Home / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Pembalasan Tuan Muda Terkuat: Chapter 291 - Chapter 300

617 Chapters

Bab 291 - Bertemu Ayah Rindy

"Tuan..." suaranya bergetar hebat, bahkan tak berani mengangkat wajah takut menyinggung dewa kematian di hadapannya. "Di mana kediaman Keluarga Quins?" tanya Ryan datar. "Vila keluarga Quins terletak di selatan kota, Tuan," jawabnya cepat. "Naiki jalan pegunungan sejauh beberapa ratus meter dari sini." Dia tak tahu apa rencana Ryan dengan informasi itu. Mungkinkah pemuda ini berniat menyerang kediaman Keluarga Quins? "Apakah tuan mudamu ada di rumah?" Ryan melanjutkan interogasinya. Praktisi itu menggeleng kuat-kuat. "Tuan, saat ini seluruh Keluarga Quins sedang fokus mengundang seseorang dari gunung Langit Biru." "Kami baru kembali dari Gunung Ergo beberapa hari lalu demi mengundang orang itu, namun gagal. Kini mereka semua berangkat ke Gunung Langit Biru." "Puluhan orang dikirim kali ini—bukti kesungguhan Keluarga Quins," tambahnya. "Tuan Besar berkata jika berhasil membujuk orang itu menjadi pelindung kami, Keluarga Quins pasti akan jadi keluarga seni bela diri nomor satu s
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 292 - Peringkat Oliver Quins

Ryan hanya menatap Herold dengan ekspresi acuh tak acuh. Herold Snowfield menggelengkan kepala. Dia tidak tahu bagaimana Ryan masih bisa begitu tak kenal takut dengan semua situasi ini. Dia meletakkan cangkir tehnya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Karena kamu tidak tahu, biar aku yang memberi tahu." "Oliver Quins adalah salah satu dari sepuluh jenius seni bela diri teratas di Kota Riverpolis." "Beberapa hari yang lalu, dia membunuh seorang praktisi bela diri dan naik ke peringkat ke-199 dalam ranking grandmaster Nexopolis! Kesenjangan antara kamu dan dia seperti langit dan bumi!" ‘Peringkat 199 dalam ranking grandmaster Nexopolis?’ Ryan tersenyum cerah mendengar informasi itu. Di mata orang lain, Oliver Quins memang jenius tak tertandingi. Masuk 200 besar ranking grandmaster di usia muda dengan dukungan Keluarga Quins yang kuat, masa depannya praktis tak terbatas. Namun bagi Ryan, Oliver Quins bahkan tak layak disebutkan. Tanpa Kuburan Pedang pun, mustahil pemuda itu
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 293 - Mengunjungi Gedung Camelot

'Apa yang akan Tuan Ryan lakukan di sana?' Derick bertanya-tanya dalam hati. Seolah membaca kebingungannya, Ryan berkata santai, "Kudengar Gedung Camelot menyimpan kekuatan besar di Kota Riverpolis." "Tuan Ryan," Derick ragu-ragu, "ada sesuatu yang harus saya sampaikan." "Katakan saja." "Di kota ini ada tiga kekuatan yang tak boleh diganggu—Asosias Seni Bela Diri, keluarga-keluarga papan atas, dan Lancelot dari Gedung Camelot." Ryan hanya masuk ke mobil tanpa menanggapi. Ia tak mungkin menjelaskan bahwa ia memiliki orang dalam di ketiga faksi itu, bahkan salah satunya praktis menjadi bawahannya. Dua puluh menit kemudian mereka tiba di Gedung Camelot. Ryan menyuruh Derick pergi sebelum melangkah mendekati bangunan megah itu. Arsitekturnya jauh melampaui gedung Golden Dragon Gorup di Kota Golden River—benar-benar layak disebut landmark kota. Bahkan para penjaganya bukan orang sembarangan. Ryan bisa merasakan salah satunya setingkat grandmaster. Beberapa pasang mata dingin me
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 294 - Melawan Lancelot

