Share

Bab 145

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 21:53:23
Seorang gadis berlari tergesa-gesa saat melihat dua orang pria berpakaian hitam membuntutinya sejak ia turun dari kereta api jurusan Surabaya. Nafasnya tersengal-sengal. Meskipun ia berlari cukup cepat nyatanya ia merasa letih.

Grep,

“Lepas!” Gadis itu memekik saat seseorang dari arah belakang menangkap tubuhnya. Dalam hitungan beberapa detik ia sudah tak sadarkan diri. Salah satu pria berbaju hitam membiusnya.

Gadis itu terbangun di sebuah kamar hotel presidential suit. Tiga jam lamanya, akhirnya gadis itu membelakan matanya. Kepalanya terasa berat seperti dihantam benda solid. Pandangannya juga buram.

“Aku di mana?” lirihnya dengan perasaan frustrasi. Namun sedikit kemudian ia menangis. “Ayah! Ayah! Aku di mana?”

Hiks, hiks, hiks,

“Sudah bangun rupanya,”

Suara bariton terdengar menggelegar. Gadis itu mengangkat mata untuk melihat siapa orang yang berbicara padanya. Seketika ia terkejut hingga membuat tubuhnya mundur dan menabrak headboard ranjang.

“Kau!” pekik Yasmin dengan nafas y
Piemar

Happy reading my luv

| 7
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 146

    Hari itu Embun sangat antusias diajak piknik oleh Pasha. Mereka akan pergi ke tempat outbound sekaligus tempat piknik dengan pemandangan hutan pinus yang sangat indah. Karena lokasinya jauh, terpaksa Embun tidak mengajak Sagara. Selain itu juga, Ana melarang Embun membawa Sagara. Bahkan Ana jauh lebih protektif pada cucunya.Oleh karena itu, Embun pun memompa ASI nya dan menaruhnya dalam botol untuk stok Sagara saat merasa haus. Sebetulnya, Ana ingin Embun menikmati masa mudanya yang habis dulu digunakan sepanjang hari di rumah.“Kita jalan sama Tante Sulis juga ‘kan?” tanya Embun pada Pasha yang sedang asik menyemprot parfum ke beberapa titik tubuhnya.“Iya. Tante Sulis ikut.”Pasha menjawab setelah menaruh kembali parfum miliknya ke atas meja nakas.“Mami gak ikut?” Embun menoleh ke arah ibunya yang tengah rebahan dengan Sagara yang berada di sampingnya, memainkan robot.“Gak, ah! Buat anak muda! Mami gak mau,” tolak Ana sembari menahan tawa saat melihat Sagara sedang membongkar rob

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 147

    Udara daerah puncak terasa sejuk. Semua orang menikmati healing sekaligus refreshing di alam. Mereka menikmati makanan yang sudah dibekal dari rumah.Sulis melahap bekal makanan yang dibawa oleh Embun. Embun yang suka masak, sudah mempersiapkan bekal makanan sejak pagi dibantu oleh koki rumah.“Sepertinya Tante akan gemuk kalau makan makanan bikinanmu Jeen,” komentar Sulis seraya menatap Embun yang terlihat antusias menikmati udara segar di hutan pinus. Tatapannya terpacak pada sebuah ayunan. Namun saat Sulis mengajaknya mengobrol, ia pun menoleh pada Sulis seraya menyematkan senyum tipis. “Tentu Tante. Aku akan memasak setiap hari untuk Tante.”Embun berkomentar dengan kekehan kecil. Obrolan teralihkan saat melihat ke dua sepupunya saling kejar mengejar. “Tan, mereka lagi rebutin apa sih?”Sulis mengedikkan pundaknya dan mendecak pelan. “Biasanya, Beryl suka jahil sama Alby. Jadi, Alby membalasnya,”“Oalah, Beryl memang beda ya Tante. Dia jahil dan sedikit–”“Menyebalkan,” potong Sul

