Home / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Pembalasan Tuan Muda Terkuat: Chapter 281 - Chapter 290

511 Chapters

Bab 281 - Diusir

Lily Wealth menatap Ryan dengan mulut ternganga. Meski usianya tak jauh berbeda dengannya, ia hanya mampu menahan tekanan sang ayah. Ia bahkan tak pernah sekalipun berhasil mematahkannya seperti yang baru saja Ryan lakukan. 'Sejak kapan praktisi dari Kota Golden River menjadi begitu menakutkan?' pikirnya takjub. Setelah beberapa saat, Castiel Wealth pulih dari keterkejutannya. "Ryan, aku akui kamu cukup kuat. Mungkin karena itulah kamu begitu percaya diri dan sombong. Namun, jangan pura-pura tidak sadar bahwa kamu hanyalah sendirian!" ujarnya dingin. "Dengan kekuatanmu sendiri, kau tidak akan mampu menahan amukan Keluarga Quins sama sekali!" Ryan meliriknya dengan ekspresi tenang. "Castiel Wealth," balasnya tegas, sengaja mengabaikan gelar kepala keluarga, "aku datang ke Keluarga Wealth hari ini untuk memberitahumu satu hal. Aku, Ryan, akan menyelesaikan masalahku sendiri. Jika kamu takut pada Keluarga Quins, salahkan saja aku atas semua kejadian ini!" Para tetua kembali terkesia
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 282 - Keterkejutan Keluarga Wealth

Eriel Wealth tertawa paling keras di antara semuanya. Dia menunjuk ke arah Gawain Wealth dengan sikap mengejek. "Gawain Wealth, bahkan jika Nexopolis hancur, Keluarga Wealth tidak akan pernah memintamu untuk kembali!" "Enyahlah sekarang!" bentaknya kasar. Ryan melirik Gawain Wealth dan menggelengkan kepala tanpa daya sebelum berbalik. "Ayo pergi." Awalnya, demi Gawain Wealth, ia berniat membantu Keluarga Wealth. Namun mereka lebih memilih menjadi musuh, sesuatu yang sama sekali tak membuatnya gentar. Beberapa orang memang tak layak untuk didekati. "Baik, Tuan Ryan." Gawain Wealth mengangguk patuh dan mengikuti di belakangnya. Tepat saat mereka hendak melangkah keluar, sebuah suara hangat terdengar dari halaman. "Kepala Keluarga Wealth, saya mohon maaf. Saya terlambat karena beberapa hal." Wajah Castiel Wealth seketika berseri-seri. Ia bergegas menuju pintu. Tamu yang ditunggu akhirnya tiba! Meski Gawain Wealth telah diusir, konflik dengan Keluarga Quins masih harus disele
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 283 - Loyalitas Gawain

"Pertama, minumlah satu dari sepuluh pil ini setiap tiga hari. Kecepatan kultivasimu akan meningkat setidaknya tiga kali lipat," ujar Ryan seraya memberikan pil di tangannya. "Kedua, teknik ini adalah hadiahku untukmu. Mulai sekarang, buang semua teknik bela diri sampah yang pernah kau latih sebelumnya dan gunakan teknik kultivasi ini!" "Ketiga, aku berjanji padamu bahwa dalam waktu satu bulan, Keluarga Wealth akan menundukkan kepala dan memohon perlindunganmu!" Gawain Wealth menatap pil di tangan Ryan dan tubuhnya gemetar. Sepuluh butir pil yang mampu meningkatkan kecepatan kultivasi hingga tiga kali lipat! Jika dilelang, harganya pasti akan mencapai angka fantastis. Namun Ryan memberikannya tanpa keraguan sedikitpun. Pandangannya beralih pada buku kecil bertuliskan 'Teknik Api Surgawi' di sampulnya. Meski belum memahami teknik kultivasi ini, kata-kata Ryan sangat jelas–seni bela diri Keluarga Wealth tak ada apa-apanya dibanding apa yang tertulis dalam buku ini. Matanya me
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 284 - Intimidasi