Para praktisi bela diri yang awalnya meragukan Ryan karena usianya, kini hanya bisa mengakui kelemahan mereka. Lancelot mengangguk puas dari kejauhan. Ia tahu anak buahnya butuh bukti nyata, bukan sekadar kata-kata. Demonstrasi kekuatan Ryan telah menghilangkan semua keraguan. Namun, masih ada satu langkah terakhir! Tiba-tiba, Lancelot melangkah maju dan mengepalkan tinjunya. "Ketua Guild, bawahan ini ingin bertanding dengan Anda!" Ada dua alasan di balik tantangan ini. Pertama, Lancelot ingin mengetahui seberapa kuat Ryan dan seberapa besar jarak di antara mereka. Kedua, sebagai pendiri Gedung Camelot dan pemilik faksi misterius, Lancelot adalah praktisi terkuat di sini. Ini bisa merugikan posisi Ryan sebagai Ketua Guild. Namun jika Ryan mengalahkannya dalam pertarungan langsung, status Ketua Guild akan semakin tak tergoyahkan. Ryan tak menyangka Lancelot akan mengajukan tantangan mendadak seperti ini. Tapi ini juga sesuai keinginannya–ia penasaran dengan kemampuan peng
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 295 - Memberi Teknik Kultivasi

Ryan sendiri sedikit terengah-engah, keringat membasahi dahinya. Ini adalah pertarungan paling melelahkan sejak ia kembali dari Gunung Langit Biru. Jika bukan karena keunggulannya dalam teknik dan pengalaman bertarung, duel dengan Lancelot mungkin akan berakhir seri. Lancelot menahan keterkejutannya dan berlutut dengan hormat. "Terima kasih sudah menunjukkan belas kasihan, Ketua Guild!" "Bangun. Meskipun ini hanya sesi sparring, aku tidak menahan diri terlalu banyak. Kamu cukup kuat," puji Ryan sambil mengulurkan tangannya pada Lancelot yang tergeletak di arena latihan. Keringat membasahi wajah pria berambut cepak itu. Meski telah berusaha sekuat tenaga, ia tetap tak mampu menahan serangan Ryan yang begitu dahsyat. Namun alih-alih kecewa, matanya justru berbinar penuh semangat. "Tidak perlu merendah, Ketua Guild," Lancelot tersenyum sambil menerima uluran tangan Ryan. "Kekuatan Anda benar-benar di luar nalar. Bahkan dengan teknik terkuat saya, tetap tak mampu menandingi And
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 296 - Menjenguk Nenek Rindy

Pesan dari Rindy setengah jam lalu berisi koordinat Rumah Sakit Kota Riverpolis. Ryan teringat ia memang meminta gadis itu memberi tahu lokasi rumah sakit tempat nenek Rindy di rawat begitu tiba. 'Itu artinya Rindy sudah di sana,' batinnya sambil memanggil taksi. Kali ini ia tidak ingin menggunakan jasa Derick. 15 menit kemudian, Ryan tiba di area bangsal VIP Rumah Sakit Kota Riverpolis. Dengan keranjang buah di tangan, ia melangkah masuk dan mendapati Rindy bersama ibunya, Jenny Moretti telah duduk menemani Nenek Rindy yang masih koma.. Tampak jelas Jenny Moretti tidak dalam kondisi baik. Wanita yang biasanya angkuh itu kini terlihat lesu dengan lingkaran hitam menghiasi matanya. "Bu, Ryan datang menjenguk Nenek," Rindy berkata lembut, khawatir sang ibu akan marah. Namun di luar dugaan, Jenny Moretti hanya melirik Ryan dan mengangguk pelan. "Terima kasih." Ryan meletakkan keranjang buah dan mengamati wanita tua yang terbaring lemah di ranjang. Ia ingat betul kondisi nenek
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 297 - Mengobati Nenek Rindy

Dengan gerakan presisi yang mengagumkan, Ryan menusukkan jarum-jarum perak ke titik akupunktur vital di tubuh nenek Rindy. Jarum-jarum itu bergetar halus, mengeluarkan bunyi mendesis yang misterius. Jari-jarinya dengan lincah membentuk segel rumit, mengalirkan energi qi murni yang tak kasat mata. Rindy dan ibunya memang tak dapat melihat aliran energi itu, namun dari cara Ryan menggunakan jarum dengan begitu ahli, mereka yakin pemuda ini memiliki keahlian medis yang luar biasa. Ryan memejamkan mata, fokus mengendalikan jarum perak dengan qi sejatinya. Bagai mendapat nyawa sendiri, jarum-jarum itu mulai bergerak secara mandiri, menciptakan pola rumit yang menakjubkan. "Bagaimana mungkin?" Jenny Moretti terkesiap, jantungnya berdebar kencang melihat pemandangan yang seolah menantang logika. Pandangannya terhadap Ryan berubah total–dari jijik menjadi takjub, dan dari takjub menjadi gentar. Ia pernah mendengar tentang akupunktur ajaib dalam legenda kuno, namun tak pernah menyan
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 298 - Berterima Kasih

