Share

Bab 151- Manggala

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-11-29 21:35:47
Karena rasa ingin tahu yang tinggi, Manggala akhirnya membuntuti mobil Mita dan Satria hingga mereka tiba di sebuah unit apartemen mewah yang berada tak jauh dari apartemen di mana Manggala tinggal. Helaan nafas berat lolos dari sela-sela giginya. Ada banyak teka teki yang harus ia pecahkan.

Jimmy sudah membebas tugaskan dirinya. Namun nuraninya tak bisa berdusta. Ia ingin mengungkapkan kasus Diajeng secara tuntas. Sisi kemanusiannya tergerak melihat sebuah kejahatan di depan mata. Dan, ia tidak bisa menutup matanya.

“Apa mereka ada affair?” gumam Manggala saat salah satu tangannya menarik tuas persneling, memindahkan gigi transmisi. Ia membelokkan kendaraannya menuju sebuah resto yang berada di area sebelah apartemen. Ia akan memarkirkannya di sana. Jika ia memarkirkan kendaraannya di sekitar unit apartemen milik Satria, maka rencananya bisa gagal total.

“Okay, pasti aku akan menemukan sesuatu di sana,” seru Manggala keluar dari dalam mobil miliknya kemudian berjalan menuju lobi apa
Piemar

Happy reading Kisah ke dua orang tua Embun dan Manggala ada di novel Istri Rahasia Kepala Sekolah...

| 9
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 152 - Embun

    Hari ini ke dua wanita cantik berbeda usia telah selesai melakukan yoga di ruang olahraga. Ana dan Embun sedang beristirahat. Embun mengelap keringat yang mengucur di dahinya dengan handuk kecil. Kemudian jemarinya yang lentik meraih botol minum. Ia menegak air minum perlahan. Air jernih mengaliri tenggorokannya dengan begitu nikmat. Melakukan yoga cukup lama membuatnya merasa kehausan.Tak lama kemudian, ia pun mengangsurkan botol minum lain pada ibunya termasuk dengan handuk kecil. “Makasih, Sayang,” ucap sang ibu dengan tersenyum lebar. Ia tidak pernah menyangka akan memiliki anak sedewasa Embun. Dulu ia tumbuh sebagai anak yang manja dan selalu ingin dilayani. Berbeda dengan Embun yang terlihat mandiri. Mungkin perjalanan hidup Embun yang membuatnya menjadi pribadi yang mandiri dan bijak di usianya yang terbilang muda.“Mami, kapan aku mulai kuliah?” tanya Embun setelah menaruh handuk dan botol minum di atas meja—yang berada di sampingnya. Ia merapikan anak rambut yang menjuntai d

    Last Updated : 2024-11-29
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 153

    Sebulan berlalu, Manggala menunggu jawaban Embun. Terpaksa ia memanjangkan sumbu kesabaran dan tak berani bertanya langsung pada Embun karena khawatir bisa menyinggung perasaan wanita itu.Manggala cukup memahami alasan mengapa Embun masih belum memberikan jawaban padanya. Pasti bukan hal yang mudah. Apalagi Embun sempat trauma karena pernikahannya dulu yang gagal. Wanita bermanik almond itu pasti tak mudah dalam memilih pasangan hidupnya.Namun sebuah kesempatan emas tiba, Manggala mengundang Embun dan the Great Duke untuk menghadiri acara pesta ulang tahun perusahaan milik ayahnya. Ia sudah kangen berat dengan ibunya Sagara. Betapa sulit ia bisa bertemu dengannya di tengah kesibukan masing-masing.“Gala, jangan lupa ya undang teman-temanmu ke acara pesta! Teman-teman terdekatmu saja. Toh, Papa membatasi tamu undangan yang hadir. Hum, sebetulnya Mama malas ada acara beginian. Tapi, Papa pengen yang rame-rame. Soalnya nanti di Salatiga juga pasti ada perayaan lagi.”Malati mengungkapka

    Last Updated : 2024-11-30
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 154 - Embun & Manggala

