Share

16. Penolakan Eliana.

"El! Eliana!" Pagi-pagi sekali teriakan Mas Galuh menggema di rumah ini. Aku yang tengah duduk santai di teras belakang hanya diam tak menanggapi sambil menikmati secangkir coklat panas dipadu sepiring kecil roti bakar.

Teriakan itu beberapa kali masih terus bergema hingga derap langkah kakinya terdengar mendekat ke arahku.

"El, aku memanggilmu sedari tadi. Apa mulutmu itu bisu?" sentak Mas Galuh setelah berhasil mendapatiku duduk di teras belakang ini. Kupandangi sekilas wajah lelaki yang semalaman tak pulang itu.

Ada rasa nyeri yang merayap di hati ini membayangkan semalaman dia tidur dalam dekapan wanita lain di belakangku.

"Lagian ngapain pakai teriak-teriak pagi-pagi begini Mas. Memangnya apa yang membuatmu panik setelah semalaman tak pulang, Mas?" cibirku mengacuhkan keberadaannya yang kini telah berdiri tepat di sampingku.

Dari sudut mataku dapat kulihat wajah mas Galuh tampak tersentak kaget. Dia pun berpindah posisi duduk pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status