Rindy akhirnya memutuskan pulang untuk beristirahat sejenak. Setelah tidur beberapa jam, ia akan kembali menjaga neneknya. Setibanya di vila Keluarga Snowfield, Rindy menyeret tubuhnya yang lelah masuk ke dalam. Saat Ia baru saja meneguk air dan hendak naik ke lantai atas, sebuah suara dingin tiba-tiba terdengar, menghentikan langkahnya. "Kamu akhirnya kembali." Tubuh Rindy menegang. Ia menoleh ke arah sumber suara dan menemukan sosok pemuda berwajah dingin berdiri tak jauh darinya–Oliver Quins! Rindy refleks berbalik hendak naik ke atas, namun mendadak tubuhnya tak bisa bergerak. Seolah ada kekuatan tak kasat mata yang menahannya! Oliver Quins melangkah mendekat hingga berdiri tepat di hadapannya. "Mengapa kau mencoba melarikan diri saat melihatku? Apakah aku seseram itu?" "Tidak... tidak, aku tidak melakukannya," jawab Rindy gemetar, mata indahnya dipenuhi ketakutan. Oliver Quins mencibir sebelum mencengkeram leher Rindy dan mengangkatnya hingga nyaris tercekik. Namun secepa
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 285 - Wanita Bertopeng

Ekspresi Ryan menggelap. Berani sekali ada yang menerobos masuk ke kediamannya tanpa izin! Energi qi murni seketika memenuhi telapak tangannya saat ia melancarkan serangan ke arah sosok itu. Namun tepat saat jemarinya hendak mencengkeram si penyusup, sosok itu ambruk ke lantai. 'Hmm? Apakah ini jenis penipuan asuransi baru?' Ryan mengernyit curiga. Ia menarik tangannya dan mengamati sosok yang tergeletak itu. Ternyata sosok itu adalah seorang wanita bertopeng yang terluka parah. Ryan mendengus dingin sambil mencengkeram tubuh wanita itu. Ia membuka pintu, berniat mengusirnya. Ryan bukan pemilik yayasan amal, tak ada alasan menerima orang asing yang mencurigakan. Namun tepat saat hendak mengusirnya, wanita itu membuka mata dan meraih lengannya. "Tolong biarkan aku tinggal sebentar. Orang-orang itu ingin menangkapku." "Tidak mungkin," tolak Ryan tegas, tatapannya tetap acuh tak acuh. "Jika kau berani melangkah maju lagi," ancamnya dingin, "aku jamin kau tidak akan hidup c
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 286 - Keluarga Xavier

Wanita itu melotot marah, namun tak bisa berbuat banyak mengingat kondisi dan kekuatannya saat ini. Tiba-tiba langkah kaki tergesa terdengar dari luar, disusul ketukan panik di pintu-pintu vila lainnya. "Di mana tempat bersembunyi yang aman di vila ini?" tanya wanita itu cemas. "Mereka pasti akan datang dan mencari nanti! Cepat sembunyikan aku!" Ryan menyesap tehnya dengan tenang. "Kamu bisa duduk saja di sofa ini. Mereka tidak akan berani masuk." "Tapi sekelompok orang itu..." Belum selesai ia bicara, ketukan keras menggema di pintu. "Buka pintunya! Buka pintunya!" seru suara penuh permusuhan dari luar. Wajah wanita itu memucat. Ia menggigit bibir merahnya sambil menatap Ryan yang justru dengan santai meletakkan cangkir tehnya sebelum berjalan ke pintu. Di luar, lima atau enam pria bertubuh kekar menghadang dengan aura mengintimidasi. Kebanyakan dari mereka adalah praktisi bela diri setengah langkah dari ranah grandmaster, bahkan salah satunya seorang grandmaster. Ryan menga
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 287 - Caliburn

Ryan melangkah mendekat dengan tenang, mengabaikan tatapan penuh selidik wanita itu. "Siapa namamu?" Wanita itu terdiam, matanya menyipit waspada. Dia baru hendak mengarang identitas palsu ketika Ryan menambahkan dengan nada final, "Nama aslimu." Setelah beberapa saat menimbang, dia memutuskan jujur adalah pilihan terbaik. "Mordred Luxis." "Baiklah." Ryan mengangguk singkat sebelum melanjutkan dengan santai, "Mordred Luxis, buka bajumu." Kemarahan seketika berkobar di mata Mordred. Tanpa pikir panjang ia mengeluarkan belati dari lengan bajunya, menghunuskannya dengan ledakan energi qi yang mengejutkan. "Kau mencari mati!" Belum sempat belati itu meluncur jauh, tangan Ryan telah mencengkeram pergelangan tangannya dengan kekuatan tak terbantahkan. Dalam satu gerakan mulus, ia merebut senjata itu dan menancapkannya ke dinding. "Demi pedangmu, aku tak akan membunuhmu," ujar Ryan dingin. "Tapi ketahuilah, luka-lukamu telah merusak organ dalam. Jika tak segera diobati, kau akan m
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 288 - Kunjungan Lancelot