    “Halo Om dan Tante!”Manggala menyapa sahabat ayahnya dengan ramah. Ia tersenyum menyalami mereka. Sesaat kemudian ia melirik ke arah seorang gadis bercadar dan menganggukan kepalanya pelan. Mata gadis itu menyipit, sepertinya ia juga membalas senyuman Manggala dari balik cadarnya. Matanya terlihat indah.“Gala, dari mana saja kau? Om Yuda dari tadi menanyakanmu,” sambung Aldino menyambut putranya. “Gala menyambut tamu, Pa,” jawab Manggala kemudian ia menoleh ke arah belakang. Ia akan memperkenalkan Embun pada sang ayah. Naasnya, saat Manggala menoleh ke belakang, Embun tidak ada berada di belakangnya.Pemuda tampan itu tampak panik, Embun menghilang. Apakah wanita bermanik almond itu tersinggung mendengar perkataan ayah dan sahabatnya?Manggala mengkhawatirkannya. Padahal ia ingin sekali memperkenalkan wanitanya secara langsung kepada ke dua orang tuanya dengan cara yang benar.“Papa, maaf Gala mau ke pergi dulu,” ujar Manggala meminta ijin pada ayahnya. Padahal ia ingin mencari Embu

    Last Updated : 2024-12-01
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 155

    Malam itu menjadi malam yang indah bagi seorang wanita dan pria yang baru saja mengungkapkan perasaan masing-masing. Embun menjawab pertanyaan Manggala dengan senyuman yang tipis. Senyuman yang menyiratkan bahwa ia bersedia menerima cinta dari seorang pemuda yang telah mengungkapkan perasaan padanya.Manggala memalingkan wajahnya, menahan euforia yang meledak-ledak di balik dadanya. Sempat ia berpikir harapan cintanya hanya sekitar lima puluh persen. Bukan tanpa alasan, selain Embun masih trauma dengan kisah cintanya dengan Danar, ada hal lain yang membuatnya memutuskan untuk menolaknya yaitu soal restu ke dua orang tua mereka. Bukankah ibunya Embun adalah mantan kekasih ayahnya?“Hum, jadi Jeena menerima cinta Mas Gala?”manggala bertanya kembali untuk ke dua kalinya. Baginya, ini seperti mimpi indah.Embun tersenyum melihat ekspresi Manggala yang mirip seorang anak kecil di mana ia baru saja mendapatkan mainan baru yang diinginkannya.Rona merah jambu menyembul di pipi Embun Ganita.

    Last Updated : 2024-12-02
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 156

    “Kenapa marah-marah? Tolong jaga sikap!”Satria mengingatkan Mita. Semenjak pulang dari pesta ayahnya Manggala, wanita itu terlihat kesal dan murka. Bahkan mereka lebih dulu pulang. Mita merengek pada Satria ingin pulang lebih dulu. Mereka berada di dalam kendaraan milik Satria. Mereka baru saja tiba di depan tower apartemen milik Satria.“Aku bosan saja! Pesta apa di sana? Sama sekali tidak keren! Hanya minuman biasa yang disajikan,” jawab Mita asal. Sebetulnya, yang membuatnya kesal ialah kehadiran Embun. Ia muak melihat Embun kini sudah berada satu level dengannya.Satria menggelengkan kepalanya. Ia juga tahu soal Embun dari Mita yang dulu bercerita padanya. “Honey, kau mau minum vodka? Sampanye? Atau apa?” Jawab Satria dengan menarik sudut bibirnya dengan penuh arti. Mita bisa langsung tahu arah kemana pembicaraannya. “Dasar pria mesum!” umpat Mita namun ia juga tidak bisa memungkiri jika Satria sangat buas di atas ranjang. Ia selalu mengumpatinya namun menikmati permainannya.“Ay

    Last Updated : 2024-12-02
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 157

    Embun menarik nafas dalam kemudian mengembuskannya perlahan. Gadis bernama Laila cukup berhasil membuatnya mengalami sport jantung.“Mbak, sariawan?” Laila menatap Embun dengan tatapan interogatif. Kesal juga ketika ia bicara namun tidak ditanggapi oleh wanita bermanik almond di depannya. Padahal ia cukup letih berbincang panjang lebar namun hanya ditanggapi dengan kalimat singkat.Embun menghela nafas pelan. Menghadapi gadis cerewet membutuhkan kesabaran. Sikap gadis itu mengingatkan dirinya pada salah satu sepupunya yang menyebalkan.“Mbak cemburu ya? Bercanda kok? Aku belum mau menikah. Lagipula, aku tidak mau merebut calon suami orang,”Laila meralat perkataannya. Embun yang mendengarnya sampai menganga dibuatnya.Ke dua sudut bibirnya berkedut, Embun hendak mengomentari gadis berisik itu. Namun gadis itu lagi menyambar perkataannya.“Mbak pasti penasaran kan, kenapa aku tahu tentang kalian? Soalnya aku tadi mencuri dengar kalian bicara berbisik-bisik,” katanya dengan santai. Sese

