Wanita Rahasia Billionaire

Wanita Rahasia Billionaire

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-01
Oleh:  Blezzia  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
16 Peringkat. 16 Ulasan-ulasan
20Bab
4.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mencintai seseorang bukanlah hal yang mudah, terutama ketika pria yang dicintai adalah seorang penerus sebuah perusahaan ternama di Kota Manhattan. Apalagi, Rania Camerry hanyalah seorang gadis biasa tanpa sederet privileges seperti gadis-gadis dari keluarga kelas atas miliki. Namun, Rania tetaplah gadis yang dipilih oleh Zack Lawson, pria yang begitu digilai wanita di seluruh Kota Manhattan. Hubungan mereka memang hanyalah hubungan rahasia. Kendati demikian, Rania merasa beruntung akan hal itu. Rania pikir, kehangatan Zack saat bersamanya perlahan akan membuahkan cinta. Namun, sampai saat berita kehamilan Rania terdengar … sosok Zack yang hangat itu berubah menjadi monster tak berbelas kasih. Kesalahpahaman di antara keduanya berujung panjang, membuat keduanya sama-sama berkorban. Saat waktu kembali mempertemukan, mampukah mereka bersama kembali? Apakah hati seorang Zack Lawson dapat menjadi hangat dan menemukan pemiliknya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

BAB 1 - HAMIL

“Ada apa, Rania?” Gadis itu memuntahkan semua makan malamnya di wastafel. Tanpa Rania sangka, Zack memeluk perutnya dari arah belakang sembari memberikan tatapan menilai. Lelaki itu memperhatikan wajah Rania yang pucat lewat cermin wastafel dengan sangat lekat.Kepala Rania terangkat sedikit. Sembari membalas tatapan Zack lewat cermin, dia tidak menemukan kekhawatiran di mata pria itu, yang ada hanya pertanyaan basa-basi pada partner yang kebetulan sedang sakit. Sekadar formalitas, mengingat sikap Zack selama ini.“Hanya mual. Sepertinya aku salah makan hari ini,” jawabnya dengan suara serak dan lemah.Mata pria itu sedikit mengeras, dan dia pun memberikan tatapan yang begitu intens padanya.“Seharusnya kau memperhatikan makananmu, Rania. Makanlah makanan yang sehat.”Rania mengangguk sembari menahan diri agar tidak meringis, akan tetapi Zack belum juga melepaskan pelukan di perutnya. Lelaki itu malah semakin merapatkan dadanya yang bidang dan hangat itu ke punggung Rania. Dan

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Sni Laani
sayang sekali ceritanya tak habis..
2024-09-17 07:39:43
0
default avatar
terbangp27
up yuk kak,, ceritanya bagus bikin penasaran..
2024-05-13 23:55:07
0
user avatar
cindy layexo
knp tidak dilanjut kk
2024-05-13 01:23:36
0
user avatar
lily she
jgn lama² updt ny kak..
2024-01-03 00:25:41
1
user avatar
Yeny Yuliana
Keren Kak!! Ditunggu kelanjutanya
2023-12-11 16:21:49
0
user avatar
ainur kamila
udah lama ditunggu pasca vacum, begitu keluar ceritanya bagus, bikin penasaran... tapi kok lama bangeeeet? Dilanjut gak niy?
2023-12-08 07:13:43
0
user avatar
Sri Irmawati
lama banget updet nya,,kecewa soalnya dah suka sama cerita nya
2023-11-15 11:31:10
2
user avatar
Umi Azriel
suka ceritanya tapi jangan lama lama up nya dong
2023-11-08 13:57:18
1
user avatar
Irma_Asma
Keren, karya yang bagus. Suka banget.
2023-10-28 22:13:15
1
user avatar
Blezzia
sudah up 3 bab ya. kalau sempat, bakal nyusul 2 bab lagi. malam tapi, gak usah ditunggu. baca besok pagi aja susulannya. kalau beruntung, bab lanjutannya up sore. doakan terkejar ya~
2023-10-18 06:05:54
1
user avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
kok Lom ad up kk nunggu banget looo
2023-10-16 18:09:23
1
user avatar
Blezzia
Halo-halo, Blezzia kembali lagi setelah vakum 1 tahun lamanya. ini buku baru Blezzia, akan update SETIAP HARI. Ayo semangati Blezzia dengan mengirim komentar kalian, dan Terima kasih untuk dukungan kalian semua. Membuat Blezzia jadi semangat ... Jangan Lewatkan cerita ini ya, love sekebon
2023-10-13 00:44:45
4
user avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
bagus kk critane kalo bisa up ya banyak ya
2023-10-12 15:27:21
3
user avatar
Tiara Tiara
ceritanya menarik
2023-10-11 21:40:30
1
user avatar
Queen Moon
Cerita baru lagi, up terus^__^
2023-10-11 14:58:37
1
  • 1
  • 2
20 Bab

