Semua Bab Suami yang kukira cupu ternyata suhu.: Bab 11 - Bab 12

12 Bab

11. Mulai membuka tabir rahasia.

Aku duduk seorang diri di bangku panjang bercat warna putih. Kontras dengan dinding yang memiliki warna yang sama. Dalam satu baris terdapat dua kursi panjang yang bersusun rapi namun di berikan jarak. Di sebelahku ada dua orang ibu-ibu hamil yang ditemani suaminya. Sedangkan bangku yang ada di hadapanku ada sekitar 6 orang ibu-ibu yang duduk. Terdapat dua orang yang sama sepertiku datang tanpa ditemani suami. Sebenarnya, ini sudah kesekian kali aku datang ke dokter kandungan tanpa ditemani dengan Mas Galuh. Karena perdebatan pagi tadi dan beberapa hari belakangan ini, membuatku enggan untuk menagih janjinya padaku. Serasa ada sekat di hatiku yang aku sendiri tak tahu itu karena apa. “Ibu Elliana!” seru seorang wanita berseragam putih di depan ruangan yang pintunya terbuka. Di tangannya terdapat map yang aku yakini adalah data dan rekam medis milikku. “Iya,” jawabku. Aku berdiri dan mendekatinya. Perawa
Baca selengkapnya

12. Kenyataan pahit.

“Itu bukan rumah kosong, Dek. Ada kok orangnya di dalam, orangnya memang rada tertutup gitu. Jarang keluar rumah hanya sesekali saat suaminya pulang mereka keluar bersama anaknya yang berumur kurang dari 2 tahun,” jelas wanita baik itu. Dia mengajakku untuk masuk ke dalam rumahnya. “Benarkah? Kalau boleh tahu, suaminya kerja apa, Mbak? Oh ya, nama Mbak siapa?” Wanita itu mengulurkan tangannya padaku. Tentu saja langsung aku sambut dengan senang hati. "Kamu bisa panggil aku Mbak Asma." "Kalau saya Etta, Mbak," balasku memperkenalkan diri. Aku tak sepenuhnya berbohong, nama itu aku ambil dari nama belakangku sendiri. Mendengar dari nada suara dan ucapan Mbak Asma, aku bisa menarik kesimpulan jika perempuan ini suka mengobrol dan jika mengobrol sampai lupa waktu dan privasi. "Suaminya tadi kerja apa, Mbak? Soalnya aku lihat dari luar rumahnya tampak bagus desainnya. Apa seorang arsitek?" Aku ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status