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 148

    Manggala menerima uluran tangan dari Danar dan menyematkan senyum tipis padanya. “Bagaimana dengan kabar Anda?” Kini giliran Manggala yang bertanya kabar pria dewasa itu. Mereka tetap bersikap baik dan ramah satu sama lain. “Wah, Anda membawa karyawan refreshing,”“Betul, Pak Manggala. Saya sedang mengajak refreshing biar anak-anak semangat bekerja.”Danar menjawab seraya melirik Embun dengan tatapan yang penuh telisik. Ia memindai penampilan mantan istrinya yang terlihat sangat cantik. Ada perasaan yang panas menjalari dadanya melihat kebersamaan Embun dan Manggala di sana.Mereka berduaan. Mereka memang benar-benar pasangan kekasih? Danar mengepalkan ke dua tangan di sisinya. Rasanya ia ingin menyeret Embun dari sana dan membawanya pergi. Menyadari tatapan Danar pada Embun, Manggala merasa tak rela. Ia juga merasa Embun tidak nyaman, sehingga ia lebih suka memalingkan wajahnya.“Jeena, apa kabarmu?”Danar menyapa Embun dengan perasaan tak karuan. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 149

    “Mas Gala ngomong apa sih. Maaf, soal drama itu kita udahan aja. Aku juga takut jika nanti malah membuat semua orang salah paham dengan hubungan kita.”Embun mendadak dilanda gugup. Ia berkata dengan sedikit tergeragap. Bahkan ia mencoba mengelak akan pernyataan cinta Manggala padanya.Tak mungkin Manggala menyukainya! Pemuda itu mungkin hanya terbawa suasana saja.“Jeena, maaf, aku lancang. Tapi … sungguh aku tidak bisa menahan diri lagi. Hum, aku menyukaimu sejak awal kita bertemu,” Manggala berkata dengan terus terang. “Mungkin Jeena sedikit kaget mendengarnya. Tapi, aku hanya ingin Jeena tahu perasaanku saat ini,”Embun menarik nafas dalam beberapa kali. Detak jantungnya tak bisa kompromi. Jangan tanya perasaannya. Sungguh, perasaannya campur aduk. Entahlah, antara kaget, senang, sedih dan bingung. “Mas Gala, please!” sela Embun bingung harus menjawab apa. Jujur, dalam lubuk hatinya, ia pun merasakan perasaan yang sama dengan pria itu. Namun … bagaimana dengan ke dua orang tuanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 150

    “Lihat! Ada yang sedang jatuh cinta,” ucap Alby menyenggol lengan Beryl. Diam-diam pemuda itu sedang mengamati sepupunya yang terlihat tersenyum mesem menatap kotak musik pemberian dari seseorang. Kini mereka sudah pulang kembali ke kediaman Ana. Mereka pulang cukup larut malam. Sulis dan ke dua anak kembarnya sengaja menginap di sana karena ada urusan.Mereka menikmati obrolan ringan di ruang keluarga setelah menyantap makan malam yang dimasakkan oleh koki di sana.Beryl pun mengikuti arah tatapan saudaranya dan tersenyum. “Pantesan ngilang! Tahunya mojok berduaan.”Pemuda itu melempar bantal sofa ke arah Pasha. Membuat Pasha yang asik memainkan ponselnya mendelik ke arahnya.Menyadari percakapan mereka tertuju pada siapa, Embun mendongak dan menatap si kembar berwajah Arab bergantian.“Aku gak mojok. Tadi ada bapaknya Gara. Dari pada ketemu sama dia—”“Mending mojok sama Mas Gala,” potong Beryl– yang memang benar adanya meskipun dengan cara penyampaiannya yang menyebalkan. Ia dan ib

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 151- Manggala

    Karena rasa ingin tahu yang tinggi, Manggala akhirnya membuntuti mobil Mita dan Satria hingga mereka tiba di sebuah unit apartemen mewah yang berada tak jauh dari apartemen di mana Manggala tinggal. Helaan nafas berat lolos dari sela-sela giginya. Ada banyak teka teki yang harus ia pecahkan.Jimmy sudah membebas tugaskan dirinya. Namun nuraninya tak bisa berdusta. Ia ingin mengungkapkan kasus Diajeng secara tuntas. Sisi kemanusiannya tergerak melihat sebuah kejahatan di depan mata. Dan, ia tidak bisa menutup matanya. “Apa mereka ada affair?” gumam Manggala saat salah satu tangannya menarik tuas persneling, memindahkan gigi transmisi. Ia membelokkan kendaraannya menuju sebuah resto yang berada di area sebelah apartemen. Ia akan memarkirkannya di sana. Jika ia memarkirkan kendaraannya di sekitar unit apartemen milik Satria, maka rencananya bisa gagal total. “Okay, pasti aku akan menemukan sesuatu di sana,” seru Manggala keluar dari dalam mobil miliknya kemudian berjalan menuju lobi apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 152 - Embun