BAB 1 - HAMIL

“Ada apa, Rania?” Gadis itu memuntahkan semua makan malamnya di wastafel. Tanpa Rania sangka, Zack memeluk perutnya dari arah belakang sembari memberikan tatapan menilai. Lelaki itu memperhatikan wajah Rania yang pucat lewat cermin wastafel dengan sangat lekat.Kepala Rania terangkat sedikit. Sembari membalas tatapan Zack lewat cermin, dia tidak menemukan kekhawatiran di mata pria itu, yang ada hanya pertanyaan basa-basi pada partner yang kebetulan sedang sakit. Sekadar formalitas, mengingat sikap Zack selama ini.“Hanya mual. Sepertinya aku salah makan hari ini,” jawabnya dengan suara serak dan lemah.Mata pria itu sedikit mengeras, dan dia pun memberikan tatapan yang begitu intens padanya.“Seharusnya kau memperhatikan makananmu, Rania. Makanlah makanan yang sehat.”Rania mengangguk sembari menahan diri agar tidak meringis, akan tetapi Zack belum juga melepaskan pelukan di perutnya. Lelaki itu malah semakin merapatkan dadanya yang bidang dan hangat itu ke punggung Rania. Dan
Baca selengkapnya

BAB 2 - PESAN MENYAKITKAN

Tiga pesan yang masuk secara bersamaan itu membuat Rania membeku. Matanya memindai huruf demi huruf yang tertera di layar. Tangan Rania yang memegang ponsel itu pun gemetar dengan hebatnya sedangkan napasnya tercekat di tenggorokan dan dadanya terasa sesak.Kembali dia membaca pesan itu dan tidak ada yang berubah. Tulisannya masih sama. Apa yang terjadi? Mengapa Zack mengatakan itu?Rasa pusing mendera kepalanya dan Rania merasa sulit bernapas. Jari-jarinya yang bergetar pun bergerak cepat di atas keyboard ponsel, memanggil nomor Zack.Tidak aktif. Rania men-dial nomor pria itu sekali lagi, tapi suara operator di seberang panggilan terus mengulang kalimat yang sama. Hingga akhirnya Rania pun beralih menghubungi Huges. Cukup lama telepon itu baru tersambung.“Halo, Mr. Andreas. Apa Zack ada bersamamu?” sapa Rania buru-buru. Dia tidak ingin membuang waktu. Dirinya harus memastikan sendiri apakah Zack betul-betul mengatakan pesan semenyakitkan itu padanya. “Aku tidak bisa mengh
Baca selengkapnya

BAB 3 - KONFRONTASI

Sejak dulu suara Zack memang selalu tajam dan dingin, tapi baru kali ini Rania mendengar nada yang seperti itu. Seolah lelaki itu sedang menegaskan bahwa Rania dan kehamilannya hanyalah seperti serangga pengganggu yang akan menghadang langkahnya.Rania merekam ekspresi serta sorot mata tajam lelaki itu di kepala. Betapa pun dadanya terasa sangat sesak seperti ditimpa batu ratusan ton, dia tetap memberanikan diri. Dia menarik napas untuk menegarkan bahu. Biar bagaimana pun, anak yang sedang dia kandung adalah anak Zack.“Aku hamil.” Dilemparkannya fakta itu meskipun Zack sudah mendengarnya dari mulut Huges.“Lalu?” Satu alis Zack terangkat tidak peduli.“Dan kau bertunangan dengan perempuan lain.” Remuk redam hati Rania mendapati ekspresi dingin di wajah rupawan dari lelaki yang sangat dia sayangi di hadapan.“Katakan dengan singkat dan padat, Rania. Kau tahu aku sangat sibuk,” tekan Zack, acuh.“Kau pasti tahu kaitan kedua berita itu!” jawab Rania, kesulitan menelan saliva akiba
Baca selengkapnya

