Home / Romansa / Dicampakkan Setelah Melahirkan / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Dicampakkan Setelah Melahirkan: Chapter 141 - Chapter 150

229 Chapters

Bab 141

“Ibu, cepat sembuh! Kalau Ibu sudah sembuh, kita akan pergi jalan-jalan ke Selandia Baru. Bukankah Ibu ingin pergi ke sana? Ibu bisa pergi ke Wai Ariki Hot Spring and Spa.”Danar merengkuh tangan keriput ibunya yang masih terbaring lemah di atàs ranjang rumah sakit. Kemudian ia mengecup punggung tangannya dengan penuh kasih sayang. Pria itu duduk di atas sebuah kursi yang berada di samping ranjang. Setiap hari ia selalu datang membesuk ibunya. Tak peduli ia sibuk, ia selalu menyempatkan dirinya untuk datang, memastikan kondisi ibunya. Ia teramat senang sekali saat melihat kondisi kesehatan ibunya sudah mengalami kemajuan saat ini. Dua minggu sudah terhitung ibunya masih terbaring di rumah sakit. Ia harus menjalani perawatan akibat lukanya yang serius. Beberapa kali, Diajeng menjalani operasi pada bagian kakinya. Kakinya mengalami patah tulang sehingga harus dioperasi dan dipasang pen.Diajeng hanya mendesah pelan sembari melirik ke arah putranya yang terlihat begitu berbakti padanya.
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 142

Pulang dari gym, Manggala kembali mengantar pulang Pasha. Karena sewaktu pergi ke tempat gym, Manggala menjemput Pasha dengan mobilnya. Selama perjalanan mereka mengobrol banyak hal.Setelah percakapan di tempat gym, Manggala setidaknya merasa sedikit lebih lega, mengetahui alasan yang membuat Embun marah padanya. Karena sudah mengetahui sumber permasalahannya, maka ia berencana akan bicara empat mata dengannya. Hanya saja, Manggala sedikit butuh waktu untuk mempersiapkan pertemuan dengannya. Mungkin ia akan mengajak personel The Great Duke lainnya untuk jalan bersama.Karena Manggala tahu, tak mungkin Embun bersedia diajak ngobrol benar-benar ‘berdua’. “Well, kita akan pergi hiking bagaimana? Atau, piknik ke hutan pinus? Di sana kita bisa melihat pemandangan alam,” ungkap Manggala saat tiba-tiba saja sebuah ide melintas di kepalanya. Ide tersebut muncul saat ia melihat pohon palem yang berjejer di taman. Mungkin, ia akan menyatakan cintanya saat mereka pergi ke tempat itu.Saat ini
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 143

Embun mengajak ngobrol malaikat kecilnya. Saat ini mereka sedang berada di kamar mandi. Wanita satu anak itu tengah memandikan anak lelaki tampannya dengan telaten. Ia sangat bahagia bisa mengurus anaknya dengan ke dua tangannya.“Ini siapa?”Embun bertanya sembari menyentuh dadanya menggunakan tangan mungil Sagara. Sagara tertawa melihat ibunya yang berusaha tengah menggodanya. “Mama!” jawab anak itu sembari memperlihatkan gigi bagian depannya yang sudah mulai tumbuh. Tangannya yang lain mencipratkan air pada wajah ibunya hingga membuat Embun ikut terkekeh melihat tingkah lucunya. Sagara senang mandi sembari bermain air dan boneka bebek terbuat dari karet. Asalkan ada mainan di dalam bathtub, ia akan antusias berendam di dalamnya. Embun memanyunkan bibirnya seraya menjawab. “Good! Mama siapa?”Sagara menatap ibunya dengan mengerutkan keningnya. “Mama Gara!”“Pintarnya anak Mama!” tukas Embun dengan mencubit lembut pipi anak itu yang bulat mirip kue bakpao.“Mama, mandi?” ucap Saga
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 144