    Last Updated : 2024-12-03
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 158

    “Ough, Satria, apa yang kaulakukan?” ujar Mita saat Satria menarik kardigan yang dipakainya dengan kasar. Wanita bertubuh jangkung itu cukup kaget melihat tingkah Satria yang tak biasa. Sekalipun sikap pria itu menyebalkan, namun sejauh ini pria itu bersikap lembut padanya dalam keadaan sadar. Kecuali saat pria itu dalam keadaan mabuk.Pria berwajah oriental itu mendengus kesal. Ia pun menarik paksa sebuah benda yang menempel pada cardigan Mita. Sebuah benda kecil namun sangatlah berbahaya.“Kenapa ditarik sih kancingnya?” oceh Mita tak terima dengan sikap Satria. Ia menatap tajam Satria, tidak terima dengan sikapnya. Satria tertegun menatap sebuah benda bulat yang berbentuk mirip pin atau kancing itu. “Sialan! Seseorang menyadap kita, Mita! Seseorang telah mencurigaimu. Bahkan kau tidak menyadarinya.”Mita mengerjapkan matanya sekali dengan wajah bingung. “Apa maksudmu? Penyadap apa?” tanya Mita memperhatikan sekelilingnya, mencari apa yang diucapkan oleh Satria padanya. “Kamarmu tid

    Last Updated : 2024-12-03
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 159 - Manggala

    Makan malam hari itu terasa hening. Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dan berdenting. Suasana terasa menegangkan. Manggala merasa sang ayah seperti tengah marah padanya. Setelah acara pesta ulang tahun perusahaan, sang ayah masih mendiamkannya.Berawal dari respon Manggala yang mengatakan pada Yuda bahwa ia belum memikirkan soal jodoh. Aldino merasa kecewa karena putranya telah menyinggung perasaan Yuda-sahabatnya. Yuda merasa Aldino telah mengolok-oloknya dan mempermainkannya. Manggala dan ke dua orang tuanya menyantap makan malam dengan tenang. Saat ayahnya terlihat selesai menghabiskan makanannya, Manggala menggerakan ke dua sudut bibirnya. Ia akan membahas soal perjodohan dirinya dengan Laila.Manggala menarik nafas dalam sebagai ancang-ancang. Ia butuh menyiapkan stok kesabaran dan mental yang kuat saat berhadapan dengan sang ayah yang temperamen. Manggala melirik pada ibunya terlebih dahulu. Seolah mengerti apa yang putranya isyaratkan, Malati pun mengangguk pe

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 349

    Rosa menghela nafas, lalu melangkah mundur, membiarkan Pasha masuk ke dalam kamar sempitnya. Begitu pintu tertutup, keheningan menyelimuti mereka berdua. Pasha berdiri canggung di tengah ruangan, sementara Rosa berjalan ke meja kecil di sudut kamar, mengambil segelas air, lalu meneguknya tanpa tergesa-gesa.Kemudian ia pun membawakan air minum untuk Pasha.“Ada yang mau kamu omongin?” tanya Rosa akhirnya setelah menaruh nampan berisi segelas air minum.Pasha mengembuskan napas panjang menatap Rosa yang duduk di sebelahnya. “Rosa, aku... aku ingin minta maaf.”Rosa menoleh padanya, mata gelapnya menelisik. “Untuk apa?”Pasha mengatupkan rahangnya, merasa semakin bersalah. “Untuk tadi malam. Aku seharusnya... aku seharusnya lebih kuat menahan diri. Aku merasa bersalah. Aku ingin bertanggung jawab.”Rosa tersenyum kecil, tapi senyumnya tidak sampai ke matanya. Ia meletakkan gelasnya kembali ke meja, lalu berjalan mendekat. “Kenapa kamu merasa bersalah?” tanyanya pelan. “Karena kamu pikir

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 348

    Pasha terbangun dengan kepala berat. Pandangannya masih kabur, tubuhnya terasa lelah. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Tapi ingatannya seperti kepingan puzzle yang tidak bisa tersusun dengan benar. Ia menoleh ke samping. Kosong.Pasha mengangkat tubuhnya perlahan, menyandarkan kepala ke sandaran tempat tidur. Kamar ini bukan kamarnya. Ia menatap langit-langit, mencoba mengingat sesuatu. Samar-samar, ia mengingat seseorang bersamanya tadi malam. Sosok seorang wanita. Tapi siapa?Tangannya meraba ke meja di samping tempat tidur, mengambil ponselnya. Saat ia membuka layar, sebuah pesan masuk dari salah satu temannya.[Pasha, lo aman? Semalam gue lihat Rosa yang anter lo ke hotel. Lo mabuk berat.]Jantungnya berdetak lebih cepat. Rosa? Pasha buru-buru membuka riwayat panggilannya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan satu panggilan dari Rosa sekitar tengah malam. Ia menelan ludah.“Tidak mungkin…” gumamnya dengan perasaan yang gelisah.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 347

