Home / Romansa / Dicampakkan Setelah Melahirkan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Dicampakkan Setelah Melahirkan: Chapter 151 - Chapter 160

184 Chapters

Bab 151- Manggala

Karena rasa ingin tahu yang tinggi, Manggala akhirnya membuntuti mobil Mita dan Satria hingga mereka tiba di sebuah unit apartemen mewah yang berada tak jauh dari apartemen di mana Manggala tinggal. Helaan nafas berat lolos dari sela-sela giginya. Ada banyak teka teki yang harus ia pecahkan.Jimmy sudah membebas tugaskan dirinya. Namun nuraninya tak bisa berdusta. Ia ingin mengungkapkan kasus Diajeng secara tuntas. Sisi kemanusiannya tergerak melihat sebuah kejahatan di depan mata. Dan, ia tidak bisa menutup matanya. “Apa mereka ada affair?” gumam Manggala saat salah satu tangannya menarik tuas persneling, memindahkan gigi transmisi. Ia membelokkan kendaraannya menuju sebuah resto yang berada di area sebelah apartemen. Ia akan memarkirkannya di sana. Jika ia memarkirkan kendaraannya di sekitar unit apartemen milik Satria, maka rencananya bisa gagal total. “Okay, pasti aku akan menemukan sesuatu di sana,” seru Manggala keluar dari dalam mobil miliknya kemudian berjalan menuju lobi apa
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 152 - Embun

Hari ini ke dua wanita cantik berbeda usia telah selesai melakukan yoga di ruang olahraga. Ana dan Embun sedang beristirahat. Embun mengelap keringat yang mengucur di dahinya dengan handuk kecil. Kemudian jemarinya yang lentik meraih botol minum. Ia menegak air minum perlahan. Air jernih mengaliri tenggorokannya dengan begitu nikmat. Melakukan yoga cukup lama membuatnya merasa kehausan.Tak lama kemudian, ia pun mengangsurkan botol minum lain pada ibunya termasuk dengan handuk kecil. “Makasih, Sayang,” ucap sang ibu dengan tersenyum lebar. Ia tidak pernah menyangka akan memiliki anak sedewasa Embun. Dulu ia tumbuh sebagai anak yang manja dan selalu ingin dilayani. Berbeda dengan Embun yang terlihat mandiri. Mungkin perjalanan hidup Embun yang membuatnya menjadi pribadi yang mandiri dan bijak di usianya yang terbilang muda.“Mami, kapan aku mulai kuliah?” tanya Embun setelah menaruh handuk dan botol minum di atas meja—yang berada di sampingnya. Ia merapikan anak rambut yang menjuntai d
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 153

Sebulan berlalu, Manggala menunggu jawaban Embun. Terpaksa ia memanjangkan sumbu kesabaran dan tak berani bertanya langsung pada Embun karena khawatir bisa menyinggung perasaan wanita itu.Manggala cukup memahami alasan mengapa Embun masih belum memberikan jawaban padanya. Pasti bukan hal yang mudah. Apalagi Embun sempat trauma karena pernikahannya dulu yang gagal. Wanita bermanik almond itu pasti tak mudah dalam memilih pasangan hidupnya.Namun sebuah kesempatan emas tiba, Manggala mengundang Embun dan the Great Duke untuk menghadiri acara pesta ulang tahun perusahaan milik ayahnya. Ia sudah kangen berat dengan ibunya Sagara. Betapa sulit ia bisa bertemu dengannya di tengah kesibukan masing-masing.“Gala, jangan lupa ya undang teman-temanmu ke acara pesta! Teman-teman terdekatmu saja. Toh, Papa membatasi tamu undangan yang hadir. Hum, sebetulnya Mama malas ada acara beginian. Tapi, Papa pengen yang rame-rame. Soalnya nanti di Salatiga juga pasti ada perayaan lagi.”Malati mengungkapka
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 154 - Embun & Manggala