    Hari ini ke dua wanita cantik berbeda usia telah selesai melakukan yoga di ruang olahraga. Ana dan Embun sedang beristirahat. Embun mengelap keringat yang mengucur di dahinya dengan handuk kecil. Kemudian jemarinya yang lentik meraih botol minum. Ia menegak air minum perlahan. Air jernih mengaliri tenggorokannya dengan begitu nikmat. Melakukan yoga cukup lama membuatnya merasa kehausan.Tak lama kemudian, ia pun mengangsurkan botol minum lain pada ibunya termasuk dengan handuk kecil. “Makasih, Sayang,” ucap sang ibu dengan tersenyum lebar. Ia tidak pernah menyangka akan memiliki anak sedewasa Embun. Dulu ia tumbuh sebagai anak yang manja dan selalu ingin dilayani. Berbeda dengan Embun yang terlihat mandiri. Mungkin perjalanan hidup Embun yang membuatnya menjadi pribadi yang mandiri dan bijak di usianya yang terbilang muda.“Mami, kapan aku mulai kuliah?” tanya Embun setelah menaruh handuk dan botol minum di atas meja—yang berada di sampingnya. Ia merapikan anak rambut yang menjuntai d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 153

    Sebulan berlalu, Manggala menunggu jawaban Embun. Terpaksa ia memanjangkan sumbu kesabaran dan tak berani bertanya langsung pada Embun karena khawatir bisa menyinggung perasaan wanita itu.Manggala cukup memahami alasan mengapa Embun masih belum memberikan jawaban padanya. Pasti bukan hal yang mudah. Apalagi Embun sempat trauma karena pernikahannya dulu yang gagal. Wanita bermanik almond itu pasti tak mudah dalam memilih pasangan hidupnya.Namun sebuah kesempatan emas tiba, Manggala mengundang Embun dan the Great Duke untuk menghadiri acara pesta ulang tahun perusahaan milik ayahnya. Ia sudah kangen berat dengan ibunya Sagara. Betapa sulit ia bisa bertemu dengannya di tengah kesibukan masing-masing.“Gala, jangan lupa ya undang teman-temanmu ke acara pesta! Teman-teman terdekatmu saja. Toh, Papa membatasi tamu undangan yang hadir. Hum, sebetulnya Mama malas ada acara beginian. Tapi, Papa pengen yang rame-rame. Soalnya nanti di Salatiga juga pasti ada perayaan lagi.”Malati mengungkapka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 416

    Suara sendok dan garpu beradu pelan di ruang makan besar yang dingin. Levina menatap kosong piring di depannya, sementara Mahesa, mantan jenderal yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di ruang kerjanya, duduk tegak seperti sedang memimpin rapat penting. Agatha, ibu tiri Levina, menyajikan sup dengan senyum dipaksakan, seakan tak ingin suasana makan malam itu berubah menjadi perang dingin seperti sebelumnya.Setelah sekian lama, akhirnya Levina bersedia datang ke rumah sang ayah malam itu. Ia berusaha berdamai dengan keadaan. Ia pulang ke rumah Mahesa.“Bagaimana pekerjaanmu sekarang, Levina?” tanya Agatha, berusaha mencairkan suasana.Levina hanya mengangguk. “Baik.”Mahesa menaruh garpunya. “Kamu kerja sebagai pengawal di keluarga Basalamah!”Deg,Dari mana ayahnya tahu soal pekerjaan yang dilakukannya? Oh, Levina lupa jika ayahnya masih punya kekuasan. Dengan mudah ia menyuruh seseorang untuk membuntutinya.Levina diam tidak berkomentar. Ia sàdar, jika ia salah ucap, bisa terjadi

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 415

    “Wah, topimu keren banget, Levina. Tapi sepertinya... terlalu besar buat kamu.” Dengan cepat, Alby meraih topi itu dan menaruhnya di kepalanya dengan senyum tengilnya.Bisa-bisanya pemuda berhidung mancung itu menggoda Levina di depan ayah Levina. Bahkan mereka masih berada di lingkungan kantor polisi.Levina sontak terkejut, mencoba meraih topi itu. “By, itu topiku! Apaan sih kamu,” protes Levina dengan wajah serius seperti biasa. Naasnya, topi itu sudah ada di kepala Alby yang tersenyum lebar. Alby memasang wajah sok serius, “Hmm, topi ini lebih cocok di aku, Levina. Coba lihat, kan aku terlihat keren!” Dia mulai berjalan beberapa langkah menjauh, pura-pura seperti seorang model.Sulis yang sedang mengobrol dengan Mahesa hanya mendengus pelan melihat kelakuan mereka. Levina menyipitkan mata dan bersiap-siap mengejar. “Kamu pikir topi itu cocok di kamu? Kalau begitu, aku harus ambil kembali!” Dengan cepat, Levina berlari ke arah Alby.Mereka sudah berada di tempat parkir kantor po