    Beryl duduk dengan gelisah di ruang tamu, menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin sejak tadi. Berhadapan dengannya, Rahes duduk dengan sikap yang sedikit terlalu santai untuk seorang pria yang sedang diuji kesabarannya. Rahes baru saja tiba di rumah. Ia langsung menemani pemuda itu di sana. Sementara itu, Laila duduk di sebelah sang ayah dengan perasaan yang tak kalah gugup. “Pak Rahes, aku ingin melamar Laila,” imbuh Beryl akhirnya, dengan nada penuh keyakinan dan percaya diri. Ia sangat yakin jika Laila akan menerima cintanya. Jika tidak, ia akan sedikit memaksa. Lama kelamaan Laila akan jatuh cinta padanya. Begitulah isi kepala pria berhidung bangir itu.Rahes menaikkan sebelah alis, menatap Beryl dengan ekspresi setengah geli, setengah skeptis. “Oh? Langsung ke inti, ya? Aku suka anak muda yang to the point. Sayangnya, aku gak suka anak muda yang gak bisa membaca situasi.”Beryl mengerutkan dahi. “Maksudnya?”Rahes meletakkan cangkirnya dengan bunyi kecil di meja. “Aku baru s

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 346

    Pukul lima pagi keesokan harinya, Serina dibangunkan oleh suara gong. Bukan alarm lembut di ponselnya, tetapi gong sungguhan yang dipukul oleh salah satu pelayan rumah. GONG! GONG! GONG!Serina terlonjak dari tempat tidur. “APAAN NIH? GEMPA?!”Nadia, sepupunya yang tinggal di rumah itu, menyeringai dari ambang pintu. “Bukan gempa, Sayang. Itu tanda bahwa kita harus bangun dan bersiap.”Serina mengusap wajahnya yang masih mengantuk. “Ini masih subuh! Aku butuh lima jam tidur lagi!”Nadia tertawa. “Selamat datang di rumah Tante Rosalinda!” Serina menggerutu sepanjang jalan menuju halaman belakang, tempat olahraga pagi dilakukan. Di sana, Rosalinda sudah menunggu dengan setelan olahraga yang sangat rapi. Beberapa pelayan rumah tangga juga ikut serta. “Baiklah, kita mulai dengan lari keliling halaman sepuluh putaran,” perintah Rosalinda. Serina terkejut. “Sepuluh?!” “Kalau protes, aku tambah jadi lima belas.”Serina langsung tutup mulut dan mulai berlari, meskipun rasanya seperti

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 345

    Setelah berbincang lama dengan Laila dengan mengangkat topik yang berbeda-beda, Beryl mengambil jeda. Sudah cukup! Laila sudah terlihat lebih baik. Sudah saatnya ia mengungkapkan maksud inti kedatangannya ke sana. Sebagai seorang pria, ia akan memberanikan diri mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam. Perkara Laila menolaknya terserah nanti. Namun ia sudah tak bisa lagi memanjangkan sumbu kesabaran untuk menahannya. Nanti bisa-bisa kepalanya meledak.“Laila,” panggil Beryl menatap Laila lurus, terdengar serius.Laila pun mengangkat mata setelah mengecek ponselnya. Ayahnya mengirim pesan padanya, ia masih berada di jalan. Laila mengabari ayahnya soal tamu yang datang. Tak mungkin ia membiarkan tamunya begitu saja. Sang ayah harus tahu siapa tamu yang datang untuk putrinya.“Apa, Pak?” tanya Laila dengan tenang.Beryl menekuk wajahnya saat Laila memanggilnya dengan Bapak.Laila—yang peka terhadap perubahan ekspresi wajahnya itu langsung meralat panggilnya. “Ada apa Kak Bery

