suci Alquran yang dibacakan oleh peruqyah.Bukan hanya itu korban pun tidak harus dimandikan dengan bunga tujuh rupa mandi dengan tujuh air sumur yang berbeda seperti pengobatan yang sudah dilakukan oleh Mbak Asih sebelumnya.Perintahnya pun tidak main-main ustazanya memakai sarung tangan agar tidak menyentuh kulit pasien secara langsung apalagi Pasien itu seorang muslimah.Pasien harus menggunakan baju longgar yang menutup aurat lengkap dengan kaos kaki dan juga hijabnya.Mbak Asih aku lihat sudah sedikit ada perubahan yang tadinya tatapannya kosong sekarang tatapannya sudah tidak kosong lagi.Sebenarnya aku kasihan pada Mbak Asih. Karena pada saat di ruqyah tadi benar-benar reaksinya begitu dahsyat. Erangan dan tangisa dengan berbagai macam suara keluar dari mulut Mbak Asih.Mbak Asih pun mual-mual dan muntah kata ustaz d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

Bab 84. Dampak.

Nyaliku sedikit menciut, tapi kemudian ustaz bilang padaku untuk jangan takut karena Mas Danu tidak akan melukaiku.“Terus bacakan ayat-ayat Allah bisikkan ke telinga suaminya bantu saya,” pinta ustaz.Aku mengangguk lalu terus membaca ayat Alqur’an yang aku bisa dan aku bisikan di telinga Mas Danu.Alhamdulillah Mas Danu lambat-laun bereaksi matanya kembali terpejam dia pun kembali sandaran ke tembok.Tepat jam 11 malam ruqyah selesai. Mbak Asih langsung lemas dan tertidur di sofa dengan telaten ibu mertuaku memijat kaki Mbak Asih dan mengelap semua keringat Mbak Asih.Mas Danu sudah bisa ngobrol setelah sebelumnya minum air putih yang sudah didoakan terlebih dahulu.“Mas Danu, Saya mau tanya, tapi tolong dijawab dengan jujur,” ucap ustaz, Mas Danu menggangguk.“Silakan, Ustaz, saya akan jawab dengan sejujurnya,” jawab Mas Danu.“Mbak Ita, tolong nanti setelah mendengarkan kejujuran dari suami tolong dimaafkan dan diterima dengan legowo,” kata ustaz padaku.Meski bingung aku tetap m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

Bab 85. Nasihat.

Kutatap lekat-lekat wajah suamiku meski Aku sedikit kecewa padanya tapi aku harus memberikan maaf kepada suamiku Illahi Ta'ala karena dengan begini semua yang terjadi pada kehidupan kami akan teratasi dengan baik.Aku tahu suamiku melakukan semua ini demi menjaga perasaanku demi menjaga hatiku Aku tidak cepat agar aku tidak was-was dan agar aku tidak cemas aku tidak berpikiran negatif pada suamiku ataupun Maya.Maya wanita yang telah benar-benar menjadi kucing yang tersedia untuk kelangsungan dan kelanggengan Rumah tanggaku.Ayah yang tiba-tiba saja hadir semuanya baik-baik saja yang benar-benar menguras segala isi otak dan hatiku karena harus sabar menghadapinya.Dan kini dia telah menyelesaikan masalah rumah tangganya dengan suami dan ketentuannya kembali hadir pada kehidupan rumah tangga kami dengan cara menjadi bekerja di toko kami.“Jujur meskipun kasih dan menyembunyikan semua itu kepadaku tapi setelah mendengar kejujuran dan kesungguhan dan meminta maaf padaku aku sudah ikhlas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

Bab 86. Hasil.

“Baik, Pak Ustaz, kami mengikuti semua nasihat dan saran dari Ustaz," jawab ibu mertuaku.Mbak Asih hanya diam saja saat kami membicarakannya bersandar di bahu ibu mertua dan memilin-milin ujung jilbab yang dikenakannya.“Seperti yang sudah saya katakan tadi kepada Mas Danu dan Mba kita bahwa apa yang kita lakukan semuanya akan berbalik kepada diri kita sendiri. Oleh karena itu nanti setelah melakukan ruqyah beberapa kali saya akan menanyakan itu secara terperinci kepada Mbak Asih dan tolong pada keluarga dan ibu Makasih agar membantu Mbak Asih untuk tetap menjaga salat dan juga wudhunya,” ucap Pak Ustaz lagi.“Insyaallah, Ustaz, kami akan menjaga sesuai perintah ustad dengan sebaik-baiknya," jawab ibu mertua.“Bukan hanya itu saja, Bu, tapi tolong agar Mbak Asih tetap menutup auratnya di mana pun dia berada jangan biarkan Mbak Asih sendiri bengong tanpa ditemani siapa pun."“Baik, Ustaz, kami akan mencobanya," jawab Mama Atik seraya membelai kepala Mbak Asih yang terbalut jilbab.“T
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

Bab 87. Novi kepo.

“Ita, semalam di rumahmu ada apa? Seperti ada acara ramai sekali?” tanya Novi padaku, saat ini aku sedang menjemur pakaian di samping rumahku.“Enggak ada acara apa-apa kok, Nov! Rnggak ramai juga. Mungkin kamu salah lihat,” jawabku.“Enggak, kok, aku enggak salah lihat. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri waktu aku pulang dari rumah orang tuaku sekitar jam 9 malam di rumahmu itu ramai sekali tidak biasanya lampumu juga dihidupkan semua,” jawab Novi.Apa karena efek ruqyah semalam, ya, jadi di rumahku terlihat ramai padahal hanya kami saja ditambah Ustazah dan suaminya.“Oh, mungkin pas kamu lihat semalam pas kami sedang mencoba lampu baru. Mas Danu habis beli lampu baru untuk mengganti semua lampu yang ada di rumah,” jawabku berbohong karena aku tidak mau menceritakan apa pun yang terjadi pada rumah tanggaku kepada orang lain takutnya justru akan menjadi bahan gosip dan juga ditertawakan oleh orang lain.“Wah, pantesan aja lampunya terang sekali. Memang kamu beli lampu di mana sih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

Bab 88. Disuruh ke orang pintar.