BAB 4 - KARENA KAU SANGAT MENCINTAINYA

“Lalu apa yang akan kau lakukan? Mau menuntutku? Kenapa tidak kau gugurkan kandungan itu?”“Aku membelikan pil pencegah hamil, apa yang kau lakukan dengan obat-obat itu sampai hamil? Ini salahmu, Rania. Jangan datang tanpa rasa malu ke sini dan menuntut apa pun padaku. Aku tidak suka wanita yang serakah.”“Jangan salah paham, Rania. Kau bukan kekasihku, kau hanya simpanan yang kupelihara sampai aku bosan.”Rania terbangun. Dengan dada yang naik turun dan napas tidak beraturan, dia mencoba duduk, berharap segala ketakutan itu bisa enyah dari pikiran. Peluh menetes deras dari wajah hingga ke lehernya, membuat Rania sesak dan gelisah.Ini adalah mimpi ke tujuh sejak ia memutuskan untuk meninggalkan Zack. Perlakuan kejam yang Zack lakukan padanya tujuh hari yang lalu selalu saja terbayang dalam mimpi dan membuatnya tak mampu tertidur nyenyak. Bahkan, Rania tidak sanggup saat mendengar suara khas pria itu walau lewat mimpi. Tatapan tajam dan ucapannya yang dingin begitu sulit untuk
Baca selengkapnya

BAB 5 - BERTEMU TUNANGAN ZACK

Betapa mudahnya Rania mengenali sosok yang berada di hadapan. Pada Tubuh jangkung dan tegap yang berdiri di celah antrean itu, hingga kemeja pas badan yang mencetak jelas otot-otot liat di baliknya, serta rambut blonde yang ditata rapi dan juga garis-garis wajah yang maskulin itu. Sungguh, Rania mengenal Zack dengan sangat baik.Laki-laki yang hanya memakai kemeja hitam tersebut masih berdiri memesan sesuatu, sedangkan wanita yang bersamanya adalah perempuan yang dikabarkan bertunangan dengannya. Wanita itu sungguh cantik dengan kaki jenjang dan penampilan layaknya seorang putri konglomerat. Keduanya benar-benar sangat serasi.Bagaimana mungkin Rania dapat bersaing dengan wanita seperti itu. Dirinya bahkan tidak mungkin bisa memasuki pergaulan elit yang wanita itu miliki.Rasa rindu teramat sangat pun menyeruak dengan hebatnya. Dia benar-benar merindukan dekapan laki-laki itu. Bibir Rania bergetar menahan diri agar tidak bersuara. Entah bagaimana membendung serbuan emosi yang d
Baca selengkapnya

BAB 6 - PERTEMUAN ZACK DAN WANITA ITU

“Kenapa kau malah repot-repot mau menyingkirkan berita pertunangan itu?” Amanda duduk menyilangkan kaki pada sofa di ruangan kerja Zack. Sorot matanya diam-diam menggoda Zack yang saat itu tengah sibuk di meja kerja, memandangi kertas berisikan projek baru. Nadanya terdengar datar saat menjawab. “Karena itu berita palsu.”Dahi Amanda mengernyit seketika. Dia menggigit bibir bawahnya tanpa sadar, seolah terusik akan jawaban yang baru saja Zack berikan.“Berita palsu yang memberimu keuntungan,” balas Amanda, diiringi sedikit deheman. “Akui saja. Dengan adanya berita itu, banyak perempuan yang mundur mendekatimu karena merasa takut padaku. Karena, hanya aku yang sepadan denganmu.” Amanda sengaja bersolek habis-habisan demi menemui Zack. Berharap kali ini, pria itu melihatnya dengan cara yang berbeda. Lagipula, lelaki itu sendiri yang mengundangnya untuk bertemu dan membahas masalah ini. Tanpa disuruh pun, Amanda rela datang walau hanya dengan merangkak ke pangkuan pria itu.
Baca selengkapnya

BAB 7 - MENYERAH

Dua minggu berlalu sejak Rania keluar dari rumah sakit. Ia hanya berdiam diri di rumah Jennie. Tak pernah punya niat melakukan apa pun. Namun, ada hal yang terus mendesak di hatinya. Dorongan untuk mengabarkan semua ini kepada Zack, mulai dari rasa sakit kejadian waktu lalu, dan keadaan bayi mereka yang sangat lemah. Semuanya. Dia ingin bercerita pada pria yang perlahan membuat rindu akan sosoknya.Rania menggigit bibir, lalu berlari secepat kilat untuk mengambil ponsel di kamar. Dia mencoba untuk menghubungi Zack dan lagi-lagi teleponnya tidak tersambung. Seolah ada tembok penghalang yang tak mampu Rania tembus. Sembari berdiri gelisah, dia pun beralih menelepon Huges. Saat suara dingin Huges menjawab dari seberang, Rania pun berusaha bersikap tenang. “Di mana Zack?” Rania tidak repot-repot berbasa-basi.“Kenapa Anda mencari Mr. Lawson Kembali? Bukankah semua sudah sangat jelas, Nona Camerry”“Saya ingin bertemu Zack.”“Untuk apa?”“Ini maslaah pribadi kami, Mr. Andreas. Per
Baca selengkapnya