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 344

    Beryl turun dari mobil dengan hati berdebar. Sudah sekian lama ia menunggu saat ini—bertemu Laila lagi, setelah semua kejadian yang menimpa mereka. Sengaja, ia tidak memberikan kabar padanya. Ia ingin memberikan kejutan.Meninggalkan Alby yang masih berada di luar, Beryl melangkah masuk ke rumah mewah itu dengan napas yang sedikit tertahan, seperti anak kecil yang hendak membuka hadiah ulang tahun.Pintu rumah mewah itu terbuka, matanya langsung tertuju pada sosok yang begitu dirindukannya. Laila, dalam balutan gamis berwarna merah muda sedang berjuang berdiri tegak di ruang tamu yang luas. Perawat Febi dengan sabar menopangnya, sementara Laila berkali-kali menggerutu, “Aku bisa sendiri! Jangan perlakukan aku seperti anak kecil!”Laila kembali cerewet, pertanda ia mulai sembuh. Namun, belum sampai tiga detik, tubuhnya oleng ke samping.“Ya Allah, Nona! Jangan maksa!” pekik Febi panik, buru-buru menangkapnya agar tidak jatuh.Namun Laila yang gigih tidak akan menyerah begitu saja. Ia

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 343

    Hujan turun deras malam itu, menambah suasana kelam di kediaman Rahes. Serina duduk di ruang tamu dengan wajah tegang, masih tidak percaya bahwa ayahnya benar-benar akan menghukumnya. Di depannya, Rahes berdiri tegap, matanya dingin menatap putrinya yang selama ini begitu ia manja. Rahes bukan menutup mata dengan apa yang terjadi. Selama ini ia mengamati putrinya dari Laura itu diam-diam. Laporan dari Sulis, bukti-bukti kejahatan yang sudah dilakukannya, laporan dari para art dan perawat Febi sudah cukup menjadikan sebuah pertimbangan di mana ia harus segera bertindak. Ternyata, semakin dibiarkan Serina semakin menjadi. “Kamu akan pulang ke Indonesia,” kata Rahes tanpa basa-basi. Serina menatapnya dengan mata melebar. “Apa?”Rahes menekan pelipisnya, mencoba meredam amarah yang masih tersisa. “Kamu akan tinggal bersama Rosalinda. Dia akan mengajarkanmu bagaimana menjadi manusia yang lebih baik.”Serina bangkit dari sofa, tangannya mengepal. “Ayah tidak bisa melakukan ini padaku! A

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 342

    Serina mendekat, menarik lengan Laila yang kurus, dan membuka tutup jarum suntik dengan jari-jari gemetar. Ini adalah usaha yang sudah kelewat batas! Tak peduli, amarah dan dendamnya berhasil merobohkan nuraninya. Malam itu ia berniat akan menghukum Laila dengan hukuman yang takkan pernah terlupakan olehnya.Laila pasti akan menyerah setelah ini!Obat-obatan akan meninggalkan jejak seperti waktu itu. Oleh karena itu, kini Serina menggunakan jarum suntik untuk membuat Laila semakin menderita. Setelah itu, Laila pasti akan minta pulang kembali ke keluarganya dulu.Namun, tepat saat jarum hampir menyentuh kulit Laila …“Angel!”Suara menggelegar membuat Serina tersentak kaget, tangannya gemetar hingga jarum suntik jatuh ke lantai. Ia menoleh cepat dengan mata yang membelalak saat melihat sosok pria berjas berdiri di ambang pintu dengan wajah merah padam. Rahes, sang ayah sudah pulang ke rumah. Ia menyalakan lampu dan bisa melihat apa yang dilakukan oleh Serina secara jelas. Jarum suntik

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 341

    Kursi roda Laila berdecit pelan saat ia mendorong dirinya ke halaman belakang rumah. Kecelakaan itu memang telah merenggut kemampuannya untuk berjalan, tapi ia tidak akan membiarkan hal itu merenggut martabatnya juga. Laila tetap berusaha keras untuk sembuh dan menjalani kehidupan seperti orang normal pada umumnya.Di teras, Serina duduk santai dengan secangkir kopi, senyum liciknya tidak pernah berubah sejak hari pertama Laila datang ke rumah ini. Gadis itu menatap Laila seolah dirinya masih menjadi penguasa rumah ini yang tak tergoyahkan. “Bagaimana kabarmu, adik kecil?” Serina menyapa dengan nada pura-pura ramah. Ia menatap Laila dengan tatapan cemooh.Dari sini Laila bisa melihat jika selama ini Serina pandai menyembunyikan sifat aslinya. Dulu ia tampak seperti gadis yang rapuh dan patut dikasihani. Laila merasa iba padanya hingga menjalin persahabatan dengannya.Waktu terasa begitu cepat berlalu, hingga menampakan sisi lain dari dirinya. Ternyata, Serina memiliki kepribadian g

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status