Oliver bangkit terhuyung, menyeka darah di sudut bibirnya sebelum mengeluarkan ponsel. Ia mencoba menghubungi dua bawahannya yang mengawasi kediaman Keluarga Snowfield. Namun berapa kalipun mencoba, panggilannya tak pernah tersambung. Kesimpulan mengerikan menghantam benaknya–siapapun yang menyelamatkan nenek Rindy juga telah membunuh anak buahnya! "Brengsek!" geramnya murka. "Siapa yang berani menggangguku?!" "Oliver, kenapa kau terluka? Ceritakan padaku," sang ayah mendesak dengan nada serius. Setelah mendengar penjelasan putranya, mata Tuan Besar Qin dipenuhi kemarahan. "Masih ada beberapa orang di Vila Quins. Aku akan memerintahkan mereka menyelidiki Keluarga Snowfield! Mereka pasti meminta bantuan dari luar." Oliver menggeleng. "Percuma mengirim orang-orang lemah itu. Siapapun yang mampu mematahkan teknikku jelas bukan praktisi bela diri biasa. Ayah, orang ini harus segera dibunuh sebelum dia meninggalkan Kota Riverpolis!" Tuan Besar Qin menyipitkan mata, tampak menimban
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 299 - Target Ordo Hassasin

"Kau melihat tubuhku telanjang kemarin, tapi sekarang menyerangku begitu cepat? Sungguh tidak tahu terima kasih." Ryan menutup pintu dan mendapati seorang wanita cantik duduk santai di sofa–Mordred Luxis! Yang mengejutkan, wanita itu dengan mudah menangkis bilah anginnya. Hari ini Mordred tidak mengenakan pakaian hitam seperti biasa. Dia memilih gaya kasual dengan celana jeans biru, sepatu kets, dan sweter senada yang membuatnya tampak lebih feminin. "Kurasa aku pernah bilang kau tidak boleh menginjakkan kaki di vila ini lagi," ujar Ryan tenang namun mengancam. Meski cantik, ia tak akan memberi ampun pada siapapun yang melanggar aturannya. Mordred tersenyum sambil bangkit dari sofa. "Aku tidak suka berutang budi, tapi aku berutang padamu. Dan kau tak bisa lari." Dia berhenti sejenak. "Hari ini, aku di sini untuk membalas budi pertama." Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan memutar sebuah rekaman berdurasi 30 detik. Setelah selesai, ia melirik Ryan dengan tatapan penuh arti
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 300 - Memperlakukan Mordred Seperti Pembantu

Tanpa peringatan, Ryan kembali membanting tubuh penyusup itu ke lantai. Suara tulang retak kembali bergema di ruang tamu. "Pria ini datang bersamamu?" Ryan menatap Mordred dengan tatapan menusuk. "Inikah yang kau maksud dengan menyelamatkanku?" Wajah Mordred memucat. Ia menggeleng keras. "Aku juga tidak tahu tentang orang ini! Sialan, dia benar-benar menerima misi yang sama denganku!" Penyusup yang tergeletak di lantai itu terengah-engah, wajahnya pucat pasi. Tak pernah dia bayangkan target yang seharusnya mudah dibunuh ternyata semengerikan ini! Dia bahkan tak memiliki kesempatan untuk melawan! Tatapan dinginnya beralih pada Mordred Luxis. "Mordred Luxis, apa kau tahu apa yang kau lakukan?" geramnya murka. "Kau benar-benar melanggar aturan Ordo!" Ryan menginjak tubuh pria itu lebih keras. "Kau terlalu banyak bicara. Mereka yang ingin membunuhku sudah mati semua, dan sebentar lagi kau akan bergabung dengan mereka di neraka." Saat kaki Ryan terangkat, bersiap mengakhiri hidup
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
62
DMCA.com Protection Status