“Halo Om dan Tante!”Manggala menyapa sahabat ayahnya dengan ramah. Ia tersenyum menyalami mereka. Sesaat kemudian ia melirik ke arah seorang gadis bercadar dan menganggukan kepalanya pelan. Mata gadis itu menyipit, sepertinya ia juga membalas senyuman Manggala dari balik cadarnya. Matanya terlihat indah.“Gala, dari mana saja kau? Om Yuda dari tadi menanyakanmu,” sambung Aldino menyambut putranya. “Gala menyambut tamu, Pa,” jawab Manggala kemudian ia menoleh ke arah belakang. Ia akan memperkenalkan Embun pada sang ayah. Naasnya, saat Manggala menoleh ke belakang, Embun tidak ada berada di belakangnya.Pemuda tampan itu tampak panik, Embun menghilang. Apakah wanita bermanik almond itu tersinggung mendengar perkataan ayah dan sahabatnya?Manggala mengkhawatirkannya. Padahal ia ingin sekali memperkenalkan wanitanya secara langsung kepada ke dua orang tuanya dengan cara yang benar.“Papa, maaf Gala mau ke pergi dulu,” ujar Manggala meminta ijin pada ayahnya. Padahal ia ingin mencari Embu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 155

Malam itu menjadi malam yang indah bagi seorang wanita dan pria yang baru saja mengungkapkan perasaan masing-masing. Embun menjawab pertanyaan Manggala dengan senyuman yang tipis. Senyuman yang menyiratkan bahwa ia bersedia menerima cinta dari seorang pemuda yang telah mengungkapkan perasaan padanya.Manggala memalingkan wajahnya, menahan euforia yang meledak-ledak di balik dadanya. Sempat ia berpikir harapan cintanya hanya sekitar lima puluh persen. Bukan tanpa alasan, selain Embun masih trauma dengan kisah cintanya dengan Danar, ada hal lain yang membuatnya memutuskan untuk menolaknya yaitu soal restu ke dua orang tua mereka. Bukankah ibunya Embun adalah mantan kekasih ayahnya?“Hum, jadi Jeena menerima cinta Mas Gala?”manggala bertanya kembali untuk ke dua kalinya. Baginya, ini seperti mimpi indah.Embun tersenyum melihat ekspresi Manggala yang mirip seorang anak kecil di mana ia baru saja mendapatkan mainan baru yang diinginkannya.Rona merah jambu menyembul di pipi Embun Ganita.
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 156

“Kenapa marah-marah? Tolong jaga sikap!”Satria mengingatkan Mita. Semenjak pulang dari pesta ayahnya Manggala, wanita itu terlihat kesal dan murka. Bahkan mereka lebih dulu pulang. Mita merengek pada Satria ingin pulang lebih dulu. Mereka berada di dalam kendaraan milik Satria. Mereka baru saja tiba di depan tower apartemen milik Satria.“Aku bosan saja! Pesta apa di sana? Sama sekali tidak keren! Hanya minuman biasa yang disajikan,” jawab Mita asal. Sebetulnya, yang membuatnya kesal ialah kehadiran Embun. Ia muak melihat Embun kini sudah berada satu level dengannya.Satria menggelengkan kepalanya. Ia juga tahu soal Embun dari Mita yang dulu bercerita padanya. “Honey, kau mau minum vodka? Sampanye? Atau apa?” Jawab Satria dengan menarik sudut bibirnya dengan penuh arti. Mita bisa langsung tahu arah kemana pembicaraannya. “Dasar pria mesum!” umpat Mita namun ia juga tidak bisa memungkiri jika Satria sangat buas di atas ranjang. Ia selalu mengumpatinya namun menikmati permainannya.“Ay
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 157

Embun menarik nafas dalam kemudian mengembuskannya perlahan. Gadis bernama Laila cukup berhasil membuatnya mengalami sport jantung.“Mbak, sariawan?” Laila menatap Embun dengan tatapan interogatif. Kesal juga ketika ia bicara namun tidak ditanggapi oleh wanita bermanik almond di depannya. Padahal ia cukup letih berbincang panjang lebar namun hanya ditanggapi dengan kalimat singkat.Embun menghela nafas pelan. Menghadapi gadis cerewet membutuhkan kesabaran. Sikap gadis itu mengingatkan dirinya pada salah satu sepupunya yang menyebalkan.“Mbak cemburu ya? Bercanda kok? Aku belum mau menikah. Lagipula, aku tidak mau merebut calon suami orang,”Laila meralat perkataannya. Embun yang mendengarnya sampai menganga dibuatnya.Ke dua sudut bibirnya berkedut, Embun hendak mengomentari gadis berisik itu. Namun gadis itu lagi menyambar perkataannya.“Mbak pasti penasaran kan, kenapa aku tahu tentang kalian? Soalnya aku tadi mencuri dengar kalian bicara berbisik-bisik,” katanya dengan santai. Sese
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 158