"Siapa pun pelaku utamanya aku dan Mas Danu sepakat menyerahkan semuanya kepada Allah, Nov, biarkan itu menjadi urusan dia dengan Allah. Biarkan saja Allah yang membalas kami pasrah saja yang bisa kami lakukan adalah mempertebal keimanan dan juga ibadah kami.”“Halah kamu itu ngomongnya kayak udah orang paling bener sedunia kayak ustazah yang ceramah di masjid.”“Terserah kamu saja Nov, berpendapat bagaimana.”“Atau kalau kamu tidak mau minta jimat saja sama orang pintar nanti aku mintain kalau untuk jimat ini bisa diperwakilkan karena jimat Ini fungsinya untuk melindungi diri kamu dan juga keluarga kamu dari hal-hal yang tidak diinginkan,” saran Novi lagi.“Untuk jimat pun tidak dulu deh, Nov, aku tidak memakai yang begitu-begitan jimatku hanya bismillah pasrah hanya pada Allah lagi pula loh, kalau kamu mau memakai jimat begitu hukumnya syirik sama saja kamu menyekutukan Allah tidak boleh loh, begitu yang ada kamu nanti dosa. Kamu tahu hukumnya orang yang berbuat sirik itu tidak mai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya

Bab 89. Syukur.

"Enggak enak Mah, mau ninggalin Novinya,” jawabku sekenanya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Itulah kamu itu selalu baik kepada siapa pun, meski orang itu jahat sekalipun sama kamu salut padamu Mamah bangga punya menantu sepertimu, Nak.”“Ah, Mamah terlalu berlebihan aku begini pun karena mencontoh orang-orang yang baik yang ada di sekitar rumah termasuk Mamah Atik yang baik dan selalu rendah hati."“Tapi, lain kali kalo si Novi itu nyerocos saja mulutnya kamu sekak lalu kamu tinggal pulang. Oang begitu kalau enggak dilakukan tindakan apa pun selamanya akan tetap begitu meremehkan orang lain dan berbuat semena-mena,” ucap Mamah Atik mengingatkanku.“Iya, Mah, insya Allah lain kali aku tegur Novi. Oh, ya, Kia mana, Mah, kayaknya tadi dia manggil-manggil aku?”“Ada di depan lagi mainan sama Asih, tadi Kia panggilin kamu makanya Mamah ke belakang eh, enggak tahunya kamu lagi ngobrol sama tetangga kepo.”“Ih, Mamah enggak usah begitulah. Bagaimana pun juga kan, Novi, itu tet
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya

Bab 90. Kelakuan Novi.

"Yang lalu biarlah berlalu, Dik, jangan kamu ungkit lagi nanti khawatir hatimu akan sakit jika mengungkit tentang masa lalu. Biarlah masa lalu kita yang pahit itu kita kubur dalam-dalam untuk kita jadikan sejarah lalu kita ceritakan kepada anak cucu kita kelak agar mereka tahu dulu orang tuanya seperti apa dan agar mereka tidak sombong sebab mereka tahu tentang sejarah hidup orang tuanya di masa lalu, jadi bisa untuk mawas diri,” ucap Mas Danu, aku mengangguk setuju dengan pendapat Mas Danu.Sebenarnya bukan bermaksud mengungkit tentang pahit dan pedih masa lalu hanya saja untuk mawas diri agar aku tidak berbuat semena-mena kepada orang miskin dan agar aku selalu bersyukur atas apa yang sudah Allah berikan padaku.“Alhamdulillah ... Mama Atik yang baru bertemu dengan kalian pun sangat bangga pada kalian apalagi orang tua kalian yang mendidik kalian dari kecil. Mamah selalu berharap kalian akan terus seperti ini sampai kapan pun rendah hati dan juga menghormati siapa pun.”“Insya Alla
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya

Bab 91. Mbak Asih sudah membaik.

“Heh! tunggu mau ke mana kamu bukanya minta maaf malah nyonong pergi aja kualat nanti kamu!” teriak Mamah Atik seraya melempar mobil Novi menggunakan batu kerikil.“Sudah biarin saja yang penting Kia enggak kenapa-kenapa. Kianya hanya kecemplung comberan saja,” cegah ibuku saat Mamah Atik hendak melempar batu yang berukuran lebih besar ke arah mobil Novi.“Songong bener, jadi manusia. Baru juga punya mobil kecil begitu sudah sombongnya naudzubillah apalagi punya mobil Alphard. Duh, heran sama orang-orang kaya baru zaman sekarang ini enggak punya sopan santun sama sekali,” gerutu Mamah Atik.“Sudahlah Mah, biarin saja ini Kianya juga sudah diam nangisnya hanya kecemplung comberan dimandikan saja nanti bersih lagi kok,” sahutku ikut mengademkan kemarahan Mamah Atik.Kulirik ke arah Mbak Asih, dia hanya terkekeh saja mungkin baginya Kia kecemplung comberan adalah suatu kelucuan dan yang membuatku makin heran adalah meski Mbak Asih terkekeh tertawa tatapannya tetap lurus ke depan.“Anak I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status