Di atas kursi kebesarannya, Danar memijat pelipisnya dengan kencang. Rasanya, kepalanya ingin meledak. Bukan tanpa alasan, secarik kertas yang berada di atas meja adalah penyebab pria itu langsung terserang sakit kepala yang hebat.Kondisi keuangan perusahaan yang carut marut. Ibunya yang sedang sakit serius. Tambah lagi, sebuah surat gugatan cerai tergolek di atas meja di kantornya. Siang itu, seorang pengacara datang ke perusahaan dan memberikan surat gugatan cerai dari istrinya. Ia dilanda bingung dengan sikap istrinya yang menurutnya labil.Bukankah wanita itu sudah berjanji akan selalu ada mendampingi dirinya saat suka dan duka? Kendati, Danar mengakui, jika dirinya sangat egois dan sekarang sudah mulai mengabaikan keberadaan Mita di sisinya.Brakkk,Danar memukul meja dengan kepalan tangannya. Ia merutuki nasibnya. Mungkin, Mita mengajukan surat gugatan cerai karena kini perusahaan keluarganya nyaris brankut. Jika demikian, Mita tak ubahnya wanita matre seperti wanita yang lain.
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 145

Seorang gadis berlari tergesa-gesa saat melihat dua orang pria berpakaian hitam membuntutinya sejak ia turun dari kereta api jurusan Surabaya. Nafasnya tersengal-sengal. Meskipun ia berlari cukup cepat nyatanya ia merasa letih. Grep,“Lepas!” Gadis itu memekik saat seseorang dari arah belakang menangkap tubuhnya. Dalam hitungan beberapa detik ia sudah tak sadarkan diri. Salah satu pria berbaju hitam membiusnya.Gadis itu terbangun di sebuah kamar hotel presidential suit. Tiga jam lamanya, akhirnya gadis itu membelakan matanya. Kepalanya terasa berat seperti dihantam benda solid. Pandangannya juga buram.“Aku di mana?” lirihnya dengan perasaan frustrasi. Namun sedikit kemudian ia menangis. “Ayah! Ayah! Aku di mana?” Hiks, hiks, hiks,“Sudah bangun rupanya,”Suara bariton terdengar menggelegar. Gadis itu mengangkat mata untuk melihat siapa orang yang berbicara padanya. Seketika ia terkejut hingga membuat tubuhnya mundur dan menabrak headboard ranjang.“Kau!” pekik Yasmin dengan nafas y
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 146

Hari itu Embun sangat antusias diajak piknik oleh Pasha. Mereka akan pergi ke tempat outbound sekaligus tempat piknik dengan pemandangan hutan pinus yang sangat indah. Karena lokasinya jauh, terpaksa Embun tidak mengajak Sagara. Selain itu juga, Ana melarang Embun membawa Sagara. Bahkan Ana jauh lebih protektif pada cucunya.Oleh karena itu, Embun pun memompa ASI nya dan menaruhnya dalam botol untuk stok Sagara saat merasa haus. Sebetulnya, Ana ingin Embun menikmati masa mudanya yang habis dulu digunakan sepanjang hari di rumah.“Kita jalan sama Tante Sulis juga ‘kan?” tanya Embun pada Pasha yang sedang asik menyemprot parfum ke beberapa titik tubuhnya.“Iya. Tante Sulis ikut.”Pasha menjawab setelah menaruh kembali parfum miliknya ke atas meja nakas.“Mami gak ikut?” Embun menoleh ke arah ibunya yang tengah rebahan dengan Sagara yang berada di sampingnya, memainkan robot.“Gak, ah! Buat anak muda! Mami gak mau,” tolak Ana sembari menahan tawa saat melihat Sagara sedang membongkar rob
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 147

Udara daerah puncak terasa sejuk. Semua orang menikmati healing sekaligus refreshing di alam. Mereka menikmati makanan yang sudah dibekal dari rumah.Sulis melahap bekal makanan yang dibawa oleh Embun. Embun yang suka masak, sudah mempersiapkan bekal makanan sejak pagi dibantu oleh koki rumah.“Sepertinya Tante akan gemuk kalau makan makanan bikinanmu Jeen,” komentar Sulis seraya menatap Embun yang terlihat antusias menikmati udara segar di hutan pinus. Tatapannya terpacak pada sebuah ayunan. Namun saat Sulis mengajaknya mengobrol, ia pun menoleh pada Sulis seraya menyematkan senyum tipis. “Tentu Tante. Aku akan memasak setiap hari untuk Tante.”Embun berkomentar dengan kekehan kecil. Obrolan teralihkan saat melihat ke dua sepupunya saling kejar mengejar. “Tan, mereka lagi rebutin apa sih?”Sulis mengedikkan pundaknya dan mendecak pelan. “Biasanya, Beryl suka jahil sama Alby. Jadi, Alby membalasnya,”“Oalah, Beryl memang beda ya Tante. Dia jahil dan sedikit–”“Menyebalkan,” potong Sul
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 148