“Ough, Satria, apa yang kaulakukan?” ujar Mita saat Satria menarik kardigan yang dipakainya dengan kasar. Wanita bertubuh jangkung itu cukup kaget melihat tingkah Satria yang tak biasa. Sekalipun sikap pria itu menyebalkan, namun sejauh ini pria itu bersikap lembut padanya dalam keadaan sadar. Kecuali saat pria itu dalam keadaan mabuk.Pria berwajah oriental itu mendengus kesal. Ia pun menarik paksa sebuah benda yang menempel pada cardigan Mita. Sebuah benda kecil namun sangatlah berbahaya.“Kenapa ditarik sih kancingnya?” oceh Mita tak terima dengan sikap Satria. Ia menatap tajam Satria, tidak terima dengan sikapnya. Satria tertegun menatap sebuah benda bulat yang berbentuk mirip pin atau kancing itu. “Sialan! Seseorang menyadap kita, Mita! Seseorang telah mencurigaimu. Bahkan kau tidak menyadarinya.”Mita mengerjapkan matanya sekali dengan wajah bingung. “Apa maksudmu? Penyadap apa?” tanya Mita memperhatikan sekelilingnya, mencari apa yang diucapkan oleh Satria padanya. “Kamarmu tid
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 159 - Manggala

Makan malam hari itu terasa hening. Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dan berdenting. Suasana terasa menegangkan. Manggala merasa sang ayah seperti tengah marah padanya. Setelah acara pesta ulang tahun perusahaan, sang ayah masih mendiamkannya.Berawal dari respon Manggala yang mengatakan pada Yuda bahwa ia belum memikirkan soal jodoh. Aldino merasa kecewa karena putranya telah menyinggung perasaan Yuda-sahabatnya. Yuda merasa Aldino telah mengolok-oloknya dan mempermainkannya. Manggala dan ke dua orang tuanya menyantap makan malam dengan tenang. Saat ayahnya terlihat selesai menghabiskan makanannya, Manggala menggerakan ke dua sudut bibirnya. Ia akan membahas soal perjodohan dirinya dengan Laila.Manggala menarik nafas dalam sebagai ancang-ancang. Ia butuh menyiapkan stok kesabaran dan mental yang kuat saat berhadapan dengan sang ayah yang temperamen. Manggala melirik pada ibunya terlebih dahulu. Seolah mengerti apa yang putranya isyaratkan, Malati pun mengangguk pe
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 160

Manggala menengok arlojinya lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia mengambil tas ransel kecil miliknya lalu memasukan beberapa benda penting dan pakaian ganti. Ia akan menginap di salah satu hotel miliknya, untuk menenangkan diri.Namun sebelumnya ia berpamitan pada ibunya sebab sang ayah kembali mendiamkannya.“Mama, Gala ada urusan di hotel, paling pulang besok ya,”Manggala memeluk tubuh mungil ibunya dan menciumi wajahnya. Pemuda itu memang sangat menyayangi ibunya. Padahal ibunya sudah tahu tujuan kepergiannya.Malati hanya bisa mendesah pelan melihat reaksi ke dua orang lelaki dalam hidupnya. Baru pertama kali mereka bersitegang. Penyebabnya ialah seorang Jeena Mahira Basalamah.Wanita itu tidak bisa mencegah ke duanya. Ia akan memberikan waktu bagi mereka untuk menenangkan diri. Ia yakin jika Aldino akan merestui hubungan itu pada akhirnya. Bukan tanpa alasan, baginya Manggala adalah satu-satunya putra kesayangannya. “Besok kamu harus pulang. Papa pasti kerepotan pergi ke per
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status