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 414

    Di kediaman Sulis, suasana menjadi tegang. Sulis hampir saja menjatuhkan gelas tehnya saat seorang polisi mengetuk pintu rumahnya. Dengan wajah cemas, ia buru-buru membuka pintu dan mendapati dua petugas kepolisian berdiri tegap.“Bu Sulis? Kami dari kepolisian ingin berbicara dengan putra Anda, Alby. Ada laporan insiden perkelahian yang melibatkan dirinya.”Sulis merasakan jantungnya hampir berhenti. “Perkelahian? Alby? Tidak mungkin. Dia pianis, bukan petarung jalanan!”Salah satu polisi menunjukkan dokumen laporan. “Kami hanya menjalankan tugas, Bu. Menurut laporan, putra Anda terlibat dalam baku hantam dengan seorang pria bernama Roger, di sebuah pantai di Bali.”Sulis memijit pelipisnya, mencoba memahami situasi yang tiba-tiba meledak ini. “Ini pasti ada kesalahpahaman. Alby tidak mungkin mencari gara-gara.”Semalam Alby baru pulang namun ia langsung masuk ke dalam kamarnya dan tidak menceritakan apapun soal kejadian di Bali.“Kami akan tetap membutuhkan keterangannya. Bisa kami t

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 413

    Setelah konser selesai, Levina berpikir mereka akan langsung pulang. Namun, Alby malah berbelok ke arah pantai. Tentu saja, pemuda itu tidak akan menyia-nyiakan waktu bersamanya. Ia tahu, sangat sulit mengajak Levina pergi berdua. Dan, ini adalah kesempatan emas baginya. “Aku mau pulang ke hotel,” kata Levina dengan ekspresi datarnya.Alby menoleh sambil tersenyum. “Kau serius? Setelah menghabiskan tiga jam mendengarkan konser tanpa ekspresi, aku yakin kau butuh udara segar.”Levina mendengus. “Konsernya bagus, hanya saja terlalu lama.”Alby terkekeh. “Oh? Lalu kenapa kau ketiduran?”Levina mendelik. “Aku tidak ketiduran.”“Aku harus menyenggolmu supaya kau tidak jatuh dari kursi,” balas Alby sambil menggoda.Levina mendecak, malas berdebat. Mereka berjalan menyusuri pasir pantai yang dingin, diterangi cahaya bulan yang memantul di permukaan laut. Suara deburan ombak menemani langkah mereka.Dari kejauhan, mereka seperti sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu berduaan.Alby

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 412

    Levina baru saja selesai minum obat ketika pintu kamar klinik terbuka. Ia mengangkat kepalanya dan terkejut melihat Roger berdiri di ambang pintu, wajahnya penuh penyesalan.“Levina…” suara Roger terdengar berat. “Aku minta maaf.”Levina terdiam. Perasaannya bercampur aduk. Ia masih ingat dengan jelas bagaimana Roger, dalam keadaan mabuk, mencoba melecehkannya di pantai. Jantungnya berdegup lebih cepat, bukan karena takut, tapi karena amarah yang masih mengendap.Sebelum Levina sempat merespons, sebuah bayangan melesat di hadapannya.BUGH!Alby, yang tadinya duduk santai di kursi dekat tempat tidur, kini telah menerjang Roger dengan tinjunya.Roger terhuyung ke belakang, terkejut. “Apa-apaan kau?!”Alby, yang biasanya penuh candaan, kini tampak berbeda. Rahangnya mengeras, matanya tajam menatap Roger dengan penuh kebencian. “Kau masih punya muka buat datang ke sini setelah apa yang kau lakukan pada Levina?”Levina terkesiap. Ia tidak menyangka Alby akan bereaksi seperti ini.Roger meng