Manggala menerima uluran tangan dari Danar dan menyematkan senyum tipis padanya. “Bagaimana dengan kabar Anda?” Kini giliran Manggala yang bertanya kabar pria dewasa itu. Mereka tetap bersikap baik dan ramah satu sama lain. “Wah, Anda membawa karyawan refreshing,”“Betul, Pak Manggala. Saya sedang mengajak refreshing biar anak-anak semangat bekerja.”Danar menjawab seraya melirik Embun dengan tatapan yang penuh telisik. Ia memindai penampilan mantan istrinya yang terlihat sangat cantik. Ada perasaan yang panas menjalari dadanya melihat kebersamaan Embun dan Manggala di sana.Mereka berduaan. Mereka memang benar-benar pasangan kekasih? Danar mengepalkan ke dua tangan di sisinya. Rasanya ia ingin menyeret Embun dari sana dan membawanya pergi. Menyadari tatapan Danar pada Embun, Manggala merasa tak rela. Ia juga merasa Embun tidak nyaman, sehingga ia lebih suka memalingkan wajahnya.“Jeena, apa kabarmu?”Danar menyapa Embun dengan perasaan tak karuan. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 149

“Mas Gala ngomong apa sih. Maaf, soal drama itu kita udahan aja. Aku juga takut jika nanti malah membuat semua orang salah paham dengan hubungan kita.”Embun mendadak dilanda gugup. Ia berkata dengan sedikit tergeragap. Bahkan ia mencoba mengelak akan pernyataan cinta Manggala padanya.Tak mungkin Manggala menyukainya! Pemuda itu mungkin hanya terbawa suasana saja.“Jeena, maaf, aku lancang. Tapi … sungguh aku tidak bisa menahan diri lagi. Hum, aku menyukaimu sejak awal kita bertemu,” Manggala berkata dengan terus terang. “Mungkin Jeena sedikit kaget mendengarnya. Tapi, aku hanya ingin Jeena tahu perasaanku saat ini,”Embun menarik nafas dalam beberapa kali. Detak jantungnya tak bisa kompromi. Jangan tanya perasaannya. Sungguh, perasaannya campur aduk. Entahlah, antara kaget, senang, sedih dan bingung. “Mas Gala, please!” sela Embun bingung harus menjawab apa. Jujur, dalam lubuk hatinya, ia pun merasakan perasaan yang sama dengan pria itu. Namun … bagaimana dengan ke dua orang tuanya
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 150

“Lihat! Ada yang sedang jatuh cinta,” ucap Alby menyenggol lengan Beryl. Diam-diam pemuda itu sedang mengamati sepupunya yang terlihat tersenyum mesem menatap kotak musik pemberian dari seseorang. Kini mereka sudah pulang kembali ke kediaman Ana. Mereka pulang cukup larut malam. Sulis dan ke dua anak kembarnya sengaja menginap di sana karena ada urusan.Mereka menikmati obrolan ringan di ruang keluarga setelah menyantap makan malam yang dimasakkan oleh koki di sana.Beryl pun mengikuti arah tatapan saudaranya dan tersenyum. “Pantesan ngilang! Tahunya mojok berduaan.”Pemuda itu melempar bantal sofa ke arah Pasha. Membuat Pasha yang asik memainkan ponselnya mendelik ke arahnya.Menyadari percakapan mereka tertuju pada siapa, Embun mendongak dan menatap si kembar berwajah Arab bergantian.“Aku gak mojok. Tadi ada bapaknya Gara. Dari pada ketemu sama dia—”“Mending mojok sama Mas Gala,” potong Beryl– yang memang benar adanya meskipun dengan cara penyampaiannya yang menyebalkan. Ia dan ib
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status