BAB 8 - WAKTU YANG BERLALU

Tiga tahun kemudian. Blue Island, pulau kecil di pesisir Amerika.Angin membawa wangi khas roti yang manis di sepanjang jalan pada pusat wisata Pantai Blue Island. Di sebuah toko roti dengan bangunan bercat cokelat tua, terlihat pengunjung berdatangan setiap sepuluh menit sekali. Meja-meja minimalis dengan desain yang manis itu pun tampak penuh. Berbagai jenis roti berjejeran di etalase. Di Tengah-tengah keriuhan pengunjung yang memadati toko roti, Jennie masuk sedikit tergesa dengan peluh bercucuran. Kedua tangan wanita itu tampak penuh dengan berbagai buku dalam dekapan. Napasnya berembus lelah ketika dia menyerobot antrean di meja pemesanan, membuat beberapa orang mengernyit dan melirik gusar.“Oh, maaf. Aku bukan pelanggan di sini.” Ia meletakkan buku di atas meja tinggi di samping meja pemesanan. “Jangan khawatir, pesananku sudah selesai sebelum aku tiba.”Dia memberi senyuman lebar pada orang-orang yang mengernyitkan dahi akibat aksi barusan.Perhatian Jennie pun beralih k
Baca selengkapnya

BAB 9 - AROMA ROTI YANG MENGGODA

Dua hari yang lalu, Di Manhattan, Moon Light Hotel.“Tidak ada untungnya kau ikut.”Amanda tampak bergerak gelisah mengikuti tiap Langkah Zack yang berpindah dari lemari ke tempat tidur. Pria itu sibuk menyusun kemeja-kemejanya ke dalam sebuah koper hitam besar.Dengan sedikit acuh dan tangan yang penuh, jelas sekali mood Zack tidak dalam keadaan yang baik.Mendengar perkataan Zack yang dingin, tentu saja Amanda sedikit tidak terima. “Memangnya kenapa? Sekarang aku adalah tunanganmu.” Zack mengernyit ketika lagi-lagi Amanda bergelayut di lengannya. Hal yang paling tidak disukai Zack. Terutama pada wanita yang manja dan sedikit memaksa.“Aku tidak ke sana untuk berlibur. Ini soal pekerjaan.” Dengan sedikit mendorong tubuh Amanda untuk memberi jarak, Zack pun menepis wanita yang bergelayut manja di lengannya.Tanpa peduli akan gestur penolakan dari Zack, Amanda terus saja menempelkan diri. “Aku tidak ingin kita berpisah terlalu lama. Akan banyak gossip yang beredar di luar sana
Baca selengkapnya

BAB 10 - KERIBUTAN DI DEPAN TOKO

Suara dering ponsel yang berada di atas kasur menarik Zack dari lamunan. Sejak tadi dia tanpa sadar diam mematung di depan cermin. Dasi yang setengah rapi di lehernya menandakan dirinya tengah melamun terlalu lama.Laki-laki itu menarik napas dalam-dalam dengan mata terpejam sesaat.“Well, Damn!” desisnya diikuti geraman pelan. Tangannya menarik dasi yang masih setengah jadi itu, dan dengan perasaan kesal melemparkan benda bermotif garis-garis biru tersebut ke lantai.Setelah menghembuskan napas, Zack berjalan cepat dan mengambil ponselnya dari Kasur.Tanpa melihat siapa yang menghubungi, dia mengangkat panggilan itu begitu saja. “Hallo, Honey. Aku―”Begitu mendengar suara feminim di ujung sambungan, rasa marah yang tadinya reda pun seolah hendak menyeruak kembali.“Aku tidak ada waktu untuk sekedar basa-basi!” Seketika saja Zack memutus sambungan tersebut.Dia tidak peduli dengan pembicaraan selanjutnya. Jemari Zack bergerak cepat mencari nama asistennya yang baru, Cinty
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status