Ryan mengenakan mantelnya dan hendak memanggil Derick untuk menjemputnya. Akan tetapi, sebelum melakukannya, terdengar ketukan lagi di pintu. Ia mengernyit heran, otaknya langsung mencoba menebak siapa yang datang. 'Mordred Luxis?' batinnya. Namun segera menepis pikiran itu. Wanita itu terlalu berbahaya untuk didekati saat ini. Dengan langkah ringan, Ryan membuka pintu dan mendapati sosok pria kekar bertopi berdiri di sana. Aura kuat menguar samar dari tubuhnya, namun ia berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin. "Ketua Guild," suara berat pria itu terdengar penuh hormat. Ryan tersenyum tipis mengenali sosok itu. "Masuklah, Lancelot." Setelah mempersilakan tamunya duduk, Ryan mengamati Lancelot dengan seksama. Pria itu tampak agak gelisah, seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan namun ragu. "Mengapa kau ada di sini?" tanya Ryan langsung. "Bukankah kita sepakat untuk tidak bertemu secara langsung?" Lancelot melepas topinya dan membungkuk dalam. "Ketua Guild, saya seha
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 289 - Mengunjungi Rumah Rindy

Tanpa waktu yang lama, sebuah mobil Mercedes-Benz yang membawa Ryan telah tiba di gerbang kediaman Keluarga Snowfield. Dua praktisi bela diri dengan aura kuat menghadang mereka. "Tunjukkan kartu izin dan undangan," ujar salah satu dari mereka angkuh. Derick menurunkan kaca mobil. "Tidak punya." "Kalau begitu pergi dari sini!" bentak penjaga itu. Sebelum Ryan sempat bereaksi, Derick mengeluarkan sebuah token dari dashboard. "Ini identitasku. Aku bisa masuk ke manapun, termasuk kediaman kalian! Berani menghalangiku, Herold Snowfield yang akan menanggung akibatnya!" Kedua penjaga terkesiap ngeri melihat token itu. Mereka bergegas menghubungi atasan mereka untuk konfirmasi. "Silakan masuk," ujar mereka kemudian dengan sikap jauh lebih sopan. "Maaf atas ketidaknyamanannya." Namun Mercedes itu telah melaju meninggalkan mereka. Para penjaga menatap penumpang di kursi belakang dengan tatapan penuh spekulasi. Jika sopirnya saja semenakutkan ini, siapa sebenarnya majikannya? Ryan
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 290 - Melawan Utusan Keluarga Quins

Awalnya Ryan mengira mereka anggota Keluarga Snowfield, namun aura dan qi yang menguar dari tubuh keduanya jelas berbeda. Ini pasti anak buah Keluarga Quins. "Kalian menungguku?" Ryan tersenyum tipis. "Mari bicara di luar. Aku tak ingin darah kalian mengotori rumah Keluarga Snowfield." Tanpa menunggu jawaban, ia melangkah tenang meninggalkan bangunan. Kedua pria itu tertegun sejenak sebelum saling melempar pandang dan mengangguk. ** Taman belakang vila kini terasa lebih sunyi. Derick telah mengusir para pelayan dengan berbagai alasan. Ryan berdiri santai membelakangi kedua lawannya, menghirup udara segar musim semi. "Siapa yang mengirim kalian mengawasi Rindy?" tanyanya datar. "Bocah," salah satu dari mereka mendengus, "kau seharusnya tahu Rindy itu milik siapa." "Ya," Ryan mengangguk. "Rindy adalah wanitaku." Keheningan mencekam menyelimuti taman. Udara seolah membeku saat kedua pria itu mencerna kata-kata Ryan. "Beraninya kau!" raung mereka murka. Aura membunuh yang p
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
52
DMCA.com Protection Status