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 411

    Tiba-tiba, seseorang menangkap tangan Levina.Levina refleks ingin menyerang, tapi pandangannya berputar. Dunia seolah bergoyang, napasnya pendek dan berat. Matanya bertemu dengan sepasang mata tajam milik Alby.“Levina!” suara Alby penuh kepanikan.Levina mencoba mengatakan sesuatu, tapi suaranya tersendat di tenggorokan. Matanya berkaca-kaca. Ia tidak bicara. Namun ini untuk pertama kalinya, Levina yang terkenal kuat, dingin dan misterius itu merasa ketakutan dan kepanikan. Jantungnya masih berdegup kencang, tapi kali ini bukan karena takut—melainkan karena keterkejutan yang luar biasa. Ia tidak menyangka jika Roger akan melecehkannya. Ia sangat syok. Insiden yang baru saja terjadi mengingatkannya pada memori tempo dulu yang pernah ia alami.Saat Levina masih duduk di bangku sekolah dasar, ia dilecehkan oleh gurunya di sekolah. Sejak saat itu ia berusaha mati-matian belajar bela diri.“Alby...?”Dalam hitungan detik, tubuh Levina ambruk ke tanah. Alby pun merasa panik. “Levina!” p

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 410

    Levina menikmati suasana pantai di balkon kamar hotelnya. Ombak berderu pelan, langit keemasan mencerminkan kehangatan yang seharusnya ia rasakan di dalam hatinya. Namun, kenyataannya ia justru merasa gelisah. Sejak pertemuan pertamanya dengan Roger, putra teman ayahnya, ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.Roger memang tampan, berpakaian necis, dan memiliki senyum yang bisa membuat wanita jatuh hati dalam hitungan detik. Tapi Levina tahu, di balik pesona itu ada sesuatu yang tidak beres. Dari cara Roger berbicara, dari tatapan matanya yang terlalu tajam dan gerakan tangannya yang selalu berusaha menyentuhnya, Levina merasa ia harus tetap waspada.Hari itu, Roger mengundangnya untuk makan malam di restoran seafood mewah di tepi pantai. Awalnya, Levina ingin menolak, tapi Roger terlalu gigih. “Hanya makan malam santai, Levina. Kau bisa anggap ini sebagai pertemanan,” ujarnya dengan nada santai.Levina akhirnya mengiyakan, namun tetap membatasi diri. Ia mengenakan dress biru sederha

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 409

    Langit sore berpendar jingga ketika Alby memarkirkan mobilnya di halaman rumah Ana. Ia keluar dengan langkah ringan, meski ada kegelisahan yang bersembunyi di balik tatapan matanya. Rindu dalam dadanya tak bisa lagi ia bendung. Sejak pertemuan terakhirnya dengan Levina, pikirannya terus dipenuhi oleh bayangan wanita itu. Ia ingin mengajaknya pergi, mungkin sekadar mengobrol sambil menikmati kopi di kafe favoritnya.Setelah mengetuk pintu beberapa kali, Ana akhirnya membukakan pintu dengan senyum ramah. Namun, ekspresi wajahnya sedikit berubah ketika melihat Alby berdiri di ambang pintu.“Alby? Ada apa?” tanya Ana, meski sudah bisa menebak alasan kedatangannya.Alby mengusap tengkuknya, sedikit canggung. “Aku mau ketemu Levina, Tante. Dia ada?”Ana tersenyum tipis, lalu menghela napas pelan. “Levina sedang pulang kampung. Dia izin libur beberapa hari untuk mengunjungi keluarganya.”Alby tertegun. Matanya berkedip beberapa kali, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 408

    Ana mulai mencurigai sesuatu. Beberapa kali ia melihat Alby dan Levina berbincang diam-diam. Tidak seperti biasanya. Mata Ana mengerut curiga, tetapi ia memilih diam. Hanya mengamati dari jauh.Pertama Alby mau menjemput Jeena di bandara. Tunggu, bukan pertama kali. Tapi setahun yang lalu, Alby juga mengantar Jeena ke bandara! Tentu saja, bukan karena tidak ada supir. Alby memang tengah melakukan pendekatan pada Levina. Seperti saat ini, saat yang lain sibuk mengobrol dengan Jeena di ruang tamu, di taman belakang, Alby dan Levina tengah berdiri berhadapan. Seperti biasa, perdebatan kecil pun terjadi di antara mereka.“Kau terlalu keras kepala,” ucap Alby sambil menyilangkan tangan.“Dan kau terlalu sok tahu,” balas Levina, menghela napas panjang.Alby mengangkat dagunya. “Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Kau tidak bisa terus bersembunyi di balik sikap dinginmu.”Levina terdiam. Tatapan matanya lebih lembut dari biasanya. “Alby, kenapa kau selalu ingin mengorek isi kepalaku?”“Kar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status